Senin, 18 Januari 2010

Biarkan Cintamu Berlalu

Biarkan Cintamu Berlalu
Oleh : Yoshi Demson Silalahi
Malam itu langit terlihat gelap, awan hitam menyelimuti jagad raya, segelap hatiku saat ini, dan sepertinya mau hujan, kilat dimana-mana, ah…mau hujan kek aku tidak peduli, yang jelas hatiku sekarang gundah gulana, entah kenapa aku selalu teringat sama Coke, laki-laki yang pernah kucintai dan sangat kucintai yang selalu isi hari-hariku, dan tak pernah kusadari bahwa dia sebenarnya tidak pernah cinta sama aku, aku hanya pengisi waktu luangnya saja, aku salah menduga arti senyum dan kehadirannya disampingku yang selama ini membuatku terbuai, ternyata itu smua hanya sesaat
Mungkin aku bodoh mau terbawa perasaan sampai selarut ini. Hingga membuatku sedikit gila dan memang gila, karena sampai saat ini aku masih takut dan trauma dekat dengan yang namanya cowok, karena aku menganggap semua cowok itu sama. Tak ada ubahnya, hanya nama saja yang beda, tapi kalau hatinya sama seperti yang pernah kukenal dan mungkin lebih kejam.
Ah…tapi itu tidak akan menyelesaikan masalahku. Aku tidak mau terkubur dengan masa lalu, karena ada orang bilang “orang yang selalu melihat kebelakang dia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi didepan”. Kata itu pernah diucapkan seseorang padaku, namanya Yoshi, dan dia mengatakan bahwa dia mampu menggantikan kasih sayang yang pernag Coke berikan. Dia juga sepertinya serius, tapi aku takut, aku tidak mau jatuh dua kali pada lobang yang sama. Tapi apakah aku gak menikah sampai mati? Aku bingung gak tahu harus berbuat apa, sehingga jay mengatakan aku tidak ada komitmen tentang suatu keputusan.
Aku masih mencintai dia, aku masih merindukan dia, dan masih pengen kalau dia kembali lagi padaku. Hanya hati ini saja yang tidak siap, karena sudah terlanjur sakit hati melihat dia berdua dengan paribannya. Egois….itulah istilah yang tepat buatku. Aku masih mengingat saat-saat dimana kami harus mengakhiri hubungan itu.
Hari itu tepatnya hari sabtu malam pukul 9, seperti biasa dia selalu menjemputku sehabis mengajar les fisika hampir setiap malam dia menjemputku pada jam yang sama dan selalu setia menungguku kalau aku telat, dia tidak pernah marah, dan itulah yang membuatku semakin jatuh hati padanya. Kesabarannya, itulah yang kubanggakan darinya.
Malam itu aku tidak melihat suatu tanda bahwa kami akan mengakhiri semuanya, tiba-tiba dia mulai mengatakan sepatah kata, dengan suara yang agak berat “Mel aku mau mengatakan sesuatu sama kamu” katanya terpotong seakan menahan sesuat yang sulit diungkapkan. “yah…bilang aja, ada apa?. Dia melihatkau dan sedikit bernafas agak berat. Ini membuatku semakin penasaran. Aku tidak pernah melihat dia seserius ini. Ada masalah apa ya?. Dia melihatku dan sedikit bernafas agak berat.ini membuatku semakin penasaran, dan aku mulai mendesaknya. “ayo gak usah ragu siapa tahu aku bisa Bantu masalahmu” ucapku sabil menarik tangannya dan menggenggamnya seperi aku tidak mau melepasnya. “Mel…!”katanya lagi seraya menatapku. “ada yang mau kusampaikan sama kamu”lanjutnya., dan dia tidak berani lagi menatapku. Dia sepertinya mau menghindar dari kenyataan yang tidak bisa dilepaskannya. “aku mau kita sampai disini saja”katanya singkat tapi sangat menusuk hatiku. Aku tidak percaya bahwa kata itu yang akan keluar dari mulutnya. Darahku sepertinya berhenti mengalir. Sepertinya aku mati dan berada di alam lain.
Dengan sedikit gugup aku bertanya “kenapa…?kenapa bang…..?a…a…apakah aku pernah berbuat salah?apakah aku pernah khianati cintamu?”. Aku mendesaknya seakan butuh penjelasan. Aku mengatakan demikian karena aku selalu setia sama dia dan tidak pernah terpikirkan olehku tuk melirik laki-laki lain. Tanpa kusadari air mataku mulai menetes dari sudut mataku. dadaku rasanya sesak,ingin aku menangis sekuat-kuatnya tapi aku harus tegar, ternayta Cinta yang kubanggakan berakhir seperti ini.
Selama empat tahun aku membina hubungan ini dengan dia, tapi dengan begitu mudahnya dia mengakhirinya. Tidak…tidak…aku tidak mau jeritku dalam hati. Aku sudah mengukir namamu dihatiku dan tak mungkin kuhapus lagi, kecuali aku mati bersamamu. Tapi dia gak peduli dia gak mau tahu, karena mungin di sudah mendapatkan yang lebih dariku, tapi aku kurang apa?apakah karena aku akan pindah kedolok sangul?kenapa gak dari dulu dia mengakhirinya?sebelum akar cintanya tertanam dihatiku?ingin rasanya aku bunuh diri saat itu, aku benar-beenar terpukul, hatiku hancur berkeping.
Perlahan dia melepaskan genggaman tanganku, “Mel carilah laki-laki lain yang lebih baik dariku, aku gak mungkin melanjutkan hubungan ini kalau kita saling jauh, aku gak mampu berpacaran jarak jauh, semoga anak kita kelak bisa berjodoh, selamat tinggal Mel, aku akan merindukanmu….!”kemudian dia pergi dan tak mungkin kembali kepadaku lagi. Aku terpaku dan diam seribu bahasa. Alasannya terlalu klise, aku tidak percaya itu, pasti ada alasan lain, dan aku tidak perlu mencari tahu tentang itu karena itu akan membuatku sakit hati. Untuk apa? Toh semuanya sudah terjadi. Dia sudah pergi meninggalkanku.apakah aku harus mengemis cinta padanya? Tidak! Itu bkan typeku.
Sekarang dia mau balik lagi padaku, dan dia mengatakan bahwa dia menyesal telah melakukan semua itu, “Mel…aku mau balik lagi… saya mohon kamu mau menerimaku kembali please….!aku menyesal telah melakukan itu semua, kini aku baru sadar…..ternyata aku tidak bisa hidup tanpamu, kembalilah Melatiku sayang”dia meratap dan memohon. Sebenarnya aku kasihan, iba melihat dia, tapi aku gak mungkin menerima dia lagi, dia telah menyakitiku, da aku tidak mau mencintai karena kasihan, itu akan membuatnya lebih sakit lagi. Aku tahu mungkin dia telah dicampakkan kekasihnya yang baru, dan dia mau kembali kepadaku sebagai pelampiasan saja. “tidak….aku tidak mau sebagai pelarian cintamu. Kenapa ketika aku meratap dan memohon kepadamu kamu tidak peduli? Ketika aku butuh kasih sayangmu kau mencampakkanku? Apakah itu dikatakan cinta sejati?tidak coke…tidak….aku tidak mau disakiti lagi….pergilah kepada kekasihu yang baru itu” kataku seraya berlalu dari dari hadapannya.
Aku harus menunjukkan sama dia bahwa aku bisa melalui semuanya tanpa dia, walau hatiku sakit. Aku tiak menyesal mencintainya, karena aku yang memilihnya, biarlah saat-saat bersamanya hanya kenangan indah bagiku. Dan biarlah cintamu berlalu seiring dengan waktu.
Biarkan kupergi
Menyusuri jalan berliku
Walau sakit kurasakan
Mimpi indah bersamamu hanya sementara saja
Aku terluka di relung hatiku yang paling dalam
Aku harus melupakan kisah kasih denganmu
Biarkan kuhidup tanpa cintamu.
Sekian. Tanks
cerita ini buat Melati di SMP negeri Dolok sanggul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar