Jumat, 29 Januari 2010

SURAT PEMBERITAHUAN

PANITIA PENTAS SENI
SD-SMP-SMA SANTA LUSIA
Jl. Medan-Batangkuis Km 14 No. 123 Sei Rotan

No : 02/PPS SD-SMP-SMA ST.LS/01/10 Sei Rotan, 27 Januari 2010
Hal : Pemberitahuan Kepada Yth :
Orangtua/Wali siswa/i
Di tempat

Dengan hormat,
Salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Sehubungan dengan diadakannya Pentas Senu SD-SMP-SMA Santa Lusia Sei Rotan pada :

Hari : Sabtu, 8 Mei 2010
Waktu : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Lapangan SMP-SMA Santa Lusia Sei Rotan

Sehubungan dengan hal tersebut kami panitia Pentas Seni SD-SMP-SMA Santa Lusia Sei Rotan datang kehadapan Bapak/Ibu orangtua/wali siswa/i kami memberitahukan bahwa dana yang dikutip dari siswa untuk mendukung kesusksesan Pentas Seni tersebut adalah :

1. Setiap siswa/i dikutip sebesar Rp.25.000,-
2. Bagi siswa/i berjumlah 3 orang atau lebih yang sekolah di Santa Lusia Sei Rotan akan diberikan diskon sebesar Rp.5000,- /siswa

Demikian kami sampaikan kepada orangtua/wali anak didik kami dengan harapan seluruh orangtua anak didik kami akan mendukung program kegiatan tersebut agar tercipta siswa/i yang kreatif, inovatif, perduli terhadap lingkungan hidup dan berguna bagi seluruh komponen masyarakat, terutama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.

Atas kerjasama yang baik dari Bapak/ibu kami haturkan terima kasih banyak, semoga Tuhan memberkati kita semua dan melimpahkan anugrah-Nya kepada Kita.

Hormat kami,
Panitia Pentas Seni 2010
Keluarga Besar Santa Lusia Sei Rotan
(SD – SMP – SMA)
Ketua Panitia, Sekretaris,


D.Silalahi, S.Si A.Situmorang,AMd

Mengetahui,
Ka. SD Santa Lusia, Ka.SMP – SMA Santa Lusia,


Sr.Jeanne Sagala,KSFL Sr.Maristella Situmorang,KSFL

Senin, 18 Januari 2010

Proposal PENSI

PANITIA PENTAS SENI
SD-SMP-SMA SANTA LUSIA
Jl. Medan-Batangkuis Km 14 No. 123 Sei Rotan

No : 01/PPS SD – SMP – SMA ST.LS/I/2010
Lampiran : 1 (satu) berkas proposal
Hal : Mohon Bantuan
Kepada Yth :
……………………………
di tempat

Dengan hormat,
Salam salam nama Tuhan Yesus Kristus.
Sehubungan dengan diadakannya Pentas Seni Keluarga Besar SD – SMP – SMA Santa Lusia Sei Rotan pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Mei 2010
Waktu : Pukul 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : Lapangan SMP dan SMA Santa Lusia Sei Rotan

Berkenan dengan hal tersebut kami Panitia Pentas Seni Keluarga Besar SD – SMP – SMA Santa Lusia Sei Rotan datang kehadapan Bapak/Ibu donatur agar sudi kiranya berpartisipasi demi terlaksananya acara Pentas Seni tersebut.
Demikianlah surat permohonan ini kami sampaikan. Atas partisipasi dan bantuan serta kerjasama yang Bapak/Ibu donatur berikan kami haturkan terimakasih.
Hormat kami,
Panitia Pentas Seni 2010
Keluarga Besar Santa Lusia Sei Rotan
(SD – SMP – SMA)
Ketua Panitia, Sekretaris,


D.Silalahi, S.Si A.Situmorang,AMd

Mengetahui,
Ka. SD Santa Lusia, Ka.SMP – SMA Santa Lusia,


Sr.Jeanne Sagala,KSFL Sr.Maristella Situmorang,KSFL

Nama Acara
PENTAS SENI KELURGA BESAR SANTA LUSIA SEI ROTAN
( SD-SMP-SMA)
Tema Acara
“ SAVE OUR PLANET TO GET YOUR DREAM ”

PENDAHULUAN
Protege Creaturam, Lindungilah Ciptaan, merupakan suatu ungkapan dan sekaligus ajakan yang sangat penting untuk direnungkan dan dilaksanakan, mengingat kondisi alam yang terjadi akhir – akhir ini. Kerusakan lingkungan yang berdampak pada pemanasan global, memberikan efek yang sangat dasyat terhadap segala mahluk ciptaan di bumi. Maka permasalahan yang dihadapi oleh manusia sebenarnya tidak terlepas dari pengaruhrendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam serta rendahnya upaya berupa aksi nyata terhadap peletesarian lingkungan hidup.

Melestarikan lingkungan hidup merupakan keharusan bagi siapapun yang mendiami bumi ini. Bumi menjadi tempat manusia untuk beraktifitas, menjalani, mengisi hidup dan kehidupannya, bumi juga menjadi tempat manusia meraih impian melalui pengembangan – pengembangan kreatifitasnya. Bumi yang lestari akan sangat mendukung bagi manusia dalam menjalankan segala bentuk aktifitasnya serta meraih impian hidupnya.

Upaya – upaya penyadaran akan pentingnya pelestarian alam sebenarnya sudah diupayakan dan menjadi perhatian dunia, khususnya lembaga PBB, pada bulan November melaksanakan konfrensi perubalan iklim di Kopenhagen Denmark. Ini bukti keprihatinan dunia akan kondisi alam yang terjadi saat ini. Namun upaya tersebut hanya terjadi dalam tingkatan yang sangat luas dengan program – program yang sangat canggih, padahal seharusnya diupayakan mulai dari lingkungan terkecil dan terjadi disegala lini kehidupan manusia, karena setiap insan dibumi harus sadar dan banyak bergerak untuk meletestarikan alam lingkungannya.

Keluarga besar Santa Lusia Sei Rotan ( SD – SMP – SMA ), merupakan lembaga tempat dimana generasi muda dididik untuk menjadi generasi yang sadar sekaligus mau bertindak untuk melestarikan alam. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, SD – SMP – SMA Santa Lusia berperan dalam upaya menyadarkan warganya akan pentingnya pelestarian alam. Salah satu program yang akan dilaksanakan adalah melaksanakan Pentas Seni dengan mengambil Thema : “ Save Our Planet To Get Your Dream”. Melalui acara Pentas Seni kiranya warga Santa Lusia secara khusus, dan masyarakat secara umum diajak untuk menyadari betapa pentingnya pelestarian bumi karena bumi menjadi tempat mereka untuk meraih segala impian – impian hidupnya. Acara pentas seni itu sendiri akan dikemas sedemikian rupa sehingga setiap orang yang terlibat dan menyaksikan acara tersebut semakin sadar dan peduli akan kelestarian bumi ciptaan.

Keluarga besar Santa Lusia Sei Rotan mengambil peran di dalam upaya penyadaran pelestarian bumi bukan dengan konferensi, tetapi dengan pagelaran seni, dan aneka pertunjukan lainnya. Mudah – mudahan dengan acara ini harapan kita untuk bumi yang lestari dapat terwujud.

TUJUAN KEGIATAN

Terdapat dua target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan acara ini. Kedua target tersebut adalah:
1. Untuk Masyarakat Umum
a. Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam.
b. Menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa bumi adalah tempat segala aktivitas manusia terjadi untuk itu perlu dilestarikan.
c. Mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan memulai dari sendiri dan melakukan dari yang terkecil
2. Untuk Keluarga besar Santa Lusia Sei Rotan
a. Menanamkan kesadaran bagi para pelajar Santa lusia akan pentingnya pelestarian alam
b. Mengajak pelajar-pelajar yang ada di Santa Lusia Sei Rotan untuk berpartisipasi dalam upaya penyadaran akan pentingnya pelestarian alam melalui kreativitas mereka
c. Menggali serta mengembangkan potensi dan bakat para pelajar dibidang seni.
d. Memberikan kontribusi positif terhadap masyarakt umum dalam bentuk acara kepedualian akan kelestarian alam melalui pentas seni

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Acara Pentas Seni ini akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Mei 2010
Tempat : Lapangan SMP dan SMA Santa Lusia Sei Rotan
Jl. Medan- Batang Kuis No. 123 Sei Rotan
Kab. Deli Serdang-SUMUT 20371

SUSUNAN PANITIA

Penanggungjawab : Sr.Maristella Situmorang,KSFL
Sr.Jeanne Sagala,KSFL
Ketua Panitia : D.Silalahi,S.Si
Wakil Ketua : N.Simbolon, S.Pd
Sekretaris : A.Situmorang,AMd
Bendahara I : E.Peranginangin, S.Pd
Bendahara II : J.Purba,S.Pd

Seksi – Seksi
1. Seksi Acara
Koordinator : - P.Sihombing,S.Pd
- Sr.Dominika,KSFL - Sahat P Sagala - Meylin - Chetrin
- V.Batubara,S.Pd - Felly - Lusia - Fransiska
- A.Sitanggang, S.Pd - Hervina - Johan - Hesekiel
2. Seksi Konsumsi
Koordinator : - L.Tamba,Ama.pd - Berry - Aliman
- A.Ginting,S.Pd - Masnur - Bastian
- S.Simbolon,Am.Pd - Reni - Juli
- Maria S - Vethi
- Imam - Indra Kaleb
- Sopar - Bintang
- Maria Debora - Jentini
- Fransiska - Ronal Purba
- Candra - Yongki
3. Seksi Dekorasi
Koordinator : - Z.Situmorang, S.Pd - Restina - Pretty - Berto - Febiola
- D.Siahaan, S.Si - Ravon - Ayu - Karlina - Novita G
- C.Sinurat,S.Pd - Binsar - Jumadi - Mega - Jamian
4. Seksi Humas
Koordinator : - J.Simanjuntak,S.Pd - Liliana - Josua Bintang
- K.Manalu,Am.pd - Vincentius
5. Seksi Dana
Koordinator : - T.Sinaga, S.Pd - Lambok - Yolanda - Angel
- S.Sirait,Am.Pd - Maria Krisma - Radiaman - Novita G
- D.Butar – butar,S.Si - Fauka - Theresia H - Mikha
6. Seksi Kerohanian
Koordinator : - Sr.Brigita,KSFL - Desi Anbarita - Nora
- Sr.Karmelita,KSFL - Hotria - Imanuel
- R.Silalahi,S.Pd - Cicilia - Elly Stevani
7. Seksi Peralatan / Tempat
Koordinator : - G.Silalahi - Jonri - Lourdes - Evi - Dick Ceny
- M.Pasaribu,S.Si - Albinus - Santina - Arlita - Jamian
- J.Tambunan, S.Kom - Olafhan - Darman - Petrus - Rahmadin
8. Seksi Keamanan
Koordinator : - B.Situmorang



BENTUK ACARA

Waktu Nama Acara Petugas
10.00 – 12.00
12.00 – 13.00

13.00-13.15
13.15 – 13.30




13.30 – 14.00
14.00 – 14.30
14.30 – 15.00
15.00 – 15.30

15.30 – 16.00
16.00 - 16.15
17.00 – 17.15
17.15 – 17.30 Misa Bersama
Makan siang bersama

Vocal Group
Kata sambutan




Pagelaran Tari Daerah Sumatera Utara
Fragmen dengan Thema “Save Our Planet”
Pagelaran Band
Vocal solo
Pagelaran Band

Pagelaran Tari – tari Kontemporer
Lucky Draw
Penutup Seksi Kerohanian
Semua warga Santa Lusia, orangtua dan undangan
SMP St.Lusia
• Ketua Panitia
• OSIS
• Undangan
• Sponsor
• Kepala Sekolah
Siswa SD Santa Lusia
Siswa SMA Santa Lusia
Siswa SMP Santa Lusia
Siswa SD – SMP – SMA Santa Lusia
Siswa SMA Santa Lusia
Siswa SMP dan SMA Santa Lusia
MC
MC

*) Acara dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

ANGGARAN DANA

PENGELUARAN

NO URAIAN HARGA SUBTOTAL
I SEKSI ACARA
Biaya Cetak Undangan 1130 x @ Rp.1.000 Rp. 1.130.000
Biaya Foto Copy tata Acara 1130 x 2 Lbr @ Rp. 100 Rp. 226.000
Biaya Kostum Penari - Rp. 2.000.000
Biaya Pelatih Penari 2 orang x 8x@ Rp. 150.000 Rp. 2.400.000
Biaya Pelatih Fragmen 1 orang x 8 @ Rp.200.000 Rp. 1.600.000
SUB TOTAL Rp. 7.358.000
II SEKSI KONSUMSI
Biaya Makan Siang Undangan + siswa 1130 x @ Rp. 10.000 Rp. 11.300.000
Biaya Konsumsi VIP 20 x @ Rp. 15.000 Rp. 300.000
Aqua Minum 20 kotak @ Rp. 18.000 Rp. 360.000
Biaya Konsumsi Pelatih ( fragmen & tari) 3 orang x 8 x @ Rp. 8.000 Rp. 192.000
Biaya Konsumsi Rapat Panitia 27 x 4 x Rp. 8.000 Rp. 864.000
SUB TOTAL Rp.13.016.000
III SEKSI PERALATAN
Biaya Sewa Kursi 1130 x @ Rp. 1.000 Rp. 1.130.000
Biaya Sewa Tratak/ Tenda 16 Unit x@ Rp. 160.000 Rp. 2.560.000
Sewa Sound System kapasitas 6.000 wat - Rp. 3.000.000
Biaya Sewa Band komplit - Rp. 2.500.000
SUB TOTAL Rp. 9.190.000
IV SEKSI DANA
Biaya Cetak Proposal 20 x @ RP. 20.000 Rp. 400.000
Biaya Distribusi Proposal 3 x @ Rp. 100.000 Rp. 300.000
SUB TOTAL Rp. 700.000
V SEKSI DEKORASI
Biaya Dekorasi Panggung - Rp. 1.000.000
Biaya Tata Rias Pengisi Acara - Rp. 500.000
Biaya Pembuatan Replika Bumi 4 buah @ Rp. 150.000 Rp. 600.000
SUB TOTAL Rp. 2.100.000
VI SEKSI HUMAS
Biaya Cetak Spanduk 5 buah @ Rp. 125.000 Rp. 625.000
Biaya Pasang Spanduk 5 buah @ Rp. 15.000 Rp. 75.000
Biaya Cetak Poster 20 buah @ Rp. 20.000 Rp. 400.000
Biaya Distribusi Undangan 2 x @ Rp. 150.000 Rp. 300.000
SUB TOTAL Rp. 1.400.000
VII SEKSI KEROHANIAN
Biaya Stependium - Rp. 300.000
Biaya Kelengkapan Acara Misa Rp. 550.000
SUBTOTAL Rp. 850.000
VIII SEKSI KEAMANAN
Biaya Keamanan - Rp. 500.000
SUB TOTAL Rp. 500.000
Biaya Tidak Terduga 10 % Rp. 3.511.400
TOTAL DANA Rp. 38.625.400


SPONSORSHIP

Bentuk sponsorship yang kami tawarkan :
1. Sponsor Platinum Rp. 5.000.000
Pihak sponsor mendapatkan:
a. Blocking panggung selama 15 menit ( Boleh digunakan untuk kegiatan promosi apa pun)
b. Pemasangan logo perusahaan/ produk di panggung
c. Penyebaran flyers/ brosur/ sample produk
d. Pemasangan spanduk di lokasi selama 1 minggu sebelum acara
e. Pemasangan umbul-umbul dilokasi
f. Pembukaan stand di lokasi acara ( Meja & kursi disediakan)
g. Advertise pada waktu acara berlangsung oleh MC




2. Sponsor Gold : Rp. 3.000.000
Pihak sponsor mendapatan:
a. Blocking panggung selama 15 menit ( Boleh digunakan untuk kegiatan promosi apa pun)
b. Pemasangan logo perusahaan/ produk di panggung
c. Penyebaran flyers/ brosur/ sample produk
d. Pemasangan spanduk di lokasi selama 3 hari sebelum acara
e. Pembukaan stand di lokasi acara ( Meja & kursi disediakan)

3. Sponsor Silver : Rp. 1.500.000
Pihak sponsor mendapatkan:
a. Pemasangan logo perusahaan/ produk di panggung
b. Penyebaran flyers/ brosur/ sample produk
c. Pemasangan spanduk di lokasi selama 3 hari sebelum acara
d. Pembukaan stand di lokasi acara ( Meja & kursi disediakan)

Bentuk dan besarnya sponsorship bersifat fleksibel dan dapat dinegosiasikan ulang. Tetapi disamping itu tidak tertutup kemungkinan bagi panitia tetap menerima bentuk partisipasi lain diluar yang sudah ditawarkan. Terima kasih atas perhatiannya dan kami harapakan kerjasama Anda.


INFORMASI

Untuk konfirmasi sebagai sponsor dapat menghubungi ;
Sr. Marisella Situmorang, KSFL CP: 081265371731
Sr.Jeanne Sagala, KSFL CP:
Demson Silalahi, S.Si CP: 081260066353












PENUTUP

Dalam kesempatan ini kami Panitia Pelaksana Pentas Seni ini, mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang turut membantu kami baik berupa materil maupun moril sehingga acara ini nantinya dapat berjalan dengan baik sesuai harapan kita bersama.
Segala kekurangan dan kelemahan, sumbang saran dan kritik akan kami terima sebagai bahan masukan dan perbaikan dalam pelaksanaanya

Demikianlah proposal ini kami sampaikan atas bantuan serta kerjasama yang baik kami haturkan terima kasih.


Hormat kami,
Panitia Pentas Seni 2010
Keluarga Besar Santa Lusia Sei Rotan
( SD-SMP-SMA)


Ketua Panitia, Sekretaris,


Demson Silalahi, S.Si Ani Situmorang,AMd


Mengetahui,
Ka. SD Santa Lusia, Ka.SMP – SMA Santa Lusia,


Sr.Jeanne Sagala,KSFL Sr.Maristella Situmorang,KSFL

WISUDAKU YANG KELABU

WISUDAKU YANG KELABU
DEMSON SILALAHI AMBARITA-NEGERI ASIH
Pagi itu matahari bersinar sangat cerah, secerah hatiku saat ini, karena saat ini hari yang paling membahagiakan dalam hidupku yaitu, aku diwisuda dan ortuku juga pasti bangga dengan anaknya yang bisa meraih gelar sarjana dari salah satu Universitas Negeri di Medan.
Satu minggu sebelum hari ini, aku sudah memberitahu kedua ortuku yang ada di tarutung bahwa hari ini aku diwisuda. Seperti biasanya kalau dari kampung semua keluarga pasti ikut karena ini termasuk hal yang harus dirayakan apalagi aku merupakan anak pertama dan merupakan suatu kebanggaan bagi keluarga kalau ada yang diwisuda.
Pagi itu aku tidak merasakan hal-hal yang tidak enak atau semacam firasat yang kurang baik, mungkin karena aku sudah terbawa dengan kegembiraan sehingga tidak sampai memikirkan hal itu. Aku menjalani hari-hariku seperti biasa layaknya seperti mahasiswa yang lain.
Acara wisuda telah dimulai semua wisudawan telah memasuki gedung, tapi aku tidak melihat salah satu keluargaku, aku mulai was-was dan sedikit kecewa. Aku mengawasi setiap orang yang baru masuk gedung ini, aku semakin kecewa karena aku tidak melihat salah satu dari mereka. Tiba-tiba disaat aku mulai putus asa, aku seolah-olah melihat ada orang yang melambai kearahku dan sepertinya memanggil namaku walaupun kurang jelas karena banyaknya orang didalam gedung, aku melihat kearah suara itu untuk memastikan, ternyata benar, itu adalah tulangku dan disampingnya ada nantulangku, tapi…..kenapa mereka yang datang mana kedua orangtuaku?
Kekecewaanku semakin membuncah! acara wisuda jadi merupakan acara yang paling membosankan. Aku ingin segera melihat orang tuaku, menunjukkan kepada mereka bahwa aku mampu dan tidak mengecewakan jerih payah mereka untuk menguliahkanku. Aku tahu mereka telah menahan terik dan hujan hanya untuk biaya kuliahku. Hari ini aku harus membalas jasa mereka dengan menunjukkan bahwa aku bisa. tiba-tiba pembawa acara memanggil namaku sebagai lulusan terbaik supaya maju kedepan bersama kedua orangtuaku, dengan iringan lagu “titip rindu buat ayah”
“Bahumu yang dulu kekar
legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk
namun semangatmu tak pernah pudar
memikul beban yang semakin sarat
kau tetap bertahan.”
Lagu ini sangat menggugah hatiku dan membuatku semakin pengen kalau ayahkulah yang harus datang untuk mengambil medalinya karena atas jerih payahnyalah aku bisa meraih ini. Aku tidak memberitahu kedua orangtuaku kalau aku merupakan lulusan terbaik, aku ingin memberi mereka surprice. Aku maju kedepan sambil melihat kearah tulangku. Apakah orangtuaku sudah ada disana, tapi kali ini aku kecewa lagi, yang maju kedepan hanya tulangku, hatiku semakin penasaran kenapa…..?apakah mereka benci samaku? Karena aku pernah ikut aktivis kampus?.
Tulangku langsung memeluk aku ketika kami berdua sudah berada di depan untuk menerima medali, aku sempat melihat ada setitik air mata di sudut matanya, mungkin tulangku terharu dan bangga bahwa aku bisa meraih predikat memuaskan dan lulusan terbaik, dan akupun memeluknya kembali setelah menerima medali dari rector. Aku tidak sempat bertanya dimana kedua orangtuaku karena tulangku langsung kembali ketempat duduknya. Sepertinya dia menghindari sesuatu atau dia tahu kalau aku mau bertanya.
Acara wisuda telah selesai. Aku tidak sabar lagi mau bertanya kepada mereka, aku tidak peduli lagi dengan teman-temanku yang mengajakku untuk berfoto. Aku harus bertanya!sekarang!. sebelum aku bertanya mereka sudah pasang senyum dan menyalamku sembari mengucapkan selamat!dan menarik tanganku untuk berfoto-foto, aku heran kok mereka yang maksa?apakah mereka mau buat surprice untukku?
Acara berfoto telah usai, tapi aku belum melihat kedua orangtuaku, mana surpricenya pikirku?akupun memberanikan diri untuk bertanya. “tulang….. mama dan bapak dimana?” tanyaku dengan mimic yang kecewa. “oh…..mereka dikampung karena ada familily yang baru datang dari Jakarta tadi pagi, jadi gak bisa ditinggal” katanya menjelaskan dengan senyum yang dipaksakan. Sepertinya mereka menutupi sesuatu, masa gara-gara family datang jadi gak bisa ikut? Gak mungkin pikirku. “ayolah…kita langsung pulang aja kekampung…mungkin orangtuamu gak sabar lagi menunggumu dikampug” katanya seraya mengajakku kearah mobil yang mereka tumpangi dari kampung.
Didalam mobil, mereka sangat akrab denganku dengan bertanya ini itu, mungkin ini trik mereka supaya aku tidak bertanya. Tapi aku menjawab semua pertanyaan mereka sampai mereka kehabisan pertanyaan. Dan akhirnya aku bertanya “sebenarnya ada apa tulang? Apa yang terjadi? Sepertinya ada yang tulang sembunyikan sesuatu dari aku?”aku mendesak mereka dengan pertanyaanku. Mereka saling pandang, membuatku semakin penasaran dan takut, jangan-jangan…..ah aku berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh karena baru kemarin aku menelepon mereka untuk memastikan dan mereka sehat-sehat saja.
“sebenarnya… tidak terjadi apa-apa”katanya singkat sambil berfikir. Gak terjadi apa-apa kok…sepertinya ada yang mereka khwatirkan. “tulang….apapun yang terjadi aku sudah siap mendengarnya, tulang gak usah takut, aku sudah dewasa” kataku untuk meyakinkan mereka. Tulangku menarik nafas panjang seakan berat untuk menjelaskannya. Akupun sudah pasrah dengan jawaban mereka. “Jogy….” Katanya menyebut namaku. “bapakmu telah meninggal tadi pagi jam dua dini hari” katanya singkat tapi sungguh membuatku sock berat. Aku langsung menangis didalam pelukan mereka. Ternyata dihari kebahagiaanku Tuhan telah menjemput orangtua yang paling kucintai.
Selama diperjalanan aku tidak berhenti menangis. Aku menyesal wisuda hari ini. Mungkin kalau aku tidak wisuda orangtuaku tidak akan meninggal. “sabar ma ho bere da….dang adong na hot diportibion sude parsatongkinan”nantulangku berusaha menghiburku sambil memelukku. Aku tidak sabar lagi untuk sampai dikampung.
Saat yang kutunggu telah tiba, aku tiba dikampung disambut tangis pilu oleh adek-adekku yang masih kecil. Mereka masih butuh kasih sayang seorang bapak. Mereka memelukku dengan tangis yang sungguh mengharukan, dan juga ibu tercinta yang setia menunggui bapak disampingnya. Aku menghambur kepelukan mama tercinta dan tangis kami tidak tertahankan. Kulihat mata mama sudah sembab, mungkin sudah dari tadi pagi mama menangis.
Aku berusaha tegar menghadapi semua ini, mungkin inilah cobaan bagiku dan juga bagi keluarga, ayahku pergi dari sisi kami saat kami masih membutuhkannya. Selamat jalan ayah semoga kamu tenang disana. Doakan kami yang kamu tinggalkan.
(buat seseorang di TARUTUNG)
Sekian

Biarkan Cintamu Berlalu

Biarkan Cintamu Berlalu
Oleh : Yoshi Demson Silalahi
Malam itu langit terlihat gelap, awan hitam menyelimuti jagad raya, segelap hatiku saat ini, dan sepertinya mau hujan, kilat dimana-mana, ah…mau hujan kek aku tidak peduli, yang jelas hatiku sekarang gundah gulana, entah kenapa aku selalu teringat sama Coke, laki-laki yang pernah kucintai dan sangat kucintai yang selalu isi hari-hariku, dan tak pernah kusadari bahwa dia sebenarnya tidak pernah cinta sama aku, aku hanya pengisi waktu luangnya saja, aku salah menduga arti senyum dan kehadirannya disampingku yang selama ini membuatku terbuai, ternyata itu smua hanya sesaat
Mungkin aku bodoh mau terbawa perasaan sampai selarut ini. Hingga membuatku sedikit gila dan memang gila, karena sampai saat ini aku masih takut dan trauma dekat dengan yang namanya cowok, karena aku menganggap semua cowok itu sama. Tak ada ubahnya, hanya nama saja yang beda, tapi kalau hatinya sama seperti yang pernah kukenal dan mungkin lebih kejam.
Ah…tapi itu tidak akan menyelesaikan masalahku. Aku tidak mau terkubur dengan masa lalu, karena ada orang bilang “orang yang selalu melihat kebelakang dia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi didepan”. Kata itu pernah diucapkan seseorang padaku, namanya Yoshi, dan dia mengatakan bahwa dia mampu menggantikan kasih sayang yang pernag Coke berikan. Dia juga sepertinya serius, tapi aku takut, aku tidak mau jatuh dua kali pada lobang yang sama. Tapi apakah aku gak menikah sampai mati? Aku bingung gak tahu harus berbuat apa, sehingga jay mengatakan aku tidak ada komitmen tentang suatu keputusan.
Aku masih mencintai dia, aku masih merindukan dia, dan masih pengen kalau dia kembali lagi padaku. Hanya hati ini saja yang tidak siap, karena sudah terlanjur sakit hati melihat dia berdua dengan paribannya. Egois….itulah istilah yang tepat buatku. Aku masih mengingat saat-saat dimana kami harus mengakhiri hubungan itu.
Hari itu tepatnya hari sabtu malam pukul 9, seperti biasa dia selalu menjemputku sehabis mengajar les fisika hampir setiap malam dia menjemputku pada jam yang sama dan selalu setia menungguku kalau aku telat, dia tidak pernah marah, dan itulah yang membuatku semakin jatuh hati padanya. Kesabarannya, itulah yang kubanggakan darinya.
Malam itu aku tidak melihat suatu tanda bahwa kami akan mengakhiri semuanya, tiba-tiba dia mulai mengatakan sepatah kata, dengan suara yang agak berat “Mel aku mau mengatakan sesuatu sama kamu” katanya terpotong seakan menahan sesuat yang sulit diungkapkan. “yah…bilang aja, ada apa?. Dia melihatkau dan sedikit bernafas agak berat. Ini membuatku semakin penasaran. Aku tidak pernah melihat dia seserius ini. Ada masalah apa ya?. Dia melihatku dan sedikit bernafas agak berat.ini membuatku semakin penasaran, dan aku mulai mendesaknya. “ayo gak usah ragu siapa tahu aku bisa Bantu masalahmu” ucapku sabil menarik tangannya dan menggenggamnya seperi aku tidak mau melepasnya. “Mel…!”katanya lagi seraya menatapku. “ada yang mau kusampaikan sama kamu”lanjutnya., dan dia tidak berani lagi menatapku. Dia sepertinya mau menghindar dari kenyataan yang tidak bisa dilepaskannya. “aku mau kita sampai disini saja”katanya singkat tapi sangat menusuk hatiku. Aku tidak percaya bahwa kata itu yang akan keluar dari mulutnya. Darahku sepertinya berhenti mengalir. Sepertinya aku mati dan berada di alam lain.
Dengan sedikit gugup aku bertanya “kenapa…?kenapa bang…..?a…a…apakah aku pernah berbuat salah?apakah aku pernah khianati cintamu?”. Aku mendesaknya seakan butuh penjelasan. Aku mengatakan demikian karena aku selalu setia sama dia dan tidak pernah terpikirkan olehku tuk melirik laki-laki lain. Tanpa kusadari air mataku mulai menetes dari sudut mataku. dadaku rasanya sesak,ingin aku menangis sekuat-kuatnya tapi aku harus tegar, ternayta Cinta yang kubanggakan berakhir seperti ini.
Selama empat tahun aku membina hubungan ini dengan dia, tapi dengan begitu mudahnya dia mengakhirinya. Tidak…tidak…aku tidak mau jeritku dalam hati. Aku sudah mengukir namamu dihatiku dan tak mungkin kuhapus lagi, kecuali aku mati bersamamu. Tapi dia gak peduli dia gak mau tahu, karena mungin di sudah mendapatkan yang lebih dariku, tapi aku kurang apa?apakah karena aku akan pindah kedolok sangul?kenapa gak dari dulu dia mengakhirinya?sebelum akar cintanya tertanam dihatiku?ingin rasanya aku bunuh diri saat itu, aku benar-beenar terpukul, hatiku hancur berkeping.
Perlahan dia melepaskan genggaman tanganku, “Mel carilah laki-laki lain yang lebih baik dariku, aku gak mungkin melanjutkan hubungan ini kalau kita saling jauh, aku gak mampu berpacaran jarak jauh, semoga anak kita kelak bisa berjodoh, selamat tinggal Mel, aku akan merindukanmu….!”kemudian dia pergi dan tak mungkin kembali kepadaku lagi. Aku terpaku dan diam seribu bahasa. Alasannya terlalu klise, aku tidak percaya itu, pasti ada alasan lain, dan aku tidak perlu mencari tahu tentang itu karena itu akan membuatku sakit hati. Untuk apa? Toh semuanya sudah terjadi. Dia sudah pergi meninggalkanku.apakah aku harus mengemis cinta padanya? Tidak! Itu bkan typeku.
Sekarang dia mau balik lagi padaku, dan dia mengatakan bahwa dia menyesal telah melakukan semua itu, “Mel…aku mau balik lagi… saya mohon kamu mau menerimaku kembali please….!aku menyesal telah melakukan itu semua, kini aku baru sadar…..ternyata aku tidak bisa hidup tanpamu, kembalilah Melatiku sayang”dia meratap dan memohon. Sebenarnya aku kasihan, iba melihat dia, tapi aku gak mungkin menerima dia lagi, dia telah menyakitiku, da aku tidak mau mencintai karena kasihan, itu akan membuatnya lebih sakit lagi. Aku tahu mungkin dia telah dicampakkan kekasihnya yang baru, dan dia mau kembali kepadaku sebagai pelampiasan saja. “tidak….aku tidak mau sebagai pelarian cintamu. Kenapa ketika aku meratap dan memohon kepadamu kamu tidak peduli? Ketika aku butuh kasih sayangmu kau mencampakkanku? Apakah itu dikatakan cinta sejati?tidak coke…tidak….aku tidak mau disakiti lagi….pergilah kepada kekasihu yang baru itu” kataku seraya berlalu dari dari hadapannya.
Aku harus menunjukkan sama dia bahwa aku bisa melalui semuanya tanpa dia, walau hatiku sakit. Aku tiak menyesal mencintainya, karena aku yang memilihnya, biarlah saat-saat bersamanya hanya kenangan indah bagiku. Dan biarlah cintamu berlalu seiring dengan waktu.
Biarkan kupergi
Menyusuri jalan berliku
Walau sakit kurasakan
Mimpi indah bersamamu hanya sementara saja
Aku terluka di relung hatiku yang paling dalam
Aku harus melupakan kisah kasih denganmu
Biarkan kuhidup tanpa cintamu.
Sekian. Tanks
cerita ini buat Melati di SMP negeri Dolok sanggul.

Minggu, 17 Januari 2010

PARIANAKKON NI TUAN SORBANIBANUA

PARIANAKKON NI TUAN SORBANIBANUA
1. PANGOLION NA PARJOLO
2. PARIANOKKONNA SIAN NA PARJOLO
A. Ia oppunta sorbanibanua dialapma parjolo boru pasaribu, marsaripema nasidda, dipukka ma dihutana di balige. Songon dala ni ngolu ni nasida, dibahenma sada pohon(porlak) jala disi tubu bagot, jala boi dohonon sia bagot I mangolu nsida.
B. Jadi sorangma sada anak di nasida. Ala sian bagot na di pohon I do mangolu nasida, jadi dibahenma goarna si bagot ni pohan, na gabe tu nuaeng si bagot ni pohan.
Dungi salelengna naeng sorangma, sahat tu nasorang muse sada anak dinasida , songon na lam tonggima dihilala nasida parluaonna. Ditingki nasalpui, songon na paet do hilala nasida, jala sahat tu nasorang anak paduahon I sai songon mamboan tua do dakdanaki di rohana, gabe dibahenma goarna si PAET TUA.
Dungi sorang ma muse anak patoluhon dinasida, dung lam magodang, dakdanakon taridama pangalohana, sada halak natangkang, ia hola na marbada (marsabung) do diula, hahana pe di alo do marbada, jadi dijouhan halakma nang natorasma ibana LAHI-LAHI PARSABUNG ima na laos goarna SILAHISABUNGAN.
Sorang ma muse anak paopathon di nasida. Dung lam magodang dakdanaki tarida ma pangalahona, utng naburju do,mansai malo do ibana mangaruht pangkataion, ai dang hea hatana mambahen sogoni roha ni manang ise pe. Asa olo didok hatana taringot tung manang na dia pe tu angka hahana nang tu natorasna, sai pittor di olio nasida do alani tohona. Jadi didok natorasnama : sai oloan do hatanion, alani I tabahenma goarna SI RAJA OLOAN.
Dungi sorang ma muse sada anak palimahon di nasida, dungi didok SORBANIBANUA ma tu omputta boru pasaribu : nungnga lima urang hita, si nuan tunas halimasa dang adong si nuan bou, ala ni I tabahenma goarna SI RAJAHUTALIMA.
1. pangoionna na paduahalihon
2. alatan ni si SIBORUBASOPAET
3. parianakkonna sia ina paduahon
4. hamamateni SIRAJAHUTALIMA
5. hamamateni SITUANSORBANIBANUA
dungi sai marhusorima tuan sorbanibanua dibagasan rohana, asa mangoli muse, alani soadongi boruna. Gabe dialapma muse omputta boru SIBASOPAET goarna. Alai tarnanis do laonna ndang na tubuan tuana. Dungi dinasahali ndang na binoto manang na arian manang na borngin, songonna maraltan ma omputta si boru basopaet, di ida ma ro tolu halak tu jabuna di dok na tolu halak I ma : madahan ma hamu inang di hami, jadi didok si basopaetma mangalusi : aha ma dohononku amang , ai si ubeonku pe so marisi. Di antusi natolu halaki do natinembak ni hata si baru basopaet I, ala ni I did ok nasida ma muse : ai ise donganmu dison ale inang?. Dungi didok siboru basopaetma mangalusi, tung ise madonganku, halak na tarpunjung mara do au, tangiang na hapuloan, so marboras siubeonku. Umbaen ahu dang mardongan. Tangis do ahu di dihabunian, martata di sihapataran. Tuak pe nga pardakkadakkaon ale simbora, soroni aringku panomponan di ahu ale oppugn debata. Marpanggalangan do dijabukku sampe di sibaganding, mardongan mangan ahu ningku hape somarabing-abing. Huhut doi tahe amang ai nasian di do hamu? Dungi didok na ro I ma : ia hami inang sahalak sian pusuk buhit, sahalak sian dolok tolong, jala sahalak sian simanuk-manuk. Dungi didok sibasopaetma : ai aha do huroha amang na dialap naditaruhon hamu? Dungi didok nasida mangalusi ; adong mai tutu ale inang nahutaruhon hami, nungnga hudadap hami nadibagasan rohanami, sindakma panaili sai mulak hosa loja, asima roha ni debata mula jadi sai tibu ma ho inang mangompa-ompa. Dungi mulak ma natolu halak i.
C. dungi dang pola sadia leleng dung maralatan si boru basopaet manggora ma pamuro. Hotma dibulanna gok ma di arina. Sorang ma na dihirimon. Hape longangma si borubasopaet ai leneng-leneng do songon pura-pura na sorang i. alai tutu tong do adong banuana. Alai tangkas do parasingan ni lambutan I sian banua. Gabe dibuatma tutu sambilu maneat pusok ni lambutan i. jadi didok siborubasopaet ma : ia halak jolma do ditubuhon hape Ia anggo ahu, pura-pura do hutubuhon. Dungi dipeakkonma tu sumba. Jadi dang manang sadia leleng, marigatma pura-pura I, hape jolma dibagasan, ima sada anak. Ala ni I sumba do ibana di peakkon gabe dibaenma goarna SUMBAN na gabe tu nuaeng SI RAJA SUMBA.
Dungi mangaittubu a muse si borubasopaet tong do sangon si parjolo ditubuhon leneng-leneng songon pura-pura, alai sai maraek-aek, gabe di peakkon ma di sobuan, asa di ossop sobuni aekna i. dang sadia leleng muse marigatma lambutani hape jolma do dibagasan sada anak muse. Ala di sobu di peakkon gabe dibaen ma goarna si SOBU.
Dung mangittubu muse si borubasopaet, tong do muse songon na parjoloi ditubuhon leneng-leneng songon pura-pura. Alai posma rohana ni borubasopaet na ikkon jolma na ditubuhonna nai. Jala didok tuan sorbanibanua aha do umbahen asa sai songoni pangintubum? Dung didok siborubasopaetma : pos ma rohatta naikkon gabe jolma do i. dung manang sadia leleng, marigarma lambutani tutu ma jolma do dibagasan, sada anak muse. Dungi didok sibasopaetma : posma rohatta ia anggo partubu ni on, ala ni I tabaen ma goarna SI POSPOS.
Songoni ma pambaheni sorbanibanua di goarni ana na I ima tubu ni boru pasaribu, dohot goarni anakna natolu tubu sian siborubasopaet, goar marsaut (goar tulu) do I saluhutna, goar ni naulu halak i.

D. jadi di nasahali ditingki marmahan anak ni tuan sorbanibanua naualu I, dibahen nasida ma parlagu-laguan nasida, ima marloppas-loppas. Marloppas-loppas ima marsipatoman. Jala lompas-lompasi dibahen ma sada sian sanggar. Dinamarsilopasan I nasida, pintor sabbariba musuh tubu ni boru pasaribu, jala sambariba muse tubu ni siborubasopaet. Dung marsilompasan nasida, talu ma tubu ni si boru pasaribu. Dungi di paboa tubu ni si boru pasaribu ma na talu nasida tu tuan sorbanibanua. Dungi diajari ma tuan sorbanibanuama nasida (tubu ni si boru pasaribu) mambahen tarugi tu ujung ni lompas-lompas nasida, molo marlagu-lagu nasida muse. Diulahi nasida ma tutu marlompas-lompas I di parmahanan. Alai tong talu tubu ni pasaribu nang pe naung marujung ni tarugi lompas-lompas nasida, ai hona ma simalolong ni si raja hutalima, gabe sai marsahit-sahitma ibana, laos sahitna ima hamateanna. Ido Alana umbahen na ditonahon tuan sorbanibanua tu angka pinomparna, dang jadi mrhorja di bulan sipaha lima.
E. Dungi mangolima sibagot nipohan. Dung mangoli sibagot nipohan,mate ma tuan sorbanibanua. Dung mate tuan sorbanibanua, did ok boru pasaribu ma si baorubasopaet rap dohot anakna natolu I, jadi lintan ma nasida dompak humbang. Tinggalma boru pasaribu dohot anakna na opat I di balige.

PARDALANAN NI SIPAET TUA, SILAHISABUNGAN DOHOT SIRAJA OLOAN NA PARJOLO
1. PARBONSIRAN NI PARDALANAN NI NA TOLU HALAK I MA
2. PARDALANAN NI NATOLU HALAKI NAPARJOLO

A. dung tubu ma anak ni sibagot ni pohan. Di jou ma datu laho manjujur ari partubuon ni poso-poso i. jadi didok datu I ma ingkon ulaon sada horja mnghuntal sileon na bolon jala allangon horbo sakti manang lombu sitio-tio, asa unang mate dakdanaki so marsimpu songon si raja huttal ima. Dung di nalaho mangulahon horja I, disuru sibagot ni pohanma angina na tolu I,ima si paet tua, silahisabungan, dohot sirajaoloan mangalap borotan hau baringin dohot rudang jabi-jabi, asa horas tondi madingin tumpahon ni omputta Debata mulajadi, ima dibatahon si bagot ni pohan. Dungi laho ma nasida natolu, di tongandalan mangkataima nasida natolu, didok silahisabunganma tu hahana dohot tu angina I ; naso uhum do nabinahen ni hahanta on, godang ni jolma sisuruon hape tung hitanatolu ma disuru mangalap sialapon. Jadi dosma tahi nasida asa tinggalhonon ni nasida muse huta I (balige) jala parjolo ma nasida mangkahapi tano na laho inganan nasida muse, ipe asa mambuat borotan i.
B. jadi laho ma nasida mardalan dompak habinsaran. Dung sahat nasida di porsea di tuju nasida ma muse dompak hasundutan. Sahat ma nasida tu tano ni raja mangarerak ima si bias. Sian sibisa manaripar ma nasida tu lontung, siani nangkok manasida torus tu si hotang, siani laho ma tu bakkara, sian I tu meat torus tu dolok tolong, jala nungnga di boan nasida borotani. Dung sahat nasida di huta, dipasahat nasida ma borotan I tu si bagot nipohan. Alai roma sibagot ni pohan mandok ; lehet nai ale hamu anggikku ai horjantai nungnga be hupasahat hami, ai leleng pinaima-ima so marnaro hamuna. Alai nang pe songoni, na boi do muse ulahonont horja sisongoni. Alai murukma SILALAHI SABUNGAN , didokma ; naso uhum, naso adat do nabinahen mi tu hami anggim. Godang ni sisuruon, hape ikkon hami natolu do suruonmu marsiborotan. Tole dang dope rohami,nungnga pittor di pasahat ho horjai ima tandana asa holan ho mangkasuhutton horjai. Ala ni nabinahenmu songoni timus ni apim naso boi idaon nami, jala timus ni api nami naso jadi idaonmu.

JAMBAR NI SI PAET TUA, SILAI SABUNGAN DOHOT SIRAJA OLOAN SIAN RAJA NA BINAHEN NI SIBAGOT NI POHAN
Sasintongna di nalaho mambahen horjai si bagot ni pohan disuruh ibana ma natolui mambuat pulungan tu harangan, si apet tua ma mambuat borotan, silahisabungan mambuat harihir, sirajaoloan mambuat junjung. Asa andorang so mangarunta I nasida na tolu lao manadikkon si bagot ni pohan, di pasahat sibagot ni pohan ma angka jambar ni natolu halak siann horbo ni manilahat i.
Jala angka sandihi na tinggal sian horbo na nilahatani,ima :
a. tandukna nungnga di patampe tu tinorpa tu jolo-jolo ni rumah ni sorbanibanua(sibagotnipohan)
b. ihurna, digantungkon di sale-salean
c. pura-pura digantungkan di pantar(pandiongan)
d. osang-osang disangkotton sandal ni tomboman.
Jadi didok sibagot ni pohan ma : buat hamu natoluma di hamu sada be na tolu sandihi i. ai anggo tanduk I nungnga di tampehon I tu jabunta tanda na ahu anak siahaan.
Alai dang olo silahisabungan dohot sirajaoloan, holan sipaet tua ma na olo manjalo, jala dipillitma pura-pura ni horboi, dung dibereng ibana denggan ulpuhan(parisi) ni pura-pura I, ai sian pura-pura do attong botoon molo na lao denggan parngoluan ni halak na marhorja nang ihutton poda/hata tuan batak. Alai ro ma silahisabungan didokma : harihir naung hubuat hupauli onma husanti gabe jabbarhu sian horbo i. dungi martonggoma siahisabungan, didokma : pangelek maon panagpo, manogo horbo tu borotan, dorma on sitogu harihir ma on di ahu dompak boru ni debata siadopan. Pintor dompak boru ni deba do di patoho silahisabungan dorma sitogu harihir ma i.
Ro muse si raja oloan didokma : junjung buhitma hubuat on ma husanti gabe junjunganku. Dungi martonggoma ibana didoma : ia ipe da ompung, namartua pusuk buhit, hodo parbuhhiton sianjur mula-mula, mula ni turi-turian, mula ni jolma, junjung buhit ma on di ahu na nagabe pangihutan. Ala ni I do ra naumbahen pinompar ni siraja oloan na gabe raja nasakti, raja parbuhitan na jadi pangihutan.
Antong toho doi hape tonggo ni silahisabungani, ai sahat tu sadarion hot do goarni gorsi-gorsi godang ni horbo lao tu borotan, sai lae-lae do I mengelek-elek. Jadi dipangke silahisabungan ma harihir I gabe pulungan ni dormana mambuat tunggana boruna. Sahat tu sadarion tong dope adong dorma sitoguharihir dipargunahon debahalak.
Sahat do bangko I tu pinompar ni silahi sabungan nuaeng on. Ai dang pola madjolohu ra iba mandok, sai songon na bangko hasian do I dipinompar ni silahisabungan madormai boru-boru. Sahat tu nahurang denggan deba, nangpe naung matua, sirsir inanta boru sai naeng dope muse mambuat boru, onma sada bangko di silahisabungan. Dosa nabalga nama bangko na songonon sasintongna,lumobi di hakristenon. Nang pe di poda ni habatahon na andok ; na rarat adong dope nian angka hata na asing di hata batak na mangorai bangko na songon on alai subang roha mandok, lobi on manaringoti bangko ni silahisabungan. Anggiat ma boi bangko na on muse di agohon angka naumposo, ai ido haroro ni Tuhan Jesus tu portibi, naeng paubahon bangko najolo. Asa manang behape namargoar datu na sumurung, na pelpelan na langgat nahinan nang nuaeng, dang piga naumboto dorma sitogu harihir ai I nama dorma (parbasi) na sumurung di hadatuon batak.
Saotik nai hatorangan jabber ni si paet tua, silahisabungan dohot si raja oloan sian horja na binahen ni sibagot nipohan. Tingkos doi na binahen ni sibagot ni pohan I, na pintor manampehon tanduk ni horbo I tu tinorpa ni jabu nai. Ai ido attong jabber ni siahaan. Ido namambahen adong poda habatahon na mandok ; jadi mumpat tanduk sian horbo, lapatanna : dang jadi meret-eret goli-goli(partording) ni parjabbaron/paralaton. Isara di tortor mangaliat.
Manang behape pogos, metmet, leani halak, molo ibana do haha ni partubu ikkon do dijolo. Hatongan muse taringot : boasa ikkon tinggalhonon ni sibagot nipohan ihur dohot osang-osang ni horbo I gabe parjabbaran, ima ; nasa halak mangalahon nahinan, ingkon dibahen do ihur ni na ni lahat na I tu tutuna, ai I do sada partanda naung hea halak mangalahat, molo dung didok hata batak : nungnga manortori tutuna, ai songonna manortor do antong idaon ihur ihur ni horbo I di tingki manutu nasor(cabe).
Mambahen na ditinggal si bagot ni pohan osang-osang ni horbo I, sangkot di sale-salean ni tomboman, ido martanda idaon ni halak naro tu jabuna, paboa naung hea ibana mangalahat.
PARDALANAN NI SIPAET TUA, SILAHISABUNGAN DOHOT SIRAJA OLOAN
1. PARTORDINGNI SI PAET TUA DI LAGUBOTI
2. PARSIRANG NI PARDALANAN NI SILAHISABUNGAN DOHOT SIRAJA OLOAN
A. dung laho ma nasida natolu, ditadingkon ma hutai, mardalan ma nasida naung hinahapan nasida hhian, ima dompak habinsaran. Dung sahat disi didok si paet tua ma ; tadingkon hamu ma au di son nungnga loja ahu, jadi murukma silahisabungan di dokma : na naeng doho huroha muse dohot sibagot nipohan, umbahen na didok ho tading ho asa padohot-dogot hamima, so nanggo sadia tais dope na tadalani, nungnga loja ho nimmu. Alai didok sipaet tua ma mangalusi : sombangku ma anggia, nang pe tading hu dison, sai marguru tu ho doa ahu, manang ahape sibahenonku. Jadi tading ma si paet tua di lagu boti laos marpinompar disi.
B. Dungi dipatorushon silahisabungan ohot sirajaoloan ma pardalanan nasida dompak naung hinahapan nasida hian, sahat ma nasida muse tu lontung, nangkatma nasida nadua. Didok sirajaoloanma mandok tu hahanai silahisabungan asa ingkon rappak nasida maringanan di tano naung hinahapan nasida naparjolo, jala didok sirajaoloan, asa uang sirang nasida nadua, dungi didok silahisabunganma mangalusi ; ahu pe sian anggim, lumobi sian rohami do rahangku, naso tupa do sirang hita nadua. Antong ia tu si ahu, ba tusi ihutton anggikku, ikkon sahamatean sahangoluan ma hita. Nungnga tading hahanta si paet tua, hita nadua nama sadalanan. Jadi molo sirang hita nadua, manualang ma hita manualang maol-aol. Lima hita hian ditubuhon inanta. Mate ma anggitta sirajahutalima, tading ma hita opat nari. Hape mamulika roha ni hahatta sibagotnipohan tarpulik songon horbo siporoon, ibana do mambahen sitik, umbahen na dijalang tinodohon, gabe satahi ma nian hita na tolu halak nari. Tading ma hahanta si paet tua gabe sadalananma hita nadua. Antong taruhum nama I, taruhup maol-aol, lompo ni nabangun nama I, sungkit ni na dangol, molo tung marsirang hita nadua. Antong unang be laho mangorin-ngorin pulo on (mandok pulo samosir) dompak utara asa ikkon dao hita sian sibagot ni pohan, dungi didok sirajaoloanma muse : ai nang pet u tano nataririti najolo I hita maringan hahang, nungnga dao I sian sibagotnipohan dan boi I be marsipaidaan hita di timus di apinta be, ai nungnga tung digolom rohangku di tano i.
C. Sai diparkurajai sirajaoloanma silahisabungan, asa ingkon tampak maringanan nasida nadua, silahisabungan pe laos songon I do pangidoanna, digogohon silahisabungan do asa ingkon lao nasida dumao. Dungi sai dialak-alak silahisabunganma siraja oloan asa laho nasida mangorin-ngorin pulo samosir dompak ambarita, ima tu tuktuk siadong, asa maringanan di tuktuki nasida. Alai dang olo sirajaoloan, sai didokdo asa rappak nasida tu sihotang. Dung songoni dang marsipaolo-oloan nasida, rap tangis ma nasida nadua, mangandungkon: naikkon sirang nama hape pardalanan nasida. Jadi di andungkon silahisabunganma ; naung silima halak jadi maropat-opat, naung maropat-opat jadi martolu-tolu, naung martolu-tolu jadi mardua-dua, naung mardua-dua jadi marsada-sada, naung mardua-dua jadi marsada-sada ueeeeewww……….. sirang ma hita raja ni angina.
D. Holan pandohan ma songoni do binoto sian angka namatua I, andung-andung ni silahi sabungan, jala tarsongonima lapatan ni andung najolo, na hombar nang tu lagu ni tabas ni hadatuon, ido umbahen na songon na maol do roha bahenon tu ruhut-ruhut ni adt nuang on.
E. Dung songon ni, na ikkon palila be namardalan nasida na dua, jala marbulan ma nasida, jala padani, songon na simo do parbinotoan, hamu ale angka amang, sitongka do bahenon dongan pangolo-oloi niba. Alai tutu tangkas do di paboa angka natua-tua, tung gomos do inna padan ni siahisabungan dohot sirajaoloan.
F. Adong do nian deba angka namatua I mangkatahon padan I songonon : ikkon marsituduan tu angka papaga nalomak pinompar ni nasida nadua. Umpama ; molo pinompar ni sirajaoloan parjolo dapotan sitabeon, ingkon patuduhonna I tu pinompar ni silahisabungan, songoni do muse nang siulakna. Holan ondo sada tangkas ni padan I : holan pinompar ni silahisabungan ma naso mangalehon somba tu omputta sisingamangaraja, namargoar batak tingki mangebat luat na ni rajaan ni sisingamangaraja, manang sadihari petaho. Jadi saut ma marsirang nasida nadua, ditorushon sirajaoloanma pardalananna. Alai adong do namatua mandok, tu pangururan jolo lao sirajaoloan, jala mambuat boru sian boru limbong tumubuhon anak ima baho raja. Ditinggalhon sirajaoloan ma muse sian pangururan, lao ma ibana muse mambuat boru na ibana muse disi, baru marbun dohot baru… tubu ni boru marbun tanda ima sigodangulu namamompar sihotang mangalap boru psaribu ima sitoga bakkara, sitoga manullang, sitoga sinambela. Alai didok angka namatua, andorang so manolot sila……di boru pasaribu,ima sitoga sinambela dapotan hasaktion do ninna di harangan sianaimun, ima sombaan sulu-sulu, ipe asa manggora pasaribu muse, ima sitoga sinambela.ima jolo taringot tu sinambela.

PARDALANAN NI SILAHISABUNGAN
1. PARDALANAN TU TOLPING.
2. PANGOLION PARJOLO, IMA TU BORU SIMBOLON DOHOT PARIANAKKONNA
3. PARJADI-JADI NAMARTUA PINAGAR DOHOT PANANTANAN.
A. sian sibisa marsirang ma tutu silahisabungan dohot siraja oloan. Jadi tuat ma silahisabungan sian sibisa laos manaripar tu lontung, mangorin-orin ma ibana sahat tu tuktuk siasu. Dibahen ibanama satturpuk tano inganan disi, ima namargoar panganon horbo. Alai dibereng ibana muselupus tao I dompak balige, jadi didokma dibagasan roha: tarida dope hape timus ni api ni sibagotnipohan sian on, alani I dang dison ahu. Tangkas do antong idaon sian tuktuk siasu, pulo na ditolping I, ima namargoar pulo tolping, ai 5 km do holang-holang ni I sian tuktuk si asu i. lomo ma huroha rohana maringanan di tanona marpulohon pulo i. jadi ditingglhon ibana ma sian tuktuki laho ma ibana tong mangorin-ngorin topi pasir I, sahat ma ibana tu tolping, toho muse dang adong dope jolma maringanan disi. Ai anggo di nanilaosanna I, ima negeri ambarita sinuaeng nungnga diingani pinompar ni naimbaton dohot silahi raja huroha. Dung sahat silahi saungan tu tolping, dibereng ibana ma apala tangkas tudu ni huta siarsam nuaeng tu tao, mansai tolping situtu topi pasir I, jadi didok ibana ma: tolping do hape topi pasir dison, bahenonku m goar ni tano on tolping.
B. Ido Alana hubahen namargoar tolping laut I. dung maringan silahisabungan di tolping, dibereng ibanama tutu dompak balige, dang taarida be balige, ala nungnga didondoni bona ni tuktuk si asu I, jadi sonang ma rohana maringanan disi. Dungi laho ma silahi sabungan tu pulo tolping I, ai adong tubu disi hau jabi-jabi dohot baringin na toho marborasi jala boras ni angka hau I laos mardabuan tu tao i. jadi mansai godangma ihan batak dibereng silahisabungan marihur-ihur mangallangi boras ni angka hau i.jadi tubu ma rohana naeng mambuat angka ihan I, marpuriapi ma ibana dohot martabu tabu.
C. Jadi sian tolping laho ma silahisabungan, mardoli-doli tu pngururan dohot tu tamba, mardalan mangalaosi harangan pinagar sahat tu luat salaon. Jadi marale-ale ma silahisabungan dohot sitamba tua. Alai adong ma boru ni simbolon mansai nauli situtu. Jadi disuru silahisabunganma ale-alena si tambatua mambahen hata tu boru simbolon i. alai mangorai ma simbolon asa unang tu silahisabungan borunai, ala marale-ale silahisabungan dohot sitamba I. jadi di mitmithon sitambama boru ni simboloni asa saut tu silahisabungan, ai dipaula silahisabungan a jolo mulak tu tolping. Jadi ditaruhon sitamba ma boru simbolon I tu salaon, jala ditomu silahisabunganma tu salaon, gabe diboanma omputta boru simbolon I tu tolping. Taringot parsaut ni boru simbolon tu silahisabungan, adong do ra tulang nami naumbotosa hasintongan ni i. jadi dang manang sadia leleng, jagarma dagingni omputta boru simbolon, gokma dibulanna. Gokma diarina, sorang ma dihiringan. Jadi disukkun silahisabunganma omputta boru I, ninna ma oooo…..inang namora boru aha do naro i?dungi didok boru simbolonma mangalusi : songon ho do lahi-lahi. Jadi las situtu ma rohani silahisabungan. Dungi disukkun silahisabunganma boru simbolon manang ise do bahenon goar ni dakdanaki. Jadi dialusi boru simbolon ma : ia ho do situan doli, margoardo silahisabungan margoar sahat lahi-lahi parsabung(lahi-lahi parbada) alani I ia anakta on unang be nian songon ho lahi-lahi parbada, naeng maon nian lahi-lahi raja. Jadi dibahen nasidama goarna SILALAHI RAJA.(na laos silalahi raja ma muse mamargahon silalahi) antong nahurang denggan do goarhi? Ndang pola hurang denggan. Ai amang silalahi rajanama panggoarim. Jadi amang silalahi rajama tutu panggoari(paramani silahisabungan) ai pattang do sai goar danak dijouhon halak,molo dung adong anakkon na alai tutu gabe tarbalik do muse panjouhon ni halak tu amang silalahi raja, gabe ama raja silalahi.
Jadi humatop nama dijouhan halak ama raja silalahi. Dungi lao silalahisabungan tu paropo laos goar ama raja silalahi do dijouhon.
Dungi ditahi silalahi sabunganma asa ikkon hau pongki pandadangan ni boru simbolon, asa pongki muse holi-holi ni dakdanai. Dungi diingot ibana ma harangan pinagar ima na ditingi nalaho ibana mardoli-doli mngaririt boru simbolon. Lao ma ibana tu harangan i. alai dung sahat silalahisabungan diharangan I, songon naso tarjou dihilala ibana. Ai pitu ari pitu borngin ibana dibagasan harangan I ditaba hau pongki I, alai di napitu ari ima ibana mandapot parbinotoan hagogoan sian debata mula jadi nabolon. Dung sae ma pitu ari I ditaba ma hau pongki na tongot di topi ni aek na diharangani, dinalaho manaba ibana, jumolo martonggo ma ibana tu debata mulajadi nabolon, didok ibana ma di hau ni tonggonai : ASA HUTONGGO MA HAMU ALE OPPUNG DEBATA MULAJADI NABOLON, HUPANGALU-ALUI MA HAMU,HAMU DO NAMANJADIHON NASA NAADONG, NAMANJADIHON HAGOGOON, NAMANJADIHON BOTO-BOTOON, NAUNG DILEHON TU AHU DI HARANGAN, ASA DONGANKU MAI MODOM, DIJOLONKU I MARDALAN,DILAMBUNGKU I HUNDUL, SINIHATTON I DI PARDOMPHAN. ASA TANGKAS MARPALIAS, JALA MAROLA-OLANG, UNANG ADONG ULAONTA GARTUK LOBI NAHAUDANAN. ASA SINTONGMAI SUNGGU: HARANGAN ON, TANO ON DOHOT AEK ON JADI PAGAR MA ON DI AHU DOHOT DIGOMPARANKU, NAMARTUA MA HARANGAN ON, JALA SOMBAON JUNJUNGAN DI GOMPARANKU, laos diinum ibana ma aek na disi. Jadi digoari ibana ma harangan I na martua pagar.
Dungi mardalan ma ibana laho mulak tu huta(tu tolping)jala diboan ma ha pongki i. sahat ma ibana di jolo di dolok namargoar sibarimbingan. Silahisabungan do mambaen goar ni dolok I sibarimbingan, Alana songon na marbaribing dolok I dibereng ibana, sian dolok sibarimbingan on manuat ma ibana muse tu dolok-dolok na dingkantoruna, jadi tangkas ma muse tarida huta tolping, jala las boi ma tantanonna sian I hau I dohot sahat tu toru (jonok tu huta). Andorang so ditantani silahisabungan hau I, hundul ma ibana di jolo diginjang ni sada batu di talhis(torhis) ni dolok-dolok i. martonggo ma muse ibana disi didokma : ale mula jadi nabolon, namanjadihon nasa na adong, nungnga huboan hau pongki on pandadangan ni anaku sian harangan namartua pinagar jinadihon mi. tantanonku ma hau on, papintorma dalanna sitokka matarlombang. Martua ma batu on panantanan ni soban ni anakki. Asa dohot maon sobaon junjungan di nahugompar. Ido namargoar inganani (batu i) namartua panantanan). Jadi di tantan ibana ma hau I, denggan ma pardalananna sahat tu toru ni dolo-dolok i.jadi tuat ma nang ibana tu toru, dibahen ma hau I sahat tu huta. Dungi didok boru simbolon ma. Boasa tung bahenonmu au ngali-ngalian ditataringon? ai leleng ma ho na ro i?.
Dungi dipatorang silahisabunganma, sude namasa I tu boru simbolon, naung dapotan hagogoon dahot parbinotoan ibana sian mula jadi nabolon, jala namatua pinagar dohot namartua panantanan gabe sombaon junjungan di pinompar nasida. Jadi di pandadangkon boru simbolon ma hau pongki i. dungi sai mardalani do amaraja silalahi manandangkon parbinotoannai, jala adong do sada asuna. Manang tudia ibana lao, sai tong do di ihuton asu nai ibana.
Asa molo margondang marga silalahi di tolping sin nahinan sahat tu saonari parjolo do dipinta gondang junjunganna, ima gondang ni namartua pinagar, namartua panantanan sahat tu si bamboruanna. Alai ia anggo omputta boru simbolon, dung tubu silalahi rajapintor jora ina-ina on nama. Asa holan silalahi raja do tubuna. Jala silahi sabungan dung dapotan parbinotoan na dipinagar I, gabe ikkon manjujur ari nama asa boi maridi, olo do sipata sahali sabulan maridi.

PARDALANAN RAJA SILALAHI TU PARBABA
Dungi di nasahali, di jou halak nasian lambung ni tano parbaba ma ama raja silalahi laho marsinabal (majjujur/pollung) ala adong huroha goarna dohot halak na asing. Jala halak namanjou I do nampuna tano parbaba I hian. Alai sai di ingot ibana do harangan namartua pinagar I, gabe tusi do ibana jumolo lao, dung siani ma ibana muse tuat tu parbaba. Dungi monang ma halak namanjou ama raja silalahi I dibahen jujur pollung ni ama raja silalahi. Jala nungnga marpadan hian nasida, ingkon lehonon ni halaki upani ama raja silalahi molo sahat pataluhon nasida. Jadi dipangido ama raja silalahi ma ikkon tano parbaba I upana. Jadi dilehon halak ima tano I tu ibana………………
PARDALANAN RAJA SILALAHI TU PAROPO
1. PAMBUAT NI AMA RAJA SILALAHI DI TANO PAROPO
2. PANGOLIONNI AMA RAJA SILALAHI TU BORU PAKPAK
3. PARIANAKONNI AMA RAJA SILALAHI TUBUNI BORU PAKPAK
Dungi di nalaho mardalani ama raja silalahi dompak paropo, ai nungnga di tatap iban I hian huroha sian pinagar nang sian parbaba, namarihur do idaon tu tao di tongging, manalantap tu tao ni silalahi, didok ama raja silalahi ma tu boru simbolon ; unang songon na nagetan ho di jolo da, molo tatais ahu mulak, ai laho dope au mardalani manandangkon nahuboto. Dungi lao ma ama raja silalahi. Dibuat ibana ma sian ni tano sappohul dohot aek sabu tahu, jala ditonggohon ibana ma disi, asa jadi pagar mai di ibana boanonna, manang dompak dia ibana laho. Hamu ale angka amang ; sa sintongna tung so adong do tano (luat) pambuatan ni silahisabungan di tano sappohul dohot aek nasatabu-tabu na binoanna tu paropo, asa tangkas na sian harangan pinagar do (Alana di harangan pinagar I ibana namandapot hasaktianna i)
Dung tuatma ibana tu parbaba, jala sian parbaba pananggana (santabi biangna) do dihunduli ibana songon soluna mamboan ibana sahat tu paropo mangalaosi tao silalahi (goar sinuaeng). Saotik hatorangan taringgot panangga ni ama raja silalahi do mamboan ibana tu paropo

Sabtu, 16 Januari 2010

chating

Nova ;
oh makasih
knpa grogi kau?
23:01Yoshi Demson :
grogi aza
krn kakak di jerman
kok bisa kirim salam getho
heran juga nantulang sampe nanya
kapan klian berhubungan(teleponan) katanya,
jadi kubilang kami chating lewat internet
dan sepertinya nantulang ngerti dengan chating
23:04Nova ;
ah biasa ajanya chating
23:05Yoshi Demson ;
dikampung kami di ambarita gak biasa chating
cuma klo diblang internet org tuh sedikit manggut-mangut
tanda ngerti apa gak
aq kurang tau
tp mudah-mudahan lah org tuh ngerti biar gak nampak kali kampung kami ketingglan
oughhhhh......
sedihnya kampungku.....
entah kapan maju
23:24Nova ;
lagi dmana skrng?
23:25Yoshi Demson ;
lg dirumah bingung gak tau mau ngapain?
mencoba menutup mata tapi sulit
selalu ada sosok bayangan melintas dikelopak mataku
23:26Nova ;
kok bingung,klo g ada kerjaan masak kek ato apa gitu
bah, ada bayangan, mo ikut uka2 kau ya
23:27Yoshi Demson ;
bayangan seseorang yang pernah singgah dihatiku
yang selalu mengingatkanku akan masa-masa indah bersamanya
kini dia telah pergi dan tak mgkin bisa aq meraihnya lagi
23:29Nova ;
puitis kali kau bah
kemana emangnya dia pergi?
23:29Yoshi Demson ;
dia pergi untuk tidak akan pernah kembali
dan mgkin hanya menambah lukaku jika dia kembali
dia telah menancapkan duri dihatiku
dengan penuh tawa dia meninggalkanku dalam keadaan terluka
karena dia tidak pernah mengerti dengan arti cinta di hatiku
tapi aq rela dia pergi bersama kekasihnya yang baru
karena aq begitu mencintainya
karena bagiku.......
kebahagiannya adalah kado terindah dalam hidupku
23:33Nova ;
emangnya dia ketawa, waktu itu?
23:33Yoshi Demson ;
dia tidak tertawa di depanku
krn dia tidak melihatku
tapi aq merasakan ada tawa yang asing bagiku
23:34Nova ;
jgn pernah buat asumsi sndri,klo tdk ada buktinya
23:35Yoshi Demson ;
perasaan tidak pernah butuh bukti
dia akan mengalir seperti air
mengikuti kata hati
mendengar walau tidak punya telinga
berbicara walau tidak punya mulut
23:37Nova ;
sori ya, tapi klo kau nya begitu terus sampai kapanpun akan susah jln ke depan
klo selalu punya pemikiran yg tdk ada kebenarannya
terkadang kalau bawa suasana dan perasaan kita g akan maju
23:38Yoshi Demson ;
aq tahu langkahku dah berhenti smpai disini
karena tak ungkin aq berharap lg padanya
karena dia tidak pernah beri harap
23:38Nova ;
perlu terkadang pake logika
23:38Yoshi Demson ;
krn tak mungkin aq berharap lg padanya
Yoshi Demson ;
karena dia tidak pernah beri harap
23:38Nova ;
jgn perasaan mulu
ya, kalo kau dah tau klo kau g bisa berharap lagi, jgn diingat lagi
23:39Nova ;
ya, kalo kau dah tau klo kau g bs berharap lagi, jgn diingat lagi
23:40Yoshi Demson ;
aq dah berusaha melupakannya...........
tapi............
di saat aku semakin melupakannya bayangannya seakan tidak akan pernah hilang dari ingtanku
23:43Nova ;
itu namanya bukan melupakan, tapi masih mengingat2 trus
23:44Yoshi Demson ;
mgkn aq salah terlalu membawanya kedalam perasaan sehingga sulit menghapusnya dari ingatanku
23:45Nova ;
mgkn
23:46Yoshi Demson ;
biarlah aq hidup dalam bayangan wajahnya
mngkn hanya bayangnyalah yang bisa kumiliki
23:46Nova ;
lebayyyy
23:46Yoshi Demson ;
walau ku tahu itu semu
23:47Nova ;
lebayyy lagiii
knpa sih skrng pria2 terlalu lebayyy
23:47Yoshi Demson ;
Aq tahu untuk urusan cinta dan perasaan aq tidak setegar yang kamu lihat
Aq akui terlalu lemah melawannya
23:49Nova ;
lho emang bener kok
23:49Yoshi Demson ;
yah bener......
aq gak mau menyalahkanmu
aq tdk mau membuatmu terluka
dengan kata-kataku
23:50Nova ;
btw ngomong jauh2, kau ceritain siapa sih?
23:51Yoshi Demson ;
Kamu tidak akan pernah tau dan tak ada gunanya di kasih tahu
Krn itu tidak akan merubah segalanya
23:51Nova ;
klo g ada perubahan, ya jgn dibahas, buang energi
aku g suka liat orng yg lebay gitu
terlalu sentimen
23:53Yoshi Demson ;
bilang aza sesuka hatimu....
krn mngkn hanya inilah yang bisa kudapatkan darimu
23:55Nova ;
lho kok kau marahnya ke aku
emang aku bilang apa
23:55Yoshi Demson ;
dan aq berterimakasih kepadamu krn dah membaca curhatku
walau sarannya sedkt menusukkan sembilu di dadaku
23:56Nova ;
kan salah lagi
emang aku bialng apa ke kau?
23:57Yoshi Demson ;
aq gak tahu
23:58Nova ;
lah kok kau nya aja ga tau, gmana bs kau bilang kl aku kasi saran yg menusuk??
klo kau ada masalah ama seseorang, selesaikan dong
aku g ngomong, kok kau nya tullis perkataan seperti itu
23:59Yoshi Demson ;
Kamu hanya pura-pura nanya atau memang gak punya perasaan hanya kau yang tahu
Kini…….
semuanya dah berahir............
00:00Yoshi Demson ;
semuanya dah usai...........
00:00Nova ;
ya klo dah berakhir, buat apa diributin lagi
oalah
00:00Yoshi Demson ;
aq hanya mengingatnya...........
00:00Nova ;
klo klen dah bubar, ya sudah
00:01Yoshi Demson ;
bukan hanya bubar
dia sudah tidak ada lagi bagiku
aq hanya mengenangnya
00:01Nova ;
klo itu yg terbaik buat kalian berdua
dah sah bubarannya lagi?
mo gmana lagi?
dah tak berarti lagi
btw. sori ya, klo dia ternyata dia dah tak berarti lagi
klo boleh tau, knapa?
gak perlu dijwb, klo g bersedia mnjwb, bkn paksaan
00:04Yoshi Demson ;
dia dah kubunuh
!!!!!
00:04Nova ;
ah, udah lah, ngeri kali pun kata2mu
g suka aku dengar yg kyk gituan, jgn maen2lah
00:05Yoshi Demson ;
dia dah kubunuh dalam perasaanku
untuk tidak berharap lagi padanya
00:06Nova ;
sori ya, kata2mu kelewatan batas
00:07Yoshi Demson ;
maksudnya?katakataku ada yang salah?
00:08Nova ;
sori ya, kata2mu kelewatan batas

boleh maen2, tapi klo menyangkut bunuh membunuh, aku g mau dengar

sori ya, kata2mu kelewatan batas
00:10Yoshi Demson ;
kata2 itu hanya luapan atas cinta yang kumiliki
00:10Nova ;
g lucu banget, bener deh
aku bene2r g suka
00:11Yoshi Demson ;
tapi aq dah gagal.....
perasaanku sedikit terusik tadi.....
krn sesuatu hal yang tidak bisa ku ungkapkan di chat ini
00:12Nova ;
tapi sori, aku g mau ngomong lagi
00:12Yoshi Demson ;
aq berharap kamu bisa mengerti
maaf klo kata "kamu"kupakai untuk mu krn aq gak bisa menulis cerita ini klo paka kata kakak
mohon mengeti yah
bantu aq melanjutkan cerita ini ....
00:14Nova ;
gak ah, aku g ikut2an
itu urusan kalian berdua
00:16Yoshi Demson;
yah bener ini urusn kami berdua
sebuah cerita yang gak ada akhirnya
tak akan berakhir
krn janjiku..........
krn cintaku..........
untuk dia.............
sekalipun dia tidk ada lagi
tapi aq yakin suatu saat ..........
dia akan mengetahui kebnaran
kebenraran sebuh cinta sejati
walau tidak dikehidupan ini
00:20Nova ;
terserahmulah, yg penting aku g ikut campur
00:20Yoshi Demson ;
dia telah berubah sejak dia pergi jauh meninggalkan diriku...
aq hanya bisa berharap dia bahagia....
krna bahgianya adalah kado terindah bagiku
terimakasih dah menemani malamku....
walau tidak sesempurn yang kamu harapkan.
karena sesungguhnya tidak ada yang sempurna di dunia ini
dan ceritaku jadinya sedikt berantakan
walau dikehidupan ini
tidak bisa membawamu memahaminya
dan tidak bisa masuk kedalamnya
karena kamu menjagnya supaya tidak masuk kesana
tapi aq sedikit sukses
membawamu hampir setngah cerita ini
Siska Novalina
terserahmulah, aku g mau tau
00:28Yoshi Demson ;
aq gak tau harus bilang apa lagi
supaya kamu mau mengerti dan mau tau
maaf tadi dengan kata2 membunuhnya
telah membuatmu sedikt takut jadinya
yah apa oleh buat lgi dah terlnjur
13:26Nova sedang offline.;
sesaat dia offf terdengar sayup-sayup lagu angen band dari laptop ku
haii pujaan hati
apa khabarmu?
kuharap kau baik2 saja
pujaan hati
andai kau tau kusangat mencintai diirimu...
setiap malam aku berdoa...
agar cintaku jadi kenyataan
.........
mengapa kau tak membalas cintaku
mengapa kau abaikan rasaku
ataukah hatimu tlah beku
hingga kau tak pedulikan aku
..............

keturunan Silalahi Sabungan

Keturunan Raja Silahisabungan
Bagi yang jarang mendengar marga/boru Sipayung. Berikut ini silsilah Marga Silahisabungan yang saya dapat dari Blogs Marga Sipayung.
Keturunan Raja Silahisabungan.
Silsilah Marga Silahisabungan.
Data yang dikumpulkan dari berbagai buku maupun turi2an,bahwa Raja Silahisabungan mempunyai 2(dua )isteri. Isteri pertama adalah Pinggan Matio boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi nabolak dan Isteri kedua adalah Milingiling boru Mangarerak.
Dari boru Pinggan Matio,Raja Silahisabungan memiliki tujuh(7) putra dan satu(1) putri,Sedangkan dari Si boru Milingiling Silahisabungan memiliki seorang putra.Kedelapan putra Raja Silahisabungan dan seorang putri tsb secara singkat dapat dijelaskan spt dibawah ini.
Dari Isteri pertama lahir sbb:
1.Haloho(Loho Raja)
2.Tungkir(Tungkir Raja)
3.Rumasondi( Sondi Raja)
4.Dabutar(Butar Raja)
5.Dabariba(Bariba Raja)
6.Debang(Debang Raja)
7.Pintubatu( Batu Raja)
8.Siboru Deang namora.
Dari Isteri kedua lahir satu putra yaitu:
1.Tambun(Tambun Raja)
1.Haloho (Loho Raja) menikah dengan boru tulangnya Rumbani boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi nabolak.Keturunanny a sebagian pindah ke Paropo,Tolping, Pangururan, Parbaba.
Haloho memiliki 3 putra yaitu:Sinaborno, Sinapuran, dan Sinapitu.Pada umumnya keturunannya memakai marga Sihaloho,dan hingga dewasa ini belum ada cabang marga ini.
2.Tungkir(Tungkir Raja) menikah dengan Pinggan Haomasan boru Situmorang dan bermukim juga di Silalahi nabolak. Pasangan ini juga memiliki 3 putra yaitu: Sibagasan, Sipakpahan dan Sipangkar. Keturunan nya pada umumnya memakai marga Situngkir terutama Sibagasan dan Sipakpahan,sedangkan keturunan Sipangkar sebagian besar telah memakai Sipangkar sebagai marga. Nah Sipayung dari keturunan Sipangkar
3.Rumasondi ( Sondi Raja) (Sondi Raja) menikah dengan Nagok boru Purba Siboro.Pasangan ini juga bermukim di Silalahi nabolak.Keturunanny a yaitu Rumasingap membuka perkampungan di Paropo.Rumasondi memiliki putra sbb: Rumasondi,Rumasinga p,dan Rumabolon.Umumnya keturunannya memakai marga Rumasondi dan sebagaian memakai marga Silalahi(di balige) dan bahkan Rumasingap juga dipakai sebagai cabang marga.Demikian juga Doloksaribu, Nadapdap, Naiborhu, Sinurat,telah digunakan sebagai cabang marga dan masuk rumpun marga Rumasondi.
4.Dabutar (Butar Raja) menikah dengan Lagumora Sagala.Mereka juga tinggal di Silalahi Nabolak. Dabutar ini mempunyai tiga putra yaitu:Rumabolon, Ambuyak,dan Rumatungkup. Umumnya keturunannya memakai marga Sinabutar atau Sinamutar bahkan Sidabutar.
5.Dabariba Raja (Baba raja) menikah dengan Sahat Uli boru Sagala.Mereka bermukim di Silalahi nabolak.keturunanny a memakai marga Sidabariba atau Sinabariba.Putrrany a berjumlah tiga yaitu:Sidabariba Lumbantonga, Sidabariba Lumbandolok, Sidabariba Toruan.Mereka ini pada umumnya memakai marga Sidabariba.
6.Debang (Debang Raja) menikah dengan Panamenan boru Sagala,juga bermukim di Silalahi nabolak.Keturunanny a sebagaian menyebar ke Paropo.Debang Raja mempunyai 3 putra :Parsidung,Siari dan Sitao.Umumnya keturunannya memakai marga Sidebang atau Sinabang.
7.Pintu Batu (Batu Raja) menikah dengan Bunga Pandan boru Sinaga,juga tinggal di Silalahi nabolak memiliki 3 putra yaitu:Hutabalian, Lumbanpea, Sigiro. Keturunannya menggunakan marga Pintu Batu,tetapi keturunan Sigiro sebagian memakai marga Sigiro.
8.Tambun (Tambun Raja) adalah putra Raja Silahisabungan dari si boru
Milingiling. Ketika masih remaja,Tambun meninggalkan Silalahi nabolak menemui ibu kandungnya di Sibisa Uluan.Tambun menikah dengan Pinta Omas boru Manurung dan bermukim di Sibisa.Dari Sibisa keturunannya berserak ke Huta Silombu, Huta Tambunan dan Sigotom Pangaribuan. Putra raja Tambun berjumlah tiga orang yaitu:Tambun Mulia,Tambun saribu,Tambun Marbun.Umumnya keturunannya memakai marga Tambun dan tambunan,bahkan diantaranya memakai marga Baruara,Pagaraji, Ujung Sunge
Disamping marga-marga yang disebut di atas,Anak-anak Raja Silahisabungan dari Isteri pertama memakai marga Silalahi,Sedangkan keturunan Tambun tetap menggunakan marga Tambun (Oleh keturunan Tambun Uluan) atau Tambunan (oleh keturunan Tambun Koling)








Rabu, 22 Oktober 2008
ASAL USUL KATA MARGA SILALAHI
By : B. Joseph Silalahi

Didalam mempelajari dan menelusuri suatu sejarah Kejadian yang berlangsung sudah lewat, kita harus mempelajari Historical culture pada era itu juga, karena kalau kita bawa ke pemikiran dan era kita sekarang ini, akan beda dan jauh hasilnya, dan kebanyakan tdk masuk akal.
Mis: Kenapa sampai Mertua Laki-laki tdk bisa menolong menantu perempuan walau jatuh di depannya?
Kenapa seorang Istri dari abang/adek istri kita tdk bisa salaman sama kita (marbao) dan sebaliknya
tentu ini jika di hubungkan era saat ini sangat janggal dan tdk toleran, tapi kalau era dulu itu adalah sangat lumrah dan sopan dan ada latar belakangnya.

Menelusuri perdebatan mengenai asal marga SILALAHI apakah berasal dari nama SILAHISABUNGAN atau dari nama anaknya yakni SILALAHI (SILAHI RAJA)?
Tentu dalam mengetahui hal ini kita harus banyak belajar tentang Historical Culture yang berlangsung dalam era itu di Suku Batak karena Silahisabungan adalah orang BATAK tulen.
Didalam sejarah Suku Batak dari dulu hingga saat ini masih terpelihara penyebutan nama orang tua adalah hal yang sangat Tabu dan sakral, dan tak bisa disangkal sering terjadi perkelahian apabila menyebut nama Orangtua seseorang dengan sembarangan.
Adapun sebutan atau panggilan kepada seorang Orang Tua hingga zaman saya lahir 1970 adalah berdasarkan Gelar atau nama anak pertama.
Seperti ayah saya Tidak pernah ada yg menyebutkan namanya yang sebenarnya di paradatan atau sehari-hari, tapi selalu memanggil “Kompi” (gelar) karena ayah saya Komandan Peleton di Jajaran ABRI waktu itu atau dengan Panggilan nama anaknya yang pertama.
Tentu dgn mempelajari Historical Culture di bangsa batak bisa di pastikan nama Silahisabungan, sebagai seorang Tabib besar dan terkenal tdk mungkin orang berani menyebut atau memanggil namanya sembarangan, makanya dia selalu dipanggil dengan Amang Silalahi karena anaknya yang pertama adalah bernama Silalahi yang menjadi Anak Panggoarinya.
Dan adat turun temurun di suku Batak, anak Pertamalah yang meneruskan kekuasaan/Warisan, makanya Huta dan Tao yang dipukka Silahisabungan disebut Silalahi karena dialah anak Pertamanya. Seandainya nama lain anak pertamanya pasti disebut sesuai dgn nama anak tersebut.
Jadi mari kita pilah-pilah dengan cermat dan pakai logika serta nalar yang cermat agar jangan salah menafsirkan hingga menjadi bias yang tidak berkesudahan.

Horas.



Jun 21
ASAL USUL NI SI RAJA BATAK
Uncategorized Add comments
Artikel ini menggunakan bahasa Batak
Mangihuthon torsa ni angka natuatua najolo, anak silitonga do si Raja Batak, adong do hahana na margoar si Raja Asiasi, jala anggina margoar Raja Jau. Amang nasida natolu margoar Eng Domia;
margoar huhut Ompu Raja Bonangtua; Ompungna ma Eng Banua. Anggo udutna tu ginjang dang adong be na umbotosa, mythos (hahomion nama i; ai hurang dope parsaoran di tingki i tu luat na asing, dongan bangso na di luar ni halak Batak.
Alai adong do na mandok, na lae ni Raja Siam do si Raja Batak. Ditingki parpudion, dung lam bungka pardomuan tu Indonesia on dohot tu luar negeri, lam diboto halak ma adong do na suman kebudayaanna tu kebudayaan ni halak batak; i ma songon margamarga di Lampung, halak Dayak di Kalimantan dohot halak Toraja di Sulawesi. Di Pulo Palawan Philipina pe adong do na mandok halak Batak nasida.
Huroha di tingki i, dihamamasa ni parserahon ni jolma sian Siam, adong do na marlayar tu Philipina, Kalimantan, Sulawesi, Sunda dohot Lampung, jala na marlayar tu Sumatera Utara ima Eng Domia (Ompu Raja Bonangtua) rap dohot anakna Raja Asiasi, Raja Batak dohot Raja Jau. Disura roha di Aru ma nasida mandarat, sian i ma lam morotorot tu pedalaman hirahira di parbalohan ni Gayo, Alas, Tano Batak dohot Tano Doli na margoar tingkion tano Jau.
Sian i borhat ma Raja Asiasi dompak Alas dohot Gayo, si Raja Batak manuju Pusukbuhit mamolus Karo-Dairi-Parbuluan sahat tu Sianjurmulamula. Ia raja Jau laho ma dompak tano Doli.
Anggo Eng Banua ompung ni si Raja Batak rap dohot laena Raja Siam simatua ni Raja Batak tinggal do di banua Siam.
Dipungka Raja Batak ma parhutaanna di Sianjurmulamula, dipajongjong ma jabuna, diula porlakna, dibahen pargadonganna, parturan dohot parsabaan.
Dung manang sadialeleng Raja Batak manosor di Sianjurmulamula, sorang ma di bortian anak lahilahi dibahenma goarna “Toga Datu”. Dung dapot tingkina martinodohon Toga Datu sorang ma muse anak paidua, dibahenma goarna “Toga Sumba (Raja Isumbaon)”, jala anakna siampudan dibahenma goarna “Toga Laut”.
Di na laho matua si Raja Batak, dipasahat do pusaka tu anakna na tolu i. Tu Toga Datu dipasahat ma “Pustaha Surat Agong” namarisi “hadatuon, habeguon dohot pangulubalangon”, tu anakna paidua Toga Sumba dipasahatma “Surat Tombaga Holing” namarisi ruhutruhut ni Uhum dohot Harajaon. Tu anakna siampudan dipasahat parbinotoan “Parhobolon, habaranion dohot habeguon”.
Pomparan ni Toga Datu na margoar muse Guru Tateabulan ima sude margamarga na adong di Borbor Marsada dohot Lontung.
Pomparan ni Raja Isumbaon ima sude margamarga di pinompar ni Tuan Sorimangaraja: Nai Ambaton/Ompu Raja Nabolon, Nai Rasaon/Raja Mangareak dohot Nai Suanon/Tuan Sorba Dibanua.
Pomparan ni Toga Laut na laho tu Karo, Alas dohot Gayo gabe marsada dohot pomparan ni Raja Asiasi, masuk margamarga na adong di Alas dohot Gayo; ima marga Sekedang, Selian, Ciberou, Pinem, Munte, Karo di Alas; jala marga (mergo) Ciberou, Bobasan (Batak na 27), Melala d.n.a di Gayo.
Jolma na asing sipaingan tombak nahumaliang Sianjurmulamula naung adong hian do dapot si Raja Batak. Alai di tombak longolongo do ingananna. Pungupungu do nasida maringanan nang mardalani pe; baoa, boruboru nang dakdanak huhut patioptiop giringan napinaulina sian bulu laho mangalului sipanganonna, ima tumbur ni hau manang uraturat na dauk, bulungbulung na poso (punsu ni hau) bungana manang parbuena pe. Diburu nasida do binatangbinatang harangan, pidong manang dengke sian sunge manang tao. Ndang boi jonohan ni halak ro i nasida, pintor hatop do maporus tu tonga tombak i, mangalo do molo targogot. Jadi tung soadong do pardomuan ni si Raja Batak dohot angka anakna i tu halak na asing.
GURU TATEABULAN DI SIANJURMULAMULA
a. Toga Datu manjalo pusako sian tulangna.
Dung timpas dolidoli Toga Datu, tarsingot ma ibana tu ompungna Eng Banua dohot tulangna Raja Siam na di taripar ni laut di tano sihadaoan; tarlobi ala soadong boru na boi olionna di ingananna i, sai adong ma i siboru ni tulang na boi siadopan ninna rohana, dibatahon ma i tu amana si Raja Batak.
Diantusi amana do sihol ni anak na i, dibuhulma ari na denggan, diborhati ma anakna i dohot bohal di tongan dalan songon i nang sinjata dohot partahanon, pangulimaon. Dipatorang ma angka sibolusonna di darat nang di laut pe.
Nepnep urukuruk do pardalanan na i, lanlan aek toba, di darat so adong dalan na rundut, di laut pe sonang roha. Mansai las do roha ni tulangna i dohot sude tondongna di haroro ni Toga Datu. Naso tupa longkang nian berena i sian lambungna ala sihol ni rohana. Alai dung dirimangrimangi Toga Datu na so adong be boru ni tulangna i na suman todoonna boanonna mulak tu Sianjurmulamula, dipangidohon ma tu tulangna i asa diloas ibana mulak mandapothon amangna, sotung matua amangna i andorang so mulak dope ibana.
Diantusi tulang na i do na tarjepol roha ni berena i dohot sihol ni rohana tu amana, diborhati ma berena i dohot barang pusako harajaon dohot hadatuon. Dilehon ma boanonna:
1. Hujur Siringis, hujur Jambarbaho, sanggul ni bujing, talitali ni doli, pasahatonna tu anakna turun temurun na so tupa mago.
2. Batu martaha, pompang bala saribu jala tulak bala saratus.
3. Dua tintin sipajadijadi, jadi tu situmudu jadi tu sialang jadi tu sijagoa dohot tu anak ni tangan.
4. Pungga haomasan sipadilatdilatonna molo male dihilala.
5. Ontong ma dilehon angka barang pahean, jala diajari beha pamangkena dohot pangulahonna.
Dipasupasu ma ibana asa gabe torop mabue, jala asa didongani sahala ni tulangna tongtong. Dung hot ripe ho, hatop do tuaon ni tondim ripem, anak na marsahala do muse anakmi jala marharajaon.
Diparborhat ma berena i dohot solu sioloi ajar, na marholehon si bulung bira pargoligoli siamak pandan jala partahutahu siantuk na risi. Dipataru sahalak sangkar soanak lahi, ulubalang parompuan. Nepnep ma laut dibolus di atas ni saniangnaga laut di toru ni saniangnaga langit, sahat ma nasida mardonokhon pulo Aru, sian i masuk tu pulo Morsa.
Mulak ma napataruhon i mamboan solu sioloi ajar tu tano Siam. Toga Datu pe mulakma tu Sianjurmulamula mamboan sude pusako na nilehonni tulangna i, mamolus tombak nalimuton dohot tombak longolongo.
Dina sahat ibana tu Sianjurmulamula, nunga tarulang hutana i dapotsa, ai naung mate do hape si Raja Batak jala anggina si Raja Isumbaon nunga pinda manosor tu pat ni dolok Pusukbuhit, ima Pangururan nuaeng on.
Anggo barita ni Toga Laut dang adong diboto ibana, disura roha na ihut do ibana laho manadingkon Sianjurmulamula dompak tano Karo/Alas.
b. Sibasoburning dongansaripe ni Toga Datu.
Dipagopas Toga Datu ma parik ni hutana i, dipajongjong ma balebalena, diula porlakna disuani dohot suansuanan na boi panganon; gadong, suhat, gaol, tobu d.n.a. Dibahen do porlak sisoding panuanan ni na hushus, rugirugi, banebane, bonangbonang, saesae. Disuani do huhut ragam ni pulungan ubat, pagar, dorma sitogu harihir d.n.a. Ganup ari sai laho do ibana mandulo porlakna i, dibahen do disi undungundung panisioanna.
Adong do sahalak na marbaju, boru ni jolma sipaingan ni tombak na disi na ro jumonok tu porlakna i. Dipamanatmanat ma porlak i, godang ni sipanganon, uap ni na hushus dohot na angur. Lam didalani ma porlak i; diida ma Toga Datu namanisio di undungundungna i.
Dipaula so diida Toga Datu do sude, alai dipasang ma dorma sitogu harihir, gabe somabiar be boruboru i gabe lam dipajonok ma tu Toga Datu. Dung manang piga hali songon i, diboan Toga Datu ma boruboru i tu jabuna. Diajari ma taringot tu parhataan dohot paradatan alai dang ditiopi boruboru i, diloas do mulak tu natorasna.
Dung manang sadia leleng songonsongoni, lam togu ma holong ni rohanasida. Dipangido boruboru i ma asa marbulan Toga Datu paboa na so tupa bolongkonnonna ibana manang dohononna na mapultak sian bulu; ai lam dao nama natorasna sian ibana molo saut gabe ripe ni Toga Datu. Dioloi Toga Datu ma marbulan, gabe diboan ma boru i tu jabuna, patop mangan ma nasida.
Hatop do ditua deba boruboru I, dipaboa ma pangkilalaanna tu Toga Datu. Gabe tubu ma roha ni Toga Datu manungkun partuturan ni boruboru i, dipaboa ma goar ni amangna Sibasoburning, jadi boruboru i gabe boru Sibasoburning ma ai matua goar ni amana do gabe marga ni ianakkonna.
Didok boru Sibasoburning ma tu Toga Datu: “Nunga marbulan ho, nunga top mangan hita, nunga adong boaboa na denggan paboa ro ma panggabean parhorasan, ba dang Toga Datu be goarmu, dohot ma Guru Tateabulan ai ditea ho do bulanmu na tu ahu”. Olat ni i, sai Guru Tateabulan nama goar ni sinondukna i dijou boru Sibasoburning.
Hu ma dibulanna, gok ma di taonna, sorang ma anak nasida baoa dibahenma goar tulutna “si Raja Miokmiok”.
Tolu bulan dope sorang si Raja Miokmiok, nunga ditua deba muse boru Sibasoburning, gabe diadiaon ma rohana. Alai ro do boaboa ni Mulajadinabolon paboa halak na tarbarita do muse na dihiringan manuk, halak na marsahala, taluhonna do jolma, begu nang binatangbinatang pe. Dung tiur haroanna pinarporhas, dibahen ma goar ni anakna i “Sariburaja”, boruna i “Siboru Pareme”.
Dilaonlaon ni ari, tubu dope tolu nari anak nasida, dibahen ma goar ni paitolu “Limbong Mulana”, paiopat “Sagala Raja”, jala pailima “Malau Raja”. Sorang dope sada nai boruna i ma namargoar Siboru Bidinglaut na gabe sombaon jonok tu pulo Malau di Simanindo. (Torsa no 20)
RAJA UTI (RAJA HATORUSAN)
Di na humodohodo boru Sibasoburning, marende ma pidong patiaraja di dangka ni hariara dongdong, baringin tumburjati, siksak ma dohot hilap, mardurum ma ronggur sibola nanggar, dung i hu ma dibulanna, gok ma ditaonna, topak ma na dibortian sada dakdanak lahilahi. Alai hurang do pangarumang ni dagingna, ai jempek do tanganna dohot patna, hira na soadong do tahe idaon.
Tangis ma boru Sibasoburning marnida sinuantunasna i, alai diapuli Guru Tateabulan do ripena i, ai naung dipalumba Mulajadinabolon do tunasida dinamambahen pagar parmeme i.
Dipagodanggodang nasida ma anakna i, simbur do magodang jala hatop do malo marhatahata, alai dang boi nanggo hundul, sai songoni do modom miokmiok, ido umbahen didok Siraja Miokmiok; nadeba mandok “Siraja Gumelenggeleng”.
Dung magodang Siraja Miokmiok, dipangido ma tu inangna boru Sibasoburning asa ditaruhon ibana tu punsu ni dolok Pusukbuhit asa boi sian i ibana martonggo tu Mulajadinabolon. Dipeakhon inana i ma ibana di bona ni hau piupiu tanggule asa adong parbuena na madabu i bahen panganonna. Dilehon ma dohot pungga haomasan asa adong padilatdilatonna. Disima ditonggohon Siraja Miokmiok asa marpanatap Mulajadinabolon manggohi pangarumangi ni dagingna. Dioloi Mulajadinabolon do pangidoanna, lam marganjang ma tanganna dohot patna i, alai tubu ma ihurna songon ihur ni bajonggir jala adong ma hulinghuling na nipis padomuhon ruas ni tanganna dohot ruas ni patna tar songon habong ni haluang.
Martonggo ma muse Siraja Miokmiok. Boasa tung songon i pambahenan ni Mulajadinabolon tu ibana, najolo hurang pangarumangi ni dagingna hape ia nuaeng nunga gabe lobi. Dipatorang Mulajadinabolon do tu ibana, ingkon songoni do pangarumangi ni dagingna asa unang boi ibana marsaor dohot jolma manisia, ai gabe malim do ibana na patorushon pangidoan ni manisia tu Mulajadinabolon dohot sipatolhas tona ni Mulajadinabolon tu jolma manisia, alani i margoar ma ibana Raja Hatorusan manang Raja Uti.
Dipauli Guru Tateabulan dohot boru Sibasoburning pantangan di ingananna di bona hau piupiu tangke i. Ulok bagandingtua nama donganna disi dohot bujonggir, untunguntung na bolon, leangleang mandi. Dang adong be na boi mamereng Raja Hatorusan manang ise ia so holan Guru Tateabulan dohot boru Sibasoburning dohot anggina Tuan Sariburaja.
Dilului Sariburaja do hahana i tu punsu ni Pusukbuhit, diida ma naung adong do ripena margaor “Siboru Lindungbulan” boru ni Ömpu Tuan Bataraguru. Dipaboa ma tu Sariburaja naung dibahen Mulajadinabolon goarna Raja Hatorusan si Raja Uti, raja so haliapan raja sohalompoan. Ditonahon ma asa adong sian pomparanna mambuat goarna dohot goarni harajaonna Raja Hatorusan i, anggo ibana laho borhat nama sian i tu inganan sipatuduhonon ni Mulajadinabolon. Dang hea be dibereng halak Raja Hatorusan i, alai anggo baritana sai muapmuap do ro di dia, didok do ibana na so olo mate, na so olo matua.
Dung dapot tingki na binuhul ni Mulajadinabolon, habang manang munsat ma Raja Uti tu ujung ni Barus na margoar huhut ujung Aceh, ala diparbalohan ni Barus dohot Aceh do ingananna i di holangholang ni Aek Uti siamun dohot Aek Uti hambirang. Dipauli ma disi bale pasogitna, parsantian dohot langgatan pameleanna. Holan Raja Uti do maringanan disi dihaliangi angka ulubalangna, angka i ma sialap hata dohot sipasahat tona ni Raja i tu angka nirajaanna. Humaliang huta i adong do tolu lampis panjagana, lampis parbagasan ima ragam ni pandoit na marhabong songon daldal, harinuan, altong, naning, d.n.a. Lampis paduahon angka binatang na marbisa, hala, lipan, ragam ni ulok namarbisa d.n.a. Lampis parduru i ma angka binatang panoro, babiat, gompul, gaja d.n.a, jala di aek Uti siamun dohot hambirang nang dompak laut adong do angka buea nabontar.
Dang adong jolma nanirajanna boi mamereng bohina, alai sar do baritana tu sude luat, rade do jolma naniarjanna mangoloi parentana dohot tonana. Molo adong namasa, isara haroro ni logoniari rangga puri matutung, mangido udan paremean, padao bala dohot sahitsahit, Raja i do utusan martonggo tu Mulajadinabolon.
Dihaporseai nanirajanna i do na so ra matua jala na so olo mate Raja Uti ala soadong na boi marnida. Alai sian pangulimanna tiris do muse torsa, adong do manang piga sundut Raja Uti, holan na tubutubu gaol do, dang adong na umboto pargantian nasida. Songon on ma didok sundutnasida:
I. Raja Miokmiok, Raja Hatorusan I, Raja Uti I, ripena boru Lindungbulan
II. Datu Pejel, ima Raja Uti II, ala tibu do ibana mate gabe ripena ma wakil maniop harajaon i, digoari Raja Uti III.
III. Datu Borsakmaruhum anak ni Datu Pejel ma muse Raja Uti IV dung magodang ibana.
IV. Datu Altongniaji ma muse gabe Raja Uti V.
V. Guru Longgam Pamunsak ma gabe Raja Uti VI; jala
VI. Datu Mambangdiatas na mambuat boru Mompul Sohapurpuron ma muse na gabe
Raja Uti VII. Na parpudi, ima na pasahathon sahalana dohot harajaonna tu Raja Manghuntal Si Singamangaraja I
Songon on ma torsana:
Marsalisi do Si Singa Mangaraja dohot namboruna Nai Hapatia sian Muara dohot Nai Paltiraja sian Urat. Di dok namboruna i ma: Ünang tung gaja ma diboan ho, anggo bodil do, adong do bodil alo ni bodil!
Laho ma Si Singa Mangaraja mangalului huta ni Raja Uti tu Barus ala diboto adong gaja hundulanna. Longang do sude ulubalang ni Raja Uti ala boi Si Singa Mangaraja tolpas tu huta i, mamolus panjagaan ni gaja, babiat binatang panoro, angka ulok dohot binatang na marbisa, songon i nang angka pandoit, ai soadong hea na boi mamolus i. Ro ma dohot boru Mompul Sohapurpuron mandapothon, dipaboama naung opat ari laho Raja i marparau, alai dipahundul do nasida di jolo jabu asa jolo marpaiogon nasida.
Dialamat Si Singa Mangaraja do na laho Raja Uti tu bungampara (songkor) ni jabu i, gabe disuru ma naposona paboahon tu jabu asa siganjang ak dilului ingkau ni Si Singa Mangaraja atik pe nunga dipature naposo ni Raja Uti lompan ni halak i di toru.
Ditogihon ripe ni Raja Uti ma Si Singa Mangaraja nangkok tu jabu marsipanganon, anggo angka donganna di alaman do nasida mangan. Dipahundul ma Si Singa Mangaraja di atas lage di halangulu, manghunsande ma ibana tu tiang. Dung rade sipanganon, disintak ma ingkau siganjang ak i tu ginjang laho manganhon, alai laos diserbeng do dompak songkor, gabe jumpangma panonggorna dohot Raja Uti, ai ditingkir Raja Uti do sian ginjang manang na tutu olo Si Singa Mangaraja manganhon ingkau gadong i. Mijur ma RajaUti sian songkor gabe mangkatai ma nasida.
Dipaboa Si Singa Mangaraja ma sangkapna naeng mangalap sada gaja pahanpahanan ni Raja i; “Boi do lehononku gaja i tu ho alai ingkon ho do mamboan talina jala ingkon jolo pasahatonmu do tu ahu nahupangido on”. Lului ma diahu:
1. Sada horbo tunggal, sihalung jala namarngingi di ginjang
2. Sada bulung ni ri, bidang na sabulung gaol
3. Sada pungga namarimbulu
4. Sada lote namarlailai
5. Sada tali ni hoda sian rihit
6. Sada hambing tunggal sipitu tanduk
7. Sada jolma namarsaongsaongkon pinggolna jala namarsabesabehon susuna
Mulak ma Si Singa Mangaraja mangalului pinangido ni Raja Uti. Dapotsa ma lote namarlau di Pangururan Samosir, jolma namarsaongsaonghon pinggolna jala marsabesabehon susuna di Simalungun, hambing tunggal sipitu tanduk sian Uluan, tali rihit sian Raja Sijorat Sitorang, pungga namarimbulu sian Laguboti, bulung ni ri sabulung ni gaol sian Sianjur Humbang dohot sada horbo tunggal sihaluang na marngingi di ginjang sian Silindung. Diboan ma i saluhutna tu jolo ni Raja Uti, dipatorang ma lapatan ni i sadasada.
Ala boi do diulahon sude pangidoan ni Raja Uti, dipasupasu Raja Uti ma Si Singa Mangaraja, ai nunga tutu ibana ma naminiahan ni Debata. Dipasahatma pusako harajaon tu Si Singa Mangaraja.
Piso gaja dompak, piso solam Debata na gabe pusaka di Raja Si Singa Mangaraja turuntemurun, lage haomasan, tabutabu sitarapullang, bunga na so ra malos.
Marpadan ma nasida na so tupa paboaonna pangarumangi ni bohi ni Raja Uti agia tung tu ise. Molo diose padanna i pintor mulak do tabutabu i tu Raja Uti, sitarapullang laptanna: sian i dalan na ro sian i do dalanna mulak. Dung masiunduhan di padan i, mijur ma Si Singa Mangaraja tu alaman, ditogihon ma donganna i manali gaja i sada, laos mulak ma nasida tu Bangkara.
Hape ditongan dalan i, andorang so sahat dope nasida tu Bangkara, sian na so tinuntun ni Si Singa Mangaraja, dihusiphon ma tu Raja Sijorat pangarumangi ni bohi ni Raja Uti, gabe habang ma mulak tabutabu sitarpullang i tu Raja Uti. Sar ma barita ni Raja Uti tu sude desa na ualu, marujung ma dohot harajaonna jala Raja Singa Mangaraja ma singkatna gabe raja ni halak Batak.
TUAN SARIBURAJA DOHOT ANGKA RIPENA
Tolu bulan dope naung sorang Raja Miokmiok, nunga ditua deba muse boru Sibasoburning. Dung i hu ma dibulanna, gok ma di taonna, sorang ma muse anakna paiduahon pinaporhas. Rap tubu do ibana dohot iponna, sisilonna pe dohot obukna nunga ganjang, dibahen nasida ma goarna “Sariburaja” jala boruna i margoar “Siboru Pareme”.
Magodang ma Sariburaja gabe sangkar dolidoli, nangkok ma ibana tu punsu ni Pusukbuhit, tinggal ma ibana disi tolu ari tolu borngin. Ditingki i mangilulu ma dagingna gabe daging na imbaru, na marsahala, na so boi taluhonon ni jolma, binatangbinatang manang begu laos pe taho.
Tubu ma rohana mamereng inganan humaliang luat i. Dinangkohi ma dolok Simanabun, dituati rura Tambunrea mamolus tombak nalimuton dohot harangan rimbunrea. Madangadang ma ibana sahat tu Barus, dapotsa ma disi bosi nasa horbo balgana di gadugadu Sitanggor, binanga buarbuar di ondingonding ni dolok. Suman tu horbo, martanduk, marpinggol jala marihur. Margoar do bosi i pantar bosi, pongatpongatan bosi, pangutpangutan bosi, bosi marihur, bosi malela. Dibuat ma ateate ni bosi i boanonna, jala disurathon ma goarna di atas ni batu i dohot agong.
Pangolion ni Sariburaja
Nunga tang daging ni Sariburaja, jumpang ma tingkina naeng mambuat boru. Ro ma Nan Tarduhir mangalapi ibana asa nangkok tu Pusukbuhit mangkatai tu Nai Mangiringlaut, boru ni Balabulan. Disura roha, boru ni jolma sapaingan di Pusukbuhit i do i. Dipatop Nan Tanduhir ma Sariburaja dohot Nai Mangiringlaut gabe marsaripe. Diboan Sariburaja ma ripena i tuat tu toru alai dang tu Sianjurmulamula diboan, manosor do nasida tu Pariksabungan. Dipajongjong ma disi jabuna, dipauli ma rumbi sian batu panimpanan ni barang pusaka pauseang nabinoan ni Nai Mangiringlaut, i ma: piso ranggajuma, hujur tombak di langit, batu martaha pompang bala saribu tulak bala saratus, tintin sipajadijadi, pungga haomasan, sande huliman, tajom bara, bodil tarsardopur, giringgiring sianting sabungan na mariaingmarloing. Ditutup Sariburaja ma rumbi i dohot hadatuonna holan ibana do dohot Nai Mangiringlaut na boi mambungka, i ma na margoar “Batu hobon”.
Hatop do ditua deba Nai Mangiringlaut, matoras ma eme binoanna i. Nunga tang nang Siboru Pareme laos soadong na marhaseangkon. Laho ma ibana tu Pariksabungan manopot ibotona Sariburaja. Nunga melengeleng rohana mida ibotona i, gere pangkataionna, peut so peut dibahen abitna, sumadoasadoa dibahen pardalanna. Hinata pe bira dohot latong, hapegani dos do rintopna. Gabe manuan bulu ma nasida di lapanglapang ni babi, patuat na so uhum ma nasida mangulahon na so jadi. Hambol ma pat ni Siboru Pareme ala ni utiutianna i, tamba ari tamba tarida ma nabinoanna i.
Sar ma barita, pur ma alualu tu pinggol ni Guru Tateabulan dohot anakna Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja. Mangasup ma anakna na tolu i ingkon mamusa Sariburaja ala dibahen haurahon.
Dipasurut Sariburaja ma langkana martabuni tu tomabak na di Pusukbuhit. Alai ala naung mangilulu i dagingna dang adong dihabiari agia begu aha sude do tunduk mamereng ibana. Ro do bodat Sijumboljumbol manarui parbue ni hau dohot situak ni loba bahen balanjona. Ro do babiat Sibolang gabe hundanganna songon panangga, tusi ibana lao tusi do diihuthon gari modom didongani do Sariburaja pola dibahen songon ripena. Nang sihulambak golanggolang jolma so begu didongani do songon jolmana. Sapala naung pur barita ni sibaoadi sahat ro di dia ninna rohana do.
Nunga dirimpu angka anggina i naung mate Sariburaja ala so hea be mumbol alai dang sonang dope roha ni anggina na tolu i. Dialap ma ibotona Siboru Pareme sian Pariksabungan diparadae ma dahanon pitu solup, sada hudon na metmet, sada sonduk, sada raut sidila ni ilik. Dipaksa ma ibotona i mangihuthon nasida tu tombak na limuton harangan longolongo. Marsomba do ibotona i manopoti salana mardongan iluilu mabakbak, alai dang dioloi Limbongmulana dohot anggina nadua i somba ni ibotona i, saut ma borhat nasida. Ganup maradian nasida, sai didekdekkon Siboru Pareme do sobuon asa adong ihuthonon ni Sariburaja mangalului ibana. Sahat ma nasida tu harangan Batu Martindi di dolok ni Sabulan. Dipauli ma lapelapena so mardorpi dohot marpantar, disi ma ditadingkon nasida Siboru Pareme dohot bohalna i.
Mulak ma nasida sahat tu Sabulan. Marbulan ma nasida natolu ingkon saroha jala satahi maralohon Sariburaja molo tung mangolu dope ibana, songon i nang tu pomparan ni Siboru Pareme, molo tung adong.
ANGKA ANAK NI SARIBURAJA
Nunga matoras eme nabinoan ni Nai Mangiringlaut, humodohodo ma ibana naeng mangintubu alai dipangido rohana do naeng jolo pajumpang ibana dohot Sariburaja asa tiur haroan tubu. Asima roha ni anggina Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja, dipangido ma sian Guru Tateabulan hujur Siringis hujur Jambarbaho nabinoanna sian tulangna i ma disombahon nasida singkat ni Sariburaja.
Ala masa do di luat i ari logo ranggapuri matutung, mijur ma nasida sude tu alaman asa martonggo Guru Tateabulan mangido udan paremean tu Mulajadinabolon. Dipangido Nai Mangiringlaut ma asa dipantikhon hujur i di pogu ni alaman, dung i martonggo ma Guru Tateabulan.
Dang sae dope Guru Tateabulan martonggo, humodohodo ma Nai Mangiringlaut, manggunjal ma na dihiringan manuk. Sidung martonggo Guru Tateabulan hu ma dibulanna, gonop diarina, toho ma dipartingkianna tiur ma haroan ni Nai Mangiringlaut, sorang ma baoa. Tompu ma matompas udan sian langit maborbor ma nasida saluhut. Dung sahat tu jabu, dibahen nasida ma goar ni dakdanak i Siraja Iborboron. Laos ala ni i ma ninna umbahen parari gurgur pomparan ni Siraja Iborboron, sai marhobot do langit sai ro do pinomat simbur molo marhorja nasida.
Ia Siboru Pareme didapothon Sariburaja do tu pambuanganna i, ndang sonang roha ni Sariburaja sai balisaon do ibana. Maralamat pandang torus ma ibana mandapothon Siboru Pareme diihuthon babiat sibolang i do ibana songon na manganggo bogas ni Siboru Pareme. Diida nasida do sobuon na pinadekdekhon ni Siboru Pareme di tongan dalan i.
Dung sahat nasida tu harangan Batu Martindi, diida ma lapelape ni Siboru Pareme asal adong dibahen ibotona i jala dao sian aek, dipaunsat ma dungkan toruan tu lambung mata mual, disima tinggal nasida. Babiat sibolang i ma tongtong ro manarui parbue ni hau dohot angka situak ni loba.
Dung i gok ma ditaonna, hu ma di bulanna, jumpang ma arina sorang ma na di bortian anak lahi. Dibahen Sariburaja ma goarna Siraja Altong ala godangan situak ni altong do balanjona. Alai maruba do muse goarna i gabe Siraja Ilontungon.
Babiat sibolang pinarjolma ni Sariburaja i pe, ditubuhon ma sada anak jolma baoa. Aris do rupa ni posoposo i tu Sariburaja alai rabuton do sude dagingna, dibahen Sariburaja ma goar ni anakna i Siraja Galeman.
Dung sorang Siraja Galeman disuru Sariburaja ma babiat i mulak tu Pusukbuhit, ibana pe pagodanggodang anakna i rap dohot Siboru Pareme. Dung magodang Siraja Galeman hurang mardomu do ibana dohot Siraja Ilontungon gabe laho ibana dompak Dairi, pomparanna ma muse marga Babiat, i ma marga Tambeski dohot marga Napagodang.
Rundut partuturan
Sar ma barita, pur alualu tu Guru Tateabulan dohot anakna Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja naung sorang Siraja Ilontungon anak ni Sariburaja sian ibotona Siboru Pareme. Marsak ma nasida ndada holan ala ni hahaila na so haholipan, alai rundut ni partuturan on ma na maol patureon. Dung mardos niroha Guru Tateabulan dohot anakna na tolu i, songon on ma dibahen nasida partuturon narundut i:
Ïa Siraja Iborboron anak siahaan do ibana di Sariburaja ai parjolo do ibana tubu sian ripena naung nirajahon i ma Nai Mangiringlaut. Ia Siraja Ilontungon anak paidua ma di Sariburaja ai parpudi do ibana tubu sian ripena na so nirajahon, alai huhut do i ibeberena, ai na marroharoha do Sariburaja dohot ibotona Siboru Pareme.
I ma umbahen didok umpama: “Paramak rere do Sariburaja, maranak huhut maribebere tu Siraja Ilontungon; alai parlage tangki do Siraja Iborboron marlae huhut maranggi tu Siraja Ilontungon”. “Dangkadangka dupangdupang matua haha do anak ni tulang”
Martinading hata Sariburaja
Marsibunisibuni do Sariburaja manopot jabuna di Pariksabungan dina ro ibana mamereng anakna Siraja Iborboron. Dipasahat ma hujur bosi malela namargoar hujur Siborboron bahen sombana tu anakna i ala so diida tubu.
Ro dope Sariburaja mandapothon ripena dohot anakna Siraja Iborboron tu Pariksabungan. Diungkap ma hombungna i jala dibuat ma sian bagasan sada tintin sipajadijadi, senda huliman dohot batu martahan dungi ditonggohon ma hombungna i laos rapet ma langkopna.
Ditingki i nunga ditua deba muse Nai Mangiringlaut, dipaboa Sariburaja do parampuan tubuna i jala ditonahon asa bahenonna muse goarna Siboru Sanggulhaomasan. Sorang ma tutu boru i ndang sanga diida Sariburaja be i marhasohotan.
Laho ma muse Sariburaja mandapothon anakna di Banuaraja. Dipasahatma tu Siraja Ilontungon sada tintin sipajadijadi songon tanda patuduhononna tu hahana Siraja Iborboron, jala ditonahon ma: Ïa pomparan ni Siraja Ilontungon, marhahahon tulang jala martulanghon haha do tu pomparan ni Siraja Iborboron”. Dipaingot ma huhut asa marsaroha unang adong parsalisian.
Laos dipasahat ma huhut dohot pusako batu martaha i tu Siraja Galeman.
Di dok torsa, na borhat do Siraja Iborboron sian Pariksabungan mangalului amana Sariburaja, Siraja Ilontungon pe borhat do sian Banuaraja tong mangalului amana Sariburaja sian na so masibotoan gabe jumpang ma nasida di tombak Sisunut dolok ni Harianboho. Marsiranggut ma nasida alai ndang adong na talu ndang adong na monang. Alai molo maradian nasida marsiranggut ro do bodat sijumbojumbol mangummai nasida margantiganti, ujungna masisungkunan ma nasida manang ise be. Dipatuduhon be ma tintin pusaka sian amana Sariburaja, “Ho do i hahang”, ninna Siraja Ilontungon tu hahana Siraja Iborboron na umbalga sian ibana laos masihaolan ma nasida. Rap ma nasida mangalului amanasida Sariburaja alai ndang dapot gabe mulak be ma tu hutana.
Ndang adong na mamboto manang didia mate Sariburaja jala manang na didia kuburanna. Na deba mandok na laho do ibana tu Angkola sahat tu aek Parsalinan, sian i muse torus tu Barus jala mambuat boru muse disi. Alai adong do na mandok mate di Pusukbuhit jala dipamasuk Siraja Iborboron tu kuburan batu na ni dakdak pinarade ni Sariburaja hian disi.
RAJA HATORUSAN II (TUAN BALASAHUNU)
Dung tang Siraja Iborboron dioli ma boru Jau. Dang pola sadia leleng denggan ma pamatang ni boru Jau i, jala dung dapot di arina dohot tingkina sorang ma na dibortian alai hibul songon jelok marbalutan/martastasan. Dibungka ma tastasanna i, marboa ma posoposo i tarida ma anak lahi. Ala na balutan i ibana tubu digoargoari do ibana “Hobalbalutan”.
Diririt Siraja Iborboron ma goarna, diingot ma tona ni Raja Hatorusan tu amana Sariburaja asa dipampe goar ni sahalak sian pomparanna mambuat goar harajaonna gabe dibahen ma goar ni anak na i Raja Hatorusan II.
Gabe datu bolon do muse Raja Hatorusan II jala paraji nautusan. Boi do dipasang ibana pompang balasaribu tulak balasaratus. Marsahala do ibana jala na sakti gabe dibahen halak do panggoarina “Tuan Balasahunu”.
Mangoli ma muse Raja Hatorusan II, ndang apala binoto boru ni ise na nialapna, Sian tunggane boruna i (adong mandok boru Hasibuan) tubu do lima halak anakna:
1. Anak sihahaan margoar: Ompu Tuan Rajadoli namargoar huhut Datu Taladibabana. Dungkon mate amana ditadingkon ma Pariksabungan mangalului panjampalan nalumomak. Alai dipudi muse bungkas do nang angka anggina i sian Pariksabungan, ai hatiha parserahan ni jolma do tingki i tu desa naualu. Torsa ni Ompu Rajadoli paboaon dope muse di pudi (Torsa no.7).
2. Anak paidua margoar Datu Rimbang, na borhat muse dompak Sarinembah.
3. Anak paitolu goarna Datu Altong (Altokniaji), na bungkas muse tu tano Karo masuk marga Kacaribu mangoli boru Tompul Sipurpuron.
4. Ompu Sahangmataniari, na bungkas tu Toba parhabinsaran sian i muse tu Bandarpulo torus tu Pane donokkon Asahan. Anakna ma Raja Margolang, pomparan ni Raja Margolang gabe marga Margolang do muse.
5. Anakna siampudan margoar Ompu Sindar Matanibulan namargoar huhut Datu Mombangnapitu mambuat boru Tompul Sipurpuron ripena I i ma ina ni Simarimbulubosi na marhuta di Sibaragas Sipultak. Ripena II boru Harondangpane, sian i pitu anakna sahali tubu alai sude do muse sahali mate.
Dung matua Raja Hatorusan II, ditanom pomparanna ma ibana di parbandaan Rianiate di lambung kuburan ni amana Siraja Iborboron dohot Guru Tateabulan.
OMPU TUAN RAJADOLI NA MARGOAR DATU TALADIBABANA
Ia anak sihahaan ni Raja Hatorusan na margoar Ompu Rajadoli borhat ma ibana manadingkon anggina na opat halak i sian Pariksabungan dompak Habinsaran mangalului panjampalan na lomak.
Datu bolon do Ompu Tuan Rajadoli, sian ibana do parmulaan ni “manuk di ampang”, malo do ibana maroingoing. Molo maroingoing ibana, marhaliang ma jolma i jala pintor tubu ma disi siubatanna angka na niulpukna. Ima umbahen dibahen halak goarna Datu Taladibabana, parjagajaga di bibirna parpustaha di tolonanna.
Mangihuthon parmanuhan dinabinahenna di Pariksabungan di na laho pinda ibana, tu pat ni Pusukbuhit do ibana manosor alai manggurui do ibana disi, ai mamintor mate do hoda hundulanna laos digoari ma i Pangururan.
Mardalan ma ibana dompak habinsaran mangalului tano na tipak di rohana huhut do ibana marjuji dohot pinadatu. Molo talu ibana, maroingoing ma ibana asa marhaliang jolma i ulpuhonna, ise siubatanna. Songon i ma dibahen paima sahat ibana tu ujung ni dolok Samosir parhabinsaran. Martangiang ma ibana disi anggiat dipatuduhon Debata tano siinganananna, laos dibahen ma goar ni inganan i “Sitamiang”, i ma Gultom nuaeng.
Mangihuthon alamatna, tuat ma ibana tu toruan tu topi tao, toho ma ro mamolus sian i parsolu marga Siregar nanaeng taripar tu Sigaol. Dipangido ma asa dohot ibana sungke tu solu i, gabe marluga ma nasida tu Sigaol, didok ma goar tinadingkonna i “Sungkean”.
Ditorushon do pardalananna dompak dolok, diparik ma disi parhutaanna alai ndang saut diingani, ditorushon do pardalananna tu Utara. Dapotsa ma disi godang tubu hau motung adong muse ma holan hau dongdong. Ia dongdong on sipanganon do parbuena alai sai sanga do diallang pidong sambola. Disi ma dipungka Ompu Tuan Rajadoli parhutaanna jala digoari ma i huta “Dongdong”, i ma na dilambung ni Motung nuaeng.
Ndang pola haru dipaboa di torsa manang marga dia do dongan saripe ni Ompu Tuan Rajadoli. Adong na mandok boru Hasibuan alai boru do buhabajuna na margoar “Siboru Huta Hot”. Adong do muse lima anakna, dibahen do muse goar ni sihahaan i Sariburaja II mambuat goar ni ompungna parginjang.
Ia ro ma Raja Mangareak sian huta Harianboho Pangururan anak ni Tuan Sorimangaraja tubu ni Nai Rasaon mandapothon Ompu Tuan Rajadoli tu Dongdong mangoli boruna Siboru Huta Hot i, disondukhela ma ibana.
Dung lam matua Ompu Tuan Rajadoli dilehon ma parhutaan ni helana dohot boruna i tano Sibisa ala nunga sai mangido manjae nasida sian huta.
Mangiburu do sude anakna i ala ni i, manginongi ma roha nasida ala songon na sumangkan diida amana i marboru, laho ma nasida mandaodao masitopot dalanna be.
Alai ndang pungu nasida sadalanan, masitopot lomo ni rohana be do.
1. Anakna sihahaan Sariburaja II (ida torsa no
2. Anakna paidua Sipahutar morot do dompak Parparean, adong do anakna sada margoar Matasopiaklangit. Sada do matana di holangholang ni salibonna balgana nasa sapaluan ni ogung. Tajom do pamerenganna, boi do diida pidong na meat di punsu ni hau di atas dolok. Molo ditailihon tu langit boi do diboto andigan ro udan. Bungkas do muse nasida tu Parsambilan, muli do boruna tu Sitorus Pane na disini. Adong do opat anak ni Matasopiaklangit, sihahaan laho tu Bandarpulo, paidua dompak Pagarbatu, paitolu dompak Parsingkaman, paiopat dompak Padangbolak.
3. Anakna paitolu Siraja Hatioran (Datu Singa), i ma naumpompar marga Harahap. Rap borhat do ibana dohot Sariburaja II tu Janjimatogu rap dohot anggina Siraja Tanjung. Morot do muse nasida sian i dompak Parparean. Sian i ma Sariburaja marsolusolu tu Sigumpar. Anggo Raja Hatioran laho do dompak habinsaran, sian i muse tu Pangaribuan jala ditorushon muse tu Silantom sahat tu Angkola. Marharajaon do nasida disi jala lambas tanona.
4. Anakna paiopat Siraja Tanjung, sian Janjimatogu laho do tu Lobuhole Habinsaran. Na deba laho do dompak Silindung sahat tu Barus, nadeba nari laho do dompak Angkola.
5. Anakna pailima Ramberaja, mulak do dompak Sianjurmulamula, alai laho do muse sian i dompak Barus. Pomparanna marga Rambe na marserak di Barus, Singkil, Dairi sahat tu bagian Langkat.
Boruna buhabaju margoar Siboru Huta Hot muli do tu Raja Mangareak na ro sian Harianboho Pangururan. Dipajae Datu Taladibabana do nasida tu Sibisa. Alai di na sarimatua muse Datu Taladibabana dipasahat do tu boruna i parhutanna di dongdong dohot sude tano ulaon tu helana i ala soadong be anakna tinggal di lambungna.
Sipatangkason:
1. Di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28/29 Februari 1962????? Adong do manang piga sian marga Sipahutar dohot Harahap mandok Datu Marhandangdalu do ompunasida, alai di pudi di pelaksanaan ni tambak i tarida do na so rim sude marga nadua i mandok na pomparan ni Datu Marhandangdalu nasida.
2. Adong do deba mandok anak ni Datu Pompangbalasaribu do si Tanjungdolok, alai molo niida torsani Datu Pompangbalasaribu dohot Isangmaima (Datu Pulungantua) manang Datu Rimbangsaudara (Datu Marhandangdalu), sian sihadakdanakonna, pargulutan di hujur pusako i sahat tu hatutuana ndang hea martaringot Tanjungdolok, gabe songon na tumoho do ibana anak ni Datu Taladibabana. Alai sipatangkason dope na dua on dia sasintongna.
3. Di Tarombo binahen ni W.Hutagalung al.65 dohot B.Sej.BS. al.65 marhaha maranggi do Sipahutar-Harahap-Tanjung dohot Rambe.
SARIBURAJA II MANOMBANG TU TANO HAUNATAS
Tar suman do parsorang ni Tuan Sariburaja tu parsorang ni anak sihahaan ni Datu Taladibabana, rap tubu do ngingina, obukna dohot sisilonna pe nunga ganjang, alani i dipampe ma goarna Sariburaja II.
Mambuat boru di Uluan do ibana, disura roha marga Hasibuan do i ai i dope marga na adong disi. Lumomo do roha ni anak ni Datu Taladibabana mangaranto humolang sian natorasna. Laho ma nang Sariburaja II dompak Janjimatogu, morot do muse sian i dompak Parparean rap dohot Raja Hatioran. Holan Sariburaja II nama dohot ripena marsolusolu dompak Sidais ai nunga pulik dalan ni anggina Raja Hatioran na laho dompak Habinsaran.
Dipauli Sariburaja II ma soluna sian bulu tolong hibulhibul dirahut marrupahon solu. Dibahen do hundulhundulanna bage marpangunsandean, bulu na ganjang do dibahen holena ima ditungkolhon tu tano/gambo na dibagasan aek i mamolus arung dohot ansising. Sahat ma nasida tu na buntul di Sidais, maradian ma nasida disi naeng mambahen parhutaan ala napu tano i diida. Hape marsahitma boruna Siboru Dongdong Saroding na tubu uju di Dongdong dope nasida, laos mate do boruna i jala dikuburhon do disi.
Borhat ma nasida dompak Hasundutan, ditadingkon ma gomparanna disi, mardalan tot ma nasida sian buntulbuntul i sahat tu Laguboti. Diida ma angka hau na timbo dingkan Angkola ala ni napuna do i ninna rohana. Disi ma Sariburaja II manombang, manosor parhutaan, dibahen ma goar ni huta na i “Haunatas”(hau na atas) disi ma ibana maringanan sahat ro di na mate.
Di na ro Patuan Suriga pomparan ni Tuan Sihubil Tampubolon tu inganan tinadingkon ni Sariburaja II i dapotsa dope gumpar i gabe dibahen ma goar ni luat i Sigumpar.
Tarbarita do Sariburaja II na sian Haunatas di sude Toba Holbung ai datu bolon do ibana pataoar sipangabangabang sipangubungubung dagingna pe togos, malo marmonsak digoari do ibana pangulima. Tarsuman do tu Sariburaja I ndang taralo halak ibana, gabe dibahen ma pangoargoarina “Datu Rimbangsoaloon”.
Gabe jala sarimatua do Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) mangingani bona pasogit ni Pasaribu Haunatas, adong do onom anakna dohot dua boruna:
1. Anakna sihahaan i ma Datu Pompang Balasaribu na umpompar Pasaribu (torsa no.9)
2. Anakna paidua Siraja Matondang datu bolon parlamat pandang torus, namadangadang do ibana manandangkon hadatuonna. Marserak do pomparanna adong di Sijamapolang, Pakpak, Angkola dohot Kualu.
3. Anakna paitolu Raja Saruksuk, hatop do laho jalang; pomparanna marga Saruksuk maringanan di Barus, Pakpak dohot Karo.
4. Anakna paiopat Raja Sitarihoran, na utusan do marultop marburu pidong tu harangan dohot tombak. Pomparanna adong do di Barus, Silindung, Angkola deba tu Karo dohot Sarinembah.
5. Anakna pailima Raja Parapat, laho do dompak Parapat, Simalungun. Pomparanna adong do di Toba, Silindung, Barus dohot di Angkola (Potibi Padang Lawas)
Boru ni Sariburaja II sihahaan margoar Nai Antingmalela na muli tu Sibagotnipohan anak ni Tuan Sorbadibanua di Balige. Dipangido Sariburaja II do bolina marutang di pudi, ganup taon lehononna sada horbo pelean tu dolok Tolong dohot sada lombu pelean tu Paindoan. Dioloi Sibagotnipohan do i, nunga ngernger gararon utang ninna rohana. Dipudi muse didok Sariburaja II ma asa unang be dipasahat i tu ibana, Sibagotnipohan sandiri ma mamelehon horbo dohot lombu i tu hasahatanna.
Boru siampudan margoar Siboru Pantisabungan na muli tu Babiat Naingol marga Sinaga sian Pariksabungan. Tusi do dipalumehon Datu Marhandangdalu hujur na nialapna sian banua toru saleleng na masimusuan i ibana.
Sipatangkason:
Di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28-29 Februari 1962???? Adong do manang piga sian marga Matondang, Sitarihoran dohot Parapat na mandok dohot nasida anak ni Datu Marhandangdalu, alai di pudi di pelaksanaan ni tambak partanda tarida do na so rim sude margamarga na tolu i mambuktihon na dohot do nasida pomparan ni Datu Marhandangdalu. Sipatangkason dope dia na sasintongna di na laho mamestahon tambak partandaan i.
Di bungku Tarombo W.Hutagalung al.65 dht Sejarah Batak B.S/al 65 martinodohon do Matondang, Saruksuk, Sitarihoran, Parapat, Parubahaji (marga Tinedung dohot marga Sipangkar).
DATU POMPANGBALASARIBU SAHAT TU SIPULTAK
Sian na metmet dope anak sihahaanna i nunga sai diajarajari Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) taringot tu hadatuon dohot hapangaulimaon. Molo ro siseanna marguru manang molo laho ibana manandangkon hadatuonna sai dohot do anakna i dipaboanboan. Tung sude do parbinotoanna i ditungkishon tu anakna i sahat tu pompang balasaribu tulak balasaratus pola dohot goarna dibahen “Datu Pompang Balasaribu”.
Ala ni hadatuonna dohot hapangulimaonna dang sangkot ibana di huta. Dolidoli dope ibana nunga laho manandangkon na binotona tu Balige maringanan di Onanraja. Mahap ibana disi, nangkok muse tu Gumbot, sian i tuat tu Tarabunga. Songonsongon i ma ibana madangadang sian luat nasada tu luat na sada nari.
Dung manang sadia leleng ibana di Tarabunga tuat ma muse tu Meat, ditorushon muse tu Sitanggor nangkok dompak Paranginan torus tu Lintongnihuta. Dung sahat tu Sipultak maradian ma ibana disi ala toho tano i tu rohana bahen ingananna. Dipungka ma disi hutana, dipajongjong jabuna, diula porlak dohot parturan, dipungka ma dohot pahanpahananna, digoari ma hutana i Pea Horsik Sipultak.
Dibuat ibana ma boru ni luat na disi bahen pardihutana i ma boru Hombing. Adong do dua halak anakna dohot sada boruna. Goar ni anakna i:
1. Isangmaima na margoar muse Datu Pulungantua, anakna ma Tumonggo Lubis naumpompar marga Lubis
2. Datu Rimbangsaudara namargoar muse Datu Marhandangdalu, anakna ma Sariburaja III naumpompar marga Pasaribu. (torsa no. 10 dohot 11)
Digoari Datu Pompangbalasaribu do boruna i Siboru Sanduduk i ma na muli tu anak ni Namboruna Siboru Pantisabungan na muli tu Babiat Naingol Sinaga di Pariksabungan.
Sipatangkason:
Adong do na mandok dohot do Tanjungdolok anak ni Datu Pompang Balasaribu alai molo pinatangkas torsa ni Datu Pompang Balasaribu dohot torsa ni anakna Isangmaima (Datu Pulungantua) dohot Datu Pompang Balasaribu (Datu Marhandangdalu) mulai sihadakdanakonna dohot parmusuon siala hujur pusako i, dang hea martaringot goar ni Tanjungdolok; gabe hira tumoho do pandok ni na mandok: Anak ni Datu Taladibabana do Siraja Tanjung, alai siluluan dope hatorangan na tumangkas. Ida torsa no.7
DATU RIMBANGSAUDARA (DATU MARHANDANGDALU)
a. Hadakdanahonna
Dipaboa Datu Pompangbalasaribu do sangkapna tu ripena boru Hombing tarsingot tu anakna Isangmaima dohot Rimbangsaudara songon on:
1. Isangmaima ajaranna tu hadatuon na madangadang muse tumandangkon hadatuon tu luat na asing, alai
2. Rimbangsaudara ajaranna ma martungkuang dohot marpadot asa adong tinggal dapoton di huta.
Dialo boru Hombing do i, di dok ingkon rap ajaranna nasida na dua tu hadatuon, partungkangon dohot hapadoton. Alai ndang ditangihon Datu Pompangbalasaribu, holan Isangmaima do diajari taringot tu hadatuon i.
Dihusip inana do Rimbangsaudara asa dipajonokjonok di pudi ni amangna uju diajarhon hadatuon i tu hahana manang tu halak na asing pe na ro marguru manang marubat tu ibana.
Na torus do roha ni Rimbangsaudara sude do dapot rohana hadatuon ni amana i, gari taoar najinalo ni amana sian ompungna Sariburaja II dapot do dibuat satonga be dipamasuk tu guriguri najinalona sian amangboruna Babiat Naingol i ma taoar: Ajimalim, Sitampar api dohot Sibola nanggar. Disimpan ma i tu inganan na buni na so sihasohasoan.
Dua hali masiujian gogo Rimbangsaudara dohot Isangmaima, masitalu gogo masionjoran andalu ma nasida parjolo sahali, talu do Isangmaima. Paduahalihon marsiadu maringkat masilelean. Ndang dapot Isangmaima dilele Rimbangsaudara, alai anggo Rimbangsaudara pintor dapot do dilele Isangmaima jala ditangkup.
Marsak do Datu Pompang Balasaribu paidaida parbadabadaon ni anakna na dua i. Dijou ma nasida nadua, dipaingot ma asa unang be marbadabada. Disuru ma nasida mangalului boru asa boi nasida hatop pajaeonna. Mambuat boru ma Isangmaima, dang haru torang binoto boru aha dibuat; adong na mandok boru Hasibuan alai laos adong do mandok boru Sitompul. Ba tumangkas ma marga Lubis umboto manang mangalului.
Dipajae natorasna ma anak i, dipungka ma parhutaanna di Lobu Silosung humolang otik sian Pea Rihit.
Rimbangsaudara pe laho ma mangalului boru tu Lintongnihuta dipasaut ma boru ni tulangna marga Sihombing Lumbantoruan. Ibana pe manjae ma di sosor Lobu Sipinggan nuaeng. Balga jala uli do dibahen jabuna ai tungkang do ibana, lambas jala renta do parporlahan dohot parladanganna ai na padot do ibana. Torop do halak ro mangido pangurupion nang sian luat na dumao ai nunga datu bolon ibana margoar “Datu Rimbang Saudara”.
Ia dung manjae anakna na dua i lam matua ma Datu Pompang Balasaribu, dipasahat ma hujur siringis, hujur jambarbaho na binoan ni Guru Tateabulan sian huta ni tulangna jala na turuntemnurun tu Raja Iborboron sahat tu Datu Pompang Balasaribu, riperipe nasida do i dohot Datu Rimbangsaudara boi margantiganti mamangke hombar tu haporluanna be. Mate ma Datu Pompang Balasaribu di hutana Pea Rihit.
b. Datu Rimbangsaudara tuat tu banua toru
Mansai uli do suansuanan di porlak ni Datu Rimbangsaudara ala ni padotna mulaulaon hape ro do aili mangugei suansuananna i. Dionggop Datu Rimbangsaudara ma i rap dohot ripena boru Hombing, diida nasida ma ro pitu aili marudur, naumbolonna ma di jolo. Mabuk ma Datu Rimbangsaudara mangalap hujurna sian jabu, mundukunduk ma ibana mangonggop aili i, dipantom ma na umbalga i, i ma aili sibolang na marrante alai ndang bil maleu do mata ni hujurna i jala maporus ma sude aili i.
Laho ma Datu Rimbangsaudara manopot Datu Pulungantua dipangido ma tu hahana i asa pangkeonna jolo hujur pusako riperipenasida i, ai ingkon na martuatua do asa bil tu aili sibolang na marrante i.
Dilehon Datu Pulungantua do hujur i tu Datu Rimbangsaudara alai dibahen janji na so jadi mago jala ndang jadi singkat ndang boi abul, molo so mulak parsomba ma hamu nasaripe tu ahu.
Ndang pola dialusi Datu Rimbangsaudara hatana i, so na mago i ai ahu do na mamangke dung i so na pangumpolanna i, riperipenami do, ninna rohana.
Tongon ma tula; bulan mangarinsan, rondang do bulan i songon arian, laho ma Datu Rimbangsaudara rap dohot boru Hombing mangonggop aili i tu porlakna. Marudur ma tutu aili i, sibolang na marrante i do di jolo. Dung jonok, diromparhon Datu Rimbangsaudara ma hujurna i, tung sangkan do hona sasap ni aili i. Disoro Datu Rimbangsaudara ma boturan ni hujur i laho patundukhon nian hape tanggal ma boturan i mumpat sian matana, ai naung lumbang do i huroha ala na leleng somarpangke. Maporus ma aili i sude mansai hatop ndang tarihuthon ni Datu Rimbangsaudara, tarhatototng ma nasida mulak tu jabuna. Marsogotna i diihutihut nasida ma bogas ni aili i, sahat ma tu lubang samudora, masuk do aili tu bagasan lubang i.
Tarsingot ma rohana tu hujur pusako, hujur jambarbaho riperipenasida i. Dielek Datu Rimbangsaudara ma hahana i, dipaboa ma parmago ni hujur riperipenasida ai na rap agoan do nian nasida. Pir do roha ni Datu Pulungantua, jogal do ibana jala koras do hatana: Ïngkon parsomba hamu sude molo so dapot hujur i”, ninna.
Mardosni roha ma boru Hombing dohot sinondukna songon on: “Niduda ma na marlangkat, sineat ma namargota, tinutungan ma na marimbulu, siniuk ma indahan, tinanggo ma juhut, tinonggo ma raja ni dongan tubu, dongan sahuta, raja ni boru dohot raja ni hulahula.
Ro ma tutu sude nasida, dipajojor suhut ma parmago ni hujur riperipe i dohot na malobihu hata sian Datu Pulungantua ai riperipe ndang tarbahen pangumpolan. Saroha ma angka raja i laho paingothon Datu Pulungantua, alai ndang marguna tong do jogal rohana.
Mangihuthon alamat pandang torus ni Datu Rimbangsaudara ditogihon ma sampuluopat halak angka na togos donganna papunguhon hotang, diboan ma i tu baba ni lubang samudora i. Dibahen ma songon geanggeang, diisi dohot batu dungi ditantan ma tu toru hape tong do ndang sahat, gaunggaung dope.
Ditambai dope hotang i nasai nari ipe asa tandos di toru. Dipantikhon ma hariara na saborotan, ditambathon ma hotang i mansai momos, disuan ma pitu hambona gaol humaliang ni lubang i.
Mulak ma ibana tu huta, ditonggo ma muse raja, dipaboa ma tu nasida pambahenan ni hahana i na gurgur sian uhum na lompo sian patik, ai matua siluluan do na mago sisingkaton na so disi, bahen tampahan ni na pinsur pamalunan ni na bolak. Asa tumpak ma tondinasida tumpak sahalana paborhathon ibana asa dapot naniluluan jumpang ma najinalahan.
Dipangido ma sian ripena boru Hombing todotodoanna, i ma: indahan jinagaran, pira ni ambalungan, pusupusu ni pinahan, sitompion na godang, gaol siaunon, ansimun na martangan, rudang sijagaraon, dengke nionang, itak gurgur, napuran na hombang dohot pining tingkiltingkilan.
Ditujungi nasida ma ruma dohot sopo ni Datu Rimbangsaudara, martujung ma inangna boru Hombing dohot ripena boru Hombing, diihuthon ma anakna Sariburaja III; anggo Raja Dohang dibortian dope tingki i. Marsiroprop ma andungnasida songon na mangudurhon na mate tu udean.
Martonggo ma Datu Rimbangsaudara tu Mulajadinabolon dohot tu sumangot ni ompungna asa dihorasi jala ditumpahi ibana di pardalananna asa tiur songon ari, rondang songon bulan dapot na niluluan jumpang na jinalahan dao ma samban bingkolang.
Dipaboa ma tu inana dohot ripena, molo malos hau dohot gaol on, boaboa ni naung mate ma ahu; alai molo tubu do, i ma boaboa namangolu dope ahu. Disintak ma sabukna dialithon ulosna dihadang hampilna.
Ditiop ma hotang i laos dihapit dohot ina ni patna tuat ma ibana ngernger tu toru, diida ma lam tu toru lam marlambas do liang i. Lam golap ma diida di toru ala so adong be hatiuron, songon borngin nama golap marimpotimpot. Hape dung sahat tu tondolan muba ma pamerengna songon pamerengan ni haluang dohot sipahut diida ma hau hariara do hasangkotan ni hotang i. Dituati ma hariara i tu toru gabe jumpang ma ibana dohot begu sipitu ulu si sada haehae na mandok tu ibana: Ïse do ho na mardarasmardiris i, sotung hulatang ho sotung hulutung hualithon tu andor tabu, sotung hupangan ho sotung hututung hupiringhon tu hombarjabu.
Dipasang Datu Rimbangsaudara ma partahananna, didabu ma sipatulpak laos dialusi ma: Ähu ma da na ro tu banuamon manandanghon hadatuon, manandanghon bisa, mamboan taoar ajimalim sitampar api sibola nanggar taoar sipangabangabang sipangubungubung taoar sipangolu naung mate siparata naung busuk, pagar simangonangon pagar sijambeulubalang”, laos dipispihon ma pagar na i tu begu sipitu ulu sisada haehae i. Tunduk ma begu i marsomba tu Datu Rimbangsaudara.
Dipaboa ma na disuru Raja Banuatoru do ibana manjaga ruang tu banua tonga hatuatan tu banuatoru ai ingkon na diloas Ompu Banuatoru do asa boi mamolus sian on. Namarsahit do nuaeng raja i hona runja dibanuatonga. Nunga sude datu ni banuatoru on dijou mangubati alai ndang adong na tolap. Molo boi taoaronmuna dohot pagarmuna lehononna do boruna i upamuna.
Dipatuduhon ma dalan tu huta ni Raja i, ingkon mamolus aek parsalinan do. Manang ise na mamolus aek i taripar tu bariba an maruba ma rupana gabe binatang alai molo taripar muse tu bariba on mamolus aek i muba ma rupana songon rupana hian. Rara do aek i, i do patindahon rupani na mamolus aek i.
Dijonohi nasida ma aek i ditampul ma sanggar lahi disornophon tu aek i pintor gabe tungkot balehat, dibahen muse tolong pintor gabe tungkot panaluan. Dibahen muse pitu buhu bulu suraton pintor gabe pustaha bulu.
Maralamat ma Datu Rimbangsaudara manang na beha bahenonna, diboto ma dia lapatanna i; ingkon muba rupana gabe babi molo tariparanna aek i gabe soboi be dapotsa mata ni hujur i. Martonggo ma ibana tu Mulajadinabolon asa diparo ari logo ranggapuri matutung diharoroan ni aek i di banua tonga asa marsik aek i. Dioloi Mulajadinabolon do tonggona i alai ingkon paimaonna do manang sadia leleng asa moru aek i.
Tinggal ma jolo ibana rap dohot begu sipitu ulu sisada haehae i, diguruhon ma pustaha bulu na sian aek Parsalinan i. Diguruhon ma angka pustaha hadatuon ni begu parbanuatoru i songon mangalimunon dohot taoar rugirugi, taoar bonangbonang, parsineangon dohot taoar banebane, paulak tondi tu ruma dohot taoar saesae, songon i dohot ragam ni suansuanan bahen pulungan.
Leleng di parlelengan marmetmet ma aek Parsalinan i dingkan juluan hatariparan i, mullop ma batu angka na bolon marholangholang dua dopa. Dipangke Datu Rimbangsaudara ma parsineangon, manimbungnimbung ma ibana sian batu na sada tu na sada nari gabe taripar ma ibana tu bariba so pola dais tu aek i.
c. Mulak mata ni hujur i tu Datu Rimbangsaudara
Di bariba ni aek i pajumpang ma ibana dohot “sipatundol ni begu”, di dok ma tu Datu Rimbangsaudara: “Marhua ma ho ro tu banuanami on, patindatinda rupa paubauba tompa, aha binoanmu, ise tinopotmu?”
Dipaboama na mamboan taoar do ibana, taoar pangabangabang pangubungubung sirungrungi na dapot bubu siharhari na dapot sambil, pagar dungdang soaloon pagar tanduk so suharon.
“Molo tutu do i, beta ma hita tu huta ni Ompu Raja Banuatoru ai tarrunja do ibana di banua tonga, nunga sude datu di banuatoru on mangubati alai ndang olo malum”ninna begu i laos borhat ma nasida.
Di tongan dalan pajumpang ma nasida dohot boru ni Raja i gabe i nama mandongani Datu Rimbangsaudara sahat tu huta ni Raja i. Nangkok ma nasida tu jabu, dipatuduhon boruna i ma sahit ni amana i. Diida Datu Rimbangsaudara ma mata ni hujurna i na solot di sasap ni Rajai ai na patinda rupa do hape ibana songon babi, ai homang do hapenasida.
Dijanjihon Raja i ma lehononna sahalak boruna i gabe ripe ni Datu Rimbangsaudara asal ma malum sahitna i.
Dibungka Datu Rimbangsaudara ma hampilna, dibuat ma taoar siaji malim na bolon didaishonma humaliang bugangna i, dilehon ma taoar sipangabangabang sipangubungubung inumonna, dilehon ma gundur pangalumi dohot ansimun pangalambomi allangonna. Lambok ma tutu dihilala na marsahit i ndang adong be nahansitna jala boi ma ibana sonang modom. Ala ni i pintor dilehon ma boruna siahaan na ummuli i gabe ripe ni Datu Rimbangsaudara.
Ganup ari lao do Datu Rimbangsaudara mamulung ubat ai ganup ari do mubauba ubatna dibahen. Laos dilului ma toras ni bulu godang, diarit ma i apala suman tu mata ni hujurna i didaishon ma dohot aek napuran asa suman tu bogas ni mudar dipamasuk ma i tu hampilna i.
Di na sabodari, dipapungu Datu Rimbangsaudara ma angka pulunganpulunganna di lambung podoman ni na marsahit i dibahen ma rimberimbe amak haliang, disuru ma sude mijur tu toru asa unang maila haruar runja i, ninna. Ditutup ma ulu ni na marsahit i dohot rugirugi, bonangbonang dohot banebane, manjurgang ma Datu Rimbangsaudara, dibungka ma hampilna dijolona, didais ma humaliang bugang i dohot taoar ngernger ma dienet mata ni hujur i jala pintor dipamasuk tu hampilna i laos dibuat ma toras ni bulu godang niaritna i, didais dohot aek napuran dilehon tiopon ni na marsahit i. Ditaoari ma muse bugang i asa unang busuk jala hatop martutup.
Dijou ma natorop sude masuk tu jabu, dibungka rimberimbe i, dipapungu pulungpulungan i, dijalo ma runja i sian na marsahit i laos dipatuduhon ma tu nasida sude. Dipamasuk ma muse tu tabutabu dibahen ma taoar aek tu bagasan na, ndang boi hasoan i anggo so malum situtu bugang i, ninna.
Dipaboa Datu Rimbangsaudara do na ingkon ganup ari do ibana laho mangalului ubat naimbaru asa hatop malum sahit i, alai laos mangalului na porlu tu parmulakna nama ibana huhut; songon batang gaol, tandiang, tabutabu, borongborong d.n.a. Martuptup ma Raja i dohot ripena dohot angka boruna i tingki so dihuta datuna i ai nunga tangkas ditanda Raja i na datu i do na mamantom ibana di banua tonga. Asa disi dipulangi sahithi ingkon pintor allangonta do ibana. Bodarina i di dok Datu Rimbangsaudara ma naeng maripos ma bugang i ndang sadia leleng nari bahenon ma pamulangina. Las ma roha ni raja i, haroananta do ninna, parade hamu ma manuk mira sialtong, lului hamu ma ramuanna; alai datu i do na ni dok na dohot natorop siharoan. Dialamat Datu Rimbangsaudara do roha ni Raja i, ndang be dipaboa arina alai disonggot nama asa unang managam Raja i.
Dung rade ulaula parborhatna, diboan Datu Rimbangsaudara ma ramuan pamulangion i, borngin do ibana sahat tu jabu. Dipaboa ma na ingkon bodari i ma pulunganna, dipasang ma taoarna dipamasuk ma sude ramuanna jala nunga bagas borngin asa sae gabe mondohondok ma nasida. Masihirdopan ma Raja i nian dohot ripena i alai ndang diantusi ripena i be sangkapna ala las nirohana di parmalum ni sahit ni Raja i.
Madekdek ma loting ni Datu Rimbangsaudara tu bara disuru ma ripena i mambuat, alai losok do rohana, ängginta i ma suru, ninna do, mijur ma anggina i mangalap. Madabu muse tulpangna, marganti ma anggina i mangalap; madabu muse gansipna, rautna, parhapuranna, partimbahoanna d.n.a. Nunga loja anggina i, sude nasida mondokhondok.
Ahu nama huroha laho ninna, dihadang ma ulosna ditiop hampilna dipangido ma huathuat sian simatuana na modom jonok tu tataring jala mijur ma ibana tu toru. Dirahuthon ma huathuat i tu ihur ni babi dalu na di bara i, disangkothon ma tabutabu namarisi borongborong tu rungkungna. Dipajongjong ma parsili naung pinaradena hian di alaman, harbangan dohot di angka sirpang, dipangke ma pangalimunon dohot parsineangon gabe sahat ma ibana tu aek Parsalinan. Nunga marsik aek i ai naung jumolo hian do ditonggohon i tu Mulajadinabolon.
Manihai ma Raja i ala malelenghu so nangkok helana i didokkon ma ripena mamereng. “Bolobolo ni i, sai na umbiar do ho, disi dope ne i helanta i mangalbasalbashon huathuat i soarana pe tarbege do marungutungut, laos so dapotsa dope huroha barang na i. Nunga tahuak manuk manjotjoti, nunga mangkuling sese laos so mulbas. Muruk ma Raja i, disuru ma ripena dohot boruna i mijur tu toru mamereng, hape ihur ni babi dalu do na mangalbashon huathuat i jala borongborong na di tabutabu i do na morongorong.
Diida ma na jongjong di pogu ni alaman, ‘On do ibana’, ninna; dihaol ngalingali ai parsili do i sian batang gaol. ‘Nian do na di harbangan an’, ninna; dihaol tong ngalingali, Únok ni tandiang do’, ninna.
Sai songon i ma nasida sumulonsulon di dalan i manghaol angka parsili na pinajongjong ni datu na i gabe nunga dao datu i manjangkit hotang i di na sahat boru ni Raja i tu aek Parsalinan. Alai sanga dope nasida manimbungnimbung sian batu i ndang pola muba rupana songon babi. “Paima ahu anak ni namboru, boasa tadinghononmu ahu?”, ninna ripena i. Alai sai dihudus do manjangkit mamangke parsineangon na ginuruhon na i. Songon i ma nasida marsiadu manjangkit tu ginjang, naeng tampulon ni Datu Rimbangsaudara do nian hotang i alai mabiar do ibana, ai boi do homang i mardalan sian dorpi ni liang i. Dung pe dapot tanganna topi ni ruang i, ditampul ma hotang i marusrus ma nasida tu toru. Alai anggo ripena i sanga do ditiop patna gabe dohot ma tu ginjang. Marsomba ma ibana unang dibunu Datu Rimbangsaudara, dipangido ma asa dipatuduhon liangliang dohot ronggangronggang bona ni bulu na holom ingananna. Alai jolo marpadan do nasida na so tupa masisegaan sahat tu pinomparna. I ma ninna parmulaan ni homang di banuatonga on.
Ia gaol nasinuan ni Datu Rimbangsaudara di partuatna i nunga paturakrak bonana jala ramosramos parbuena. Hariara borotan ni hotang i pe nunga rugun mardangkai jala pompot marbulung.
d. Datu Marhandangdalu laho tu huta ni namboruna
Muba ma goar ni Datu Rimbangsaudara gabe Datu Marhandangdalu dung mulak ibana sian banuatoru ai na dipantom do babi dalu umbahen tuat ibana tu banuatoru jala tamba hadatuonna sian begu i, babi dalu do handangna manahan anak ni Ompu Banuatoru umbahen so sanga ibana ditangkup homang i.
Modom do ibana di lambung ni ruang i pasuang gogona. Dung tarsunggul ibana ndang tu hutana ibana laho ditorushon do pardalananna dompak huta ni namboruna Siboru Pantisabungan di Pariksabungan. Borngin do ibana sahat, dipapodom ma di mual sipitudai pinungka ni Guru Tateabulan.
Sar ma barita i di huta nang tu Siboru Sanduduk dohot simatuana gabe ndang adong be partuaek laho tu mual i. Tarsunggul ma Datu Marhandangdalu soadong diida jolma gabe laho ma ibana tu huta dung ragat panduda. Didapothon ma Siboru Sanduduk na manduda di jolo jabuna. Dipangido ma dodak i allangonna alai ndang dilehon, “Panganon ni babi ni simatuangku do i”, ninna. Asi do muse rohana, “Na male do i huroha”, ninna rohana. Alai dipangido ma muse monis, dung i parbue dung i botabota. “Ba lam rarat do on”, ninna Siboru Sanduduk, laho ma ibana tu jabu paboahon tu simatuana.
“Ba dongkon ma ibana tu jabu asa talehon mangan, songonon ma ra nuaeng ibotom di paradangadangan ia mangolu dope ibana”. Nangkok ma Datu Marhandangdalu tu jabu, tarsonggot ma Siboru Pantisabungan, “Jangatjangat do on huroha”, ninna rohana, dibuat ma sapa na burukburuk pangananna, ngarngar ma dibahen parburianna.
Marnida i Datu Marhandangdalu muruk ma ibana, di dok ma: “Sian hopuk tu hapak sahat tu pahu, sian daompung tu damang sahat tu ahu dang hea songonon panganan dohot pamurianna”.
Diingot rohana ma paramanna i, ro ma iluna, disungkun ma tamuena i: Äi ise doho tahe amang? Mengkel ma Datu Marhandangdalu mamereng namboruna dohot ibotona i: “Ndang ditanda ho be ahu namboru dohot ho ito?” Ahu ma Datu Rimbangsaudara na laho tu banuatoru mangalului hujur i, nunga huboan di son mata ni hujur i, Datu Marhandangdalu nama goarhu nuaeng. Dibaritahon ma sude pardalananna, pardapot ni hujur i dohot parmulakna. Disungkun ma barita ni inangna, ripena dohot anakkonna di Lobu Sipinggan.
Marsiadu ma ibotona dohot namboruna i mangummai Datu Marhandangdalu, disuru ma manjou amangboruna dohot laena sian partungkangan. Ro ma amangboruna Babiat Naingol na margoar huhut Parsanggar Somalindang Panompa Somalate rap dohot anakna. Dihara ma panungganei, dibuat ma lombu sitiotio, diupa, diharoani ma Datu Marhandangdalu.
Leleng do Datu Marhandangdalu tinggal disi asa mulak jolo sumuang dagingna. Masa ma na so dung masa di Sipultak, sai marhulihulis do lali arian na i mangareapreap di atas jabu ni Datu Marhandangdalu, borngin i mangkulinghuling sipaut maraungi asu marngeongi huting ngaisngais babi martahuaki manuk, gensong angka horbo marue marumbe lombu mariheihe hoda. “Boaboa ni aha ma i nuaeng? Nunga mate huroha anakki”, ninna inana i. Tangis ma ibana arian i sosombopon mangandungi ma ibana borngin i nangetnanget. Nunga pola marniang longkot di rere nama ibana lanok i pe nunga dihapian.
Mulak ma Datu Marhandangdalu sian Pariksabungan tu Sipultak, borngin do ibana sahat, manat do ibana ro unang diboto halak. Masuk ma ibana tu bara dibege ma andung ni inana ndang tartaonna be siholna dijou ma inana i sian bara. Ndang porsea jolo inana i di dok do toisna i dohot allamna. Dipaboa Datu Marhandangdalu ma naung diboan mata ni hujur i gabe diungkap inana i ma jabu i. Masihaolan ma nasida pasombu sihol ni rohana. Songon i ma nang tu ripena boru Hombing, anakna Sariburaja III dohot Raja Dohang. Äi ise do on tahe? ninna Datu Marhandangdalu. Änak ta do i na tubu tingki di banuatoru ho, dihiringan manuk ma i ditinggalhon ho. “Mundukhunduk ma Datu Marhandangdalu, dibahen ma goar ni anak na i Raja Dohang.
Manghatahatai ma nasida saborngin i, dibaritahon Datu Marhandangdalu ma pardalananna dohot hahansitonna, dibaritahon inangna ma dohot ripena i sude pambahenbahen ni Datu Pulungantua.
e. Utiutian ni Datu Marhandangdalu patuattuat singir
Ndang adong dope na umbotosa naung mulak Datu Marhandangdalu ai dipomponi do unang dipaboaboa nasida. Naung mate do ibana di banuatoru anggo pamotoan ni halak mangihuthon hatahata ni Datu Pulungantua.
Marhorja do Datu Pulungantua tingki i patuturhon holiholi ni amangna Datu Pompangbalasaribu. Tung balga do horja i, dipalu do ogung sabangunan, ganup ari do mamantom horbo, lombu margantiganti, maneati babi leleng ni pitu ari. Alai teus do ibana tu inana i allam do matana.
Ndang jolo disulangi inana boru Hombing, jambar rimpusu pe sodilehon ala humasianna roha ni inana i tu Datu Marhandangdalu sian sihadakdanahon nang taringot tu hujur i. Hansit do roha ni Datu Marhandangdalu ala ni i, dipatuat ma utiutianna mangutangi Datu Pulungantua.
f. Pidong manukmanuk
Dipauli Datu Marhandangdalu ma eatan ni pidong na balga disangkuthon ma i tu bungkulan ni rumana. Ditonahon ma tu inana: “Molo ro pidong manukmanuk tu bungkulan i, bahen ma tu eatan i talihon patna i, anggo ahu laho dope marultop tu harangan. Molo ro Datu Pulungantua manginjam dok ma ndang boi ganti ndang boi abul”.
Ro ma tutu pidong manukmanuk na balga songgop tu ruma i, dipamasuk inana i ma tu eatan i laos ditambathon sada patna i. manortornortor ma pidong i huhut marendeende. Tondan ma pinondur gondang i, miling ma sian huta ni Datu Pulungantua mamereng pidong manukmanuk i.
Marnida i Datu Pulungantua, ro ma ibana manginjam pidong i sian inana, alai didok inana i ma: “Manukmanuk ni Datu Marhandangdalu do i, molo mate manang mago ndang boi ganti ndang boi abul”. Diundukhon Datu Pulungantua nama i, disangkothon ma eatan i tu bungkulan ni rumana gabe sangkotma painondur i sude.
Borngin i diharhari pidong i ma talina jala habang ma ibana tu tombak tu lambung ni pansur na bolon. Maridi ma ibana tu pansur i huhut martabas ai Datu Marhandangdalu do i na patinda rupa songon pidong manukmanuk. Na laho do ibana tu tombak longolongo marultop jala godang pidong dapotsa. Dibutbuti ma imbulu ni pidong i dipallohothon tu sude daging dohot gota ni meang. Martonggo ma ibana tu Mulajadinabolon laho patinda rupa dipangido ma parsineangon asa boi habang.
g. Manopa bosi
Na ro do Datu pulungantua manopa bosi ni Datu Marhandangdalu bahen tangke so haru tangke rimbas so haru rimbas baliung so haru baliung hujur so haru hujur halasan so haru halasan. Nunga rade arang dohot pandusdusan nunga disi halak pandusdusna.
Babi pe nunga masak bahen sulangsulangna, diseat manuk bira sialtong, dipatibal ma indahan na jinagaran sitompion na godang, itak gurgur, na pinadar, sira, pege dohot tuak tangkasan.
Disulangi ma hombisan, pandusdusan dohot nanggar, dibahen ma bosi sitopaon i tu bagasan arang, dimulai ma mandusdus.
Disuru Datu Marhandangdalu ma Datu Pulungantua, diallangi ma pinatibalna i margantiganti, sae na sada soluk ma na sada nari jala disosohon tuak tangkasan gabe so malo morot ala ni butongna. Dipasang Datu Marhandangdalu ma muse sipaderem gabe mondoondok ma Datu Pulungantua laos rage modom.
“Bereng, bereng na tinopami”, ninna Datu Marhandangdalu manonggoti Datu Pulungantua. Logamlogamon ibana hehe, dipareso ma hape nunga sanga sor bosi i malala so tarida ala naung malelenghu digarahon.
Maila ma Datu Pulungantua laos mulak tu hutana.
h. Manampul bulung gaol
Margondang ma Datu Marhandangdalu pasombu lungun ala na so nidokkon ni Datu Pulungantua ibana dohot inana tu pesta na paturunhon i, jambar ni inana pe dohot jambarna sodilehon.
Nunga tung denggan porlak na i diula, godang tubu gaol na mambobori, suhat dohot naasing. Nunga dihara sude angka rajaraja, diborotan si semet imbulu. Ditanggo ma juhut disiuk ma indahan dinangkok ni mataniari ditamuei ma sude rajaraja i. Dung sidung mangan, di na manungkun rajaraja i, dipatorang Datu Marhandangdalu ma siangkupna, i ma na so disulangi Isangmaima inana di turunna i, ndang dijou mangadopi, ndang dibahen jambar rimpusu. Daon ni hirim do on tambar ni aluk, ninna. Nang pambahenanna tu ahu nunga gurgur sian patik jala lompo sian uhum siala mata ni hujur binoan ni aili i. Riperipenami do i nian jala adong dope sada nari barang riperipenami ditiop i ma piso Solam Debata. Asa on pe, dung sae panghataion dipaima be ma jambarna alai molo tung ro simanggurguri ba denggan ma maisio, di tarisopo dohot di jolo ni ruma ma hulahula, dibara ma dongantubu di pamimpisan ma angka boru. Anggo bulung gaol dohot bulung suhat tung na so jadi do tampulon, molo adong manampul ndang boi singkat ndang boi abul, ingkon pasirangonna do tu bonana i so jadi malos.
Sidung ma na marhata i, nangkok ma ibana tu jabu, ditonggohon ma sude hahansitonna dohot hahansiton ni inana di pambahenan ni Datu Pulungantua i. Diungkap ma pagarna sibola nanggar pangulubalang ampilas manantan, hilap marlisik porhas manoro. Tuat ma ibana muse tu alaman laho padalan jambar.
Dang sanga dijalo Datu Pulungantua dope jambarna, sumiksak ma hilap, marpiupiu ma halisungsung, manoro ma ampilas manantan, marborbor ma udan habahaba mabuk ma jolma i manisio tu ingananna na tinontuhon ni Datu Marhandangdalu. Gok ma tarisopo, jolo ruma, bara rodi pamimpisan ni huta i.
Ia Datu Pulungantua ndang olo masuk tu tombara, dituntun do manampul bulung gaol i bahen saongna. “Bolobolo ni i, aha bahenonni i tu ahu, ahu do raja jala datu bolon”, ninna rohana do.
Ditariashon Datu Marhandangdalu ma utang ni Datu Pulungantua ala mago pidong manukmanukna i, sor bosi topaan, bulung gaol tinampul, sudena i holan barang hasinohanna do, hape holan hujur riperipe i dope na mago dibahen Datu Marhandangdalu jala adong dope sada nari barang pusako riperipe ditiop Datu Pulungantua i ma “Piso Solam Debata”.
i. Datu Marhandangdalu marmusu dohot Datu Pulungantua
Disuru Datu Marhandangdalu ma raja mangunung Datu Pulungantua asa olo mardame dohot Datu Marhandangdalu asa dipasahat barang pusako riperipe i, piso Solam Debata tiniopna i topottopotna tu Datu Marhandangdalu ai nunga tolu barang hasinohanna diagohon, i ma pidong manukmanuk, bosi na sor, bulung gaol tinampul hape padua piso Solam Debata i dope barang riperipenasida molo dipasahat Datu Pulungantua piso i.
Jogal do roha ni Datu Pulungantua ndang ditangihon sipaingot ni rajaraja i. Äha sibahenon ni i tu ahu, lot dituntun lomona’, ninna do.
Dipalumehon Datu Marhandangdalu ma jolo hujurna i tu amangboruna Babiat Naingol jala marpadan nasida: “Na so tupa lehonon ni Baiat Naingol hujur i agia tu ise ingkon ibana do mangalap. Molo tung mate be nasida, ingkon pomparan ni Datu Marhandangdalu sandiri do manjalo sian pomparan ni amangboruna na maniop hujur i. I do na niingot ni Toga Sinaga na maniop hujur i umbahen na dibahen surat tu Punguan ni Pasaribu dohot boruna na di Medan asa ro mangalap hujur i tu huta Alahan Batugaja Hutagalung Sionom Hudon Dairi. Dipasahat ma tutu hujur i dohot tortor, ai dipalu do ogung sabangunan di ari 13 Agustus 1962 dung jolo dibahen adat na gok. Hujur i nuaeng disimpan amanta Djakondar Pasaribu, ketua ni P.B.B Medan, amanta on do na martanggungjawab siala sude urusan adatadat ni hujur i jala na dohot mangalap hujur i tu Sionom Hudon Dairi.
j. Marsampak aek Datu Marhandangdalu dohot Datu Pulungantua
Dibingkas Datu Marhandangdalu ma bodil “sampak aek” dompak huta ni Datu Pulungantua. Marmusu borngin marmusu arian ma nasida masionggopan masibodilan. Leleng ni pitu bulan nasida na masibodilan i, ragat soara ni bodil songon poltuk hape ndang adong na hona nanggo luha huling manang bosur lanok dienges pe soadong.
Aha so songon i, ai holan parpollung sibola obuk do nasida na dua pagut na utusan. Ai anggo di hamusuon, malona mangua dohot marpollung do parohon hamonangan di partontangan. Mardalan do nian pollung ni Datu Marhandangdalu na manjujur pintor siala hujur dohot adat tu inana songon i na manjujur solup panjaloan solup panggararan siala manukmanuk, bosi sor dohot bulung gaol tinampul. Alai na ni ulahon ni Datu Pulungantua pe na mandok; aut di tingki parmago ni hujur i pintor di dok ho, aut di turun i dijujur ho ba dibahen ho do utiutianmu manaon na oni asa lalap jala sor bosi i ndang dohonon juap songon na marmeam.
Ala rap toho be do pollungnasida na dua di na mangua i ba rap horas do nasida na dua na marmusu i leleng ni pitu bulan. Andalu sangkotan ni bonang ndang adong na talu duansa do na monang.
k. Masidabuan aji Datu Marhandangdalu dohot Datu Pulungantua
Masidabuan aji dohot pangulubalang ma nasida na dua, alai dung tarhilala pangulubalang i pintor dibahen do pompang balasaribu tulak balasaratus gabe mulak do pangulubalang i.
Dipahabang Datu Pulungantua ma muse anduri laho mangaroksohon huta ni Datu Marhandangdalu, alai dung dibege Datu Marhandangdalu parngongos ni anduri i pintor dituju ma sian pogu ni alaman gabe madekdek ma marpiorpior tu bona ni hau di balian.
Datu Marhandangdalu pe dibuat ma pitu andalu, dipahabang ma tu huta ni Datu Pulungantua asa gabe begu antuk mangantuhi musuna i. Habur ma muse Datu Pulungantua mijur tu alaman dung dibege parngongos ni andalu i, ditabasi ma manjujur gabe madabu ma tu bona ni bulu di parik ni hutana i.
“Husurbu ma hutana i”, ninna Datu Pulungantua, dirahut ma pitu sipusipu ditabasi ma i asa habang tu atas ni huta ni Datu Marhandangdalu manurbu hutana i nian. Umbege i Datu Marhandangdalu dipasang ma panujuon sitampar api, mintop ma api i jala madabu ma sipusipu i tu bondarbondar di suha ni parik ni hutana i.
“Songon i hape dibahen”, ninna Datu Marhandangdalu, dibuat ma sipusipu ni pangko, ditabasi ma pahabangkon tu ginajng manurbu huta ni Datu Pulungantua. Öoo…, i do hape”, ninna Datu Pulungantua, dituju ma sian alaman ndang diterge, diulahi dituju ndang mintop api i alai madabu ma tu suhasuha ni hutana i.
Mangasa gogo ma Datu Pulungantua dirungrunghon ma nabinotona, dibuat ma pinggan, dipamasuk ma tu si nasa ragam ni aji dohot pangulubalang dipahabang ma i tu atas ni huta ni Datu Marhandangdalu asa marongrong hutana i nian. Marhobas ma Datu Marhandangdalu, dituju ma dohot pangulubalang sibolanaggar, anakna Sariburaja III pe dohot do manghirpasi sian jolo jabu, anngo anggina Raja Dohang sian bara do martabasi, maralo ma ajinasida i, madekdekma pinggan i tu harbangan gabe tala ma harbangan i, i ma na gabe ambar Sipinggan nuaeng.
Dung horas nasida didapothon Sariburaja III dohot anggina Raja Dohang ma Datu Marhandangdalu tu pogu ni alaman i. Di dok Datumarhandangdalu ma tu anakna Raja Dohang: “Sian bara do ho huida martabasi, ala ni i Datubara nama goarmu tu joloan on”. Pomparanna ma na gabe marga Batubara di pudian ni ari. Dipaontong Sariburaja III ma angka anakna; dapotsa ma sihahaan di lambung ni hapeahan ni anduri i, dibahen ma goarna “Raja Habeahan”, Silitonga i dapotsa ro sian bondar laho tu huta dibahen ma goarna “Raja Bondar”, siampudan i hundulhundul di bona ni Gorat gabe dibahen ma goarna “Raja Gorat”.
Diulakhon Datu Marhandangdalu ma muse mamasang ajina parpudi. Dibuat ma losung sipitu baba jala dibahen ma pitu anduri habongna. Dipamasuk ma tu baba ni losung sipitu baba i: pitu ragam ni aji, pitu mansam pangulubalang sibola nanggar, ditonahon ma asa dilonglonghon huta ni Datu Pulungantua na so jadi mulak di tongan dalan, na so jadi mangose padan, na so jadi mulak di harbangan, suruk ma sahat tu pogu ni alaman, asa rongronghon ma sude unang di paralangalangan.
Diuji Datu Pulungantua do manabasi alai ndang marguna, dituju musegani ndang tarhilala, madabu ma losung i tu pogu ni alaman. Marongrong ma huta i gabe ambar na bidang suman tu losung.
Di dok toras, molo pinadomu aek sian na dua ambar i tu bagasan tabutabu gumunsang do dibagasan jala olo do mabola tabutabu i. Di taon 1955 laho do panurat on dohot sahalak anakna tu ambar na dua i, dibuat do sian na dua ambar i aek sabotol be. Dung sahat tu Balige, niuji pinadomu alai ndang adong na tarjadi, ndang binoto manang ala na jumolo maradian i manang ala botol ingananna.
DATU MARHANDANGDALU MANADINGHON SIPULTAK
Nunga malonglong Lobutala gabe tao, Lobusipinggan pe nunga gabe ambar, nunga menak hamusuon ni na marhahamaranggi masisolsoli roha be ala tardok nidokna tartuntun lomo ni roha.
Buhar ma Datu Pulungantua dompak Lumban Simataniari, pomparanna nuaeng adong do di Lumbanjulu Butar, deba tu Sipahutar. Sian i muse tu Lumbansioa morot muse tu Sitorus Parsambilan, sian i ma bungkas tu Haunatas alai gumodang tu Lumbanrao Habinsaran dohot tu Garoga. Borhat do deba tu Batangkayu sian i tu Siagalangan, pomparanna ma na mangingani Mandailing.
Bungkas ma nang Datu Marhandangdalu rap dohot boru Hombing dohot anakna Sariburaja III dohot Batubara tu Sipultak mamungka hutana. Tar leleng do Datu Marhandangdalu disi. Pinda do muse ibana dompak Bahalbatu tinggal do boru Hombing dohot Sariburaja III dohot Raja Dohang di Sipultak. Lam morot do muse Datu Marhandangdalu sian i manandanghon hadatuonna sahat ma tu Lumbangorat Balige. Mangoli ma muse disi dohot boru Tompul Dasopang, anak ni i ma Raja Humbil na margoar muse Toga Gurning na maringanan di Lumbangurning Uluan.
Alai di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28-29 Februari 1962??? Adong do sian marga Sitarihoran, Matondang dohot Parapat mandok nasida anak ni Datu Marhandangdalu sian boru Tompul. Laos songon i do nang sian marga Sipahutar dohot Harahap na mandok dohot nasida anak ni Datu Marhandangdalu sian boru Hasibuan. Alai molo niida pangantoionnasida laho paulihon tambak partanda ni Datu Marhandangdalu na di Lumbangurning sonogn na hurang saurdot do nasida sude. Sipatangkason ma i muse di na laho mamestahon tambak partanda ni Datu Marhandangdalu na di Lumbangurning gabe botoon ma tangkasna angka ise ripe dohot anak ni Datu Marhandangdalu.
Nunga dos tahi ni utusanutusan na marrapot di huta Matondang Tarutung di ari 28-29 Februari 1962???? laho mambahen:
1. Tugu ni Datu Marhandangdalu di bonapasogit Haunatas
2. Tambak partanda di kuburanna na di Lumbangurning Uluan
Di ari 4 Mei 1963 saut ma binahen Pesta peletakan batu pertama dohot ogung sabangunan di tambak Lumbangurning laos sadarina i diudut muse dohot acara penyerahan ni tano haojahan ni tugu di Haunatas, dohot peletakan batu pertama ni tugu i. Hape muse ndang saut sahali dibangun tugu dohot tambak i, holan tambak partanda i do jumolo dibangun dimulai ma i di ari 28 Februari 1969 ukuranna 6m x 8m, timbona 2m. Dompak dalan adong do partanda timbona 3 ½ m. Nunga naeng sidung i nuaeng laho mambahen persiapan pesta nama.
Laho mamestahon tambak partanda on ma pahantusonna manang na angka ise do ripe dohot anak ni Datu Marhandangdalu songon i nang taringot tu tugu sipajongjongon di Haunatas.

PARSERAK NI POMPARAN NI DATU MARHANDANGDALU SIAN SIPULTAK
Tinggal di Sipultak do Sariburaja III rap dohot anggina Raja Dohang naumpompar Batubara, lam matorop mabue ma nasida disi alai mate ma inana boru Hombing.
Lumbang dope tanoon tingki i, rangkak dope jolma maringanan. Tubu ma roha ni angka anak ni Batubara mangalului jampalan na lumomak dompak Barus Toruan dingkan Sorkam pangambirang, sian i ma muse laho deba dompak Sibolga torus tu Angkola sahat tu Batubara na di Asahan. Na tinggal muse di Sipultak pinda ma muse tu Tambunan na di tano Balige.
Angka anak ni Sariburaja III pe mangihut do manadingkon Sipultak alai masitopot dalanna be do mangalului tano na suman di rohana bahen ingananna.
Raja Habeahan dohot pomparanna laho do dompak Barus, maringanan ma nasida di Pasaribu Tobing, torop do nasida disi. Anggo na tinggal dope di Sipultak bungkas do muse tu Hutaraja laos adong disi maringanan sahat tu nuaeng on. Na deba laho do tu Haunatas dohot Sitoluama, di na tolu inganan i adong do pomparanna sahat tu tingki on. Sada ompu i ma Ampapaganalomak laho do tu Pariksabungan i ma Pasaribu Habeahan. Siala parserak ni pomparan Raja Habeahan tumorang ma i bahenon ni panitia tarombo Pasaribu sian Raja Habeahan.
Raja Bondar dohot angka anakna tinggal dope di tano Sipultak. (torsa no. 13)
Raja Gorat pinda tu Sihujur sian i ma tu Rura Silindung adong do nuaeng pomparanna di Sisunggulon. Na deba tu Pangururan Habinsaran, disi pe torop do nasida. Deba pinda do muse dompak Sipahutar sirpang tu Sigotom, adong do pomparanna di si sahat tu nuaeng on. Nang di bagian Doloksanggul adong do pomparan ni Raja Gorat alai tumangkas ma i bahenon ni panitia tarombo Pasaribu sian Raja Gorat.
PARSERAK NI POMPARAN NI RAJA BONDAR
Ia Panguluraja anak sihahaan ni Raja Bondar sai diinganhon do di Sipultak, borat do rohana manadingkon kuburan ni angka ompungna dohot natorasna; alai anggo angka anggina mangihut do borhat sian huta ni ompuna i mangalului tano na numapu.
Ia Raja Pultak dohot anggina Raja Gordang morot ma jolo tu Bahalbatu alai morot muse do tu Pagarsinondi, sian i ma tuat tu Rura Silindung. Maringanan ma Raja Gordang di Hutabarat jonok tu aek situmandi, anggo hahana Raja Pultak di Simarangkir do marhuta. Dung manang sadia leleng di si borhat do ibana dompak Pahae, pinadatu do ibana di angka huta na binolusna sahat tu Angkola, maringanan ma ibana di Pargarutan, digoari halak ma ibana disi Datu Dibagona. Nunga torop disi dapotsa pomparan ni borbor i ma marga Harahap. Dipasaor ma dirina dohot dongan sabutuhana i gabe marga Harahap. Anggo parbungkas ni Raja Gordang sian Silindung tu Barus gumanjang do hatahononhon torsana di torsa no. 18.
Dua do anak ni Panguluraja, sihahaan margoar Tuan Sarangnaiborngin, tinggal do di Sipultak mandongani amana. Ia siampudan na margoar Panjimeter hatop do maninggalhon Sipultak, dompak Doloksanggul do ibana laho laos mate disi. Adong do tolu anakna, sihahaan laho do tu Dairi ditorushon muse tu tano Alas, pomparanna adong do na sahat tu Gayo. Marsada do pomparanna i dohot margamarga ni na nidapothonna; alai sian hatana, bangkona dohot kebudayaanna adong do sumanna tu halak Batak. Paidua manirpang do sian Dairi manuju tano Karo, disi pe gabe masuk marga Karo na disi do pomparanna i ma marga Selima, masuk tu bagian marga Karokaro Kacaribu. Paitolu goarna di dok Parburak, mulak do tu Pariksabungan mandapothon huta ni ompuna Sariburaja. Ibana pe dimasukkon do dirina tu marga Borbor na disini asa denggan parsaoran siganup ari.
TUAN SARANGNAIBORNGIN MULAK TU BONA PASOGIT HAUNATAS
“Nunga sude pomparan ni daompong pinda sian Sipultak on, holan ahu nama dohot anakhu Tuan Sarangnaiborngin tinggal, ahu nunga lam matua”, ninna panguluraja marpingkir. “Binsan mangolu ahu, hupaturun ma holiholi ni daompung dohot damang”, ninna muse. Dijou ma anak na i, martahi ma nasida mambahen turun.
Ndang pola balga pesta i ai otik nama pangisi ni luat i. Ndang pola sadia leleng nari mate ma dohot Panguluraja mangihut muse dohot ripena, denggan ma nasida dipature Tuan Sarangnaiborngin.
Marhusari ma Tuan Sarangnaiborngin, ndang na hainganan on Sipultak on, dumenggan ma ahu manombang tu lobu ni daompung Sariburaja II tu Haunatas.
Dierer ma jo dompak Bahalbatu tu angka lobu na hea niinganan ni angka marga Pasaribu disi. Borhat ma ibana muse sian i tuat tu Toba mamolus Siboruon, maringanan ma ibana di Lumban Gorat Balige, lobu ni ompungna Datu Marhandangdalu naung hea sian i. Dung manang sadia leleng disi laho ma ibana dompak Habinsaran manopot lobu ni Sariburaja II, alai manosor do muse ibana tungkan dangsina di atas ni tor na disini. Ön do bonapasogit ni pinomparhu di pudian ni ari, ninna dina laho mamungka hutana i.
Dipungka ma dilambung ni hutana i onan, digoari ma i Önan Ria. Laos dibahen do disi bale pasogitna i ma songon partungkoan laho manaringoti na porlu di luat i. Dibahen ma dohot parhombanan di Sidogor, gabe pulik do Haunatas sada bius, ndang mangapi tu bius ni Sipaintua manang Sibagotnipohan atik pe otik do nasida.
Tong do dijujung baringinna nang tingki harajaon Hajaihiranon dohot Hakepala Negerion tingki panjajahon Bolanda, songon i nang ha-Ketua-Dewanon di parmulaan ni Kemerdekaan ni Indonesia.
Gabe do Tuan Sarangnaiborngin mangingani tano Haunatas, onom do anakna. Andorang so mate dope Tuan Sarangnaiborngin dibagi do pusahana tu anakna na onom halak i, songon on ma parbagina:
1. Anak sihahaan Juaramonang, barang pusaka Ninggala
2. Anak paidua Ompu Randuk, barang pusaka Hujur
3. Anak paitolu Raja Enduk, barang pusaka Panggu
4. Anak paiopat Namorasinanti, barang pusaka Massihuridap
5. Anak pailima Ompu Debataraja, barang pusaka Tunggalpanaluan
6. Anak paonomhon Ompu Mangaretar, barang pusaka Papalian (Parmasan)
Asa tumorang di pomparanna angka na umposo nuaeng on, pinatorang do di son pusahapusaha na jinalo ni anakna na onom i:
1. Ninggala: i ma ulaula ni parhauma na tinarik ni horbo laho manghurak dohot manggargar tanoi asa masarsar gabe denggan hatubuan ni eme.
2. Hujur: i ma sinjata ni parburu laho marburu aili, ursa d.n.a, laos sinjata porang do i dihamusuon. Adong do hujur Sitombuklangit, hujur Siborboron na tinaringotan di torsa angka na parjolo.
3. Panggu: i ma ulaula ni parhauma laho mangombak hauma manang porlak dohot manggisgis duhut. Molo marngingi di dok ma i ombak, hudali manang gairgair.
4. Massihuridap: i ma pahean ni pinggol. Najolo mar mas do pinggol ni baoa dohot boruboru, alai muse holan pahean ni boruboru nama i, ai boruboru nama na martura pinggolna. Nuaeng on barang pusaka nama i, ai metmet nama lubang ni pinggol ni angka boruboru, kurabu mas nama na masa manang kurabu berlian.
Mansam ni mas Batak najolo:
a. Mas Sitepal; durina di babana sada na balga sada na metmet, jadi tepal marsidokdoki. Massihuridap i ma mas sitepal na balga.
b. Mas duriduri: ummetmet do jala dos do balga dohot durina parduru tu babana i duansa.
c. Ontokontok: i ma mas na metmet, ndang marduri (polos) holan dua do durina di parduru tu babana i.
5. Tunggal Panaluan: i ma tungkot ni datu na manggombarhon jolma na masituhuhan. Parginjang parobuk na ganjang i ma Ajidonda Hatahutan, paidua Siboru Tapinauasan, udutna tu toru: Datu, Guru, Sibaso, d.u. manggombarhon silinduat pinaporhas dung magodang marroharoha gabe longkot tu hau piupiu tanggule. Dipangke datu do i manortor.
6. Papalian (Parmasan): i ma ampang panuhatan ni eme laho manjalo dohot mangalehon asa dos isina (Ampang harajuan)
MARSERAK POMPARAN NI TUAN SARANGNAIBORNGIN
Matua ma Tuan Sarangnaiborngin, ditambakhon ma di parbandaan ni Onan Ria na pinungkana hian. Disuan do di tombak i hau hariara i ma songon monumentna sahat tu saonari mangolu dope hau hariara i.
Matorop maribur do pomparanna, nang Pasaribu na asing pe di Haunatas, gabe laho ma deba manosor tu Aeknabara na di holangholang ni harangan Parseraseraan dohot Siharbangan. Gabe lam tu bidangna ma tano ni Pasaribu. Muse sahat do tu Natinggir, Lintong, Hutagurgur, Onanborbor, Purbatua sahat tu Aekhunsim, Sibalanga, Padangsiandomang, Garoga, Parinsoran ro di Sigolang, mardomu do i sude ndang adong na marolat.
Lam tu toropna do pangisi ni Aeknabara, hira na pulik nama nasida saharjaon. Alai di hamamasa ni porang Pidari na ro sian Bonjol masa ma di Aeknabara porangporangan ai sai adong do na ro Bonjobonjoon gabe so sonang be halak mangula siulaonna gabe lam marpogos ma nasida. Dung ro hamajuon lam hatinggalan ma nasida ala dao dohot maol ni dalan. Mulak ma nasida sude tu Haunatas, mulak gabe harangan ma Aeknabara.
Di tingki i masa do parpindaan ni angka jolma; anak ni Tuan Sarangnaiborngin pe dohot do deba mangalului panjampalan na lumomak alai pulikpulik be do masiboan langkana tu tano na umbuk di rohana.
1. Juaramonang; ndang adong pomparanna tinggal di Haunatas, dompak Habinsaran do laho jala maringanan ma nasida di Aekhunsim. Mangareak ma muse dompak Sibalanga sahat tu Garoga, Parinsoran, Sigolang sahat tu Angkola. Torop do nasida di Garoga jala marharajaon, alai adong do na laho dompak Silindung, Pahae dohot Samosir.
2. Ompu Randuk; pomparanna pe ndang adong na tinggal di Haunatas, dompak Habinsaran do tong laho jala maringanan ma nasida di Rodang na jonok tu Onanborbor. Munsat do muse sian i tu Sibalanga sahat tu Padangsiandomang. Adong do gomparanna nuaeng disi, deba laho do tu Silindung, Pahae, Angkola dohot luat na asing.
3. Raja Enduk; holan saompu do tinggal di Haunatas i ma pomparan ni Ompu Tuan Asal. Pomparanna na asing pungu do di Lintong, Hutagurgur, Onanborbor, Purbatua. Torop do nasida disi gabe sada harajaon Lintong dipadomu ma i dohot Pangururan (Raja Gorat).
Adong do na pinda tu Batunabolon, Janjimauli sahat tu Simandimpos Rantauparapat. Adong do nang tu Ombur/Lansang, Talun/Lumbanbalik; deba di Rodang, Riganjang, Pearaja, Garoga, Aekhunsim. Nang di Parsoburan dohot di Sijungkat adong do pomparanna dohot di Silindung, di Angkola pe adong do pomparanna.
4.Namorasinanti; na tinggal di Haunatas i ma pomparan ni anakna sihahaan Pariknabolon dohot deba pomparan ni paidua Ompu Tandean, na deba nari laho do tu Bahalbatu. Paitolu Ompu Maranauli sude do pomparanna di Bahalbatu; songon i do nang paiopat Ompu Doloksaribu di Bahalbatu do pomparanna; pomparan ni pailima Ompu Ginjangraja i ma: 1. Ama ni Ginjang dohot anakna Guru Tumonang di Pealangge Sibaganding, Pearaja-Simasom Pahae, Sitompul-Silindung; 2. Sibolon Gu pomparanna di Parbuluan, Janjimartahan, Aeksilang Doloksanggul, Sihoras Sumbul Pegagan deba laho tu Parlilitan, Pangkat sahat tu Barus; Pomparan ni Guru Bisa (3) dohot Guru Lada (4) gabe marga Ujungsaribu, senina ni marga Ujung di Hutamaha kuta Tengah dairi, dohot pomparan ni Datu Gurasing (5) di Sibaragas Sipultak; pomparan ni Ompu Mirdak (6) dohot Ompu Riuriur (7) laho do dompak Sarulla Pahae dung i muse dompak Simanosor, deba tu Angkola na deba nari tu Batangtoru, Sibolga sahat tu Barus.
5.Ompu Debataraja; hira sude do pomparanna tinggal di Haunatas, nasida do natumorop tinggal di Haunatas di huta Lumbanhariara, huta Gonting dohot huta Pangasean. Alai adong do mandok deba pomparanna adong do di Humbang; holan na adong dope sipahantusonna.
6.Ompu Mangaretar holan di Haunatas do pomparanna na marhuta di Onanria asing ma na laho mangaranto tu luat na asing.
PARTUTURAN PARSABUTUHAON DI HAUNATAS
Dung maringanan Tuan Sarangnaiborngin sian pinompar ni Raja Bondar di Haunatas las ro do nang pomparan ni haha doli Raja Habeahan, maringanan ma nasdia di huta Habeahan gabe sahuta.
Ro do nang pomparan ni anggi doli Raja Gorat maringanan di huta Parpea dohot Tingkatingka.
Nang marga Lubis pe ro do tu Haunatas, maringanan ma nasida di huta Lubis, Hutagalung, Hutagurgur, Hutadame dohot Lumban Holbung.
Denggan do parhahamaranggion ni pangisi ni Haunatas, sude do nampuna huta, sude dapotan golat di hauma, tano tur, parporlahan, sapangkailan bondar, saparsingkolaan jala sada gareja. Sabius do nasida jala saharajaon ndang boi rajaan ni marga na asing.
Saparadaton do nasida sude saparbagian jambar. Adat parhahamaranggion do mangarahuti hasadaonnasida. Disusunnasida do tarombo partuturan parsabutuhaon di Haunatas. Mura dope i antong di tingki i ai na rap pomparan ni Datu Pompang Balasaribu dope nasida. (pangisi ni Haunatas).
Di sude paradatan, sai homabr tusi do dibahen parbagian ni jambar hata, jambar juhut nang jambar hepeng dohot tortor pe. Uju pajumpang dohot donganna, sai pintor diboto do marparhuaon ibana tu si jala hombar tu si ma paniseonna. Molo tar sor iba laho tu huta, pajumpang dohot manang ise pe nang so tinanda, anggo nasida pintor ditanda do iba jala disise: “Nandigan ho ro ompung, amang….??? Natuatua, tunggane, ama manang ina, dolidoli, namarbaju ro di angka dakdanak nunga diboto partuturanna tu donganna.
Laos on do sada sumber dibahen panusun buku on naginoaranna tarombo na so tarsurat alai na tarsirat.
Dison sinusun do tarombo partuturan parsabutuhaon na mardalan di Haunatas sahat tu nuaeng on. Binuat do manang piga goar sian marompuompu na dos (sarupa) sundutna (di Haunatas), patudoson ma i sian donganniba saompu dohot dongan saompu ni donganniba gabe botoon ma manang beha partuturan.
PARTUTURON PARSABUTUHAON DI RAJA BONDAR DOHOT DI PASARIBU
1. Di pomparan ni Raja Bondar
a. Maol do patudoson partuturan di Haunatas dohot dongan pomparan ni Pasaribu Raja Bondar na maringanan di luat na holang sian Haunatas. Di rapot tarombo pomparan ni Raja Bondar taon 1963 di Bahalbatu ditontuhon ma goargoar sian sude ompuompu na dos sundutna, gabe i ma tudostudos manontuhon tarombo dohot dongan na pajumpang dohot iba. Marparhuaon ho tu si ….. (goar sian ompuna), pinatudos ma muse tu na dos sundutna di pomparan ni ompuniba. Öooo…, manjou …. do ahu tu ho.
b. Nunga ummura berengon partuturan parsabutuhaon di pomparan ni Raja Bondar marhite buku tarombo on. Songon on ma pamangkena:
Nomor na marturut 1,2,3,4,…d.u. sian hambirang tu siamun sihahaan ni partubu do i sahat tu sianggian ni partubu, molo ummetmet nomor niba sian dongan, angginiba ma ibana jala hahana ma iba.
Nomor urut sian ginjang tu toru na di topi parhambirang i, nomor ni sundut do i, mulai Raja Bondar no.1, anakna no.2, pahompuna no.3….d.u. Molo iba nomor 8 hape dongan nomor 9,10,11 gabe maranak, marpahompu, maranak mangulahi ma iba tu ibana. Molo dongan i nomor 7,6,5 gabe marama, marompung, marama mangulahi ma iba tu ibana.
2. Songon i do muse pangalahona mangalului partuturan parsabutuhaon di pomparan ni Pasaribu Raja Bondar maradophon pomparan ni Raja Habeahan manang Raja Gorat pe. Boi ma i sude bahenon dung pinapungu gabe sada tarombo ni Raja Habeahan, Raja Bondar dohot Raja Gorat na sinusun ni panitia ganup ompu gabe tarombo ni Pasaribu, bahenon ma songon na di bagian “b” na di ginjang i.
PARBUNGKAS NI RAJA GORDANG TU BARUS
Turun do hadatuon ni ompungna Datu Marhandangdalu tu Raja Gordang, datu bolon do ibana di rura Silindung. Dung mangoli ibana ndang di jou halak be goar sidakdanakna i, goar hadatuonna i nama dijou i ma Datu Manombabisa. Di Hutabarat do hutana di topi ni aek Situmandi, goar ni hutana i dibahen huta Marsaitbosi. Nunga namarbaju boruna Si Tumaledung jala nauli do rupana, donda jala pantun pangalahona ala ni i digoari halak do ibana Siboru Hutahian Natumandi, ai andi do rupana sian donganna jala tubu ibana di topi ni Aek Situmandi.
Na ro do Guru Mangaloksa madangadang tu Silindung sian Sigaol Uluan, manompang ma ibana di jabu ni Datu Manombabisa di huta Marsaitbosi. Diurupurupi Guru Mangaloksa do Datu Manombabisa mulaulaon. Mansai lomo rohana marnida boru ni Datu Manombabisa i naeng oroanna gabe parsondukna. Siboru Hutahian Natumandi pe rosu do manghatahatai dohot Guru Mangaloksa, gabe sonduk hela ma Guru Mangaloksa di jabu ni Datu Manombabisa.
Nunga tung bolak arung dohot ansising naung nirambas ni Datu Manombabisa bahen parhaumaan, rumatamata idaon bulung ni eme na i, turna pe lambas do di buntulbuntul i, robean i pe nunga diula gabe pargadongan, lomaklomak bulung ni suansuananna i.
Dung manang sadia leleng, naeng manjae ma Guru Mangaloksa asa diboto mangula na diibana. Disuru ma ripena i mangido tano sian simatuana. Hurang suman do i tu roha ni Datu Manombabisa ai lambas dope arung dohot assing sirambason, godang dope robean na tubuan ramba na so ditastas jala poso dope Guru Mangaloksa. Boasa ingkon naung hinagaluthon i deba pangidoanna? Dionjat ma tano tu parindahanon, Ön ma lehon tu Hasibuan, ninna tu boruna i. Na mangalehon semangat do nian tu helana i.
Marsogotna i borhat do Datu Manombabisa rap dohot dua anakna manandanghon hadatuon tu Sipoholon. Nangkok ma nasida tu punsu ni dolok Siborboron, manuati rura manangkohi robean di Sijamapolang sahat tu Naipospos tuat muse dompak Barus. Di ganup huta binolusnasida dipasang do hadatuonna i mangubati namarsahit, diulpuk jolma i asa ubatanna. Denggan do nasida ditamuei sangap do nasida dipardalannanna.
Leleng do nasida mangkahapi tano i, diida balgabalga ni hau di tombak i ala ni napuna. Nepnep diida tu hasundutan mansai hornop jala mansai lambas. Dengganna i bahenon di son parhutaan, ndang songon Silindung tano barerang hatubuan ni arung dohot assing songon solu idaon sungkot pamerengan. Dipasang do huhut hadatuonna disi ndang diboto halak na laos mangkahapi tano i nasida. Dung geas didalani nasida sude, mulak ma nasida mamolus harororanna hian sahat ma nasida tu dolok Soborboron. Ditatap ma rura Silindung na songon solu hinaliangan ni dolok na tubuan ri, assising dohot arung na tubu di peapea i. “Ndang paumanon tano Barus i, ate….!”, ninna Datu Manombabisa tu anakna na dua i. Putus ma roha nasida manadingkon rura Silindung mandapothon tano Barus na napu jala na hornop i.
Dung sahat Datu Manombabisa tu huta, dialualuhon boruna i ma parbadaanna dohot Guru Mangaloksa ala ni tano si sa parrasan i. Dijou ma helana i dohot boruna i, di dok ma tu nasida: “Boasa pola marbadai hamu ala ni tano? Pos rohamu, pasahatonku ma sude golathu, tur dohot porlakhu rodi angka dorbia nang jabu on tu hamu. Anggo hami borhat ma bulan na ro dung dapot tula, bulan parinsan mangalului panjampalan na lumomak”. Dirimpu boruna dohot helana i do i murukna na paugul i nasida.
Marhobas ma Datu Manombabisa, dipahimpal ma barangbarangna na boi boanonna, diuanghon angka na boi langku. Marhobas ma nang angka anakna dohot parumaenna, pahompuna, songon i dohot angka naposona asa tulus diparborhatnasida i.
Dapot ma tula, bulan parinsan. Sogot manogot i borhat ma nasida sude, torop do nasida na marudur i masiboan barangna be: adong na manghunti, manghallung huhut manogu hoda boban. Sian gadugadu i do nasida mardalan, hona dege ma poring na di topi ni dalan i marngangakngangak. Marabur ma ilu ni boruna Siboru Hutahian Natumandi manuluthon natorasna, angka ibotona dohot edana rodi sude sisolhotna na borhat i. Anggo Guru Mangaloksa nunga tung las rohana marningot pauseang i.
Diboan Datu Manombabisa do tano sian hutana saparrasan, aek mual satabutabu, dua batu ni ambalang sian aek Situmandi na dos rupana dohot balgana, tung sarupa do idaon. Mardalan ma nasida sahat tu Barus, manosor ma nasida disi, dipajongjong jabuna, dipungka hutana, diula parladangan di balian dohot parpollahan, dipauli dohot inganan ni pahanpahanan liang hutai, ditahi nasida ma mambajo.
Muruk ma pangisi ni luat nampuna huma huta i, alai dipasang Guru Manombabisa ma sipatulpak gabe sobarani be nasida ro.
Dijounasida ma raja, dibahen parriaan siala tano nabinuat ni Datu Manombabisa i. Dipaboa alona ma tu raja i na tano nasida parhutaan, parturan dohot parpollahan ni Guru Manombabisa i. “Ndang tutu tano na i, tanongku do i”, ninna Datu Manombabisa. Songon i ma nasida pautal ndang diboto raja i ise sidok natutu.
“Molo ro tuhas, gana daonna”, ninna rajaraja i. Di dok ma ingkon manolon nasida sapihak ise na olo manolon paboa sintong na ni dok na, i ma si dok na tutu. Mabiar do pangalu i manolon ai sohea dope i diula, tombak dope. Alai anggo Datu Manombabisa olo do, “gabe do na mangoloi hata ni raja”, ninna.
Dipahundul ma tu parrasan inganan ni tano na binoanna sian Silindung naung pineakkonna disi, manolon ma ibana: “Batu na bolon tu batu na metmet parsoburan ni sitapitapi; suda na bolon suda na metmet ndang adong siullus api; Nda tanongku na huhundulion”, ninna huhut dijama parrasan i, “Nda mualhu na huinum on”, ninna muse, laos diinum aek na ditabutabu i na binoanna sian Silindung. Monang ma ibana dibahen rajaraja i.
“Sapala pantis, naeng ma pantis ni Siagalangan; sapala naung ro hamu angka raja mangkata tanonami on ba unang ma diparalangalangan tontuhon hamu ma parbolakna”, ninna Datu Manombabisa. “Ba laos ho ma jolo paboahon”, ninna rajaraja i.
“Saotik do tanongkon, holan tuk saanak ni ambalangon do, nasa i be ma ukuranna maropatsuhi”, ninna Datu Manombabisa, laos dibuat ma ambalangna dohot batu sada anakna. Diundukhon alona i ma songon na nidokna i di jolo ni rajaraja.
Dipasang ma anak ni ambalang i, dung i diambalanghon ma manalpui ujung ni hau sahat tu bariba. Borhat ma nasida sude mangalului anak ni ambalang i, nunga pola botari laos so dapot. Diulahi ma muse manogotna i, tong ndang dapot. Patoluarihon dilului, di dok Datu Manombabisa ma: “Tar tungkan adui…dope hutuluthon hadabuan ni batu anak ni ambalang i, beta ma taida tusi”. Dung hos ari sahat ma nasida tu topi ni binanga na bolon, lulululu ma ibana disi. Tep, dirorohon ma tanganna tu ruangruang, dibuat ma sian bagasan batu ni ambalangna i, dilehon ma tu rajaraja asa diida manang na i do batu i. Sude marhatutuhon na i do tutu batu i. Gabe i ma ungkuran ni parbalohan ni tano ni Datu Manombabisa. Hape…tolu ari andorang so ria i, naung ditaruhon ibana do sada batu binuatna sian Aek Situmandi i, dipamasuk tu ruangruang i.
Nunga sabulan pinda Datu Manombabisa sian Silindung. Nunga tung masihol boruna Siboru Hutahian Natumandi. Marabur iluna tangis sosombopon. “Sombu ma roham, nunga pinda damang naburju i, hasinokkon ma tanona dohot artana i soboi be palilunganku”, ninna tu Guru Mangaloksa.
“Boasa ahu eahanmu, na marngangakngangak do poring i didegehon, poring i do na mangeak umbahen laho nasida”, ninna Guru Mangaloksa songon na margaitgait pajut roha ni ripena i. Gabe pangeheton ma i muse umbahen di dok: “Pasaribu ni eak ni poring”.
Hape gabe logo ma ari, ndang ro be nanggo simbur ro ma ranggapuri matutung gabe lapung ma eme dibalian rahar suansuanan di porlak jala bondilon angka pinahan. Mangindorap do huroha hatahatana na hurang suman tu simatuana. Disungkunnasida ma sibaso na bolon, tarida ma di manukna: Ïngkon laho nasida tu Barus manopoti salana tu simatuana di atas ni sipanganon, boanonna hoda hundulan manubut roha ni simatuana asa dipasupasu tondina nasida horas jala gabe.
Diboannasida ma i tu Barus manopot simatuana. Las do roha ni simatuana i manjalo, dipasupasu ma nasida di panggabean parhorasan di gabe na niula sinur ni na pinahan.
Mulak ma nasida. Di dolok Siborboron marhobot ma langit ro ma udan paremean maborbor ma nasida sahat tu hutana. Gabe ma na niulana di balian sinur ma nang pahanpahananna. Sorang ma nang anakna dibahen ma goarna Siraja Nabarat ala barat hatana di parpinda ni simatuana i.
Dung magodang anakna na opat i; Siraja Nabarat, Siraja Panggabean, Siraja Hutagalung dohot Siraja Hutatoruan, diulahi ma ro ari logo matutung di Silindung. Marningot naung salpu, disuru Guru Mangaloksa ma anakna na opat i mamboan sulangsulang tu tulangna, diboan do hoda subut bahen sombana tu tulangna i. Tung mansai las do roha ni tulangna i manjalo nasida. Laho mulak, dilehon ma sada payung na ganjang jala ditonahon molo sahat nasida tu dolok Siborboron bungkaonna ma payung i.
Sahat ma nasida tutu tu dolok Siborboron di na laho mulak, dibungka ma payung i, marbirong ma ombun marhobot ma langit, por ma udan. Denggan ma partubu ni eme dohot suansuanan, pinahan pe mokmohan di balian.
Di pudian ni ari, mangulahi ma haleon potir di Silindung, ronggom hauma ala logo ni ari, malos duhutduhut dohot suansuanan di porlak, ro ma dohot bondil ni pinahan. Mardos ni roha ma sude rajaraja ni rura Silindung manaruhon hoda subut i di atas ni sipanganon tu Barus. Dipillit ma opat halak utusan:
- sahalak sian Hutabarat
- sahalak sian Panggabean dohot Sitompul
- sahalak sian Hutagalung dohot Hutatoruan
- sahalak sian Naipospos (Sipoholon)
Borhat ma pangulu i manogu hoda subut i, diboan ma gondang sabangunan.
Denggan do panjalo ni Raja Pasaribu na di Barus i tu nasida. Tangkas ma dijalo huda subut i, manortori ma nasida na margondang i. Dipampe Raja Pasaribu i ma harajaon ni pangulu na opat i “Raja Maropat”, harajaon ni sasahalak “Parbaringin” dibahen ma dohot goar harajaonnasida:
1. Baginda Mulana ma na sian Hutabarat
2. Rangkayatua ma na sian Panggabean Sitompul
3. Jayangkucinta (Bagotsinta) ma na sian Hutagalung dohot Hutatoruan
4. Jayamuda (Raja Endamuda) ma na sian Naipospos
Dilehon ma dohot pusako tu nasida tanda ni harajaonna sada be payung partiang na ganjang.
Mulak ma Raja Maropat i tu Silindung, marpungu ma rajaraja ni Siopatpusoran dohot Naipospos di Onansitahuru, margondang ma nasida, manortori huhut mandoadoa Raja Maropat i, ro ma udan paremean na hinasiholannasida.
Olat ni i lam sangap ma Pasaribu dibahen pomparan ni Siopatpusoran, ndang adong be na olo margaitgait mandok “ni eak ni poring” i. Pomparan ni Pasaribu pe sai ingot jala elek do marboru tu sude pomparan ni boruna. Sai dilehon do pasupasu asa torop maribur asa tubu anak na bisuk dohot boru na marroha.
GURU BISA DOHOT GURU LADA PINAULUBALANG TU DAIRI
Marsiajar dolidoli dope Guru Bisa nanak pailima ni Ompu Ginjangraja tinodohonna ma Guru Lada anak paionom ni natorasna i. Andorang dakdanak dopenasida na dua nunga marguru marmonsak. Hadatuon ni angka ompungna pe turun do tu nasida na dua. Nunga dimulai mangajari angka donganna dolidoli marmonsak jala nunga digoargoarinasida na dua Guru Bisa dohot Guru Lada.
Godang do dorbianasida di Sibaragas Sipultak, ido diparmahanmahannasida ganup ari. Sogot manogot i nunga dipatulanasida horbo na i tu parmahanan; tar dao do parmahanan i sian huta jala jonok nama i tu harangan.
Di na sadari, ndang mulak nasida na dua tu huta holan horbo na i do dipataru sahat tu bahal i. Mulak ma nasida muse tu parmahananna i ai ndang tarida horbona tunggal na bolon i. Na lalap do nasida sadari na i di galanggang parmonsahan na binahennasida di topi harangan i. Ganup ari do nasida na dua disi marmonsak pa tang nabinotonasida. Anggo di arian i rame do galanggangnasida i, ai ro do angka dolidoli tu si manguji marmonsak. Tung sude do dipepe Guru Bisa dohot Guru Lada ndang adong nanggo sada na mangalo tu nasida. Nunga manihir mataniari ipe asa maradian nasida. Dipaontong dorbiana hape ndang disi be sada, i ma naniluluannasida umbahen diulakhon tu parmahanan i. dilului tu parguluguluanna ndang disi, masuk ma nasida tu topi ni harangan hape tong do ndang dapot. Nunga lam dao masida masuk tu harangan paihutihut gasgas i, nunga mulai urmun, lam golap ma muse. Ndang diboto nasida be manang tu dia tondongonna, hundul ma nasida di ramba i di bona ni sada hau, mondokondok ma nasida ala ni lojana nok ma matana so diboto.
Lulululu ma natorasna dohot angka hahana di huta ala matua so mulak nasida, ndang tarpodom nasida saborngin i, “sondo naung disoro babiat? ninna rohanasida. Nasida nama pataruhon horbona i tu parmahanan marsogotna i. Diluluinasida manipat sadarina i alai ndang tarida. marsogot na i muse dilului ma tu sude huta ni tondongna tong so dapotnasida. Ndang dibotonasida be tudia luluanna.
Sogot dope manogot i nunga hehe Guru Bisa dohot Guru Lada ala ni malena. Diluluinasida ma harumonting dohot parbue ni hau na boi allangon manggohi butuhana. Ditorushonnasida ma pardalananna paihutihut pardalanan ni parharangani.
Sahat ma nasida tu sirpang, marsirang ma nasida di si sada tu hambirang sada tu siamun masidalani dalanna be.
Sahat ma Guru Bisa tu huta ni partombak i, dipangido ma asa disi jolo ibana mahiandu. Burju do parjabu i manjalo ibana, datu bolon do parjabu i huhut pangulima. Marmeangmuli do halak ro tusi, adong na marubat adong na marguru hadatuon dohot hapangulimaon.
Tarsunggul ma na binoto ni Guru Bisa sian sihadakdanahonna, turun do tu ibana hadatuon ni ompungna jala nunga pola digoari ibana guru ala naung mangajar marmonsak. Alai ndang dipataridahon Guru Bisa asa dapotsa sude hadatuon dohot hapangulimaon ni datu soranganna i.
Dung manang sadia leleng, tutu ma nunga gabe ummalo Guru Bisa sian datu i, jotjotan ibana nama mangubati na marsahit na ro marubat, ibana nama disuru datu i mangubati nang mangajari siseanna marmonsak nang na marguru hadatuon pe. Sude do dirungrunghon datu i hadatuonna dohot hapangulimaonna tu Guru Bisa.
Diborhati ma Guru Bisa asa laho manandanghon hadatuon dohot hapangulimaonna tu luat na asing, borhat ma ibana dompak Dairi. Di na sahali pajumpang ma Guru Bisa dohot sahalak dolidoli di sada robean. Na hundul do dolidoli i huhut dipiu sisumutna dompak ginjang. Togos dagingna bodiar matana. Dibollang Guru Bisa ma ibana huhut ditiop janggutna dompak toru. Hehe ma dolidoli i, dibollang ma Guru Bisa huhut disintak sabukna. Ditarik Guru Bisa ma monsakna, marmonsak ma nasida alai monsak saguru do ndang adong na hona. Martinju ma muse nasida alai ndang adong na talu. Marsiranggut ma nasida muse, tong do pautal margantiganti nasida tu ginjang dohot tu toru. Margulingguling ma nasida muse di robean i sian dolok sahat tu toruan sahat tu na hornop di topi ni aek Simbolon. Mansohot ma nasida na marbadai songon na mangalap hosa.
Disungkun Guru Bisa ma dolidoli i, aha margana, ise goarna, anak ni ise jala marhua ibana ro tu robean on? Dipaboa dolidoli i ma songon on: “Marga Pasaribu do ahu margoar Guru Lada anak ni ompu Ginjang sian Sibaragas Sipultak, na marmahan do hami dohot dahahang Guru Bisa, lalap hami marmonsak di galanggangnami i dohot dolidoli na ro mangasangi hami, dung pe botari asa sae. Ndang sanga be hupaontong hami horbonami, mago ma tunggal nabolon i gabe hululuihami ma sahat tu tonga ni harangan. Nunga mulai urmun, golap ma muse ari, hundul ma hami di ramba na di bona ni hau jala mondokhondok ma hami ala ni lojana laos nok ma matanami. Huuduti hami ma muse pardalanannami sahat tu sirpang gabe sirang ma hami mardalan, dahahang dompak siamun ahu dompak hambirang.
Sahat ma ahu tu sada huta di harangan i, hupangido ma asa disi ahu tinggal. Burju do parjabu i dijalo do ahu, dipaboanboan ma ahu mamulung ramuan ni ubat ai datu bolon do hape ibana dohot pangulima, tung sonang do rohangku disi. Tarsunggul ma hadatuon na huguruhon sian sihadakdanahonku di hutanami. Las rohangku mamereng siseanna na ro marguru monsak tu ibana. Tamba ma na huboto gabe ummalo ma ahu marmonsak dohot dihadatuon sian ibana. Diborhati ma ahu marmonsak dohot hadatuon sian ibana, diborhati laho manandanghon hadatuon dohot hapangulimaon tu luat na asing, i ma dalanna umbahen na sahat ahu tu son.
Dihaol Guru Bisa ma Guru Lada: “Ho do i hape anggia? ahu do haham Guru Bisa, sarupa do parsorionta. na so hutanda do ho nangkin ala na jongir ni sisumutmi dipiu ho dompak ginjang”, ninna. “Ho do i hape hahang? na so hutanda do ho nangkin ala na ganjang i janggut mi!”, ninna Guru Lada laos dibobok haha na i. Masiummaan ma nasida huhut marhori matana ala ni las ni rohana, dibahen ma inganan i “Juma Gulangan”.
Ditorushon nasida ma paradangadanganna dompak Dairi manandanghon hadatuon dohot hapangulimaon. Sahat ma nasida tu Berampu, diubati ma angka na marsahit laos diajari ma taringot hadatuon. Angka na umposo pe diajari ma marmonsak. Tarbarita ma nasida di luat i, godang do halak naniubatannasida, na marguru hadatuon dohot hapangulimaon pe torop do.
Dung sadia leleng nasida di si tarsunggul ma nasida naeng pajumpang dohot natorasna dohot angka hahana, dipaboa ma tu angka siseanna borhat ma nasida jolo mulak tu Sibaragas.
Las do roha ni sude sisolhotna, diharoani ma nasida ai naung mago do nasida di rohana gabe jumpang, naung mate do di rohana gabe mangolu.
Ndang saida leleng dope Guru Bisa dohot Guru Lada naung mulak tu hutana Sibaragas, pultop ma parmusuon ni marga berampu dohot marga Ujung. Tarsingot ma roha ni marga Berampu dihapangulimaon dohot hadatuon ni Guru Bisa dohot Guru Lada. Disuru ma utusan mangalapi nasida tu Sibaragas Sipultak asa nasida gabe ulubalangna mangalo marga Ujung. Las do roha ni Guru Bisa dohot Guru Lada mangoloi pangidoan ni marga Berampu i, borhat ma nasida pinaulubalang tu Dairi.
Diambangi marga Berampu ma nasida dibahen ma parhontasanna laho borhat tu partontangan. Marsuraksurak ma marga Berampu mangudurhon Guru Bisa dohot Guru Lada.
Umbege barita haroro ni Guru Bisa dohot guru Lada ulubalang ni marga Berampu i, gabe mundur ma sumangot ni marga Ujung, hona eak ma nasida laos talu pornag. Monang ma marga berampu, diboan ma tabantaban sian Ujung, dilehon ma deba tabantaban i tu Guru Bisa dohot Guru Lada.
Di pudian ni ari, martahi ma Guru Bisa dohot Guru Lada; “Nunga loja hita na marporang i holan tabantaban i ma deba dilehon tu hita hape tanonta so adong bahen parhutaan, parsabaan dohot parporlahan”. Mar dos ni roha ma nasida asa laho Guru Lada mandapothon marga Ujung paboahon na boi taluhononna Guru Bisa asal ma dijanjihon marga Ujung na lehononna tano parhutaan, parsabaan dohot parporlahan tu ibana bahen upana. Hupatalutalu pe asa ho monang ninna Guru Bisa.
Laho ma Guru Lada mandapothon marga Ujung. Dipaboa ma na olo do ibana pinaulubalang tu nasida jala boi do lehononna parhangkungan pabo ingkon talu Guru Bisa bahenonna. Alai ingkon marjanji marga Ujung na ingkon lehononna sabagian tanona bahen parhutaan, parsabaan dohot parporlahan asa boi tongtong rap dohot nasida. Dioloi marga Ujung do manjanjihon lehononna tano i asal ma tutu monang nasida.
Dibingkas marga Ujung ma muse parporangon tu marga Berampu. Sobu do parporangan i alai manggogo do Guru Lada mandopang musuna, Guru Bisa pe tung dipartahanton do marga Berampu.
lam leleng na marporang i lam sumurut do Guru Bisa ai maralal di ibana dohot anggina Guru Lada asa dipatalutalu di na marporang i.
Monang ma tutu marga Ujung, diboan ma tabantaban i sian Berampu marsuraksurak na nasida mulak. Dipatutur marga ujung ma angka boruna na ummulina asa pilliton ni Guru Lada sahalak sian i gabe pardihutana.
“Ba beha ma i rajanami, dilehon hamu do borumuna bahen pardihutangku hape nanggo tanongku bahen parjabuanku soada”, ninna Guru Lada. Änggo tano do, pos ma roham, nunga hujanjihon hami hian i, lehononnami ma i, ninna marga Ujung, laos dilehon ma Kuta Tengah na di Bunturaja nuaeng. Marjanji ma nasida na sada siulaon, sada adat, sapartahian tu joloan on, gabe senina (dongan sabutuha) ma Guru Lada di marga Ujung, jala pomparan ni Guru Lada gabe marga Ujungsaribu.
Dipillit Guru Lada ma sahalak sian boru ni Ujung i bahen dongan saripena, dipauli ma jabuna, dipungka ma hutana dohot parladanganna di Kuta Tengah, disi ma ibana mamompari.
Leleng di parlelengan ro ma Guru Bisa muse mandapothon Guru Lada gabe rap nasida maringanan songon i nang angka pomparanna.
SIBORU BIDINGLAUT (NAN TINJO) GABE SOMBAON
Nunga mangoli sude anak ni Gurutateabulan na opat i holan ibotona siampudan i nama na so hot, i ma Siboru Bidinglaut na margoar huhut Nantinjo. Nunga matoras dagingna, nauli do nian rupana, torop do na mandok hata tu ibana alai ndang lomo rohana mida baoa. Tumagon ma so muli iba unang apala anak ni deba paurak iba, ninna rohana, ai sangkar so anak lahi do ibana, ulubalang parompuan.
Ro ma anak Jau sian Sipolha mangaririt ibana tu Sianjurmulamula. Muruk ma ibotona Limbongmulana dohot Sagalaraja ala so olo iboto na i tu anak Jau i, tung dipaksa do asa saut. Maporus ma Siboru Bidinglaut mangalualu tu ibotona siampudan Malauraja, nunga pinda ibotona i tu Simanindo dung mangoli dohot boru ni Balabulan. Dung matorasa na dihiringan manuk dipangido ripena i do asa dialap tungkotna alana disi mangintubu ibana mulak do mandapothon amana Balabulan. Dibuat Malauraja ma ripena songon tungkotna boru Jau. Disi sorang anakna i pintor mate do ripena parjolo i (ditampar lali), gabe boru Jau i nama pagodanggodang anakna i na margoar Taburaja. Tubu ni boru Jau on nama anggo Manikraja, Ambaritaraja dohot Gurningraja.
Mangalualu ma Siboru Bidinglaut tu Malauraja, di dok ma na dimuruhi Limbongmulana dohot Sagalaraja do ibana ala so olo tu anak ni Jau i; hape ala na sumalim do rupa ni baoa i, bolong beut, songon jolma so begu. Ro do muse si doli i mangihuthon Siboru Bidinglaut tu Simaninndo. Diida Malauraja ma, na uli do hape baoa i, tompa mamunjung parsoara mamolim. Dipaingot ma iboto na i asa burju dialusi, ia so i ba dituntun ma lomona.
Ndang tarjua be, ninna roha ni Siboru Bidinglaut, unduk ma hatana. Dijalo ma sinamot satangan baju, sapinggan ri-bar, saguriguri sijonggi, dijujur ma ari parunjukna.
Ro ma anak Jau i dohot sisolhotna mangalap Nantinjo, gabe mangandung ma Nantinjo borngin i, diandunghon ma: Ïale pongki pandakdakan simbora, suak tondi lapung sibaran lapalapa; ia nunga ahu sihampir gabe gambir tandiang gabe toras; tu Limbongmulana dohot Sagalaraja pe sotampil tu Malauraja pe so bolas. Ïale sibaran lapung bagian lapalapaa; ai na bagian ni siboruadi do maniop tanduk i ma tanduk na marjunggaluan, ai naung pandok ni tondingki do so haru anak lahi ahu so haru parompuan.
Dung sae ulaon paradatan, borhat ma pangoli i rap dohot Nantinjo marsolu bolon dompak Sipolha. Di tonga tao i martonggo ma Nantinjo: Ömpung Mulajadinabolon, nunga songon i panompam di siboruadi, papupur ma baritangku di tonga tao on. Tongos ma ampilas manantan halisungsung marpiupiu dohot halibutongan marsobur asa borhat siboruadi manopot namboruna Siboru Saniangnaga.
Ro ma tutu sude napinangidona di ronggona i, marputar ma solu i, harom ma nasida sude masuk tu bagasan tao i gabe solobean sihalibutongan. Mumbang do ulaula tonun ni Nantinjo, gabe dibuat Malauraja ma i jala dibandahon singkat ni Siboru Bidinglaut. Tubu do bulu godang diparbandaanna i, gabe sombaon ma i margoar sombaon Simanindo, i ma panindoan Siboru Bidinglaut ninna Malauraja.
Molo mamolus sian tao na dilambung ni pulo Malau pomparan ni Gurutateabulan sai dijouhon do: “Patio, patio tao i bolusonnami ale namboru Bidinglaut”. Ninna barita, asal ma dijouhon songon i sai tiur do tao i bolusonnasida.
Buhar do Jau i sian Sipolha ala ni i, gabe soluk ma tu si pomparan ni Manikraja, sian i ma muse marserak tu Simalungun dohot Pematang Siantar.
MARGA PASARIBU
Adong do manang piga sian na umposo manungkun panusun bungkuon, sintap ni dia do na masuk tu maraga Pasaribu, ala adong do diida merek ni perusahaan “PASARIBU”, gabe disungkun; “Pasaribu dia do hamu?” Alusna: “Pasaribu Batubara”, na sada: “Pasaribu Harahap”, nasada nari: “Pasaribu Malau”, dohot angka na asing dope. Dipangido nasida ma asa dipamasuk tu torsa on hatoranganna; songon na tarsurat di toru on.
a.Haroroan ni marga di halak Batak
Dung ditua deba boru Sibasoburning dongan saripe ni Guru Tateabulan, disungkun ma goar ni ama ni ripena i, dipaboa ripena i ma goar ni amana “Sibasoburning, gabe dibahen Guru Tateabulan ma marga ni ripena i “boru Sibasoburning, ai matua goar ni amana do gabe marga ni anakkonna (Patriarchat). I ma parmulaan ni marga di halak Batak.
Anggo goar ni Guru Tateabulan ndang pola dimargahon pomparanna, goar ni anakna Sariburaja do na parjolo dimargahon pomparanna gabe marga Pasaribu, i ma humebaheba dohot marga Sumba. Siboru Sanggul Haomasan boru ni Sariburaja na muli tu Tuan Sorbadibanua, boru Pasaribu do margana, laos i do diingot pomparanni Tuan Sorbadibanua sahat tu nuaeng on.
Di tingki Raja Hatorusan II (Tuan Balasahunu) pahompu ni Sariburaja gabe dua marga ma pomparan ni Sariburaja:
1.Pomparan ni siraja Iborboron gabe marga Borbor, jala ala padan ni Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja andorang dihiringan manuk dope Siraja Iborboron ingkon marsada nasida dohot si Raja Borbor maralohon pomparan ni Siraja Ilontungon, gabe dibahen nasida ma Raja Maropat di Sianjurmulamula manjujung “Borbor Marsada”.
2.Pomparan ni Siraja Ilontungon di Banuaraja manjujung marga Lontung.
Hinorhon ni i gabe marga sabungan ma Pasaribu i ma marga parsadaan ni pomparanna. Gabe adong ma tolu marga pahebaheba di pomparan ni Siraja Batak:
1. Marga Borbor Marsada di Sianjurmulamula
2. Marga Lontung di Banuaraja
3. Marga Sumba di Pangururan, ai nunga pinda nasida tu si sian Sianjurmulamula.
Dung bungkas sude pomparan ni Sariburaja sian Sianjurmulamula, gabe masibahen marga na be ma na tinggal i. Pomparan ni Limbongmulana gabe marga Limbong, pomparan ni Sagalaraja gabe marga Sagala jala pomparan ni Malauraja naung pinda tu Simanindo gabe marga Malau.
Ia pomparan ni Siraja Iborboron na bungkas sian Sianjurmulamula mangulahi do muse mambahen marga Sabungan Pasaribu gabe margana. Songon i do nang Ompu Tuan Rajadoli (Datu Taladibabana) na bungkas maringanan tu Dongdong Uluan, Pasaribu do dibahen margana. Tarbukti do i sian:
1. Siboru Hutahot: boru ni Datu Taladibabana na muli tu raja Mangareak, boru Pasaribu do margana, laos i do diingot pomparanna di Uluan sahat tu tingki nuaeng on.
2. Boru ni Matasopiak (anak ni Raja Sipahutar) na muli tu Sitorus Pane na di Sitorus Parsambilan, boru Pasaribu do dibahen margana ai marga Pasaribu do Matasopiak na pamuli boru i, gabe tongtong do martulang Sitorus sahat tu nuaeng on.
3. Sude anak ni Datu Taladibabana mamangke marga Pasaribu, dung pe matorop muse nasida di inganan na imbaru asa gabe goar nasida be dipampe pomparanna gabe margana. Pomparan ni Raja Sipahutar gabe marga Sipahutar, pomparan ni Raja Hatioran (Datu Singa) gabe marga Harahap, pomparan ni Raja Tanjung gabe marga Tanjung, pomparan ni Ramberaja gabe marga Rambe.
Anggo pomparan ni Sariburaja II hot do marga Pasaribu mambuat goar ni Sariburaja I marga Sabungan Pasaribu, tarbukti do i sian:
1. Boru ni Sariburaja II sihahaan Nai Antingmalela na muli tu Sibagotnipohan boru Pasaribu do dibahen margana, laos i do diingot pomparan ni Sibagotnipohan sahat tu saonari.
2. Boru Sariburaja II paduahon, Siboru Pantisabungan na muli tu Babiatnaingol Sinaga tong do boru Pasaribu margana, ido diingot pomparanna sahat tu nuaeng on.
Ia angka anak ni Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) gabe marga do muse di inganan na imbaru dung mamompar nasida disi:
1. Pomparan ni Raja Matondang gabe marga Matondang,
2. Pomparan ni Raja Saruksuk gabe marga Saruksuk,
3. Pomparan ni Raja Tarihoran gabe marga Tarihoran,
4. Pomparan ni Raja Parapat gabe marga Parapat,
5. Pomparan ni Parubahaji gabe marga Tinedung dohot marga Sitangkar.
Pinompar ni Datu Pompangbalasaribu hot do mamboan marga Pasaribu, alai anggo pomparanna gabe mamangke marga naimbaru nama dung sidung parporangon ni Isangmaima (Datu Pulungantua) dohot Datu Marhandangdalu (Datu Rimbangsaudara), songonon ma partording ni marga nasida:
1. Pomparan ni Isangmaima (Datu Pulungantua) gabe marga Lubis mambuat goar ni anakna Tumonggo Lubis.
2. Pomparan ni Datu Marhandangdalu (Datu Rimbangsaudara) gabe tolu marga mamboanhon goar ni anakna:
a. Pomparan ni Sariburaja III mamboanhon marga Sabungan Pasaribu sian Sariburaja I, marga Sabungan Pasaribu sian Sariburaja II dohot marga Pasaribu sian Sariburaja III.
b. Pomparan ni Raja Dohang gabe marga Datubara mambuat goar na pinampehon ni Datu Marhandangdalu, ala sian bara ibana martabasi, alai muba do i muse gabe Batubara.
c. Pomparan ni Raja Humbil na margoar muse Toga Gurning gabe marga Gurning.
Pangarimpunanna:
I. Sude margamarga i, marga Borbordo parsadaanna (sabunganna), molo dijouhon jambar tu marga Borbor nunga dihangkam i sude margamarga na ditoruon, sian no 1 – 18

II. Na masuk tu marga Sabungan Pasaribu sian pinompar ni Sariburaja I, sude margamarga Borbor na di ginjang i sopadohot Limbong, Sagala dohot Malau. Alai nang marga na tolu on dohot angka anak ni margana tong do masuk marga Pasaribu ala ni parhahamaranggion dohot ala na masuk i nasida tu Borbor Marsada ala ni parpadananna i, tarlobi molo laho nasida tu luat na godang disi marga Pasaribu, asa boi sasiulaon di paradatan las ni roha manang arsak ni roha.
III. Na masuk tu marga Sabungan Pasaribu II sian pinompar ni Sariburaja II; sude pomparan ni Sariburaja II na masuk tu margamarga Borbor (no 1-10) na di ginjang i.
IV. Na masuk tu marga Pasaribu nuaeng; sude pomparan ni Sariburaja III, i ma pomparan ni Siraja Habeahan, Siraja Bondar, Siraja Gorat.
Marhite hatorangan na di ginjang i boi ma taralus sungkunsungkun ni angka sundut naumposo, boi do sahalak mamangke: 1. margana sandiri; 2. Marga Sabungan Pasaribu paduahon; 3. Marga Borbor; 4. Marga Sabungan Psaribu parjolo, marguru tu kondisi dohot situasi di tingki i di luat naniinganananna.
Tiruanna rupani:
1. Boi do marga Batubara na di Sarulla mambahen marga Pasaribu pasadahon dirina tu Pasaribu na disini gabe sisada ulaon paradatan di las ni roha dohot sitaonon manang hamamaju ni usaha, mambuat marga Sabungan Pasaribu.
2. Boi do marga Harahap na di Tarutung mambahen marga di perusahaan mambuat marga Sabungan Pasaribu parjolo laho padengganhon parsaoranna di inganan i.
3. Boi do marga Malau na di Parapat mambahen marga Sabungan Pasaribu marningot parsadaan Borbor Marsada pasanggamhon parsaoranna manang hamamaju ni usahana di inganan i.
4. Boi do marga Harahap na di Sitorang mambahen marga Sabungan Pasaribu padengganhon pardomuanna tu luat i, ala Pasaribu do marga Borbor na umbalga di Toba Holbung.
5. Boi do marga Limbong, Sagala, Malau mambahen marga parsadaanna “Nai Marata”; alai molo adong do marga Borbor dohot disi, ba marga Borbor Marsada do bahenonna marga parsadaannasida, marningot padan i
b. Marga Pasaribu gabe marga na asing

Adong do sian maraga Pasaribu gabe masuk tu marga na asing mangihuthon marga ni halak na nidapotna jala ala dao ingananna i sian luat ni margana hian so adong be pardomuanna gabe masuk nama ibana tu marga na adong di luat i paima adong sada tingki tarsingot ibana tu margana hian. Tiruanna:
1. Pomparan ni Panjimeter na sahat tu Alas gabe masuk do tu margamarga na adong di tano Alas, songon i do nang na sahat tu Gayo gabe masuk do tu margamarga na adong di Gayo.
2. Marga Pasaribu (adong do i sian Raja Habeahan, Raja Bondar, Raja Gorat) na mulak tu bonapasogitna di Pariksabungan gabe masuk tu marga Limbong laho pasadahon dirina tu marga na nidapothonna asa boi sisada ulaon paradatan di las ni roha manang sitaonon. Alai di tingki parpudi on lumobi angka na di pangarantoan nunga mulak muse mambahen margana “Pasaribu Habeahan”.

c. Marga na tamba tu marga Pasaribu
Adong na so marmarga hian na ro maringanan tu luat na niinganan ni Pasaribu gabe dipamasuk do dirina gabe marga Pasaribu asa unang adong bolatbolat di nasamarga di luat i.
Tiruanna:
1. Mangihuthon torsa di Barus, Sultan Ibrahim na ro sian Terusan (Sumatera Barat), di do ibana Pasaribu sian Bangkara pasadahon dirina dohot marga Pasaribu na nidapthonna di Pasaribudolok. Dijalo nasida do ibana gabe marga Pasaribu, gabe Sultan Ibrahin muse ibana di Pasaribu Tobing, pomparanna pe gabe marga pasaribu do. I ma na nidokna marga tamba tu marga Pasaribu.
2. Molo adong marga Pasaribu na mambahen anak angkatna na so marmarga hian, tangkas ma marboaboa tu raja (diadathon), gabe marga Pasaribu do i.
3. Molo adong parumaen ni Pasaribu na so marmarga, buatonna ma marga ni simatuana manang ompung boru, boi do nang sundut tu ginjang ni i alai ingkon adathononna di bagasan adat Dalihan na tolu, dohot ma hulahula nampuna marga i songon suhut parboru.
Boasa pola pampeon marga ni parumaen na so marmarga? Anggo mangihuthon adat ni hala Batak ndang boi dohonon goar sidanak, manang goarna i ala ni bao, parumaen, anggi boru ai subang do i. Songon i do nang goarni haha doli, simatua ni angka ina, margana do na boi jouonna. Ala ni i ma ingkon pampeon marga ni parumaen na so marmarga. Angkup ni i, asa adong pangamai manjalo adat dohot mangalehon adat molo adong siulaon manang horja.
Hela na so marmarga pe, pampeonna do songon marga ni sahalak amangboru ni nabinuatna na suman tu roha ni keluarga i, boi do adat ni i laos di tingki parunjuhonnasida. Ndang boi dohonon goar ni hela, subang do i.
MARSUMBANG (MANOMPAS BONGBONG)
Mangihuthon na somal di margamarga dohot anak ni marga di pomparan ni Siraja Ilontungon dohot di pomparan ni Siraja Isumbaon, ala na adong do naung manompas bongbong (marsumbang) sian anakna dohot boruna umbahen na tamba marga na imbaru ala naung masihoruan nasida. Ompu parginjang ni paranak ma gabe marga ni anak jala ompu parginjang ni boru ma gabe marga ni boru.
Anggo na somal, sai anak ni ompu ni marga i do parjolo manompas bongbong, jala goar ni anak na ma muse gabe marga naimbaru. Rupani: Marga Siopatpusoran do marga ni pomparan ni Guru Mangaloksa Hasibuan, alai tardege pinggol ni dalan ma Ompu Lompo pomparan ni Sirajanabarat dohot boru ni pomparan ni Sirajahutatoruan, gabe ditolopi Raja Siopatpusoran ma tompas bongbong di nasida, tubu ma marga na imbaru mangihuthon goar ni anak ni Guru Mangaloksa i ma marga Hutabarat, Panggabean, Hutagalung dohot Hutatoruan.
Alai sai adong do na marbahir, isara marga Silahisabungan. Silalahi tu marga Tambunan ndang boi marhula marboru, hape Tambunan sandiri nunga masiboruan sama nasida (Tambunan Batuara, Tambunan Lumbangaol, Tambunan Lumbanpea). Na deba marga, na marningot padan ni ompunasida be do umbahen na so boi masialapan boru.
Godang panghorhon ni marsumbang (manompas bongbong). Mangihuthon adat Dalihan na tolu, di hundulan ni hasuhuton do sude na sa marga, alai molo dung masa na manompas bongbong, gabe pomparan ni ompu ni paranak ma na gabe hasuhuton, jala pomparan ni ompu ni parboru ma gabe hulahula molo di jabu ni paranak ulaon. Alai molo di huta ni parboru do siulaon, gabe parboru i ma na gabe hasuhuton jala paranak i ma gabe pamoruonnsida. Jadi di bagasan na samarga hian nunga gabe mardalan partuturan Dalihan na tolu.
Molo so dibagasan adat na manompas bongbong i, godang do mara dihorhon, songon tudostudos pinatorang di toru on:
1. Tuan Sariburaja na marsumbang dohot ibotona Siboru Pareme (pinaporhas), naeng do bunuon ni anggina Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja, Siboru Pareme pe dibuang do tu tombak na limuton di Batumartindi na di dolok Sabulan.
2. Siajidonda Hatahutan na marroharoha dohot ibotona pinaporhas Siboru Tapinauasan di na laho nsida tu tombak, gabe lohot do tu hau piupiu tanggule songon i dohot datu, sibaso, guru d.n.a na naeng paluahon nian, i do na ginombarhon ni Tunggal Panaluan.
3. Mangihuthon torsa, adong do na mariboto marroharoha di topi ni sunge Sitalaktak di holangholang ni tambunan Batuara dohot Matio, gabe batu do nasida di topi ni sunge i.
4. Di na tardege ni pinggol ni dalan Ompu Lompo pomparan ni Sirajanabarat dohot boru sian pomparan ni Siraja Hutatoruan, gabe mate do ompu Lompo dipusa si Bindoran iboto ni boruboru i sandiri.
Sada ulaon na borat do na manompas bongbong i, alai sai na masa do i molo dung lam sopar tu toropna na samarga i lumobi molo hurang marga pangalapan boru/pangolian ni anak di luat i.
Anggo margamarga na masuk tu marga Sabungan Pasaribu, manang Borbor Marsada, ndang ala na adong na marsumbang umbahen na tamba marga na imbaru. Tamba pe angka marga ala naung torop do pomparan ni sada ompu di ingananna na imbaru, boi marsaulaon adat jongjong sandiri sopola be dohot marga sabunganna.
Sahat tu saonari, ndang adong dope na resmi diadathon anak mangoli dohot boru muli di marga Borbor Marsada di Tapanuli Utara. Disura roha nian hinorhon ni balga ni uhum na tu Sariburaja dohot tu Siboru Pareme i do na manghorhon gabe jorajoranon angka naumposo dibahen.
Asing do pangalahona anggo di Angkola dohot Mandailing, ai nunga masialapan boru disi Pasaribu tu Batubara, Lubis tu Harahap, d.n.a. Disura roha, ala na hurang do disi marga na jonok tu ingananna pangalapan boru dohot pangolion ni anak nasida, jala margamarga Borbor do na torop jala pajonokjonok di inganan i.
Sada hatinggalan do di margamarga Borbor martimbanghon margamarga Lontung dohot margamarga Sumba ala na so resmi dope marga Borbor manompas bongbong.
Dua mansam do parjadi ni manompas bongbong:
a. Molo halak na raja, na mora, na tar dok goar na naeng manompas bongbong, dipapungu ma angka rajaraja ni marga i, dipantom horbo laho paboahon sangkap na i. Dung ditolopi rajaraja i panompason bongbong i, dibahen ma pesta na balga, dijou ma rajaraja ni marga na satingkat dohot marga na i dohot sude panungganei na margana i marompuompu asa sude umbotosa dohot manggabei nasida na manompas bongbong i. Olat ni i rasmi ma boi nasida marhula marboru. Anggo parunjuhon ni na mangihut songon unjuk na somal nama.
b. Molo halak na metmet jala parhurangan do na marsumbang i, diluahon ma jumolo boru i tu luat na humolang manang tu inganan parkarejoanna di pangarantoan. Dung gabe, i pe asa ditahihon mambahen adatna di hutana. Somalna ndang pola maol be i ditolopi angka raja ala naung gabe nasida. Dipabalga ma pestana, dijou ma utusan ni margamarga na jonok tu luat ni paranak dohot parboru, dirasmihon ma panompason bongbong i. Olat ni i nunga boi marhula marboru nasida. Ala molo so gabe do nasida, somalna ndang diadathon be i, mabiar ma angka na umposo mangihuthon songon i dipudi.
Holan i tutu, molo naeng manompas bongbong naeng ma dimulai sian parsirangan ni ompu parginjang asa unur muse partamba ni anak ni marga i.
Molo niida naung marserak do tu desa na ualu pomparan ni Siraja Iborboron nunga mansai torop jala daodao be ingananna, dihilala roha tung na maol ma mangulahon cara na parjolo na manompas bongbong na pinatorang di ginjang.
Na boi jala na umbulus ulahonon ni hatoropan, songon na tinaringotan di nomor dua i nama molo tung adong na manompas bongbong. Dung i molo tung adong na tar sor sian angka na umposo anak dohot boru ni margamarga Borbor, unang magodanghu be nian pangambati, alai adong ma usaha ni angka raja adat laho paturehon asa boi saut panompason bongbong i mardalan denggan, so pola mansalai adat ni ompunta. Molo dung denggan sahali mardalan perasmianna ba nunga boi muse mangihut angka naumposo.
Molo tung adong nuaeng angka ianakhonta na tar sor tardege pinggol ni dalan hape nunga gabe nasida, marusaha ma parnak dohot parboru i mambahen perasmian ni panompason bongbong ni anakhonna i asa marhite sian i muse gabe rasmi boi marhula marboru margamarga di Siraja Borbor.
Alai, ba hata ni panurat on do i, ba tumangkas ma dipingkiri angka dongan dia ma na dumenggan siulahononta. Sihingkitsinalenggam, ba tapillit ma dia na dumenggan.
Horas…Horas….Horas!!



















Jun 21
ASAL USUL NI SI RAJA BATAK
Uncategorized Add comments
Artikel ini menggunakan bahasa Batak
Mangihuthon torsa ni angka natuatua najolo, anak silitonga do si Raja Batak, adong do hahana na margoar si Raja Asiasi, jala anggina margoar Raja Jau. Amang nasida natolu margoar Eng Domia;
margoar huhut Ompu Raja Bonangtua; Ompungna ma Eng Banua. Anggo udutna tu ginjang dang adong be na umbotosa, mythos (hahomion nama i; ai hurang dope parsaoran di tingki i tu luat na asing, dongan bangso na di luar ni halak Batak.
Alai adong do na mandok, na lae ni Raja Siam do si Raja Batak. Ditingki parpudion, dung lam bungka pardomuan tu Indonesia on dohot tu luar negeri, lam diboto halak ma adong do na suman kebudayaanna tu kebudayaan ni halak batak; i ma songon margamarga di Lampung, halak Dayak di Kalimantan dohot halak Toraja di Sulawesi. Di Pulo Palawan Philipina pe adong do na mandok halak Batak nasida.
Huroha di tingki i, dihamamasa ni parserahon ni jolma sian Siam, adong do na marlayar tu Philipina, Kalimantan, Sulawesi, Sunda dohot Lampung, jala na marlayar tu Sumatera Utara ima Eng Domia (Ompu Raja Bonangtua) rap dohot anakna Raja Asiasi, Raja Batak dohot Raja Jau. Disura roha di Aru ma nasida mandarat, sian i ma lam morotorot tu pedalaman hirahira di parbalohan ni Gayo, Alas, Tano Batak dohot Tano Doli na margoar tingkion tano Jau.
Sian i borhat ma Raja Asiasi dompak Alas dohot Gayo, si Raja Batak manuju Pusukbuhit mamolus Karo-Dairi-Parbuluan sahat tu Sianjurmulamula. Ia raja Jau laho ma dompak tano Doli.
Anggo Eng Banua ompung ni si Raja Batak rap dohot laena Raja Siam simatua ni Raja Batak tinggal do di banua Siam.
Dipungka Raja Batak ma parhutaanna di Sianjurmulamula, dipajongjong ma jabuna, diula porlakna, dibahen pargadonganna, parturan dohot parsabaan.
Dung manang sadialeleng Raja Batak manosor di Sianjurmulamula, sorang ma di bortian anak lahilahi dibahenma goarna “Toga Datu”. Dung dapot tingkina martinodohon Toga Datu sorang ma muse anak paidua, dibahenma goarna “Toga Sumba (Raja Isumbaon)”, jala anakna siampudan dibahenma goarna “Toga Laut”.
Di na laho matua si Raja Batak, dipasahat do pusaka tu anakna na tolu i. Tu Toga Datu dipasahat ma “Pustaha Surat Agong” namarisi “hadatuon, habeguon dohot pangulubalangon”, tu anakna paidua Toga Sumba dipasahatma “Surat Tombaga Holing” namarisi ruhutruhut ni Uhum dohot Harajaon. Tu anakna siampudan dipasahat parbinotoan “Parhobolon, habaranion dohot habeguon”.
Pomparan ni Toga Datu na margoar muse Guru Tateabulan ima sude margamarga na adong di Borbor Marsada dohot Lontung.
Pomparan ni Raja Isumbaon ima sude margamarga di pinompar ni Tuan Sorimangaraja: Nai Ambaton/Ompu Raja Nabolon, Nai Rasaon/Raja Mangareak dohot Nai Suanon/Tuan Sorba Dibanua.
Pomparan ni Toga Laut na laho tu Karo, Alas dohot Gayo gabe marsada dohot pomparan ni Raja Asiasi, masuk margamarga na adong di Alas dohot Gayo; ima marga Sekedang, Selian, Ciberou, Pinem, Munte, Karo di Alas; jala marga (mergo) Ciberou, Bobasan (Batak na 27), Melala d.n.a di Gayo.
Jolma na asing sipaingan tombak nahumaliang Sianjurmulamula naung adong hian do dapot si Raja Batak. Alai di tombak longolongo do ingananna. Pungupungu do nasida maringanan nang mardalani pe; baoa, boruboru nang dakdanak huhut patioptiop giringan napinaulina sian bulu laho mangalului sipanganonna, ima tumbur ni hau manang uraturat na dauk, bulungbulung na poso (punsu ni hau) bungana manang parbuena pe. Diburu nasida do binatangbinatang harangan, pidong manang dengke sian sunge manang tao. Ndang boi jonohan ni halak ro i nasida, pintor hatop do maporus tu tonga tombak i, mangalo do molo targogot. Jadi tung soadong do pardomuan ni si Raja Batak dohot angka anakna i tu halak na asing.
GURU TATEABULAN DI SIANJURMULAMULA
a. Toga Datu manjalo pusako sian tulangna.
Dung timpas dolidoli Toga Datu, tarsingot ma ibana tu ompungna Eng Banua dohot tulangna Raja Siam na di taripar ni laut di tano sihadaoan; tarlobi ala soadong boru na boi olionna di ingananna i, sai adong ma i siboru ni tulang na boi siadopan ninna rohana, dibatahon ma i tu amana si Raja Batak.
Diantusi amana do sihol ni anak na i, dibuhulma ari na denggan, diborhati ma anakna i dohot bohal di tongan dalan songon i nang sinjata dohot partahanon, pangulimaon. Dipatorang ma angka sibolusonna di darat nang di laut pe.
Nepnep urukuruk do pardalanan na i, lanlan aek toba, di darat so adong dalan na rundut, di laut pe sonang roha. Mansai las do roha ni tulangna i dohot sude tondongna di haroro ni Toga Datu. Naso tupa longkang nian berena i sian lambungna ala sihol ni rohana. Alai dung dirimangrimangi Toga Datu na so adong be boru ni tulangna i na suman todoonna boanonna mulak tu Sianjurmulamula, dipangidohon ma tu tulangna i asa diloas ibana mulak mandapothon amangna, sotung matua amangna i andorang so mulak dope ibana.
Diantusi tulang na i do na tarjepol roha ni berena i dohot sihol ni rohana tu amana, diborhati ma berena i dohot barang pusako harajaon dohot hadatuon. Dilehon ma boanonna:
1. Hujur Siringis, hujur Jambarbaho, sanggul ni bujing, talitali ni doli, pasahatonna tu anakna turun temurun na so tupa mago.
2. Batu martaha, pompang bala saribu jala tulak bala saratus.
3. Dua tintin sipajadijadi, jadi tu situmudu jadi tu sialang jadi tu sijagoa dohot tu anak ni tangan.
4. Pungga haomasan sipadilatdilatonna molo male dihilala.
5. Ontong ma dilehon angka barang pahean, jala diajari beha pamangkena dohot pangulahonna.
Dipasupasu ma ibana asa gabe torop mabue, jala asa didongani sahala ni tulangna tongtong. Dung hot ripe ho, hatop do tuaon ni tondim ripem, anak na marsahala do muse anakmi jala marharajaon.
Diparborhat ma berena i dohot solu sioloi ajar, na marholehon si bulung bira pargoligoli siamak pandan jala partahutahu siantuk na risi. Dipataru sahalak sangkar soanak lahi, ulubalang parompuan. Nepnep ma laut dibolus di atas ni saniangnaga laut di toru ni saniangnaga langit, sahat ma nasida mardonokhon pulo Aru, sian i masuk tu pulo Morsa.
Mulak ma napataruhon i mamboan solu sioloi ajar tu tano Siam. Toga Datu pe mulakma tu Sianjurmulamula mamboan sude pusako na nilehonni tulangna i, mamolus tombak nalimuton dohot tombak longolongo.
Dina sahat ibana tu Sianjurmulamula, nunga tarulang hutana i dapotsa, ai naung mate do hape si Raja Batak jala anggina si Raja Isumbaon nunga pinda manosor tu pat ni dolok Pusukbuhit, ima Pangururan nuaeng on.
Anggo barita ni Toga Laut dang adong diboto ibana, disura roha na ihut do ibana laho manadingkon Sianjurmulamula dompak tano Karo/Alas.
b. Sibasoburning dongansaripe ni Toga Datu.
Dipagopas Toga Datu ma parik ni hutana i, dipajongjong ma balebalena, diula porlakna disuani dohot suansuanan na boi panganon; gadong, suhat, gaol, tobu d.n.a. Dibahen do porlak sisoding panuanan ni na hushus, rugirugi, banebane, bonangbonang, saesae. Disuani do huhut ragam ni pulungan ubat, pagar, dorma sitogu harihir d.n.a. Ganup ari sai laho do ibana mandulo porlakna i, dibahen do disi undungundung panisioanna.
Adong do sahalak na marbaju, boru ni jolma sipaingan ni tombak na disi na ro jumonok tu porlakna i. Dipamanatmanat ma porlak i, godang ni sipanganon, uap ni na hushus dohot na angur. Lam didalani ma porlak i; diida ma Toga Datu namanisio di undungundungna i.
Dipaula so diida Toga Datu do sude, alai dipasang ma dorma sitogu harihir, gabe somabiar be boruboru i gabe lam dipajonok ma tu Toga Datu. Dung manang piga hali songon i, diboan Toga Datu ma boruboru i tu jabuna. Diajari ma taringot tu parhataan dohot paradatan alai dang ditiopi boruboru i, diloas do mulak tu natorasna.
Dung manang sadia leleng songonsongoni, lam togu ma holong ni rohanasida. Dipangido boruboru i ma asa marbulan Toga Datu paboa na so tupa bolongkonnonna ibana manang dohononna na mapultak sian bulu; ai lam dao nama natorasna sian ibana molo saut gabe ripe ni Toga Datu. Dioloi Toga Datu ma marbulan, gabe diboan ma boru i tu jabuna, patop mangan ma nasida.
Hatop do ditua deba boruboru I, dipaboa ma pangkilalaanna tu Toga Datu. Gabe tubu ma roha ni Toga Datu manungkun partuturan ni boruboru i, dipaboa ma goar ni amangna Sibasoburning, jadi boruboru i gabe boru Sibasoburning ma ai matua goar ni amana do gabe marga ni ianakkonna.
Didok boru Sibasoburning ma tu Toga Datu: “Nunga marbulan ho, nunga top mangan hita, nunga adong boaboa na denggan paboa ro ma panggabean parhorasan, ba dang Toga Datu be goarmu, dohot ma Guru Tateabulan ai ditea ho do bulanmu na tu ahu”. Olat ni i, sai Guru Tateabulan nama goar ni sinondukna i dijou boru Sibasoburning.
Hu ma dibulanna, gok ma di taonna, sorang ma anak nasida baoa dibahenma goar tulutna “si Raja Miokmiok”.
Tolu bulan dope sorang si Raja Miokmiok, nunga ditua deba muse boru Sibasoburning, gabe diadiaon ma rohana. Alai ro do boaboa ni Mulajadinabolon paboa halak na tarbarita do muse na dihiringan manuk, halak na marsahala, taluhonna do jolma, begu nang binatangbinatang pe. Dung tiur haroanna pinarporhas, dibahen ma goar ni anakna i “Sariburaja”, boruna i “Siboru Pareme”.
Dilaonlaon ni ari, tubu dope tolu nari anak nasida, dibahen ma goar ni paitolu “Limbong Mulana”, paiopat “Sagala Raja”, jala pailima “Malau Raja”. Sorang dope sada nai boruna i ma namargoar Siboru Bidinglaut na gabe sombaon jonok tu pulo Malau di Simanindo. (Torsa no 20)
RAJA UTI (RAJA HATORUSAN)
Di na humodohodo boru Sibasoburning, marende ma pidong patiaraja di dangka ni hariara dongdong, baringin tumburjati, siksak ma dohot hilap, mardurum ma ronggur sibola nanggar, dung i hu ma dibulanna, gok ma ditaonna, topak ma na dibortian sada dakdanak lahilahi. Alai hurang do pangarumang ni dagingna, ai jempek do tanganna dohot patna, hira na soadong do tahe idaon.
Tangis ma boru Sibasoburning marnida sinuantunasna i, alai diapuli Guru Tateabulan do ripena i, ai naung dipalumba Mulajadinabolon do tunasida dinamambahen pagar parmeme i.
Dipagodanggodang nasida ma anakna i, simbur do magodang jala hatop do malo marhatahata, alai dang boi nanggo hundul, sai songoni do modom miokmiok, ido umbahen didok Siraja Miokmiok; nadeba mandok “Siraja Gumelenggeleng”.
Dung magodang Siraja Miokmiok, dipangido ma tu inangna boru Sibasoburning asa ditaruhon ibana tu punsu ni dolok Pusukbuhit asa boi sian i ibana martonggo tu Mulajadinabolon. Dipeakhon inana i ma ibana di bona ni hau piupiu tanggule asa adong parbuena na madabu i bahen panganonna. Dilehon ma dohot pungga haomasan asa adong padilatdilatonna. Disima ditonggohon Siraja Miokmiok asa marpanatap Mulajadinabolon manggohi pangarumangi ni dagingna. Dioloi Mulajadinabolon do pangidoanna, lam marganjang ma tanganna dohot patna i, alai tubu ma ihurna songon ihur ni bajonggir jala adong ma hulinghuling na nipis padomuhon ruas ni tanganna dohot ruas ni patna tar songon habong ni haluang.
Martonggo ma muse Siraja Miokmiok. Boasa tung songon i pambahenan ni Mulajadinabolon tu ibana, najolo hurang pangarumangi ni dagingna hape ia nuaeng nunga gabe lobi. Dipatorang Mulajadinabolon do tu ibana, ingkon songoni do pangarumangi ni dagingna asa unang boi ibana marsaor dohot jolma manisia, ai gabe malim do ibana na patorushon pangidoan ni manisia tu Mulajadinabolon dohot sipatolhas tona ni Mulajadinabolon tu jolma manisia, alani i margoar ma ibana Raja Hatorusan manang Raja Uti.
Dipauli Guru Tateabulan dohot boru Sibasoburning pantangan di ingananna di bona hau piupiu tangke i. Ulok bagandingtua nama donganna disi dohot bujonggir, untunguntung na bolon, leangleang mandi. Dang adong be na boi mamereng Raja Hatorusan manang ise ia so holan Guru Tateabulan dohot boru Sibasoburning dohot anggina Tuan Sariburaja.
Dilului Sariburaja do hahana i tu punsu ni Pusukbuhit, diida ma naung adong do ripena margaor “Siboru Lindungbulan” boru ni Ömpu Tuan Bataraguru. Dipaboa ma tu Sariburaja naung dibahen Mulajadinabolon goarna Raja Hatorusan si Raja Uti, raja so haliapan raja sohalompoan. Ditonahon ma asa adong sian pomparanna mambuat goarna dohot goarni harajaonna Raja Hatorusan i, anggo ibana laho borhat nama sian i tu inganan sipatuduhonon ni Mulajadinabolon. Dang hea be dibereng halak Raja Hatorusan i, alai anggo baritana sai muapmuap do ro di dia, didok do ibana na so olo mate, na so olo matua.
Dung dapot tingki na binuhul ni Mulajadinabolon, habang manang munsat ma Raja Uti tu ujung ni Barus na margoar huhut ujung Aceh, ala diparbalohan ni Barus dohot Aceh do ingananna i di holangholang ni Aek Uti siamun dohot Aek Uti hambirang. Dipauli ma disi bale pasogitna, parsantian dohot langgatan pameleanna. Holan Raja Uti do maringanan disi dihaliangi angka ulubalangna, angka i ma sialap hata dohot sipasahat tona ni Raja i tu angka nirajaanna. Humaliang huta i adong do tolu lampis panjagana, lampis parbagasan ima ragam ni pandoit na marhabong songon daldal, harinuan, altong, naning, d.n.a. Lampis paduahon angka binatang na marbisa, hala, lipan, ragam ni ulok namarbisa d.n.a. Lampis parduru i ma angka binatang panoro, babiat, gompul, gaja d.n.a, jala di aek Uti siamun dohot hambirang nang dompak laut adong do angka buea nabontar.
Dang adong jolma nanirajanna boi mamereng bohina, alai sar do baritana tu sude luat, rade do jolma naniarjanna mangoloi parentana dohot tonana. Molo adong namasa, isara haroro ni logoniari rangga puri matutung, mangido udan paremean, padao bala dohot sahitsahit, Raja i do utusan martonggo tu Mulajadinabolon.
Dihaporseai nanirajanna i do na so ra matua jala na so olo mate Raja Uti ala soadong na boi marnida. Alai sian pangulimanna tiris do muse torsa, adong do manang piga sundut Raja Uti, holan na tubutubu gaol do, dang adong na umboto pargantian nasida. Songon on ma didok sundutnasida:
I. Raja Miokmiok, Raja Hatorusan I, Raja Uti I, ripena boru Lindungbulan
II. Datu Pejel, ima Raja Uti II, ala tibu do ibana mate gabe ripena ma wakil maniop harajaon i, digoari Raja Uti III.
III. Datu Borsakmaruhum anak ni Datu Pejel ma muse Raja Uti IV dung magodang ibana.
IV. Datu Altongniaji ma muse gabe Raja Uti V.
V. Guru Longgam Pamunsak ma gabe Raja Uti VI; jala
VI. Datu Mambangdiatas na mambuat boru Mompul Sohapurpuron ma muse na gabe
Raja Uti VII. Na parpudi, ima na pasahathon sahalana dohot harajaonna tu Raja Manghuntal Si Singamangaraja I
Songon on ma torsana:
Marsalisi do Si Singa Mangaraja dohot namboruna Nai Hapatia sian Muara dohot Nai Paltiraja sian Urat. Di dok namboruna i ma: Ünang tung gaja ma diboan ho, anggo bodil do, adong do bodil alo ni bodil!
Laho ma Si Singa Mangaraja mangalului huta ni Raja Uti tu Barus ala diboto adong gaja hundulanna. Longang do sude ulubalang ni Raja Uti ala boi Si Singa Mangaraja tolpas tu huta i, mamolus panjagaan ni gaja, babiat binatang panoro, angka ulok dohot binatang na marbisa, songon i nang angka pandoit, ai soadong hea na boi mamolus i. Ro ma dohot boru Mompul Sohapurpuron mandapothon, dipaboama naung opat ari laho Raja i marparau, alai dipahundul do nasida di jolo jabu asa jolo marpaiogon nasida.
Dialamat Si Singa Mangaraja do na laho Raja Uti tu bungampara (songkor) ni jabu i, gabe disuru ma naposona paboahon tu jabu asa siganjang ak dilului ingkau ni Si Singa Mangaraja atik pe nunga dipature naposo ni Raja Uti lompan ni halak i di toru.
Ditogihon ripe ni Raja Uti ma Si Singa Mangaraja nangkok tu jabu marsipanganon, anggo angka donganna di alaman do nasida mangan. Dipahundul ma Si Singa Mangaraja di atas lage di halangulu, manghunsande ma ibana tu tiang. Dung rade sipanganon, disintak ma ingkau siganjang ak i tu ginjang laho manganhon, alai laos diserbeng do dompak songkor, gabe jumpangma panonggorna dohot Raja Uti, ai ditingkir Raja Uti do sian ginjang manang na tutu olo Si Singa Mangaraja manganhon ingkau gadong i. Mijur ma RajaUti sian songkor gabe mangkatai ma nasida.
Dipaboa Si Singa Mangaraja ma sangkapna naeng mangalap sada gaja pahanpahanan ni Raja i; “Boi do lehononku gaja i tu ho alai ingkon ho do mamboan talina jala ingkon jolo pasahatonmu do tu ahu nahupangido on”. Lului ma diahu:
1. Sada horbo tunggal, sihalung jala namarngingi di ginjang
2. Sada bulung ni ri, bidang na sabulung gaol
3. Sada pungga namarimbulu
4. Sada lote namarlailai
5. Sada tali ni hoda sian rihit
6. Sada hambing tunggal sipitu tanduk
7. Sada jolma namarsaongsaongkon pinggolna jala namarsabesabehon susuna
Mulak ma Si Singa Mangaraja mangalului pinangido ni Raja Uti. Dapotsa ma lote namarlau di Pangururan Samosir, jolma namarsaongsaonghon pinggolna jala marsabesabehon susuna di Simalungun, hambing tunggal sipitu tanduk sian Uluan, tali rihit sian Raja Sijorat Sitorang, pungga namarimbulu sian Laguboti, bulung ni ri sabulung ni gaol sian Sianjur Humbang dohot sada horbo tunggal sihaluang na marngingi di ginjang sian Silindung. Diboan ma i saluhutna tu jolo ni Raja Uti, dipatorang ma lapatan ni i sadasada.
Ala boi do diulahon sude pangidoan ni Raja Uti, dipasupasu Raja Uti ma Si Singa Mangaraja, ai nunga tutu ibana ma naminiahan ni Debata. Dipasahatma pusako harajaon tu Si Singa Mangaraja.
Piso gaja dompak, piso solam Debata na gabe pusaka di Raja Si Singa Mangaraja turuntemurun, lage haomasan, tabutabu sitarapullang, bunga na so ra malos.
Marpadan ma nasida na so tupa paboaonna pangarumangi ni bohi ni Raja Uti agia tung tu ise. Molo diose padanna i pintor mulak do tabutabu i tu Raja Uti, sitarapullang laptanna: sian i dalan na ro sian i do dalanna mulak. Dung masiunduhan di padan i, mijur ma Si Singa Mangaraja tu alaman, ditogihon ma donganna i manali gaja i sada, laos mulak ma nasida tu Bangkara.
Hape ditongan dalan i, andorang so sahat dope nasida tu Bangkara, sian na so tinuntun ni Si Singa Mangaraja, dihusiphon ma tu Raja Sijorat pangarumangi ni bohi ni Raja Uti, gabe habang ma mulak tabutabu sitarpullang i tu Raja Uti. Sar ma barita ni Raja Uti tu sude desa na ualu, marujung ma dohot harajaonna jala Raja Singa Mangaraja ma singkatna gabe raja ni halak Batak.
TUAN SARIBURAJA DOHOT ANGKA RIPENA
Tolu bulan dope naung sorang Raja Miokmiok, nunga ditua deba muse boru Sibasoburning. Dung i hu ma dibulanna, gok ma di taonna, sorang ma muse anakna paiduahon pinaporhas. Rap tubu do ibana dohot iponna, sisilonna pe dohot obukna nunga ganjang, dibahen nasida ma goarna “Sariburaja” jala boruna i margoar “Siboru Pareme”.
Magodang ma Sariburaja gabe sangkar dolidoli, nangkok ma ibana tu punsu ni Pusukbuhit, tinggal ma ibana disi tolu ari tolu borngin. Ditingki i mangilulu ma dagingna gabe daging na imbaru, na marsahala, na so boi taluhonon ni jolma, binatangbinatang manang begu laos pe taho.
Tubu ma rohana mamereng inganan humaliang luat i. Dinangkohi ma dolok Simanabun, dituati rura Tambunrea mamolus tombak nalimuton dohot harangan rimbunrea. Madangadang ma ibana sahat tu Barus, dapotsa ma disi bosi nasa horbo balgana di gadugadu Sitanggor, binanga buarbuar di ondingonding ni dolok. Suman tu horbo, martanduk, marpinggol jala marihur. Margoar do bosi i pantar bosi, pongatpongatan bosi, pangutpangutan bosi, bosi marihur, bosi malela. Dibuat ma ateate ni bosi i boanonna, jala disurathon ma goarna di atas ni batu i dohot agong.
Pangolion ni Sariburaja
Nunga tang daging ni Sariburaja, jumpang ma tingkina naeng mambuat boru. Ro ma Nan Tarduhir mangalapi ibana asa nangkok tu Pusukbuhit mangkatai tu Nai Mangiringlaut, boru ni Balabulan. Disura roha, boru ni jolma sapaingan di Pusukbuhit i do i. Dipatop Nan Tanduhir ma Sariburaja dohot Nai Mangiringlaut gabe marsaripe. Diboan Sariburaja ma ripena i tuat tu toru alai dang tu Sianjurmulamula diboan, manosor do nasida tu Pariksabungan. Dipajongjong ma disi jabuna, dipauli ma rumbi sian batu panimpanan ni barang pusaka pauseang nabinoan ni Nai Mangiringlaut, i ma: piso ranggajuma, hujur tombak di langit, batu martaha pompang bala saribu tulak bala saratus, tintin sipajadijadi, pungga haomasan, sande huliman, tajom bara, bodil tarsardopur, giringgiring sianting sabungan na mariaingmarloing. Ditutup Sariburaja ma rumbi i dohot hadatuonna holan ibana do dohot Nai Mangiringlaut na boi mambungka, i ma na margoar “Batu hobon”.
Hatop do ditua deba Nai Mangiringlaut, matoras ma eme binoanna i. Nunga tang nang Siboru Pareme laos soadong na marhaseangkon. Laho ma ibana tu Pariksabungan manopot ibotona Sariburaja. Nunga melengeleng rohana mida ibotona i, gere pangkataionna, peut so peut dibahen abitna, sumadoasadoa dibahen pardalanna. Hinata pe bira dohot latong, hapegani dos do rintopna. Gabe manuan bulu ma nasida di lapanglapang ni babi, patuat na so uhum ma nasida mangulahon na so jadi. Hambol ma pat ni Siboru Pareme ala ni utiutianna i, tamba ari tamba tarida ma nabinoanna i.
Sar ma barita, pur ma alualu tu pinggol ni Guru Tateabulan dohot anakna Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja. Mangasup ma anakna na tolu i ingkon mamusa Sariburaja ala dibahen haurahon.
Dipasurut Sariburaja ma langkana martabuni tu tomabak na di Pusukbuhit. Alai ala naung mangilulu i dagingna dang adong dihabiari agia begu aha sude do tunduk mamereng ibana. Ro do bodat Sijumboljumbol manarui parbue ni hau dohot situak ni loba bahen balanjona. Ro do babiat Sibolang gabe hundanganna songon panangga, tusi ibana lao tusi do diihuthon gari modom didongani do Sariburaja pola dibahen songon ripena. Nang sihulambak golanggolang jolma so begu didongani do songon jolmana. Sapala naung pur barita ni sibaoadi sahat ro di dia ninna rohana do.
Nunga dirimpu angka anggina i naung mate Sariburaja ala so hea be mumbol alai dang sonang dope roha ni anggina na tolu i. Dialap ma ibotona Siboru Pareme sian Pariksabungan diparadae ma dahanon pitu solup, sada hudon na metmet, sada sonduk, sada raut sidila ni ilik. Dipaksa ma ibotona i mangihuthon nasida tu tombak na limuton harangan longolongo. Marsomba do ibotona i manopoti salana mardongan iluilu mabakbak, alai dang dioloi Limbongmulana dohot anggina nadua i somba ni ibotona i, saut ma borhat nasida. Ganup maradian nasida, sai didekdekkon Siboru Pareme do sobuon asa adong ihuthonon ni Sariburaja mangalului ibana. Sahat ma nasida tu harangan Batu Martindi di dolok ni Sabulan. Dipauli ma lapelapena so mardorpi dohot marpantar, disi ma ditadingkon nasida Siboru Pareme dohot bohalna i.
Mulak ma nasida sahat tu Sabulan. Marbulan ma nasida natolu ingkon saroha jala satahi maralohon Sariburaja molo tung mangolu dope ibana, songon i nang tu pomparan ni Siboru Pareme, molo tung adong.
ANGKA ANAK NI SARIBURAJA
Nunga matoras eme nabinoan ni Nai Mangiringlaut, humodohodo ma ibana naeng mangintubu alai dipangido rohana do naeng jolo pajumpang ibana dohot Sariburaja asa tiur haroan tubu. Asima roha ni anggina Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja, dipangido ma sian Guru Tateabulan hujur Siringis hujur Jambarbaho nabinoanna sian tulangna i ma disombahon nasida singkat ni Sariburaja.
Ala masa do di luat i ari logo ranggapuri matutung, mijur ma nasida sude tu alaman asa martonggo Guru Tateabulan mangido udan paremean tu Mulajadinabolon. Dipangido Nai Mangiringlaut ma asa dipantikhon hujur i di pogu ni alaman, dung i martonggo ma Guru Tateabulan.
Dang sae dope Guru Tateabulan martonggo, humodohodo ma Nai Mangiringlaut, manggunjal ma na dihiringan manuk. Sidung martonggo Guru Tateabulan hu ma dibulanna, gonop diarina, toho ma dipartingkianna tiur ma haroan ni Nai Mangiringlaut, sorang ma baoa. Tompu ma matompas udan sian langit maborbor ma nasida saluhut. Dung sahat tu jabu, dibahen nasida ma goar ni dakdanak i Siraja Iborboron. Laos ala ni i ma ninna umbahen parari gurgur pomparan ni Siraja Iborboron, sai marhobot do langit sai ro do pinomat simbur molo marhorja nasida.
Ia Siboru Pareme didapothon Sariburaja do tu pambuanganna i, ndang sonang roha ni Sariburaja sai balisaon do ibana. Maralamat pandang torus ma ibana mandapothon Siboru Pareme diihuthon babiat sibolang i do ibana songon na manganggo bogas ni Siboru Pareme. Diida nasida do sobuon na pinadekdekhon ni Siboru Pareme di tongan dalan i.
Dung sahat nasida tu harangan Batu Martindi, diida ma lapelape ni Siboru Pareme asal adong dibahen ibotona i jala dao sian aek, dipaunsat ma dungkan toruan tu lambung mata mual, disima tinggal nasida. Babiat sibolang i ma tongtong ro manarui parbue ni hau dohot angka situak ni loba.
Dung i gok ma ditaonna, hu ma di bulanna, jumpang ma arina sorang ma na di bortian anak lahi. Dibahen Sariburaja ma goarna Siraja Altong ala godangan situak ni altong do balanjona. Alai maruba do muse goarna i gabe Siraja Ilontungon.
Babiat sibolang pinarjolma ni Sariburaja i pe, ditubuhon ma sada anak jolma baoa. Aris do rupa ni posoposo i tu Sariburaja alai rabuton do sude dagingna, dibahen Sariburaja ma goar ni anakna i Siraja Galeman.
Dung sorang Siraja Galeman disuru Sariburaja ma babiat i mulak tu Pusukbuhit, ibana pe pagodanggodang anakna i rap dohot Siboru Pareme. Dung magodang Siraja Galeman hurang mardomu do ibana dohot Siraja Ilontungon gabe laho ibana dompak Dairi, pomparanna ma muse marga Babiat, i ma marga Tambeski dohot marga Napagodang.
Rundut partuturan
Sar ma barita, pur alualu tu Guru Tateabulan dohot anakna Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja naung sorang Siraja Ilontungon anak ni Sariburaja sian ibotona Siboru Pareme. Marsak ma nasida ndada holan ala ni hahaila na so haholipan, alai rundut ni partuturan on ma na maol patureon. Dung mardos niroha Guru Tateabulan dohot anakna na tolu i, songon on ma dibahen nasida partuturon narundut i:
Ïa Siraja Iborboron anak siahaan do ibana di Sariburaja ai parjolo do ibana tubu sian ripena naung nirajahon i ma Nai Mangiringlaut. Ia Siraja Ilontungon anak paidua ma di Sariburaja ai parpudi do ibana tubu sian ripena na so nirajahon, alai huhut do i ibeberena, ai na marroharoha do Sariburaja dohot ibotona Siboru Pareme.
I ma umbahen didok umpama: “Paramak rere do Sariburaja, maranak huhut maribebere tu Siraja Ilontungon; alai parlage tangki do Siraja Iborboron marlae huhut maranggi tu Siraja Ilontungon”. “Dangkadangka dupangdupang matua haha do anak ni tulang”
Martinading hata Sariburaja
Marsibunisibuni do Sariburaja manopot jabuna di Pariksabungan dina ro ibana mamereng anakna Siraja Iborboron. Dipasahat ma hujur bosi malela namargoar hujur Siborboron bahen sombana tu anakna i ala so diida tubu.
Ro dope Sariburaja mandapothon ripena dohot anakna Siraja Iborboron tu Pariksabungan. Diungkap ma hombungna i jala dibuat ma sian bagasan sada tintin sipajadijadi, senda huliman dohot batu martahan dungi ditonggohon ma hombungna i laos rapet ma langkopna.
Ditingki i nunga ditua deba muse Nai Mangiringlaut, dipaboa Sariburaja do parampuan tubuna i jala ditonahon asa bahenonna muse goarna Siboru Sanggulhaomasan. Sorang ma tutu boru i ndang sanga diida Sariburaja be i marhasohotan.
Laho ma muse Sariburaja mandapothon anakna di Banuaraja. Dipasahatma tu Siraja Ilontungon sada tintin sipajadijadi songon tanda patuduhononna tu hahana Siraja Iborboron, jala ditonahon ma: Ïa pomparan ni Siraja Ilontungon, marhahahon tulang jala martulanghon haha do tu pomparan ni Siraja Iborboron”. Dipaingot ma huhut asa marsaroha unang adong parsalisian.
Laos dipasahat ma huhut dohot pusako batu martaha i tu Siraja Galeman.
Di dok torsa, na borhat do Siraja Iborboron sian Pariksabungan mangalului amana Sariburaja, Siraja Ilontungon pe borhat do sian Banuaraja tong mangalului amana Sariburaja sian na so masibotoan gabe jumpang ma nasida di tombak Sisunut dolok ni Harianboho. Marsiranggut ma nasida alai ndang adong na talu ndang adong na monang. Alai molo maradian nasida marsiranggut ro do bodat sijumbojumbol mangummai nasida margantiganti, ujungna masisungkunan ma nasida manang ise be. Dipatuduhon be ma tintin pusaka sian amana Sariburaja, “Ho do i hahang”, ninna Siraja Ilontungon tu hahana Siraja Iborboron na umbalga sian ibana laos masihaolan ma nasida. Rap ma nasida mangalului amanasida Sariburaja alai ndang dapot gabe mulak be ma tu hutana.
Ndang adong na mamboto manang didia mate Sariburaja jala manang na didia kuburanna. Na deba mandok na laho do ibana tu Angkola sahat tu aek Parsalinan, sian i muse torus tu Barus jala mambuat boru muse disi. Alai adong do na mandok mate di Pusukbuhit jala dipamasuk Siraja Iborboron tu kuburan batu na ni dakdak pinarade ni Sariburaja hian disi.
RAJA HATORUSAN II (TUAN BALASAHUNU)
Dung tang Siraja Iborboron dioli ma boru Jau. Dang pola sadia leleng denggan ma pamatang ni boru Jau i, jala dung dapot di arina dohot tingkina sorang ma na dibortian alai hibul songon jelok marbalutan/martastasan. Dibungka ma tastasanna i, marboa ma posoposo i tarida ma anak lahi. Ala na balutan i ibana tubu digoargoari do ibana “Hobalbalutan”.
Diririt Siraja Iborboron ma goarna, diingot ma tona ni Raja Hatorusan tu amana Sariburaja asa dipampe goar ni sahalak sian pomparanna mambuat goar harajaonna gabe dibahen ma goar ni anak na i Raja Hatorusan II.
Gabe datu bolon do muse Raja Hatorusan II jala paraji nautusan. Boi do dipasang ibana pompang balasaribu tulak balasaratus. Marsahala do ibana jala na sakti gabe dibahen halak do panggoarina “Tuan Balasahunu”.
Mangoli ma muse Raja Hatorusan II, ndang apala binoto boru ni ise na nialapna, Sian tunggane boruna i (adong mandok boru Hasibuan) tubu do lima halak anakna:
1. Anak sihahaan margoar: Ompu Tuan Rajadoli namargoar huhut Datu Taladibabana. Dungkon mate amana ditadingkon ma Pariksabungan mangalului panjampalan nalumomak. Alai dipudi muse bungkas do nang angka anggina i sian Pariksabungan, ai hatiha parserahan ni jolma do tingki i tu desa naualu. Torsa ni Ompu Rajadoli paboaon dope muse di pudi (Torsa no.7).
2. Anak paidua margoar Datu Rimbang, na borhat muse dompak Sarinembah.
3. Anak paitolu goarna Datu Altong (Altokniaji), na bungkas muse tu tano Karo masuk marga Kacaribu mangoli boru Tompul Sipurpuron.
4. Ompu Sahangmataniari, na bungkas tu Toba parhabinsaran sian i muse tu Bandarpulo torus tu Pane donokkon Asahan. Anakna ma Raja Margolang, pomparan ni Raja Margolang gabe marga Margolang do muse.
5. Anakna siampudan margoar Ompu Sindar Matanibulan namargoar huhut Datu Mombangnapitu mambuat boru Tompul Sipurpuron ripena I i ma ina ni Simarimbulubosi na marhuta di Sibaragas Sipultak. Ripena II boru Harondangpane, sian i pitu anakna sahali tubu alai sude do muse sahali mate.
Dung matua Raja Hatorusan II, ditanom pomparanna ma ibana di parbandaan Rianiate di lambung kuburan ni amana Siraja Iborboron dohot Guru Tateabulan.
OMPU TUAN RAJADOLI NA MARGOAR DATU TALADIBABANA
Ia anak sihahaan ni Raja Hatorusan na margoar Ompu Rajadoli borhat ma ibana manadingkon anggina na opat halak i sian Pariksabungan dompak Habinsaran mangalului panjampalan na lomak.
Datu bolon do Ompu Tuan Rajadoli, sian ibana do parmulaan ni “manuk di ampang”, malo do ibana maroingoing. Molo maroingoing ibana, marhaliang ma jolma i jala pintor tubu ma disi siubatanna angka na niulpukna. Ima umbahen dibahen halak goarna Datu Taladibabana, parjagajaga di bibirna parpustaha di tolonanna.
Mangihuthon parmanuhan dinabinahenna di Pariksabungan di na laho pinda ibana, tu pat ni Pusukbuhit do ibana manosor alai manggurui do ibana disi, ai mamintor mate do hoda hundulanna laos digoari ma i Pangururan.
Mardalan ma ibana dompak habinsaran mangalului tano na tipak di rohana huhut do ibana marjuji dohot pinadatu. Molo talu ibana, maroingoing ma ibana asa marhaliang jolma i ulpuhonna, ise siubatanna. Songon i ma dibahen paima sahat ibana tu ujung ni dolok Samosir parhabinsaran. Martangiang ma ibana disi anggiat dipatuduhon Debata tano siinganananna, laos dibahen ma goar ni inganan i “Sitamiang”, i ma Gultom nuaeng.
Mangihuthon alamatna, tuat ma ibana tu toruan tu topi tao, toho ma ro mamolus sian i parsolu marga Siregar nanaeng taripar tu Sigaol. Dipangido ma asa dohot ibana sungke tu solu i, gabe marluga ma nasida tu Sigaol, didok ma goar tinadingkonna i “Sungkean”.
Ditorushon do pardalananna dompak dolok, diparik ma disi parhutaanna alai ndang saut diingani, ditorushon do pardalananna tu Utara. Dapotsa ma disi godang tubu hau motung adong muse ma holan hau dongdong. Ia dongdong on sipanganon do parbuena alai sai sanga do diallang pidong sambola. Disi ma dipungka Ompu Tuan Rajadoli parhutaanna jala digoari ma i huta “Dongdong”, i ma na dilambung ni Motung nuaeng.
Ndang pola haru dipaboa di torsa manang marga dia do dongan saripe ni Ompu Tuan Rajadoli. Adong na mandok boru Hasibuan alai boru do buhabajuna na margoar “Siboru Huta Hot”. Adong do muse lima anakna, dibahen do muse goar ni sihahaan i Sariburaja II mambuat goar ni ompungna parginjang.
Ia ro ma Raja Mangareak sian huta Harianboho Pangururan anak ni Tuan Sorimangaraja tubu ni Nai Rasaon mandapothon Ompu Tuan Rajadoli tu Dongdong mangoli boruna Siboru Huta Hot i, disondukhela ma ibana.
Dung lam matua Ompu Tuan Rajadoli dilehon ma parhutaan ni helana dohot boruna i tano Sibisa ala nunga sai mangido manjae nasida sian huta.
Mangiburu do sude anakna i ala ni i, manginongi ma roha nasida ala songon na sumangkan diida amana i marboru, laho ma nasida mandaodao masitopot dalanna be.
Alai ndang pungu nasida sadalanan, masitopot lomo ni rohana be do.
1. Anakna sihahaan Sariburaja II (ida torsa no
2. Anakna paidua Sipahutar morot do dompak Parparean, adong do anakna sada margoar Matasopiaklangit. Sada do matana di holangholang ni salibonna balgana nasa sapaluan ni ogung. Tajom do pamerenganna, boi do diida pidong na meat di punsu ni hau di atas dolok. Molo ditailihon tu langit boi do diboto andigan ro udan. Bungkas do muse nasida tu Parsambilan, muli do boruna tu Sitorus Pane na disini. Adong do opat anak ni Matasopiaklangit, sihahaan laho tu Bandarpulo, paidua dompak Pagarbatu, paitolu dompak Parsingkaman, paiopat dompak Padangbolak.
3. Anakna paitolu Siraja Hatioran (Datu Singa), i ma naumpompar marga Harahap. Rap borhat do ibana dohot Sariburaja II tu Janjimatogu rap dohot anggina Siraja Tanjung. Morot do muse nasida sian i dompak Parparean. Sian i ma Sariburaja marsolusolu tu Sigumpar. Anggo Raja Hatioran laho do dompak habinsaran, sian i muse tu Pangaribuan jala ditorushon muse tu Silantom sahat tu Angkola. Marharajaon do nasida disi jala lambas tanona.
4. Anakna paiopat Siraja Tanjung, sian Janjimatogu laho do tu Lobuhole Habinsaran. Na deba laho do dompak Silindung sahat tu Barus, nadeba nari laho do dompak Angkola.
5. Anakna pailima Ramberaja, mulak do dompak Sianjurmulamula, alai laho do muse sian i dompak Barus. Pomparanna marga Rambe na marserak di Barus, Singkil, Dairi sahat tu bagian Langkat.
Boruna buhabaju margoar Siboru Huta Hot muli do tu Raja Mangareak na ro sian Harianboho Pangururan. Dipajae Datu Taladibabana do nasida tu Sibisa. Alai di na sarimatua muse Datu Taladibabana dipasahat do tu boruna i parhutanna di dongdong dohot sude tano ulaon tu helana i ala soadong be anakna tinggal di lambungna.
Sipatangkason:
1. Di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28/29 Februari 1962????? Adong do manang piga sian marga Sipahutar dohot Harahap mandok Datu Marhandangdalu do ompunasida, alai di pudi di pelaksanaan ni tambak i tarida do na so rim sude marga nadua i mandok na pomparan ni Datu Marhandangdalu nasida.
2. Adong do deba mandok anak ni Datu Pompangbalasaribu do si Tanjungdolok, alai molo niida torsani Datu Pompangbalasaribu dohot Isangmaima (Datu Pulungantua) manang Datu Rimbangsaudara (Datu Marhandangdalu), sian sihadakdanakonna, pargulutan di hujur pusako i sahat tu hatutuana ndang hea martaringot Tanjungdolok, gabe songon na tumoho do ibana anak ni Datu Taladibabana. Alai sipatangkason dope na dua on dia sasintongna.
3. Di Tarombo binahen ni W.Hutagalung al.65 dohot B.Sej.BS. al.65 marhaha maranggi do Sipahutar-Harahap-Tanjung dohot Rambe.
SARIBURAJA II MANOMBANG TU TANO HAUNATAS
Tar suman do parsorang ni Tuan Sariburaja tu parsorang ni anak sihahaan ni Datu Taladibabana, rap tubu do ngingina, obukna dohot sisilonna pe nunga ganjang, alani i dipampe ma goarna Sariburaja II.
Mambuat boru di Uluan do ibana, disura roha marga Hasibuan do i ai i dope marga na adong disi. Lumomo do roha ni anak ni Datu Taladibabana mangaranto humolang sian natorasna. Laho ma nang Sariburaja II dompak Janjimatogu, morot do muse sian i dompak Parparean rap dohot Raja Hatioran. Holan Sariburaja II nama dohot ripena marsolusolu dompak Sidais ai nunga pulik dalan ni anggina Raja Hatioran na laho dompak Habinsaran.
Dipauli Sariburaja II ma soluna sian bulu tolong hibulhibul dirahut marrupahon solu. Dibahen do hundulhundulanna bage marpangunsandean, bulu na ganjang do dibahen holena ima ditungkolhon tu tano/gambo na dibagasan aek i mamolus arung dohot ansising. Sahat ma nasida tu na buntul di Sidais, maradian ma nasida disi naeng mambahen parhutaan ala napu tano i diida. Hape marsahitma boruna Siboru Dongdong Saroding na tubu uju di Dongdong dope nasida, laos mate do boruna i jala dikuburhon do disi.
Borhat ma nasida dompak Hasundutan, ditadingkon ma gomparanna disi, mardalan tot ma nasida sian buntulbuntul i sahat tu Laguboti. Diida ma angka hau na timbo dingkan Angkola ala ni napuna do i ninna rohana. Disi ma Sariburaja II manombang, manosor parhutaan, dibahen ma goar ni huta na i “Haunatas”(hau na atas) disi ma ibana maringanan sahat ro di na mate.
Di na ro Patuan Suriga pomparan ni Tuan Sihubil Tampubolon tu inganan tinadingkon ni Sariburaja II i dapotsa dope gumpar i gabe dibahen ma goar ni luat i Sigumpar.
Tarbarita do Sariburaja II na sian Haunatas di sude Toba Holbung ai datu bolon do ibana pataoar sipangabangabang sipangubungubung dagingna pe togos, malo marmonsak digoari do ibana pangulima. Tarsuman do tu Sariburaja I ndang taralo halak ibana, gabe dibahen ma pangoargoarina “Datu Rimbangsoaloon”.
Gabe jala sarimatua do Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) mangingani bona pasogit ni Pasaribu Haunatas, adong do onom anakna dohot dua boruna:
1. Anakna sihahaan i ma Datu Pompang Balasaribu na umpompar Pasaribu (torsa no.9)
2. Anakna paidua Siraja Matondang datu bolon parlamat pandang torus, namadangadang do ibana manandangkon hadatuonna. Marserak do pomparanna adong di Sijamapolang, Pakpak, Angkola dohot Kualu.
3. Anakna paitolu Raja Saruksuk, hatop do laho jalang; pomparanna marga Saruksuk maringanan di Barus, Pakpak dohot Karo.
4. Anakna paiopat Raja Sitarihoran, na utusan do marultop marburu pidong tu harangan dohot tombak. Pomparanna adong do di Barus, Silindung, Angkola deba tu Karo dohot Sarinembah.
5. Anakna pailima Raja Parapat, laho do dompak Parapat, Simalungun. Pomparanna adong do di Toba, Silindung, Barus dohot di Angkola (Potibi Padang Lawas)
Boru ni Sariburaja II sihahaan margoar Nai Antingmalela na muli tu Sibagotnipohan anak ni Tuan Sorbadibanua di Balige. Dipangido Sariburaja II do bolina marutang di pudi, ganup taon lehononna sada horbo pelean tu dolok Tolong dohot sada lombu pelean tu Paindoan. Dioloi Sibagotnipohan do i, nunga ngernger gararon utang ninna rohana. Dipudi muse didok Sariburaja II ma asa unang be dipasahat i tu ibana, Sibagotnipohan sandiri ma mamelehon horbo dohot lombu i tu hasahatanna.
Boru siampudan margoar Siboru Pantisabungan na muli tu Babiat Naingol marga Sinaga sian Pariksabungan. Tusi do dipalumehon Datu Marhandangdalu hujur na nialapna sian banua toru saleleng na masimusuan i ibana.
Sipatangkason:
Di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28-29 Februari 1962???? Adong do manang piga sian marga Matondang, Sitarihoran dohot Parapat na mandok dohot nasida anak ni Datu Marhandangdalu, alai di pudi di pelaksanaan ni tambak partanda tarida do na so rim sude margamarga na tolu i mambuktihon na dohot do nasida pomparan ni Datu Marhandangdalu. Sipatangkason dope dia na sasintongna di na laho mamestahon tambak partandaan i.
Di bungku Tarombo W.Hutagalung al.65 dht Sejarah Batak B.S/al 65 martinodohon do Matondang, Saruksuk, Sitarihoran, Parapat, Parubahaji (marga Tinedung dohot marga Sipangkar).
DATU POMPANGBALASARIBU SAHAT TU SIPULTAK
Sian na metmet dope anak sihahaanna i nunga sai diajarajari Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) taringot tu hadatuon dohot hapangaulimaon. Molo ro siseanna marguru manang molo laho ibana manandangkon hadatuonna sai dohot do anakna i dipaboanboan. Tung sude do parbinotoanna i ditungkishon tu anakna i sahat tu pompang balasaribu tulak balasaratus pola dohot goarna dibahen “Datu Pompang Balasaribu”.
Ala ni hadatuonna dohot hapangulimaonna dang sangkot ibana di huta. Dolidoli dope ibana nunga laho manandangkon na binotona tu Balige maringanan di Onanraja. Mahap ibana disi, nangkok muse tu Gumbot, sian i tuat tu Tarabunga. Songonsongon i ma ibana madangadang sian luat nasada tu luat na sada nari.
Dung manang sadia leleng ibana di Tarabunga tuat ma muse tu Meat, ditorushon muse tu Sitanggor nangkok dompak Paranginan torus tu Lintongnihuta. Dung sahat tu Sipultak maradian ma ibana disi ala toho tano i tu rohana bahen ingananna. Dipungka ma disi hutana, dipajongjong jabuna, diula porlak dohot parturan, dipungka ma dohot pahanpahananna, digoari ma hutana i Pea Horsik Sipultak.
Dibuat ibana ma boru ni luat na disi bahen pardihutana i ma boru Hombing. Adong do dua halak anakna dohot sada boruna. Goar ni anakna i:
1. Isangmaima na margoar muse Datu Pulungantua, anakna ma Tumonggo Lubis naumpompar marga Lubis
2. Datu Rimbangsaudara namargoar muse Datu Marhandangdalu, anakna ma Sariburaja III naumpompar marga Pasaribu. (torsa no. 10 dohot 11)
Digoari Datu Pompangbalasaribu do boruna i Siboru Sanduduk i ma na muli tu anak ni Namboruna Siboru Pantisabungan na muli tu Babiat Naingol Sinaga di Pariksabungan.
Sipatangkason:
Adong do na mandok dohot do Tanjungdolok anak ni Datu Pompang Balasaribu alai molo pinatangkas torsa ni Datu Pompang Balasaribu dohot torsa ni anakna Isangmaima (Datu Pulungantua) dohot Datu Pompang Balasaribu (Datu Marhandangdalu) mulai sihadakdanakonna dohot parmusuon siala hujur pusako i, dang hea martaringot goar ni Tanjungdolok; gabe hira tumoho do pandok ni na mandok: Anak ni Datu Taladibabana do Siraja Tanjung, alai siluluan dope hatorangan na tumangkas. Ida torsa no.7
DATU RIMBANGSAUDARA (DATU MARHANDANGDALU)
a. Hadakdanahonna
Dipaboa Datu Pompangbalasaribu do sangkapna tu ripena boru Hombing tarsingot tu anakna Isangmaima dohot Rimbangsaudara songon on:
1. Isangmaima ajaranna tu hadatuon na madangadang muse tumandangkon hadatuon tu luat na asing, alai
2. Rimbangsaudara ajaranna ma martungkuang dohot marpadot asa adong tinggal dapoton di huta.
Dialo boru Hombing do i, di dok ingkon rap ajaranna nasida na dua tu hadatuon, partungkangon dohot hapadoton. Alai ndang ditangihon Datu Pompangbalasaribu, holan Isangmaima do diajari taringot tu hadatuon i.
Dihusip inana do Rimbangsaudara asa dipajonokjonok di pudi ni amangna uju diajarhon hadatuon i tu hahana manang tu halak na asing pe na ro marguru manang marubat tu ibana.
Na torus do roha ni Rimbangsaudara sude do dapot rohana hadatuon ni amana i, gari taoar najinalo ni amana sian ompungna Sariburaja II dapot do dibuat satonga be dipamasuk tu guriguri najinalona sian amangboruna Babiat Naingol i ma taoar: Ajimalim, Sitampar api dohot Sibola nanggar. Disimpan ma i tu inganan na buni na so sihasohasoan.
Dua hali masiujian gogo Rimbangsaudara dohot Isangmaima, masitalu gogo masionjoran andalu ma nasida parjolo sahali, talu do Isangmaima. Paduahalihon marsiadu maringkat masilelean. Ndang dapot Isangmaima dilele Rimbangsaudara, alai anggo Rimbangsaudara pintor dapot do dilele Isangmaima jala ditangkup.
Marsak do Datu Pompang Balasaribu paidaida parbadabadaon ni anakna na dua i. Dijou ma nasida nadua, dipaingot ma asa unang be marbadabada. Disuru ma nasida mangalului boru asa boi nasida hatop pajaeonna. Mambuat boru ma Isangmaima, dang haru torang binoto boru aha dibuat; adong na mandok boru Hasibuan alai laos adong do mandok boru Sitompul. Ba tumangkas ma marga Lubis umboto manang mangalului.
Dipajae natorasna ma anak i, dipungka ma parhutaanna di Lobu Silosung humolang otik sian Pea Rihit.
Rimbangsaudara pe laho ma mangalului boru tu Lintongnihuta dipasaut ma boru ni tulangna marga Sihombing Lumbantoruan. Ibana pe manjae ma di sosor Lobu Sipinggan nuaeng. Balga jala uli do dibahen jabuna ai tungkang do ibana, lambas jala renta do parporlahan dohot parladanganna ai na padot do ibana. Torop do halak ro mangido pangurupion nang sian luat na dumao ai nunga datu bolon ibana margoar “Datu Rimbang Saudara”.
Ia dung manjae anakna na dua i lam matua ma Datu Pompang Balasaribu, dipasahat ma hujur siringis, hujur jambarbaho na binoan ni Guru Tateabulan sian huta ni tulangna jala na turuntemnurun tu Raja Iborboron sahat tu Datu Pompang Balasaribu, riperipe nasida do i dohot Datu Rimbangsaudara boi margantiganti mamangke hombar tu haporluanna be. Mate ma Datu Pompang Balasaribu di hutana Pea Rihit.
b. Datu Rimbangsaudara tuat tu banua toru
Mansai uli do suansuanan di porlak ni Datu Rimbangsaudara ala ni padotna mulaulaon hape ro do aili mangugei suansuananna i. Dionggop Datu Rimbangsaudara ma i rap dohot ripena boru Hombing, diida nasida ma ro pitu aili marudur, naumbolonna ma di jolo. Mabuk ma Datu Rimbangsaudara mangalap hujurna sian jabu, mundukunduk ma ibana mangonggop aili i, dipantom ma na umbalga i, i ma aili sibolang na marrante alai ndang bil maleu do mata ni hujurna i jala maporus ma sude aili i.
Laho ma Datu Rimbangsaudara manopot Datu Pulungantua dipangido ma tu hahana i asa pangkeonna jolo hujur pusako riperipenasida i, ai ingkon na martuatua do asa bil tu aili sibolang na marrante i.
Dilehon Datu Pulungantua do hujur i tu Datu Rimbangsaudara alai dibahen janji na so jadi mago jala ndang jadi singkat ndang boi abul, molo so mulak parsomba ma hamu nasaripe tu ahu.
Ndang pola dialusi Datu Rimbangsaudara hatana i, so na mago i ai ahu do na mamangke dung i so na pangumpolanna i, riperipenami do, ninna rohana.
Tongon ma tula; bulan mangarinsan, rondang do bulan i songon arian, laho ma Datu Rimbangsaudara rap dohot boru Hombing mangonggop aili i tu porlakna. Marudur ma tutu aili i, sibolang na marrante i do di jolo. Dung jonok, diromparhon Datu Rimbangsaudara ma hujurna i, tung sangkan do hona sasap ni aili i. Disoro Datu Rimbangsaudara ma boturan ni hujur i laho patundukhon nian hape tanggal ma boturan i mumpat sian matana, ai naung lumbang do i huroha ala na leleng somarpangke. Maporus ma aili i sude mansai hatop ndang tarihuthon ni Datu Rimbangsaudara, tarhatototng ma nasida mulak tu jabuna. Marsogotna i diihutihut nasida ma bogas ni aili i, sahat ma tu lubang samudora, masuk do aili tu bagasan lubang i.
Tarsingot ma rohana tu hujur pusako, hujur jambarbaho riperipenasida i. Dielek Datu Rimbangsaudara ma hahana i, dipaboa ma parmago ni hujur riperipenasida ai na rap agoan do nian nasida. Pir do roha ni Datu Pulungantua, jogal do ibana jala koras do hatana: Ïngkon parsomba hamu sude molo so dapot hujur i”, ninna.
Mardosni roha ma boru Hombing dohot sinondukna songon on: “Niduda ma na marlangkat, sineat ma namargota, tinutungan ma na marimbulu, siniuk ma indahan, tinanggo ma juhut, tinonggo ma raja ni dongan tubu, dongan sahuta, raja ni boru dohot raja ni hulahula.
Ro ma tutu sude nasida, dipajojor suhut ma parmago ni hujur riperipe i dohot na malobihu hata sian Datu Pulungantua ai riperipe ndang tarbahen pangumpolan. Saroha ma angka raja i laho paingothon Datu Pulungantua, alai ndang marguna tong do jogal rohana.
Mangihuthon alamat pandang torus ni Datu Rimbangsaudara ditogihon ma sampuluopat halak angka na togos donganna papunguhon hotang, diboan ma i tu baba ni lubang samudora i. Dibahen ma songon geanggeang, diisi dohot batu dungi ditantan ma tu toru hape tong do ndang sahat, gaunggaung dope.
Ditambai dope hotang i nasai nari ipe asa tandos di toru. Dipantikhon ma hariara na saborotan, ditambathon ma hotang i mansai momos, disuan ma pitu hambona gaol humaliang ni lubang i.
Mulak ma ibana tu huta, ditonggo ma muse raja, dipaboa ma tu nasida pambahenan ni hahana i na gurgur sian uhum na lompo sian patik, ai matua siluluan do na mago sisingkaton na so disi, bahen tampahan ni na pinsur pamalunan ni na bolak. Asa tumpak ma tondinasida tumpak sahalana paborhathon ibana asa dapot naniluluan jumpang ma najinalahan.
Dipangido ma sian ripena boru Hombing todotodoanna, i ma: indahan jinagaran, pira ni ambalungan, pusupusu ni pinahan, sitompion na godang, gaol siaunon, ansimun na martangan, rudang sijagaraon, dengke nionang, itak gurgur, napuran na hombang dohot pining tingkiltingkilan.
Ditujungi nasida ma ruma dohot sopo ni Datu Rimbangsaudara, martujung ma inangna boru Hombing dohot ripena boru Hombing, diihuthon ma anakna Sariburaja III; anggo Raja Dohang dibortian dope tingki i. Marsiroprop ma andungnasida songon na mangudurhon na mate tu udean.
Martonggo ma Datu Rimbangsaudara tu Mulajadinabolon dohot tu sumangot ni ompungna asa dihorasi jala ditumpahi ibana di pardalananna asa tiur songon ari, rondang songon bulan dapot na niluluan jumpang na jinalahan dao ma samban bingkolang.
Dipaboa ma tu inana dohot ripena, molo malos hau dohot gaol on, boaboa ni naung mate ma ahu; alai molo tubu do, i ma boaboa namangolu dope ahu. Disintak ma sabukna dialithon ulosna dihadang hampilna.
Ditiop ma hotang i laos dihapit dohot ina ni patna tuat ma ibana ngernger tu toru, diida ma lam tu toru lam marlambas do liang i. Lam golap ma diida di toru ala so adong be hatiuron, songon borngin nama golap marimpotimpot. Hape dung sahat tu tondolan muba ma pamerengna songon pamerengan ni haluang dohot sipahut diida ma hau hariara do hasangkotan ni hotang i. Dituati ma hariara i tu toru gabe jumpang ma ibana dohot begu sipitu ulu si sada haehae na mandok tu ibana: Ïse do ho na mardarasmardiris i, sotung hulatang ho sotung hulutung hualithon tu andor tabu, sotung hupangan ho sotung hututung hupiringhon tu hombarjabu.
Dipasang Datu Rimbangsaudara ma partahananna, didabu ma sipatulpak laos dialusi ma: Ähu ma da na ro tu banuamon manandanghon hadatuon, manandanghon bisa, mamboan taoar ajimalim sitampar api sibola nanggar taoar sipangabangabang sipangubungubung taoar sipangolu naung mate siparata naung busuk, pagar simangonangon pagar sijambeulubalang”, laos dipispihon ma pagar na i tu begu sipitu ulu sisada haehae i. Tunduk ma begu i marsomba tu Datu Rimbangsaudara.
Dipaboa ma na disuru Raja Banuatoru do ibana manjaga ruang tu banua tonga hatuatan tu banuatoru ai ingkon na diloas Ompu Banuatoru do asa boi mamolus sian on. Namarsahit do nuaeng raja i hona runja dibanuatonga. Nunga sude datu ni banuatoru on dijou mangubati alai ndang adong na tolap. Molo boi taoaronmuna dohot pagarmuna lehononna do boruna i upamuna.
Dipatuduhon ma dalan tu huta ni Raja i, ingkon mamolus aek parsalinan do. Manang ise na mamolus aek i taripar tu bariba an maruba ma rupana gabe binatang alai molo taripar muse tu bariba on mamolus aek i muba ma rupana songon rupana hian. Rara do aek i, i do patindahon rupani na mamolus aek i.
Dijonohi nasida ma aek i ditampul ma sanggar lahi disornophon tu aek i pintor gabe tungkot balehat, dibahen muse tolong pintor gabe tungkot panaluan. Dibahen muse pitu buhu bulu suraton pintor gabe pustaha bulu.
Maralamat ma Datu Rimbangsaudara manang na beha bahenonna, diboto ma dia lapatanna i; ingkon muba rupana gabe babi molo tariparanna aek i gabe soboi be dapotsa mata ni hujur i. Martonggo ma ibana tu Mulajadinabolon asa diparo ari logo ranggapuri matutung diharoroan ni aek i di banua tonga asa marsik aek i. Dioloi Mulajadinabolon do tonggona i alai ingkon paimaonna do manang sadia leleng asa moru aek i.
Tinggal ma jolo ibana rap dohot begu sipitu ulu sisada haehae i, diguruhon ma pustaha bulu na sian aek Parsalinan i. Diguruhon ma angka pustaha hadatuon ni begu parbanuatoru i songon mangalimunon dohot taoar rugirugi, taoar bonangbonang, parsineangon dohot taoar banebane, paulak tondi tu ruma dohot taoar saesae, songon i dohot ragam ni suansuanan bahen pulungan.
Leleng di parlelengan marmetmet ma aek Parsalinan i dingkan juluan hatariparan i, mullop ma batu angka na bolon marholangholang dua dopa. Dipangke Datu Rimbangsaudara ma parsineangon, manimbungnimbung ma ibana sian batu na sada tu na sada nari gabe taripar ma ibana tu bariba so pola dais tu aek i.
c. Mulak mata ni hujur i tu Datu Rimbangsaudara
Di bariba ni aek i pajumpang ma ibana dohot “sipatundol ni begu”, di dok ma tu Datu Rimbangsaudara: “Marhua ma ho ro tu banuanami on, patindatinda rupa paubauba tompa, aha binoanmu, ise tinopotmu?”
Dipaboama na mamboan taoar do ibana, taoar pangabangabang pangubungubung sirungrungi na dapot bubu siharhari na dapot sambil, pagar dungdang soaloon pagar tanduk so suharon.
“Molo tutu do i, beta ma hita tu huta ni Ompu Raja Banuatoru ai tarrunja do ibana di banua tonga, nunga sude datu di banuatoru on mangubati alai ndang olo malum”ninna begu i laos borhat ma nasida.
Di tongan dalan pajumpang ma nasida dohot boru ni Raja i gabe i nama mandongani Datu Rimbangsaudara sahat tu huta ni Raja i. Nangkok ma nasida tu jabu, dipatuduhon boruna i ma sahit ni amana i. Diida Datu Rimbangsaudara ma mata ni hujurna i na solot di sasap ni Rajai ai na patinda rupa do hape ibana songon babi, ai homang do hapenasida.
Dijanjihon Raja i ma lehononna sahalak boruna i gabe ripe ni Datu Rimbangsaudara asal ma malum sahitna i.
Dibungka Datu Rimbangsaudara ma hampilna, dibuat ma taoar siaji malim na bolon didaishonma humaliang bugangna i, dilehon ma taoar sipangabangabang sipangubungubung inumonna, dilehon ma gundur pangalumi dohot ansimun pangalambomi allangonna. Lambok ma tutu dihilala na marsahit i ndang adong be nahansitna jala boi ma ibana sonang modom. Ala ni i pintor dilehon ma boruna siahaan na ummuli i gabe ripe ni Datu Rimbangsaudara.
Ganup ari lao do Datu Rimbangsaudara mamulung ubat ai ganup ari do mubauba ubatna dibahen. Laos dilului ma toras ni bulu godang, diarit ma i apala suman tu mata ni hujurna i didaishon ma dohot aek napuran asa suman tu bogas ni mudar dipamasuk ma i tu hampilna i.
Di na sabodari, dipapungu Datu Rimbangsaudara ma angka pulunganpulunganna di lambung podoman ni na marsahit i dibahen ma rimberimbe amak haliang, disuru ma sude mijur tu toru asa unang maila haruar runja i, ninna. Ditutup ma ulu ni na marsahit i dohot rugirugi, bonangbonang dohot banebane, manjurgang ma Datu Rimbangsaudara, dibungka ma hampilna dijolona, didais ma humaliang bugang i dohot taoar ngernger ma dienet mata ni hujur i jala pintor dipamasuk tu hampilna i laos dibuat ma toras ni bulu godang niaritna i, didais dohot aek napuran dilehon tiopon ni na marsahit i. Ditaoari ma muse bugang i asa unang busuk jala hatop martutup.
Dijou ma natorop sude masuk tu jabu, dibungka rimberimbe i, dipapungu pulungpulungan i, dijalo ma runja i sian na marsahit i laos dipatuduhon ma tu nasida sude. Dipamasuk ma muse tu tabutabu dibahen ma taoar aek tu bagasan na, ndang boi hasoan i anggo so malum situtu bugang i, ninna.
Dipaboa Datu Rimbangsaudara do na ingkon ganup ari do ibana laho mangalului ubat naimbaru asa hatop malum sahit i, alai laos mangalului na porlu tu parmulakna nama ibana huhut; songon batang gaol, tandiang, tabutabu, borongborong d.n.a. Martuptup ma Raja i dohot ripena dohot angka boruna i tingki so dihuta datuna i ai nunga tangkas ditanda Raja i na datu i do na mamantom ibana di banua tonga. Asa disi dipulangi sahithi ingkon pintor allangonta do ibana. Bodarina i di dok Datu Rimbangsaudara ma naeng maripos ma bugang i ndang sadia leleng nari bahenon ma pamulangina. Las ma roha ni raja i, haroananta do ninna, parade hamu ma manuk mira sialtong, lului hamu ma ramuanna; alai datu i do na ni dok na dohot natorop siharoan. Dialamat Datu Rimbangsaudara do roha ni Raja i, ndang be dipaboa arina alai disonggot nama asa unang managam Raja i.
Dung rade ulaula parborhatna, diboan Datu Rimbangsaudara ma ramuan pamulangion i, borngin do ibana sahat tu jabu. Dipaboa ma na ingkon bodari i ma pulunganna, dipasang ma taoarna dipamasuk ma sude ramuanna jala nunga bagas borngin asa sae gabe mondohondok ma nasida. Masihirdopan ma Raja i nian dohot ripena i alai ndang diantusi ripena i be sangkapna ala las nirohana di parmalum ni sahit ni Raja i.
Madekdek ma loting ni Datu Rimbangsaudara tu bara disuru ma ripena i mambuat, alai losok do rohana, ängginta i ma suru, ninna do, mijur ma anggina i mangalap. Madabu muse tulpangna, marganti ma anggina i mangalap; madabu muse gansipna, rautna, parhapuranna, partimbahoanna d.n.a. Nunga loja anggina i, sude nasida mondokhondok.
Ahu nama huroha laho ninna, dihadang ma ulosna ditiop hampilna dipangido ma huathuat sian simatuana na modom jonok tu tataring jala mijur ma ibana tu toru. Dirahuthon ma huathuat i tu ihur ni babi dalu na di bara i, disangkothon ma tabutabu namarisi borongborong tu rungkungna. Dipajongjong ma parsili naung pinaradena hian di alaman, harbangan dohot di angka sirpang, dipangke ma pangalimunon dohot parsineangon gabe sahat ma ibana tu aek Parsalinan. Nunga marsik aek i ai naung jumolo hian do ditonggohon i tu Mulajadinabolon.
Manihai ma Raja i ala malelenghu so nangkok helana i didokkon ma ripena mamereng. “Bolobolo ni i, sai na umbiar do ho, disi dope ne i helanta i mangalbasalbashon huathuat i soarana pe tarbege do marungutungut, laos so dapotsa dope huroha barang na i. Nunga tahuak manuk manjotjoti, nunga mangkuling sese laos so mulbas. Muruk ma Raja i, disuru ma ripena dohot boruna i mijur tu toru mamereng, hape ihur ni babi dalu do na mangalbashon huathuat i jala borongborong na di tabutabu i do na morongorong.
Diida ma na jongjong di pogu ni alaman, ‘On do ibana’, ninna; dihaol ngalingali ai parsili do i sian batang gaol. ‘Nian do na di harbangan an’, ninna; dihaol tong ngalingali, Únok ni tandiang do’, ninna.
Sai songon i ma nasida sumulonsulon di dalan i manghaol angka parsili na pinajongjong ni datu na i gabe nunga dao datu i manjangkit hotang i di na sahat boru ni Raja i tu aek Parsalinan. Alai sanga dope nasida manimbungnimbung sian batu i ndang pola muba rupana songon babi. “Paima ahu anak ni namboru, boasa tadinghononmu ahu?”, ninna ripena i. Alai sai dihudus do manjangkit mamangke parsineangon na ginuruhon na i. Songon i ma nasida marsiadu manjangkit tu ginjang, naeng tampulon ni Datu Rimbangsaudara do nian hotang i alai mabiar do ibana, ai boi do homang i mardalan sian dorpi ni liang i. Dung pe dapot tanganna topi ni ruang i, ditampul ma hotang i marusrus ma nasida tu toru. Alai anggo ripena i sanga do ditiop patna gabe dohot ma tu ginjang. Marsomba ma ibana unang dibunu Datu Rimbangsaudara, dipangido ma asa dipatuduhon liangliang dohot ronggangronggang bona ni bulu na holom ingananna. Alai jolo marpadan do nasida na so tupa masisegaan sahat tu pinomparna. I ma ninna parmulaan ni homang di banuatonga on.
Ia gaol nasinuan ni Datu Rimbangsaudara di partuatna i nunga paturakrak bonana jala ramosramos parbuena. Hariara borotan ni hotang i pe nunga rugun mardangkai jala pompot marbulung.
d. Datu Marhandangdalu laho tu huta ni namboruna
Muba ma goar ni Datu Rimbangsaudara gabe Datu Marhandangdalu dung mulak ibana sian banuatoru ai na dipantom do babi dalu umbahen tuat ibana tu banuatoru jala tamba hadatuonna sian begu i, babi dalu do handangna manahan anak ni Ompu Banuatoru umbahen so sanga ibana ditangkup homang i.
Modom do ibana di lambung ni ruang i pasuang gogona. Dung tarsunggul ibana ndang tu hutana ibana laho ditorushon do pardalananna dompak huta ni namboruna Siboru Pantisabungan di Pariksabungan. Borngin do ibana sahat, dipapodom ma di mual sipitudai pinungka ni Guru Tateabulan.
Sar ma barita i di huta nang tu Siboru Sanduduk dohot simatuana gabe ndang adong be partuaek laho tu mual i. Tarsunggul ma Datu Marhandangdalu soadong diida jolma gabe laho ma ibana tu huta dung ragat panduda. Didapothon ma Siboru Sanduduk na manduda di jolo jabuna. Dipangido ma dodak i allangonna alai ndang dilehon, “Panganon ni babi ni simatuangku do i”, ninna. Asi do muse rohana, “Na male do i huroha”, ninna rohana. Alai dipangido ma muse monis, dung i parbue dung i botabota. “Ba lam rarat do on”, ninna Siboru Sanduduk, laho ma ibana tu jabu paboahon tu simatuana.
“Ba dongkon ma ibana tu jabu asa talehon mangan, songonon ma ra nuaeng ibotom di paradangadangan ia mangolu dope ibana”. Nangkok ma Datu Marhandangdalu tu jabu, tarsonggot ma Siboru Pantisabungan, “Jangatjangat do on huroha”, ninna rohana, dibuat ma sapa na burukburuk pangananna, ngarngar ma dibahen parburianna.
Marnida i Datu Marhandangdalu muruk ma ibana, di dok ma: “Sian hopuk tu hapak sahat tu pahu, sian daompung tu damang sahat tu ahu dang hea songonon panganan dohot pamurianna”.
Diingot rohana ma paramanna i, ro ma iluna, disungkun ma tamuena i: Äi ise doho tahe amang? Mengkel ma Datu Marhandangdalu mamereng namboruna dohot ibotona i: “Ndang ditanda ho be ahu namboru dohot ho ito?” Ahu ma Datu Rimbangsaudara na laho tu banuatoru mangalului hujur i, nunga huboan di son mata ni hujur i, Datu Marhandangdalu nama goarhu nuaeng. Dibaritahon ma sude pardalananna, pardapot ni hujur i dohot parmulakna. Disungkun ma barita ni inangna, ripena dohot anakkonna di Lobu Sipinggan.
Marsiadu ma ibotona dohot namboruna i mangummai Datu Marhandangdalu, disuru ma manjou amangboruna dohot laena sian partungkangan. Ro ma amangboruna Babiat Naingol na margoar huhut Parsanggar Somalindang Panompa Somalate rap dohot anakna. Dihara ma panungganei, dibuat ma lombu sitiotio, diupa, diharoani ma Datu Marhandangdalu.
Leleng do Datu Marhandangdalu tinggal disi asa mulak jolo sumuang dagingna. Masa ma na so dung masa di Sipultak, sai marhulihulis do lali arian na i mangareapreap di atas jabu ni Datu Marhandangdalu, borngin i mangkulinghuling sipaut maraungi asu marngeongi huting ngaisngais babi martahuaki manuk, gensong angka horbo marue marumbe lombu mariheihe hoda. “Boaboa ni aha ma i nuaeng? Nunga mate huroha anakki”, ninna inana i. Tangis ma ibana arian i sosombopon mangandungi ma ibana borngin i nangetnanget. Nunga pola marniang longkot di rere nama ibana lanok i pe nunga dihapian.
Mulak ma Datu Marhandangdalu sian Pariksabungan tu Sipultak, borngin do ibana sahat, manat do ibana ro unang diboto halak. Masuk ma ibana tu bara dibege ma andung ni inana ndang tartaonna be siholna dijou ma inana i sian bara. Ndang porsea jolo inana i di dok do toisna i dohot allamna. Dipaboa Datu Marhandangdalu ma naung diboan mata ni hujur i gabe diungkap inana i ma jabu i. Masihaolan ma nasida pasombu sihol ni rohana. Songon i ma nang tu ripena boru Hombing, anakna Sariburaja III dohot Raja Dohang. Äi ise do on tahe? ninna Datu Marhandangdalu. Änak ta do i na tubu tingki di banuatoru ho, dihiringan manuk ma i ditinggalhon ho. “Mundukhunduk ma Datu Marhandangdalu, dibahen ma goar ni anak na i Raja Dohang.
Manghatahatai ma nasida saborngin i, dibaritahon Datu Marhandangdalu ma pardalananna dohot hahansitonna, dibaritahon inangna ma dohot ripena i sude pambahenbahen ni Datu Pulungantua.
e. Utiutian ni Datu Marhandangdalu patuattuat singir
Ndang adong dope na umbotosa naung mulak Datu Marhandangdalu ai dipomponi do unang dipaboaboa nasida. Naung mate do ibana di banuatoru anggo pamotoan ni halak mangihuthon hatahata ni Datu Pulungantua.
Marhorja do Datu Pulungantua tingki i patuturhon holiholi ni amangna Datu Pompangbalasaribu. Tung balga do horja i, dipalu do ogung sabangunan, ganup ari do mamantom horbo, lombu margantiganti, maneati babi leleng ni pitu ari. Alai teus do ibana tu inana i allam do matana.
Ndang jolo disulangi inana boru Hombing, jambar rimpusu pe sodilehon ala humasianna roha ni inana i tu Datu Marhandangdalu sian sihadakdanahon nang taringot tu hujur i. Hansit do roha ni Datu Marhandangdalu ala ni i, dipatuat ma utiutianna mangutangi Datu Pulungantua.
f. Pidong manukmanuk
Dipauli Datu Marhandangdalu ma eatan ni pidong na balga disangkuthon ma i tu bungkulan ni rumana. Ditonahon ma tu inana: “Molo ro pidong manukmanuk tu bungkulan i, bahen ma tu eatan i talihon patna i, anggo ahu laho dope marultop tu harangan. Molo ro Datu Pulungantua manginjam dok ma ndang boi ganti ndang boi abul”.
Ro ma tutu pidong manukmanuk na balga songgop tu ruma i, dipamasuk inana i ma tu eatan i laos ditambathon sada patna i. manortornortor ma pidong i huhut marendeende. Tondan ma pinondur gondang i, miling ma sian huta ni Datu Pulungantua mamereng pidong manukmanuk i.
Marnida i Datu Pulungantua, ro ma ibana manginjam pidong i sian inana, alai didok inana i ma: “Manukmanuk ni Datu Marhandangdalu do i, molo mate manang mago ndang boi ganti ndang boi abul”. Diundukhon Datu Pulungantua nama i, disangkothon ma eatan i tu bungkulan ni rumana gabe sangkotma painondur i sude.
Borngin i diharhari pidong i ma talina jala habang ma ibana tu tombak tu lambung ni pansur na bolon. Maridi ma ibana tu pansur i huhut martabas ai Datu Marhandangdalu do i na patinda rupa songon pidong manukmanuk. Na laho do ibana tu tombak longolongo marultop jala godang pidong dapotsa. Dibutbuti ma imbulu ni pidong i dipallohothon tu sude daging dohot gota ni meang. Martonggo ma ibana tu Mulajadinabolon laho patinda rupa dipangido ma parsineangon asa boi habang.
g. Manopa bosi
Na ro do Datu pulungantua manopa bosi ni Datu Marhandangdalu bahen tangke so haru tangke rimbas so haru rimbas baliung so haru baliung hujur so haru hujur halasan so haru halasan. Nunga rade arang dohot pandusdusan nunga disi halak pandusdusna.
Babi pe nunga masak bahen sulangsulangna, diseat manuk bira sialtong, dipatibal ma indahan na jinagaran sitompion na godang, itak gurgur, na pinadar, sira, pege dohot tuak tangkasan.
Disulangi ma hombisan, pandusdusan dohot nanggar, dibahen ma bosi sitopaon i tu bagasan arang, dimulai ma mandusdus.
Disuru Datu Marhandangdalu ma Datu Pulungantua, diallangi ma pinatibalna i margantiganti, sae na sada soluk ma na sada nari jala disosohon tuak tangkasan gabe so malo morot ala ni butongna. Dipasang Datu Marhandangdalu ma muse sipaderem gabe mondoondok ma Datu Pulungantua laos rage modom.
“Bereng, bereng na tinopami”, ninna Datu Marhandangdalu manonggoti Datu Pulungantua. Logamlogamon ibana hehe, dipareso ma hape nunga sanga sor bosi i malala so tarida ala naung malelenghu digarahon.
Maila ma Datu Pulungantua laos mulak tu hutana.
h. Manampul bulung gaol
Margondang ma Datu Marhandangdalu pasombu lungun ala na so nidokkon ni Datu Pulungantua ibana dohot inana tu pesta na paturunhon i, jambar ni inana pe dohot jambarna sodilehon.
Nunga tung denggan porlak na i diula, godang tubu gaol na mambobori, suhat dohot naasing. Nunga dihara sude angka rajaraja, diborotan si semet imbulu. Ditanggo ma juhut disiuk ma indahan dinangkok ni mataniari ditamuei ma sude rajaraja i. Dung sidung mangan, di na manungkun rajaraja i, dipatorang Datu Marhandangdalu ma siangkupna, i ma na so disulangi Isangmaima inana di turunna i, ndang dijou mangadopi, ndang dibahen jambar rimpusu. Daon ni hirim do on tambar ni aluk, ninna. Nang pambahenanna tu ahu nunga gurgur sian patik jala lompo sian uhum siala mata ni hujur binoan ni aili i. Riperipenami do i nian jala adong dope sada nari barang riperipenami ditiop i ma piso Solam Debata. Asa on pe, dung sae panghataion dipaima be ma jambarna alai molo tung ro simanggurguri ba denggan ma maisio, di tarisopo dohot di jolo ni ruma ma hulahula, dibara ma dongantubu di pamimpisan ma angka boru. Anggo bulung gaol dohot bulung suhat tung na so jadi do tampulon, molo adong manampul ndang boi singkat ndang boi abul, ingkon pasirangonna do tu bonana i so jadi malos.
Sidung ma na marhata i, nangkok ma ibana tu jabu, ditonggohon ma sude hahansitonna dohot hahansiton ni inana di pambahenan ni Datu Pulungantua i. Diungkap ma pagarna sibola nanggar pangulubalang ampilas manantan, hilap marlisik porhas manoro. Tuat ma ibana muse tu alaman laho padalan jambar.
Dang sanga dijalo Datu Pulungantua dope jambarna, sumiksak ma hilap, marpiupiu ma halisungsung, manoro ma ampilas manantan, marborbor ma udan habahaba mabuk ma jolma i manisio tu ingananna na tinontuhon ni Datu Marhandangdalu. Gok ma tarisopo, jolo ruma, bara rodi pamimpisan ni huta i.
Ia Datu Pulungantua ndang olo masuk tu tombara, dituntun do manampul bulung gaol i bahen saongna. “Bolobolo ni i, aha bahenonni i tu ahu, ahu do raja jala datu bolon”, ninna rohana do.
Ditariashon Datu Marhandangdalu ma utang ni Datu Pulungantua ala mago pidong manukmanukna i, sor bosi topaan, bulung gaol tinampul, sudena i holan barang hasinohanna do, hape holan hujur riperipe i dope na mago dibahen Datu Marhandangdalu jala adong dope sada nari barang pusako riperipe ditiop Datu Pulungantua i ma “Piso Solam Debata”.
i. Datu Marhandangdalu marmusu dohot Datu Pulungantua
Disuru Datu Marhandangdalu ma raja mangunung Datu Pulungantua asa olo mardame dohot Datu Marhandangdalu asa dipasahat barang pusako riperipe i, piso Solam Debata tiniopna i topottopotna tu Datu Marhandangdalu ai nunga tolu barang hasinohanna diagohon, i ma pidong manukmanuk, bosi na sor, bulung gaol tinampul hape padua piso Solam Debata i dope barang riperipenasida molo dipasahat Datu Pulungantua piso i.
Jogal do roha ni Datu Pulungantua ndang ditangihon sipaingot ni rajaraja i. Äha sibahenon ni i tu ahu, lot dituntun lomona’, ninna do.
Dipalumehon Datu Marhandangdalu ma jolo hujurna i tu amangboruna Babiat Naingol jala marpadan nasida: “Na so tupa lehonon ni Baiat Naingol hujur i agia tu ise ingkon ibana do mangalap. Molo tung mate be nasida, ingkon pomparan ni Datu Marhandangdalu sandiri do manjalo sian pomparan ni amangboruna na maniop hujur i. I do na niingot ni Toga Sinaga na maniop hujur i umbahen na dibahen surat tu Punguan ni Pasaribu dohot boruna na di Medan asa ro mangalap hujur i tu huta Alahan Batugaja Hutagalung Sionom Hudon Dairi. Dipasahat ma tutu hujur i dohot tortor, ai dipalu do ogung sabangunan di ari 13 Agustus 1962 dung jolo dibahen adat na gok. Hujur i nuaeng disimpan amanta Djakondar Pasaribu, ketua ni P.B.B Medan, amanta on do na martanggungjawab siala sude urusan adatadat ni hujur i jala na dohot mangalap hujur i tu Sionom Hudon Dairi.
j. Marsampak aek Datu Marhandangdalu dohot Datu Pulungantua
Dibingkas Datu Marhandangdalu ma bodil “sampak aek” dompak huta ni Datu Pulungantua. Marmusu borngin marmusu arian ma nasida masionggopan masibodilan. Leleng ni pitu bulan nasida na masibodilan i, ragat soara ni bodil songon poltuk hape ndang adong na hona nanggo luha huling manang bosur lanok dienges pe soadong.
Aha so songon i, ai holan parpollung sibola obuk do nasida na dua pagut na utusan. Ai anggo di hamusuon, malona mangua dohot marpollung do parohon hamonangan di partontangan. Mardalan do nian pollung ni Datu Marhandangdalu na manjujur pintor siala hujur dohot adat tu inana songon i na manjujur solup panjaloan solup panggararan siala manukmanuk, bosi sor dohot bulung gaol tinampul. Alai na ni ulahon ni Datu Pulungantua pe na mandok; aut di tingki parmago ni hujur i pintor di dok ho, aut di turun i dijujur ho ba dibahen ho do utiutianmu manaon na oni asa lalap jala sor bosi i ndang dohonon juap songon na marmeam.
Ala rap toho be do pollungnasida na dua di na mangua i ba rap horas do nasida na dua na marmusu i leleng ni pitu bulan. Andalu sangkotan ni bonang ndang adong na talu duansa do na monang.
k. Masidabuan aji Datu Marhandangdalu dohot Datu Pulungantua
Masidabuan aji dohot pangulubalang ma nasida na dua, alai dung tarhilala pangulubalang i pintor dibahen do pompang balasaribu tulak balasaratus gabe mulak do pangulubalang i.
Dipahabang Datu Pulungantua ma muse anduri laho mangaroksohon huta ni Datu Marhandangdalu, alai dung dibege Datu Marhandangdalu parngongos ni anduri i pintor dituju ma sian pogu ni alaman gabe madekdek ma marpiorpior tu bona ni hau di balian.
Datu Marhandangdalu pe dibuat ma pitu andalu, dipahabang ma tu huta ni Datu Pulungantua asa gabe begu antuk mangantuhi musuna i. Habur ma muse Datu Pulungantua mijur tu alaman dung dibege parngongos ni andalu i, ditabasi ma manjujur gabe madabu ma tu bona ni bulu di parik ni hutana i.
“Husurbu ma hutana i”, ninna Datu Pulungantua, dirahut ma pitu sipusipu ditabasi ma i asa habang tu atas ni huta ni Datu Marhandangdalu manurbu hutana i nian. Umbege i Datu Marhandangdalu dipasang ma panujuon sitampar api, mintop ma api i jala madabu ma sipusipu i tu bondarbondar di suha ni parik ni hutana i.
“Songon i hape dibahen”, ninna Datu Marhandangdalu, dibuat ma sipusipu ni pangko, ditabasi ma pahabangkon tu ginajng manurbu huta ni Datu Pulungantua. Öoo…, i do hape”, ninna Datu Pulungantua, dituju ma sian alaman ndang diterge, diulahi dituju ndang mintop api i alai madabu ma tu suhasuha ni hutana i.
Mangasa gogo ma Datu Pulungantua dirungrunghon ma nabinotona, dibuat ma pinggan, dipamasuk ma tu si nasa ragam ni aji dohot pangulubalang dipahabang ma i tu atas ni huta ni Datu Marhandangdalu asa marongrong hutana i nian. Marhobas ma Datu Marhandangdalu, dituju ma dohot pangulubalang sibolanaggar, anakna Sariburaja III pe dohot do manghirpasi sian jolo jabu, anngo anggina Raja Dohang sian bara do martabasi, maralo ma ajinasida i, madekdekma pinggan i tu harbangan gabe tala ma harbangan i, i ma na gabe ambar Sipinggan nuaeng.
Dung horas nasida didapothon Sariburaja III dohot anggina Raja Dohang ma Datu Marhandangdalu tu pogu ni alaman i. Di dok Datumarhandangdalu ma tu anakna Raja Dohang: “Sian bara do ho huida martabasi, ala ni i Datubara nama goarmu tu joloan on”. Pomparanna ma na gabe marga Batubara di pudian ni ari. Dipaontong Sariburaja III ma angka anakna; dapotsa ma sihahaan di lambung ni hapeahan ni anduri i, dibahen ma goarna “Raja Habeahan”, Silitonga i dapotsa ro sian bondar laho tu huta dibahen ma goarna “Raja Bondar”, siampudan i hundulhundul di bona ni Gorat gabe dibahen ma goarna “Raja Gorat”.
Diulakhon Datu Marhandangdalu ma muse mamasang ajina parpudi. Dibuat ma losung sipitu baba jala dibahen ma pitu anduri habongna. Dipamasuk ma tu baba ni losung sipitu baba i: pitu ragam ni aji, pitu mansam pangulubalang sibola nanggar, ditonahon ma asa dilonglonghon huta ni Datu Pulungantua na so jadi mulak di tongan dalan, na so jadi mangose padan, na so jadi mulak di harbangan, suruk ma sahat tu pogu ni alaman, asa rongronghon ma sude unang di paralangalangan.
Diuji Datu Pulungantua do manabasi alai ndang marguna, dituju musegani ndang tarhilala, madabu ma losung i tu pogu ni alaman. Marongrong ma huta i gabe ambar na bidang suman tu losung.
Di dok toras, molo pinadomu aek sian na dua ambar i tu bagasan tabutabu gumunsang do dibagasan jala olo do mabola tabutabu i. Di taon 1955 laho do panurat on dohot sahalak anakna tu ambar na dua i, dibuat do sian na dua ambar i aek sabotol be. Dung sahat tu Balige, niuji pinadomu alai ndang adong na tarjadi, ndang binoto manang ala na jumolo maradian i manang ala botol ingananna.
DATU MARHANDANGDALU MANADINGHON SIPULTAK
Nunga malonglong Lobutala gabe tao, Lobusipinggan pe nunga gabe ambar, nunga menak hamusuon ni na marhahamaranggi masisolsoli roha be ala tardok nidokna tartuntun lomo ni roha.
Buhar ma Datu Pulungantua dompak Lumban Simataniari, pomparanna nuaeng adong do di Lumbanjulu Butar, deba tu Sipahutar. Sian i muse tu Lumbansioa morot muse tu Sitorus Parsambilan, sian i ma bungkas tu Haunatas alai gumodang tu Lumbanrao Habinsaran dohot tu Garoga. Borhat do deba tu Batangkayu sian i tu Siagalangan, pomparanna ma na mangingani Mandailing.
Bungkas ma nang Datu Marhandangdalu rap dohot boru Hombing dohot anakna Sariburaja III dohot Batubara tu Sipultak mamungka hutana. Tar leleng do Datu Marhandangdalu disi. Pinda do muse ibana dompak Bahalbatu tinggal do boru Hombing dohot Sariburaja III dohot Raja Dohang di Sipultak. Lam morot do muse Datu Marhandangdalu sian i manandanghon hadatuonna sahat ma tu Lumbangorat Balige. Mangoli ma muse disi dohot boru Tompul Dasopang, anak ni i ma Raja Humbil na margoar muse Toga Gurning na maringanan di Lumbangurning Uluan.
Alai di rapot ni pomparan ni Datu Marhandangdalu di huta Matondang Tarutung ari 28-29 Februari 1962??? Adong do sian marga Sitarihoran, Matondang dohot Parapat mandok nasida anak ni Datu Marhandangdalu sian boru Tompul. Laos songon i do nang sian marga Sipahutar dohot Harahap na mandok dohot nasida anak ni Datu Marhandangdalu sian boru Hasibuan. Alai molo niida pangantoionnasida laho paulihon tambak partanda ni Datu Marhandangdalu na di Lumbangurning sonogn na hurang saurdot do nasida sude. Sipatangkason ma i muse di na laho mamestahon tambak partanda ni Datu Marhandangdalu na di Lumbangurning gabe botoon ma tangkasna angka ise ripe dohot anak ni Datu Marhandangdalu.
Nunga dos tahi ni utusanutusan na marrapot di huta Matondang Tarutung di ari 28-29 Februari 1962???? laho mambahen:
1. Tugu ni Datu Marhandangdalu di bonapasogit Haunatas
2. Tambak partanda di kuburanna na di Lumbangurning Uluan
Di ari 4 Mei 1963 saut ma binahen Pesta peletakan batu pertama dohot ogung sabangunan di tambak Lumbangurning laos sadarina i diudut muse dohot acara penyerahan ni tano haojahan ni tugu di Haunatas, dohot peletakan batu pertama ni tugu i. Hape muse ndang saut sahali dibangun tugu dohot tambak i, holan tambak partanda i do jumolo dibangun dimulai ma i di ari 28 Februari 1969 ukuranna 6m x 8m, timbona 2m. Dompak dalan adong do partanda timbona 3 ½ m. Nunga naeng sidung i nuaeng laho mambahen persiapan pesta nama.
Laho mamestahon tambak partanda on ma pahantusonna manang na angka ise do ripe dohot anak ni Datu Marhandangdalu songon i nang taringot tu tugu sipajongjongon di Haunatas.

PARSERAK NI POMPARAN NI DATU MARHANDANGDALU SIAN SIPULTAK
Tinggal di Sipultak do Sariburaja III rap dohot anggina Raja Dohang naumpompar Batubara, lam matorop mabue ma nasida disi alai mate ma inana boru Hombing.
Lumbang dope tanoon tingki i, rangkak dope jolma maringanan. Tubu ma roha ni angka anak ni Batubara mangalului jampalan na lumomak dompak Barus Toruan dingkan Sorkam pangambirang, sian i ma muse laho deba dompak Sibolga torus tu Angkola sahat tu Batubara na di Asahan. Na tinggal muse di Sipultak pinda ma muse tu Tambunan na di tano Balige.
Angka anak ni Sariburaja III pe mangihut do manadingkon Sipultak alai masitopot dalanna be do mangalului tano na suman di rohana bahen ingananna.
Raja Habeahan dohot pomparanna laho do dompak Barus, maringanan ma nasida di Pasaribu Tobing, torop do nasida disi. Anggo na tinggal dope di Sipultak bungkas do muse tu Hutaraja laos adong disi maringanan sahat tu nuaeng on. Na deba laho do tu Haunatas dohot Sitoluama, di na tolu inganan i adong do pomparanna sahat tu tingki on. Sada ompu i ma Ampapaganalomak laho do tu Pariksabungan i ma Pasaribu Habeahan. Siala parserak ni pomparan Raja Habeahan tumorang ma i bahenon ni panitia tarombo Pasaribu sian Raja Habeahan.
Raja Bondar dohot angka anakna tinggal dope di tano Sipultak. (torsa no. 13)
Raja Gorat pinda tu Sihujur sian i ma tu Rura Silindung adong do nuaeng pomparanna di Sisunggulon. Na deba tu Pangururan Habinsaran, disi pe torop do nasida. Deba pinda do muse dompak Sipahutar sirpang tu Sigotom, adong do pomparanna di si sahat tu nuaeng on. Nang di bagian Doloksanggul adong do pomparan ni Raja Gorat alai tumangkas ma i bahenon ni panitia tarombo Pasaribu sian Raja Gorat.
PARSERAK NI POMPARAN NI RAJA BONDAR
Ia Panguluraja anak sihahaan ni Raja Bondar sai diinganhon do di Sipultak, borat do rohana manadingkon kuburan ni angka ompungna dohot natorasna; alai anggo angka anggina mangihut do borhat sian huta ni ompuna i mangalului tano na numapu.
Ia Raja Pultak dohot anggina Raja Gordang morot ma jolo tu Bahalbatu alai morot muse do tu Pagarsinondi, sian i ma tuat tu Rura Silindung. Maringanan ma Raja Gordang di Hutabarat jonok tu aek situmandi, anggo hahana Raja Pultak di Simarangkir do marhuta. Dung manang sadia leleng di si borhat do ibana dompak Pahae, pinadatu do ibana di angka huta na binolusna sahat tu Angkola, maringanan ma ibana di Pargarutan, digoari halak ma ibana disi Datu Dibagona. Nunga torop disi dapotsa pomparan ni borbor i ma marga Harahap. Dipasaor ma dirina dohot dongan sabutuhana i gabe marga Harahap. Anggo parbungkas ni Raja Gordang sian Silindung tu Barus gumanjang do hatahononhon torsana di torsa no. 18.
Dua do anak ni Panguluraja, sihahaan margoar Tuan Sarangnaiborngin, tinggal do di Sipultak mandongani amana. Ia siampudan na margoar Panjimeter hatop do maninggalhon Sipultak, dompak Doloksanggul do ibana laho laos mate disi. Adong do tolu anakna, sihahaan laho do tu Dairi ditorushon muse tu tano Alas, pomparanna adong do na sahat tu Gayo. Marsada do pomparanna i dohot margamarga ni na nidapothonna; alai sian hatana, bangkona dohot kebudayaanna adong do sumanna tu halak Batak. Paidua manirpang do sian Dairi manuju tano Karo, disi pe gabe masuk marga Karo na disi do pomparanna i ma marga Selima, masuk tu bagian marga Karokaro Kacaribu. Paitolu goarna di dok Parburak, mulak do tu Pariksabungan mandapothon huta ni ompuna Sariburaja. Ibana pe dimasukkon do dirina tu marga Borbor na disini asa denggan parsaoran siganup ari.
TUAN SARANGNAIBORNGIN MULAK TU BONA PASOGIT HAUNATAS
“Nunga sude pomparan ni daompong pinda sian Sipultak on, holan ahu nama dohot anakhu Tuan Sarangnaiborngin tinggal, ahu nunga lam matua”, ninna panguluraja marpingkir. “Binsan mangolu ahu, hupaturun ma holiholi ni daompung dohot damang”, ninna muse. Dijou ma anak na i, martahi ma nasida mambahen turun.
Ndang pola balga pesta i ai otik nama pangisi ni luat i. Ndang pola sadia leleng nari mate ma dohot Panguluraja mangihut muse dohot ripena, denggan ma nasida dipature Tuan Sarangnaiborngin.
Marhusari ma Tuan Sarangnaiborngin, ndang na hainganan on Sipultak on, dumenggan ma ahu manombang tu lobu ni daompung Sariburaja II tu Haunatas.
Dierer ma jo dompak Bahalbatu tu angka lobu na hea niinganan ni angka marga Pasaribu disi. Borhat ma ibana muse sian i tuat tu Toba mamolus Siboruon, maringanan ma ibana di Lumban Gorat Balige, lobu ni ompungna Datu Marhandangdalu naung hea sian i. Dung manang sadia leleng disi laho ma ibana dompak Habinsaran manopot lobu ni Sariburaja II, alai manosor do muse ibana tungkan dangsina di atas ni tor na disini. Ön do bonapasogit ni pinomparhu di pudian ni ari, ninna dina laho mamungka hutana i.
Dipungka ma dilambung ni hutana i onan, digoari ma i Önan Ria. Laos dibahen do disi bale pasogitna i ma songon partungkoan laho manaringoti na porlu di luat i. Dibahen ma dohot parhombanan di Sidogor, gabe pulik do Haunatas sada bius, ndang mangapi tu bius ni Sipaintua manang Sibagotnipohan atik pe otik do nasida.
Tong do dijujung baringinna nang tingki harajaon Hajaihiranon dohot Hakepala Negerion tingki panjajahon Bolanda, songon i nang ha-Ketua-Dewanon di parmulaan ni Kemerdekaan ni Indonesia.
Gabe do Tuan Sarangnaiborngin mangingani tano Haunatas, onom do anakna. Andorang so mate dope Tuan Sarangnaiborngin dibagi do pusahana tu anakna na onom halak i, songon on ma parbagina:
1. Anak sihahaan Juaramonang, barang pusaka Ninggala
2. Anak paidua Ompu Randuk, barang pusaka Hujur
3. Anak paitolu Raja Enduk, barang pusaka Panggu
4. Anak paiopat Namorasinanti, barang pusaka Massihuridap
5. Anak pailima Ompu Debataraja, barang pusaka Tunggalpanaluan
6. Anak paonomhon Ompu Mangaretar, barang pusaka Papalian (Parmasan)
Asa tumorang di pomparanna angka na umposo nuaeng on, pinatorang do di son pusahapusaha na jinalo ni anakna na onom i:
1. Ninggala: i ma ulaula ni parhauma na tinarik ni horbo laho manghurak dohot manggargar tanoi asa masarsar gabe denggan hatubuan ni eme.
2. Hujur: i ma sinjata ni parburu laho marburu aili, ursa d.n.a, laos sinjata porang do i dihamusuon. Adong do hujur Sitombuklangit, hujur Siborboron na tinaringotan di torsa angka na parjolo.
3. Panggu: i ma ulaula ni parhauma laho mangombak hauma manang porlak dohot manggisgis duhut. Molo marngingi di dok ma i ombak, hudali manang gairgair.
4. Massihuridap: i ma pahean ni pinggol. Najolo mar mas do pinggol ni baoa dohot boruboru, alai muse holan pahean ni boruboru nama i, ai boruboru nama na martura pinggolna. Nuaeng on barang pusaka nama i, ai metmet nama lubang ni pinggol ni angka boruboru, kurabu mas nama na masa manang kurabu berlian.
Mansam ni mas Batak najolo:
a. Mas Sitepal; durina di babana sada na balga sada na metmet, jadi tepal marsidokdoki. Massihuridap i ma mas sitepal na balga.
b. Mas duriduri: ummetmet do jala dos do balga dohot durina parduru tu babana i duansa.
c. Ontokontok: i ma mas na metmet, ndang marduri (polos) holan dua do durina di parduru tu babana i.
5. Tunggal Panaluan: i ma tungkot ni datu na manggombarhon jolma na masituhuhan. Parginjang parobuk na ganjang i ma Ajidonda Hatahutan, paidua Siboru Tapinauasan, udutna tu toru: Datu, Guru, Sibaso, d.u. manggombarhon silinduat pinaporhas dung magodang marroharoha gabe longkot tu hau piupiu tanggule. Dipangke datu do i manortor.
6. Papalian (Parmasan): i ma ampang panuhatan ni eme laho manjalo dohot mangalehon asa dos isina (Ampang harajuan)
MARSERAK POMPARAN NI TUAN SARANGNAIBORNGIN
Matua ma Tuan Sarangnaiborngin, ditambakhon ma di parbandaan ni Onan Ria na pinungkana hian. Disuan do di tombak i hau hariara i ma songon monumentna sahat tu saonari mangolu dope hau hariara i.
Matorop maribur do pomparanna, nang Pasaribu na asing pe di Haunatas, gabe laho ma deba manosor tu Aeknabara na di holangholang ni harangan Parseraseraan dohot Siharbangan. Gabe lam tu bidangna ma tano ni Pasaribu. Muse sahat do tu Natinggir, Lintong, Hutagurgur, Onanborbor, Purbatua sahat tu Aekhunsim, Sibalanga, Padangsiandomang, Garoga, Parinsoran ro di Sigolang, mardomu do i sude ndang adong na marolat.
Lam tu toropna do pangisi ni Aeknabara, hira na pulik nama nasida saharjaon. Alai di hamamasa ni porang Pidari na ro sian Bonjol masa ma di Aeknabara porangporangan ai sai adong do na ro Bonjobonjoon gabe so sonang be halak mangula siulaonna gabe lam marpogos ma nasida. Dung ro hamajuon lam hatinggalan ma nasida ala dao dohot maol ni dalan. Mulak ma nasida sude tu Haunatas, mulak gabe harangan ma Aeknabara.
Di tingki i masa do parpindaan ni angka jolma; anak ni Tuan Sarangnaiborngin pe dohot do deba mangalului panjampalan na lumomak alai pulikpulik be do masiboan langkana tu tano na umbuk di rohana.
1. Juaramonang; ndang adong pomparanna tinggal di Haunatas, dompak Habinsaran do laho jala maringanan ma nasida di Aekhunsim. Mangareak ma muse dompak Sibalanga sahat tu Garoga, Parinsoran, Sigolang sahat tu Angkola. Torop do nasida di Garoga jala marharajaon, alai adong do na laho dompak Silindung, Pahae dohot Samosir.
2. Ompu Randuk; pomparanna pe ndang adong na tinggal di Haunatas, dompak Habinsaran do tong laho jala maringanan ma nasida di Rodang na jonok tu Onanborbor. Munsat do muse sian i tu Sibalanga sahat tu Padangsiandomang. Adong do gomparanna nuaeng disi, deba laho do tu Silindung, Pahae, Angkola dohot luat na asing.
3. Raja Enduk; holan saompu do tinggal di Haunatas i ma pomparan ni Ompu Tuan Asal. Pomparanna na asing pungu do di Lintong, Hutagurgur, Onanborbor, Purbatua. Torop do nasida disi gabe sada harajaon Lintong dipadomu ma i dohot Pangururan (Raja Gorat).
Adong do na pinda tu Batunabolon, Janjimauli sahat tu Simandimpos Rantauparapat. Adong do nang tu Ombur/Lansang, Talun/Lumbanbalik; deba di Rodang, Riganjang, Pearaja, Garoga, Aekhunsim. Nang di Parsoburan dohot di Sijungkat adong do pomparanna dohot di Silindung, di Angkola pe adong do pomparanna.
4.Namorasinanti; na tinggal di Haunatas i ma pomparan ni anakna sihahaan Pariknabolon dohot deba pomparan ni paidua Ompu Tandean, na deba nari laho do tu Bahalbatu. Paitolu Ompu Maranauli sude do pomparanna di Bahalbatu; songon i do nang paiopat Ompu Doloksaribu di Bahalbatu do pomparanna; pomparan ni pailima Ompu Ginjangraja i ma: 1. Ama ni Ginjang dohot anakna Guru Tumonang di Pealangge Sibaganding, Pearaja-Simasom Pahae, Sitompul-Silindung; 2. Sibolon Gu pomparanna di Parbuluan, Janjimartahan, Aeksilang Doloksanggul, Sihoras Sumbul Pegagan deba laho tu Parlilitan, Pangkat sahat tu Barus; Pomparan ni Guru Bisa (3) dohot Guru Lada (4) gabe marga Ujungsaribu, senina ni marga Ujung di Hutamaha kuta Tengah dairi, dohot pomparan ni Datu Gurasing (5) di Sibaragas Sipultak; pomparan ni Ompu Mirdak (6) dohot Ompu Riuriur (7) laho do dompak Sarulla Pahae dung i muse dompak Simanosor, deba tu Angkola na deba nari tu Batangtoru, Sibolga sahat tu Barus.
5.Ompu Debataraja; hira sude do pomparanna tinggal di Haunatas, nasida do natumorop tinggal di Haunatas di huta Lumbanhariara, huta Gonting dohot huta Pangasean. Alai adong do mandok deba pomparanna adong do di Humbang; holan na adong dope sipahantusonna.
6.Ompu Mangaretar holan di Haunatas do pomparanna na marhuta di Onanria asing ma na laho mangaranto tu luat na asing.
PARTUTURAN PARSABUTUHAON DI HAUNATAS
Dung maringanan Tuan Sarangnaiborngin sian pinompar ni Raja Bondar di Haunatas las ro do nang pomparan ni haha doli Raja Habeahan, maringanan ma nasdia di huta Habeahan gabe sahuta.
Ro do nang pomparan ni anggi doli Raja Gorat maringanan di huta Parpea dohot Tingkatingka.
Nang marga Lubis pe ro do tu Haunatas, maringanan ma nasida di huta Lubis, Hutagalung, Hutagurgur, Hutadame dohot Lumban Holbung.
Denggan do parhahamaranggion ni pangisi ni Haunatas, sude do nampuna huta, sude dapotan golat di hauma, tano tur, parporlahan, sapangkailan bondar, saparsingkolaan jala sada gareja. Sabius do nasida jala saharajaon ndang boi rajaan ni marga na asing.
Saparadaton do nasida sude saparbagian jambar. Adat parhahamaranggion do mangarahuti hasadaonnasida. Disusunnasida do tarombo partuturan parsabutuhaon di Haunatas. Mura dope i antong di tingki i ai na rap pomparan ni Datu Pompang Balasaribu dope nasida. (pangisi ni Haunatas).
Di sude paradatan, sai homabr tusi do dibahen parbagian ni jambar hata, jambar juhut nang jambar hepeng dohot tortor pe. Uju pajumpang dohot donganna, sai pintor diboto do marparhuaon ibana tu si jala hombar tu si ma paniseonna. Molo tar sor iba laho tu huta, pajumpang dohot manang ise pe nang so tinanda, anggo nasida pintor ditanda do iba jala disise: “Nandigan ho ro ompung, amang….??? Natuatua, tunggane, ama manang ina, dolidoli, namarbaju ro di angka dakdanak nunga diboto partuturanna tu donganna.
Laos on do sada sumber dibahen panusun buku on naginoaranna tarombo na so tarsurat alai na tarsirat.
Dison sinusun do tarombo partuturan parsabutuhaon na mardalan di Haunatas sahat tu nuaeng on. Binuat do manang piga goar sian marompuompu na dos (sarupa) sundutna (di Haunatas), patudoson ma i sian donganniba saompu dohot dongan saompu ni donganniba gabe botoon ma manang beha partuturan.
PARTUTURON PARSABUTUHAON DI RAJA BONDAR DOHOT DI PASARIBU
1. Di pomparan ni Raja Bondar
a. Maol do patudoson partuturan di Haunatas dohot dongan pomparan ni Pasaribu Raja Bondar na maringanan di luat na holang sian Haunatas. Di rapot tarombo pomparan ni Raja Bondar taon 1963 di Bahalbatu ditontuhon ma goargoar sian sude ompuompu na dos sundutna, gabe i ma tudostudos manontuhon tarombo dohot dongan na pajumpang dohot iba. Marparhuaon ho tu si ….. (goar sian ompuna), pinatudos ma muse tu na dos sundutna di pomparan ni ompuniba. Öooo…, manjou …. do ahu tu ho.
b. Nunga ummura berengon partuturan parsabutuhaon di pomparan ni Raja Bondar marhite buku tarombo on. Songon on ma pamangkena:
Nomor na marturut 1,2,3,4,…d.u. sian hambirang tu siamun sihahaan ni partubu do i sahat tu sianggian ni partubu, molo ummetmet nomor niba sian dongan, angginiba ma ibana jala hahana ma iba.
Nomor urut sian ginjang tu toru na di topi parhambirang i, nomor ni sundut do i, mulai Raja Bondar no.1, anakna no.2, pahompuna no.3….d.u. Molo iba nomor 8 hape dongan nomor 9,10,11 gabe maranak, marpahompu, maranak mangulahi ma iba tu ibana. Molo dongan i nomor 7,6,5 gabe marama, marompung, marama mangulahi ma iba tu ibana.
2. Songon i do muse pangalahona mangalului partuturan parsabutuhaon di pomparan ni Pasaribu Raja Bondar maradophon pomparan ni Raja Habeahan manang Raja Gorat pe. Boi ma i sude bahenon dung pinapungu gabe sada tarombo ni Raja Habeahan, Raja Bondar dohot Raja Gorat na sinusun ni panitia ganup ompu gabe tarombo ni Pasaribu, bahenon ma songon na di bagian “b” na di ginjang i.
PARBUNGKAS NI RAJA GORDANG TU BARUS
Turun do hadatuon ni ompungna Datu Marhandangdalu tu Raja Gordang, datu bolon do ibana di rura Silindung. Dung mangoli ibana ndang di jou halak be goar sidakdanakna i, goar hadatuonna i nama dijou i ma Datu Manombabisa. Di Hutabarat do hutana di topi ni aek Situmandi, goar ni hutana i dibahen huta Marsaitbosi. Nunga namarbaju boruna Si Tumaledung jala nauli do rupana, donda jala pantun pangalahona ala ni i digoari halak do ibana Siboru Hutahian Natumandi, ai andi do rupana sian donganna jala tubu ibana di topi ni Aek Situmandi.
Na ro do Guru Mangaloksa madangadang tu Silindung sian Sigaol Uluan, manompang ma ibana di jabu ni Datu Manombabisa di huta Marsaitbosi. Diurupurupi Guru Mangaloksa do Datu Manombabisa mulaulaon. Mansai lomo rohana marnida boru ni Datu Manombabisa i naeng oroanna gabe parsondukna. Siboru Hutahian Natumandi pe rosu do manghatahatai dohot Guru Mangaloksa, gabe sonduk hela ma Guru Mangaloksa di jabu ni Datu Manombabisa.
Nunga tung bolak arung dohot ansising naung nirambas ni Datu Manombabisa bahen parhaumaan, rumatamata idaon bulung ni eme na i, turna pe lambas do di buntulbuntul i, robean i pe nunga diula gabe pargadongan, lomaklomak bulung ni suansuananna i.
Dung manang sadia leleng, naeng manjae ma Guru Mangaloksa asa diboto mangula na diibana. Disuru ma ripena i mangido tano sian simatuana. Hurang suman do i tu roha ni Datu Manombabisa ai lambas dope arung dohot assing sirambason, godang dope robean na tubuan ramba na so ditastas jala poso dope Guru Mangaloksa. Boasa ingkon naung hinagaluthon i deba pangidoanna? Dionjat ma tano tu parindahanon, Ön ma lehon tu Hasibuan, ninna tu boruna i. Na mangalehon semangat do nian tu helana i.
Marsogotna i borhat do Datu Manombabisa rap dohot dua anakna manandanghon hadatuon tu Sipoholon. Nangkok ma nasida tu punsu ni dolok Siborboron, manuati rura manangkohi robean di Sijamapolang sahat tu Naipospos tuat muse dompak Barus. Di ganup huta binolusnasida dipasang do hadatuonna i mangubati namarsahit, diulpuk jolma i asa ubatanna. Denggan do nasida ditamuei sangap do nasida dipardalannanna.
Leleng do nasida mangkahapi tano i, diida balgabalga ni hau di tombak i ala ni napuna. Nepnep diida tu hasundutan mansai hornop jala mansai lambas. Dengganna i bahenon di son parhutaan, ndang songon Silindung tano barerang hatubuan ni arung dohot assing songon solu idaon sungkot pamerengan. Dipasang do huhut hadatuonna disi ndang diboto halak na laos mangkahapi tano i nasida. Dung geas didalani nasida sude, mulak ma nasida mamolus harororanna hian sahat ma nasida tu dolok Soborboron. Ditatap ma rura Silindung na songon solu hinaliangan ni dolok na tubuan ri, assising dohot arung na tubu di peapea i. “Ndang paumanon tano Barus i, ate….!”, ninna Datu Manombabisa tu anakna na dua i. Putus ma roha nasida manadingkon rura Silindung mandapothon tano Barus na napu jala na hornop i.
Dung sahat Datu Manombabisa tu huta, dialualuhon boruna i ma parbadaanna dohot Guru Mangaloksa ala ni tano si sa parrasan i. Dijou ma helana i dohot boruna i, di dok ma tu nasida: “Boasa pola marbadai hamu ala ni tano? Pos rohamu, pasahatonku ma sude golathu, tur dohot porlakhu rodi angka dorbia nang jabu on tu hamu. Anggo hami borhat ma bulan na ro dung dapot tula, bulan parinsan mangalului panjampalan na lumomak”. Dirimpu boruna dohot helana i do i murukna na paugul i nasida.
Marhobas ma Datu Manombabisa, dipahimpal ma barangbarangna na boi boanonna, diuanghon angka na boi langku. Marhobas ma nang angka anakna dohot parumaenna, pahompuna, songon i dohot angka naposona asa tulus diparborhatnasida i.
Dapot ma tula, bulan parinsan. Sogot manogot i borhat ma nasida sude, torop do nasida na marudur i masiboan barangna be: adong na manghunti, manghallung huhut manogu hoda boban. Sian gadugadu i do nasida mardalan, hona dege ma poring na di topi ni dalan i marngangakngangak. Marabur ma ilu ni boruna Siboru Hutahian Natumandi manuluthon natorasna, angka ibotona dohot edana rodi sude sisolhotna na borhat i. Anggo Guru Mangaloksa nunga tung las rohana marningot pauseang i.
Diboan Datu Manombabisa do tano sian hutana saparrasan, aek mual satabutabu, dua batu ni ambalang sian aek Situmandi na dos rupana dohot balgana, tung sarupa do idaon. Mardalan ma nasida sahat tu Barus, manosor ma nasida disi, dipajongjong jabuna, dipungka hutana, diula parladangan di balian dohot parpollahan, dipauli dohot inganan ni pahanpahanan liang hutai, ditahi nasida ma mambajo.
Muruk ma pangisi ni luat nampuna huma huta i, alai dipasang Guru Manombabisa ma sipatulpak gabe sobarani be nasida ro.
Dijounasida ma raja, dibahen parriaan siala tano nabinuat ni Datu Manombabisa i. Dipaboa alona ma tu raja i na tano nasida parhutaan, parturan dohot parpollahan ni Guru Manombabisa i. “Ndang tutu tano na i, tanongku do i”, ninna Datu Manombabisa. Songon i ma nasida pautal ndang diboto raja i ise sidok natutu.
“Molo ro tuhas, gana daonna”, ninna rajaraja i. Di dok ma ingkon manolon nasida sapihak ise na olo manolon paboa sintong na ni dok na, i ma si dok na tutu. Mabiar do pangalu i manolon ai sohea dope i diula, tombak dope. Alai anggo Datu Manombabisa olo do, “gabe do na mangoloi hata ni raja”, ninna.
Dipahundul ma tu parrasan inganan ni tano na binoanna sian Silindung naung pineakkonna disi, manolon ma ibana: “Batu na bolon tu batu na metmet parsoburan ni sitapitapi; suda na bolon suda na metmet ndang adong siullus api; Nda tanongku na huhundulion”, ninna huhut dijama parrasan i, “Nda mualhu na huinum on”, ninna muse, laos diinum aek na ditabutabu i na binoanna sian Silindung. Monang ma ibana dibahen rajaraja i.
“Sapala pantis, naeng ma pantis ni Siagalangan; sapala naung ro hamu angka raja mangkata tanonami on ba unang ma diparalangalangan tontuhon hamu ma parbolakna”, ninna Datu Manombabisa. “Ba laos ho ma jolo paboahon”, ninna rajaraja i.
“Saotik do tanongkon, holan tuk saanak ni ambalangon do, nasa i be ma ukuranna maropatsuhi”, ninna Datu Manombabisa, laos dibuat ma ambalangna dohot batu sada anakna. Diundukhon alona i ma songon na nidokna i di jolo ni rajaraja.
Dipasang ma anak ni ambalang i, dung i diambalanghon ma manalpui ujung ni hau sahat tu bariba. Borhat ma nasida sude mangalului anak ni ambalang i, nunga pola botari laos so dapot. Diulahi ma muse manogotna i, tong ndang dapot. Patoluarihon dilului, di dok Datu Manombabisa ma: “Tar tungkan adui…dope hutuluthon hadabuan ni batu anak ni ambalang i, beta ma taida tusi”. Dung hos ari sahat ma nasida tu topi ni binanga na bolon, lulululu ma ibana disi. Tep, dirorohon ma tanganna tu ruangruang, dibuat ma sian bagasan batu ni ambalangna i, dilehon ma tu rajaraja asa diida manang na i do batu i. Sude marhatutuhon na i do tutu batu i. Gabe i ma ungkuran ni parbalohan ni tano ni Datu Manombabisa. Hape…tolu ari andorang so ria i, naung ditaruhon ibana do sada batu binuatna sian Aek Situmandi i, dipamasuk tu ruangruang i.
Nunga sabulan pinda Datu Manombabisa sian Silindung. Nunga tung masihol boruna Siboru Hutahian Natumandi. Marabur iluna tangis sosombopon. “Sombu ma roham, nunga pinda damang naburju i, hasinokkon ma tanona dohot artana i soboi be palilunganku”, ninna tu Guru Mangaloksa.
“Boasa ahu eahanmu, na marngangakngangak do poring i didegehon, poring i do na mangeak umbahen laho nasida”, ninna Guru Mangaloksa songon na margaitgait pajut roha ni ripena i. Gabe pangeheton ma i muse umbahen di dok: “Pasaribu ni eak ni poring”.
Hape gabe logo ma ari, ndang ro be nanggo simbur ro ma ranggapuri matutung gabe lapung ma eme dibalian rahar suansuanan di porlak jala bondilon angka pinahan. Mangindorap do huroha hatahatana na hurang suman tu simatuana. Disungkunnasida ma sibaso na bolon, tarida ma di manukna: Ïngkon laho nasida tu Barus manopoti salana tu simatuana di atas ni sipanganon, boanonna hoda hundulan manubut roha ni simatuana asa dipasupasu tondina nasida horas jala gabe.
Diboannasida ma i tu Barus manopot simatuana. Las do roha ni simatuana i manjalo, dipasupasu ma nasida di panggabean parhorasan di gabe na niula sinur ni na pinahan.
Mulak ma nasida. Di dolok Siborboron marhobot ma langit ro ma udan paremean maborbor ma nasida sahat tu hutana. Gabe ma na niulana di balian sinur ma nang pahanpahananna. Sorang ma nang anakna dibahen ma goarna Siraja Nabarat ala barat hatana di parpinda ni simatuana i.
Dung magodang anakna na opat i; Siraja Nabarat, Siraja Panggabean, Siraja Hutagalung dohot Siraja Hutatoruan, diulahi ma ro ari logo matutung di Silindung. Marningot naung salpu, disuru Guru Mangaloksa ma anakna na opat i mamboan sulangsulang tu tulangna, diboan do hoda subut bahen sombana tu tulangna i. Tung mansai las do roha ni tulangna i manjalo nasida. Laho mulak, dilehon ma sada payung na ganjang jala ditonahon molo sahat nasida tu dolok Siborboron bungkaonna ma payung i.
Sahat ma nasida tutu tu dolok Siborboron di na laho mulak, dibungka ma payung i, marbirong ma ombun marhobot ma langit, por ma udan. Denggan ma partubu ni eme dohot suansuanan, pinahan pe mokmohan di balian.
Di pudian ni ari, mangulahi ma haleon potir di Silindung, ronggom hauma ala logo ni ari, malos duhutduhut dohot suansuanan di porlak, ro ma dohot bondil ni pinahan. Mardos ni roha ma sude rajaraja ni rura Silindung manaruhon hoda subut i di atas ni sipanganon tu Barus. Dipillit ma opat halak utusan:
- sahalak sian Hutabarat
- sahalak sian Panggabean dohot Sitompul
- sahalak sian Hutagalung dohot Hutatoruan
- sahalak sian Naipospos (Sipoholon)
Borhat ma pangulu i manogu hoda subut i, diboan ma gondang sabangunan.
Denggan do panjalo ni Raja Pasaribu na di Barus i tu nasida. Tangkas ma dijalo huda subut i, manortori ma nasida na margondang i. Dipampe Raja Pasaribu i ma harajaon ni pangulu na opat i “Raja Maropat”, harajaon ni sasahalak “Parbaringin” dibahen ma dohot goar harajaonnasida:
1. Baginda Mulana ma na sian Hutabarat
2. Rangkayatua ma na sian Panggabean Sitompul
3. Jayangkucinta (Bagotsinta) ma na sian Hutagalung dohot Hutatoruan
4. Jayamuda (Raja Endamuda) ma na sian Naipospos
Dilehon ma dohot pusako tu nasida tanda ni harajaonna sada be payung partiang na ganjang.
Mulak ma Raja Maropat i tu Silindung, marpungu ma rajaraja ni Siopatpusoran dohot Naipospos di Onansitahuru, margondang ma nasida, manortori huhut mandoadoa Raja Maropat i, ro ma udan paremean na hinasiholannasida.
Olat ni i lam sangap ma Pasaribu dibahen pomparan ni Siopatpusoran, ndang adong be na olo margaitgait mandok “ni eak ni poring” i. Pomparan ni Pasaribu pe sai ingot jala elek do marboru tu sude pomparan ni boruna. Sai dilehon do pasupasu asa torop maribur asa tubu anak na bisuk dohot boru na marroha.
GURU BISA DOHOT GURU LADA PINAULUBALANG TU DAIRI
Marsiajar dolidoli dope Guru Bisa nanak pailima ni Ompu Ginjangraja tinodohonna ma Guru Lada anak paionom ni natorasna i. Andorang dakdanak dopenasida na dua nunga marguru marmonsak. Hadatuon ni angka ompungna pe turun do tu nasida na dua. Nunga dimulai mangajari angka donganna dolidoli marmonsak jala nunga digoargoarinasida na dua Guru Bisa dohot Guru Lada.
Godang do dorbianasida di Sibaragas Sipultak, ido diparmahanmahannasida ganup ari. Sogot manogot i nunga dipatulanasida horbo na i tu parmahanan; tar dao do parmahanan i sian huta jala jonok nama i tu harangan.
Di na sadari, ndang mulak nasida na dua tu huta holan horbo na i do dipataru sahat tu bahal i. Mulak ma nasida muse tu parmahananna i ai ndang tarida horbona tunggal na bolon i. Na lalap do nasida sadari na i di galanggang parmonsahan na binahennasida di topi harangan i. Ganup ari do nasida na dua disi marmonsak pa tang nabinotonasida. Anggo di arian i rame do galanggangnasida i, ai ro do angka dolidoli tu si manguji marmonsak. Tung sude do dipepe Guru Bisa dohot Guru Lada ndang adong nanggo sada na mangalo tu nasida. Nunga manihir mataniari ipe asa maradian nasida. Dipaontong dorbiana hape ndang disi be sada, i ma naniluluannasida umbahen diulakhon tu parmahanan i. dilului tu parguluguluanna ndang disi, masuk ma nasida tu topi ni harangan hape tong do ndang dapot. Nunga lam dao masida masuk tu harangan paihutihut gasgas i, nunga mulai urmun, lam golap ma muse. Ndang diboto nasida be manang tu dia tondongonna, hundul ma nasida di ramba i di bona ni sada hau, mondokondok ma nasida ala ni lojana nok ma matana so diboto.
Lulululu ma natorasna dohot angka hahana di huta ala matua so mulak nasida, ndang tarpodom nasida saborngin i, “sondo naung disoro babiat? ninna rohanasida. Nasida nama pataruhon horbona i tu parmahanan marsogotna i. Diluluinasida manipat sadarina i alai ndang tarida. marsogot na i muse dilului ma tu sude huta ni tondongna tong so dapotnasida. Ndang dibotonasida be tudia luluanna.
Sogot dope manogot i nunga hehe Guru Bisa dohot Guru Lada ala ni malena. Diluluinasida ma harumonting dohot parbue ni hau na boi allangon manggohi butuhana. Ditorushonnasida ma pardalananna paihutihut pardalanan ni parharangani.
Sahat ma nasida tu sirpang, marsirang ma nasida di si sada tu hambirang sada tu siamun masidalani dalanna be.
Sahat ma Guru Bisa tu huta ni partombak i, dipangido ma asa disi jolo ibana mahiandu. Burju do parjabu i manjalo ibana, datu bolon do parjabu i huhut pangulima. Marmeangmuli do halak ro tusi, adong na marubat adong na marguru hadatuon dohot hapangulimaon.
Tarsunggul ma na binoto ni Guru Bisa sian sihadakdanahonna, turun do tu ibana hadatuon ni ompungna jala nunga pola digoari ibana guru ala naung mangajar marmonsak. Alai ndang dipataridahon Guru Bisa asa dapotsa sude hadatuon dohot hapangulimaon ni datu soranganna i.
Dung manang sadia leleng, tutu ma nunga gabe ummalo Guru Bisa sian datu i, jotjotan ibana nama mangubati na marsahit na ro marubat, ibana nama disuru datu i mangubati nang mangajari siseanna marmonsak nang na marguru hadatuon pe. Sude do dirungrunghon datu i hadatuonna dohot hapangulimaonna tu Guru Bisa.
Diborhati ma Guru Bisa asa laho manandanghon hadatuon dohot hapangulimaonna tu luat na asing, borhat ma ibana dompak Dairi. Di na sahali pajumpang ma Guru Bisa dohot sahalak dolidoli di sada robean. Na hundul do dolidoli i huhut dipiu sisumutna dompak ginjang. Togos dagingna bodiar matana. Dibollang Guru Bisa ma ibana huhut ditiop janggutna dompak toru. Hehe ma dolidoli i, dibollang ma Guru Bisa huhut disintak sabukna. Ditarik Guru Bisa ma monsakna, marmonsak ma nasida alai monsak saguru do ndang adong na hona. Martinju ma muse nasida alai ndang adong na talu. Marsiranggut ma nasida muse, tong do pautal margantiganti nasida tu ginjang dohot tu toru. Margulingguling ma nasida muse di robean i sian dolok sahat tu toruan sahat tu na hornop di topi ni aek Simbolon. Mansohot ma nasida na marbadai songon na mangalap hosa.
Disungkun Guru Bisa ma dolidoli i, aha margana, ise goarna, anak ni ise jala marhua ibana ro tu robean on? Dipaboa dolidoli i ma songon on: “Marga Pasaribu do ahu margoar Guru Lada anak ni ompu Ginjang sian Sibaragas Sipultak, na marmahan do hami dohot dahahang Guru Bisa, lalap hami marmonsak di galanggangnami i dohot dolidoli na ro mangasangi hami, dung pe botari asa sae. Ndang sanga be hupaontong hami horbonami, mago ma tunggal nabolon i gabe hululuihami ma sahat tu tonga ni harangan. Nunga mulai urmun, golap ma muse ari, hundul ma hami di ramba na di bona ni hau jala mondokhondok ma hami ala ni lojana laos nok ma matanami. Huuduti hami ma muse pardalanannami sahat tu sirpang gabe sirang ma hami mardalan, dahahang dompak siamun ahu dompak hambirang.
Sahat ma ahu tu sada huta di harangan i, hupangido ma asa disi ahu tinggal. Burju do parjabu i dijalo do ahu, dipaboanboan ma ahu mamulung ramuan ni ubat ai datu bolon do hape ibana dohot pangulima, tung sonang do rohangku disi. Tarsunggul ma hadatuon na huguruhon sian sihadakdanahonku di hutanami. Las rohangku mamereng siseanna na ro marguru monsak tu ibana. Tamba ma na huboto gabe ummalo ma ahu marmonsak dohot dihadatuon sian ibana. Diborhati ma ahu marmonsak dohot hadatuon sian ibana, diborhati laho manandanghon hadatuon dohot hapangulimaon tu luat na asing, i ma dalanna umbahen na sahat ahu tu son.
Dihaol Guru Bisa ma Guru Lada: “Ho do i hape anggia? ahu do haham Guru Bisa, sarupa do parsorionta. na so hutanda do ho nangkin ala na jongir ni sisumutmi dipiu ho dompak ginjang”, ninna. “Ho do i hape hahang? na so hutanda do ho nangkin ala na ganjang i janggut mi!”, ninna Guru Lada laos dibobok haha na i. Masiummaan ma nasida huhut marhori matana ala ni las ni rohana, dibahen ma inganan i “Juma Gulangan”.
Ditorushon nasida ma paradangadanganna dompak Dairi manandanghon hadatuon dohot hapangulimaon. Sahat ma nasida tu Berampu, diubati ma angka na marsahit laos diajari ma taringot hadatuon. Angka na umposo pe diajari ma marmonsak. Tarbarita ma nasida di luat i, godang do halak naniubatannasida, na marguru hadatuon dohot hapangulimaon pe torop do.
Dung sadia leleng nasida di si tarsunggul ma nasida naeng pajumpang dohot natorasna dohot angka hahana, dipaboa ma tu angka siseanna borhat ma nasida jolo mulak tu Sibaragas.
Las do roha ni sude sisolhotna, diharoani ma nasida ai naung mago do nasida di rohana gabe jumpang, naung mate do di rohana gabe mangolu.
Ndang saida leleng dope Guru Bisa dohot Guru Lada naung mulak tu hutana Sibaragas, pultop ma parmusuon ni marga berampu dohot marga Ujung. Tarsingot ma roha ni marga Berampu dihapangulimaon dohot hadatuon ni Guru Bisa dohot Guru Lada. Disuru ma utusan mangalapi nasida tu Sibaragas Sipultak asa nasida gabe ulubalangna mangalo marga Ujung. Las do roha ni Guru Bisa dohot Guru Lada mangoloi pangidoan ni marga Berampu i, borhat ma nasida pinaulubalang tu Dairi.
Diambangi marga Berampu ma nasida dibahen ma parhontasanna laho borhat tu partontangan. Marsuraksurak ma marga Berampu mangudurhon Guru Bisa dohot Guru Lada.
Umbege barita haroro ni Guru Bisa dohot guru Lada ulubalang ni marga Berampu i, gabe mundur ma sumangot ni marga Ujung, hona eak ma nasida laos talu pornag. Monang ma marga berampu, diboan ma tabantaban sian Ujung, dilehon ma deba tabantaban i tu Guru Bisa dohot Guru Lada.
Di pudian ni ari, martahi ma Guru Bisa dohot Guru Lada; “Nunga loja hita na marporang i holan tabantaban i ma deba dilehon tu hita hape tanonta so adong bahen parhutaan, parsabaan dohot parporlahan”. Mar dos ni roha ma nasida asa laho Guru Lada mandapothon marga Ujung paboahon na boi taluhononna Guru Bisa asal ma dijanjihon marga Ujung na lehononna tano parhutaan, parsabaan dohot parporlahan tu ibana bahen upana. Hupatalutalu pe asa ho monang ninna Guru Bisa.
Laho ma Guru Lada mandapothon marga Ujung. Dipaboa ma na olo do ibana pinaulubalang tu nasida jala boi do lehononna parhangkungan pabo ingkon talu Guru Bisa bahenonna. Alai ingkon marjanji marga Ujung na ingkon lehononna sabagian tanona bahen parhutaan, parsabaan dohot parporlahan asa boi tongtong rap dohot nasida. Dioloi marga Ujung do manjanjihon lehononna tano i asal ma tutu monang nasida.
Dibingkas marga Ujung ma muse parporangon tu marga Berampu. Sobu do parporangan i alai manggogo do Guru Lada mandopang musuna, Guru Bisa pe tung dipartahanton do marga Berampu.
lam leleng na marporang i lam sumurut do Guru Bisa ai maralal di ibana dohot anggina Guru Lada asa dipatalutalu di na marporang i.
Monang ma tutu marga Ujung, diboan ma tabantaban i sian Berampu marsuraksurak na nasida mulak. Dipatutur marga ujung ma angka boruna na ummulina asa pilliton ni Guru Lada sahalak sian i gabe pardihutana.
“Ba beha ma i rajanami, dilehon hamu do borumuna bahen pardihutangku hape nanggo tanongku bahen parjabuanku soada”, ninna Guru Lada. Änggo tano do, pos ma roham, nunga hujanjihon hami hian i, lehononnami ma i, ninna marga Ujung, laos dilehon ma Kuta Tengah na di Bunturaja nuaeng. Marjanji ma nasida na sada siulaon, sada adat, sapartahian tu joloan on, gabe senina (dongan sabutuha) ma Guru Lada di marga Ujung, jala pomparan ni Guru Lada gabe marga Ujungsaribu.
Dipillit Guru Lada ma sahalak sian boru ni Ujung i bahen dongan saripena, dipauli ma jabuna, dipungka ma hutana dohot parladanganna di Kuta Tengah, disi ma ibana mamompari.
Leleng di parlelengan ro ma Guru Bisa muse mandapothon Guru Lada gabe rap nasida maringanan songon i nang angka pomparanna.
SIBORU BIDINGLAUT (NAN TINJO) GABE SOMBAON
Nunga mangoli sude anak ni Gurutateabulan na opat i holan ibotona siampudan i nama na so hot, i ma Siboru Bidinglaut na margoar huhut Nantinjo. Nunga matoras dagingna, nauli do nian rupana, torop do na mandok hata tu ibana alai ndang lomo rohana mida baoa. Tumagon ma so muli iba unang apala anak ni deba paurak iba, ninna rohana, ai sangkar so anak lahi do ibana, ulubalang parompuan.
Ro ma anak Jau sian Sipolha mangaririt ibana tu Sianjurmulamula. Muruk ma ibotona Limbongmulana dohot Sagalaraja ala so olo iboto na i tu anak Jau i, tung dipaksa do asa saut. Maporus ma Siboru Bidinglaut mangalualu tu ibotona siampudan Malauraja, nunga pinda ibotona i tu Simanindo dung mangoli dohot boru ni Balabulan. Dung matorasa na dihiringan manuk dipangido ripena i do asa dialap tungkotna alana disi mangintubu ibana mulak do mandapothon amana Balabulan. Dibuat Malauraja ma ripena songon tungkotna boru Jau. Disi sorang anakna i pintor mate do ripena parjolo i (ditampar lali), gabe boru Jau i nama pagodanggodang anakna i na margoar Taburaja. Tubu ni boru Jau on nama anggo Manikraja, Ambaritaraja dohot Gurningraja.
Mangalualu ma Siboru Bidinglaut tu Malauraja, di dok ma na dimuruhi Limbongmulana dohot Sagalaraja do ibana ala so olo tu anak ni Jau i; hape ala na sumalim do rupa ni baoa i, bolong beut, songon jolma so begu. Ro do muse si doli i mangihuthon Siboru Bidinglaut tu Simaninndo. Diida Malauraja ma, na uli do hape baoa i, tompa mamunjung parsoara mamolim. Dipaingot ma iboto na i asa burju dialusi, ia so i ba dituntun ma lomona.
Ndang tarjua be, ninna roha ni Siboru Bidinglaut, unduk ma hatana. Dijalo ma sinamot satangan baju, sapinggan ri-bar, saguriguri sijonggi, dijujur ma ari parunjukna.
Ro ma anak Jau i dohot sisolhotna mangalap Nantinjo, gabe mangandung ma Nantinjo borngin i, diandunghon ma: Ïale pongki pandakdakan simbora, suak tondi lapung sibaran lapalapa; ia nunga ahu sihampir gabe gambir tandiang gabe toras; tu Limbongmulana dohot Sagalaraja pe sotampil tu Malauraja pe so bolas. Ïale sibaran lapung bagian lapalapaa; ai na bagian ni siboruadi do maniop tanduk i ma tanduk na marjunggaluan, ai naung pandok ni tondingki do so haru anak lahi ahu so haru parompuan.
Dung sae ulaon paradatan, borhat ma pangoli i rap dohot Nantinjo marsolu bolon dompak Sipolha. Di tonga tao i martonggo ma Nantinjo: Ömpung Mulajadinabolon, nunga songon i panompam di siboruadi, papupur ma baritangku di tonga tao on. Tongos ma ampilas manantan halisungsung marpiupiu dohot halibutongan marsobur asa borhat siboruadi manopot namboruna Siboru Saniangnaga.
Ro ma tutu sude napinangidona di ronggona i, marputar ma solu i, harom ma nasida sude masuk tu bagasan tao i gabe solobean sihalibutongan. Mumbang do ulaula tonun ni Nantinjo, gabe dibuat Malauraja ma i jala dibandahon singkat ni Siboru Bidinglaut. Tubu do bulu godang diparbandaanna i, gabe sombaon ma i margoar sombaon Simanindo, i ma panindoan Siboru Bidinglaut ninna Malauraja.
Molo mamolus sian tao na dilambung ni pulo Malau pomparan ni Gurutateabulan sai dijouhon do: “Patio, patio tao i bolusonnami ale namboru Bidinglaut”. Ninna barita, asal ma dijouhon songon i sai tiur do tao i bolusonnasida.
Buhar do Jau i sian Sipolha ala ni i, gabe soluk ma tu si pomparan ni Manikraja, sian i ma muse marserak tu Simalungun dohot Pematang Siantar.
MARGA PASARIBU
Adong do manang piga sian na umposo manungkun panusun bungkuon, sintap ni dia do na masuk tu maraga Pasaribu, ala adong do diida merek ni perusahaan “PASARIBU”, gabe disungkun; “Pasaribu dia do hamu?” Alusna: “Pasaribu Batubara”, na sada: “Pasaribu Harahap”, nasada nari: “Pasaribu Malau”, dohot angka na asing dope. Dipangido nasida ma asa dipamasuk tu torsa on hatoranganna; songon na tarsurat di toru on.
a.Haroroan ni marga di halak Batak
Dung ditua deba boru Sibasoburning dongan saripe ni Guru Tateabulan, disungkun ma goar ni ama ni ripena i, dipaboa ripena i ma goar ni amana “Sibasoburning, gabe dibahen Guru Tateabulan ma marga ni ripena i “boru Sibasoburning, ai matua goar ni amana do gabe marga ni anakkonna (Patriarchat). I ma parmulaan ni marga di halak Batak.
Anggo goar ni Guru Tateabulan ndang pola dimargahon pomparanna, goar ni anakna Sariburaja do na parjolo dimargahon pomparanna gabe marga Pasaribu, i ma humebaheba dohot marga Sumba. Siboru Sanggul Haomasan boru ni Sariburaja na muli tu Tuan Sorbadibanua, boru Pasaribu do margana, laos i do diingot pomparanni Tuan Sorbadibanua sahat tu nuaeng on.
Di tingki Raja Hatorusan II (Tuan Balasahunu) pahompu ni Sariburaja gabe dua marga ma pomparan ni Sariburaja:
1.Pomparan ni siraja Iborboron gabe marga Borbor, jala ala padan ni Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja andorang dihiringan manuk dope Siraja Iborboron ingkon marsada nasida dohot si Raja Borbor maralohon pomparan ni Siraja Ilontungon, gabe dibahen nasida ma Raja Maropat di Sianjurmulamula manjujung “Borbor Marsada”.
2.Pomparan ni Siraja Ilontungon di Banuaraja manjujung marga Lontung.
Hinorhon ni i gabe marga sabungan ma Pasaribu i ma marga parsadaan ni pomparanna. Gabe adong ma tolu marga pahebaheba di pomparan ni Siraja Batak:
1. Marga Borbor Marsada di Sianjurmulamula
2. Marga Lontung di Banuaraja
3. Marga Sumba di Pangururan, ai nunga pinda nasida tu si sian Sianjurmulamula.
Dung bungkas sude pomparan ni Sariburaja sian Sianjurmulamula, gabe masibahen marga na be ma na tinggal i. Pomparan ni Limbongmulana gabe marga Limbong, pomparan ni Sagalaraja gabe marga Sagala jala pomparan ni Malauraja naung pinda tu Simanindo gabe marga Malau.
Ia pomparan ni Siraja Iborboron na bungkas sian Sianjurmulamula mangulahi do muse mambahen marga Sabungan Pasaribu gabe margana. Songon i do nang Ompu Tuan Rajadoli (Datu Taladibabana) na bungkas maringanan tu Dongdong Uluan, Pasaribu do dibahen margana. Tarbukti do i sian:
1. Siboru Hutahot: boru ni Datu Taladibabana na muli tu raja Mangareak, boru Pasaribu do margana, laos i do diingot pomparanna di Uluan sahat tu tingki nuaeng on.
2. Boru ni Matasopiak (anak ni Raja Sipahutar) na muli tu Sitorus Pane na di Sitorus Parsambilan, boru Pasaribu do dibahen margana ai marga Pasaribu do Matasopiak na pamuli boru i, gabe tongtong do martulang Sitorus sahat tu nuaeng on.
3. Sude anak ni Datu Taladibabana mamangke marga Pasaribu, dung pe matorop muse nasida di inganan na imbaru asa gabe goar nasida be dipampe pomparanna gabe margana. Pomparan ni Raja Sipahutar gabe marga Sipahutar, pomparan ni Raja Hatioran (Datu Singa) gabe marga Harahap, pomparan ni Raja Tanjung gabe marga Tanjung, pomparan ni Ramberaja gabe marga Rambe.
Anggo pomparan ni Sariburaja II hot do marga Pasaribu mambuat goar ni Sariburaja I marga Sabungan Pasaribu, tarbukti do i sian:
1. Boru ni Sariburaja II sihahaan Nai Antingmalela na muli tu Sibagotnipohan boru Pasaribu do dibahen margana, laos i do diingot pomparan ni Sibagotnipohan sahat tu saonari.
2. Boru Sariburaja II paduahon, Siboru Pantisabungan na muli tu Babiatnaingol Sinaga tong do boru Pasaribu margana, ido diingot pomparanna sahat tu nuaeng on.
Ia angka anak ni Sariburaja II (Datu Rimbangsoaloon) gabe marga do muse di inganan na imbaru dung mamompar nasida disi:
1. Pomparan ni Raja Matondang gabe marga Matondang,
2. Pomparan ni Raja Saruksuk gabe marga Saruksuk,
3. Pomparan ni Raja Tarihoran gabe marga Tarihoran,
4. Pomparan ni Raja Parapat gabe marga Parapat,
5. Pomparan ni Parubahaji gabe marga Tinedung dohot marga Sitangkar.
Pinompar ni Datu Pompangbalasaribu hot do mamboan marga Pasaribu, alai anggo pomparanna gabe mamangke marga naimbaru nama dung sidung parporangon ni Isangmaima (Datu Pulungantua) dohot Datu Marhandangdalu (Datu Rimbangsaudara), songonon ma partording ni marga nasida:
1. Pomparan ni Isangmaima (Datu Pulungantua) gabe marga Lubis mambuat goar ni anakna Tumonggo Lubis.
2. Pomparan ni Datu Marhandangdalu (Datu Rimbangsaudara) gabe tolu marga mamboanhon goar ni anakna:
a. Pomparan ni Sariburaja III mamboanhon marga Sabungan Pasaribu sian Sariburaja I, marga Sabungan Pasaribu sian Sariburaja II dohot marga Pasaribu sian Sariburaja III.
b. Pomparan ni Raja Dohang gabe marga Datubara mambuat goar na pinampehon ni Datu Marhandangdalu, ala sian bara ibana martabasi, alai muba do i muse gabe Batubara.
c. Pomparan ni Raja Humbil na margoar muse Toga Gurning gabe marga Gurning.
Pangarimpunanna:
I. Sude margamarga i, marga Borbordo parsadaanna (sabunganna), molo dijouhon jambar tu marga Borbor nunga dihangkam i sude margamarga na ditoruon, sian no 1 – 18

II. Na masuk tu marga Sabungan Pasaribu sian pinompar ni Sariburaja I, sude margamarga Borbor na di ginjang i sopadohot Limbong, Sagala dohot Malau. Alai nang marga na tolu on dohot angka anak ni margana tong do masuk marga Pasaribu ala ni parhahamaranggion dohot ala na masuk i nasida tu Borbor Marsada ala ni parpadananna i, tarlobi molo laho nasida tu luat na godang disi marga Pasaribu, asa boi sasiulaon di paradatan las ni roha manang arsak ni roha.
III. Na masuk tu marga Sabungan Pasaribu II sian pinompar ni Sariburaja II; sude pomparan ni Sariburaja II na masuk tu margamarga Borbor (no 1-10) na di ginjang i.
IV. Na masuk tu marga Pasaribu nuaeng; sude pomparan ni Sariburaja III, i ma pomparan ni Siraja Habeahan, Siraja Bondar, Siraja Gorat.
Marhite hatorangan na di ginjang i boi ma taralus sungkunsungkun ni angka sundut naumposo, boi do sahalak mamangke: 1. margana sandiri; 2. Marga Sabungan Pasaribu paduahon; 3. Marga Borbor; 4. Marga Sabungan Psaribu parjolo, marguru tu kondisi dohot situasi di tingki i di luat naniinganananna.
Tiruanna rupani:
1. Boi do marga Batubara na di Sarulla mambahen marga Pasaribu pasadahon dirina tu Pasaribu na disini gabe sisada ulaon paradatan di las ni roha dohot sitaonon manang hamamaju ni usaha, mambuat marga Sabungan Pasaribu.
2. Boi do marga Harahap na di Tarutung mambahen marga di perusahaan mambuat marga Sabungan Pasaribu parjolo laho padengganhon parsaoranna di inganan i.
3. Boi do marga Malau na di Parapat mambahen marga Sabungan Pasaribu marningot parsadaan Borbor Marsada pasanggamhon parsaoranna manang hamamaju ni usahana di inganan i.
4. Boi do marga Harahap na di Sitorang mambahen marga Sabungan Pasaribu padengganhon pardomuanna tu luat i, ala Pasaribu do marga Borbor na umbalga di Toba Holbung.
5. Boi do marga Limbong, Sagala, Malau mambahen marga parsadaanna “Nai Marata”; alai molo adong do marga Borbor dohot disi, ba marga Borbor Marsada do bahenonna marga parsadaannasida, marningot padan i
b. Marga Pasaribu gabe marga na asing

Adong do sian maraga Pasaribu gabe masuk tu marga na asing mangihuthon marga ni halak na nidapotna jala ala dao ingananna i sian luat ni margana hian so adong be pardomuanna gabe masuk nama ibana tu marga na adong di luat i paima adong sada tingki tarsingot ibana tu margana hian. Tiruanna:
1. Pomparan ni Panjimeter na sahat tu Alas gabe masuk do tu margamarga na adong di tano Alas, songon i do nang na sahat tu Gayo gabe masuk do tu margamarga na adong di Gayo.
2. Marga Pasaribu (adong do i sian Raja Habeahan, Raja Bondar, Raja Gorat) na mulak tu bonapasogitna di Pariksabungan gabe masuk tu marga Limbong laho pasadahon dirina tu marga na nidapothonna asa boi sisada ulaon paradatan di las ni roha manang sitaonon. Alai di tingki parpudi on lumobi angka na di pangarantoan nunga mulak muse mambahen margana “Pasaribu Habeahan”.

c. Marga na tamba tu marga Pasaribu
Adong na so marmarga hian na ro maringanan tu luat na niinganan ni Pasaribu gabe dipamasuk do dirina gabe marga Pasaribu asa unang adong bolatbolat di nasamarga di luat i.
Tiruanna:
1. Mangihuthon torsa di Barus, Sultan Ibrahim na ro sian Terusan (Sumatera Barat), di do ibana Pasaribu sian Bangkara pasadahon dirina dohot marga Pasaribu na nidapthonna di Pasaribudolok. Dijalo nasida do ibana gabe marga Pasaribu, gabe Sultan Ibrahin muse ibana di Pasaribu Tobing, pomparanna pe gabe marga pasaribu do. I ma na nidokna marga tamba tu marga Pasaribu.
2. Molo adong marga Pasaribu na mambahen anak angkatna na so marmarga hian, tangkas ma marboaboa tu raja (diadathon), gabe marga Pasaribu do i.
3. Molo adong parumaen ni Pasaribu na so marmarga, buatonna ma marga ni simatuana manang ompung boru, boi do nang sundut tu ginjang ni i alai ingkon adathononna di bagasan adat Dalihan na tolu, dohot ma hulahula nampuna marga i songon suhut parboru.
Boasa pola pampeon marga ni parumaen na so marmarga? Anggo mangihuthon adat ni hala Batak ndang boi dohonon goar sidanak, manang goarna i ala ni bao, parumaen, anggi boru ai subang do i. Songon i do nang goarni haha doli, simatua ni angka ina, margana do na boi jouonna. Ala ni i ma ingkon pampeon marga ni parumaen na so marmarga. Angkup ni i, asa adong pangamai manjalo adat dohot mangalehon adat molo adong siulaon manang horja.
Hela na so marmarga pe, pampeonna do songon marga ni sahalak amangboru ni nabinuatna na suman tu roha ni keluarga i, boi do adat ni i laos di tingki parunjuhonnasida. Ndang boi dohonon goar ni hela, subang do i.
MARSUMBANG (MANOMPAS BONGBONG)
Mangihuthon na somal di margamarga dohot anak ni marga di pomparan ni Siraja Ilontungon dohot di pomparan ni Siraja Isumbaon, ala na adong do naung manompas bongbong (marsumbang) sian anakna dohot boruna umbahen na tamba marga na imbaru ala naung masihoruan nasida. Ompu parginjang ni paranak ma gabe marga ni anak jala ompu parginjang ni boru ma gabe marga ni boru.
Anggo na somal, sai anak ni ompu ni marga i do parjolo manompas bongbong, jala goar ni anak na ma muse gabe marga naimbaru. Rupani: Marga Siopatpusoran do marga ni pomparan ni Guru Mangaloksa Hasibuan, alai tardege pinggol ni dalan ma Ompu Lompo pomparan ni Sirajanabarat dohot boru ni pomparan ni Sirajahutatoruan, gabe ditolopi Raja Siopatpusoran ma tompas bongbong di nasida, tubu ma marga na imbaru mangihuthon goar ni anak ni Guru Mangaloksa i ma marga Hutabarat, Panggabean, Hutagalung dohot Hutatoruan.
Alai sai adong do na marbahir, isara marga Silahisabungan. Silalahi tu marga Tambunan ndang boi marhula marboru, hape Tambunan sandiri nunga masiboruan sama nasida (Tambunan Batuara, Tambunan Lumbangaol, Tambunan Lumbanpea). Na deba marga, na marningot padan ni ompunasida be do umbahen na so boi masialapan boru.
Godang panghorhon ni marsumbang (manompas bongbong). Mangihuthon adat Dalihan na tolu, di hundulan ni hasuhuton do sude na sa marga, alai molo dung masa na manompas bongbong, gabe pomparan ni ompu ni paranak ma na gabe hasuhuton, jala pomparan ni ompu ni parboru ma gabe hulahula molo di jabu ni paranak ulaon. Alai molo di huta ni parboru do siulaon, gabe parboru i ma na gabe hasuhuton jala paranak i ma gabe pamoruonnsida. Jadi di bagasan na samarga hian nunga gabe mardalan partuturan Dalihan na tolu.
Molo so dibagasan adat na manompas bongbong i, godang do mara dihorhon, songon tudostudos pinatorang di toru on:
1. Tuan Sariburaja na marsumbang dohot ibotona Siboru Pareme (pinaporhas), naeng do bunuon ni anggina Limbongmulana, Sagalaraja dohot Malauraja, Siboru Pareme pe dibuang do tu tombak na limuton di Batumartindi na di dolok Sabulan.
2. Siajidonda Hatahutan na marroharoha dohot ibotona pinaporhas Siboru Tapinauasan di na laho nsida tu tombak, gabe lohot do tu hau piupiu tanggule songon i dohot datu, sibaso, guru d.n.a na naeng paluahon nian, i do na ginombarhon ni Tunggal Panaluan.
3. Mangihuthon torsa, adong do na mariboto marroharoha di topi ni sunge Sitalaktak di holangholang ni tambunan Batuara dohot Matio, gabe batu do nasida di topi ni sunge i.
4. Di na tardege ni pinggol ni dalan Ompu Lompo pomparan ni Sirajanabarat dohot boru sian pomparan ni Siraja Hutatoruan, gabe mate do ompu Lompo dipusa si Bindoran iboto ni boruboru i sandiri.
Sada ulaon na borat do na manompas bongbong i, alai sai na masa do i molo dung lam sopar tu toropna na samarga i lumobi molo hurang marga pangalapan boru/pangolian ni anak di luat i.
Anggo margamarga na masuk tu marga Sabungan Pasaribu, manang Borbor Marsada, ndang ala na adong na marsumbang umbahen na tamba marga na imbaru. Tamba pe angka marga ala naung torop do pomparan ni sada ompu di ingananna na imbaru, boi marsaulaon adat jongjong sandiri sopola be dohot marga sabunganna.
Sahat tu saonari, ndang adong dope na resmi diadathon anak mangoli dohot boru muli di marga Borbor Marsada di Tapanuli Utara. Disura roha nian hinorhon ni balga ni uhum na tu Sariburaja dohot tu Siboru Pareme i do na manghorhon gabe jorajoranon angka naumposo dibahen.
Asing do pangalahona anggo di Angkola dohot Mandailing, ai nunga masialapan boru disi Pasaribu tu Batubara, Lubis tu Harahap, d.n.a. Disura roha, ala na hurang do disi marga na jonok tu ingananna pangalapan boru dohot pangolion ni anak nasida, jala margamarga Borbor do na torop jala pajonokjonok di inganan i.
Sada hatinggalan do di margamarga Borbor martimbanghon margamarga Lontung dohot margamarga Sumba ala na so resmi dope marga Borbor manompas bongbong.
Dua mansam do parjadi ni manompas bongbong:
a. Molo halak na raja, na mora, na tar dok goar na naeng manompas bongbong, dipapungu ma angka rajaraja ni marga i, dipantom horbo laho paboahon sangkap na i. Dung ditolopi rajaraja i panompason bongbong i, dibahen ma pesta na balga, dijou ma rajaraja ni marga na satingkat dohot marga na i dohot sude panungganei na margana i marompuompu asa sude umbotosa dohot manggabei nasida na manompas bongbong i. Olat ni i rasmi ma boi nasida marhula marboru. Anggo parunjuhon ni na mangihut songon unjuk na somal nama.
b. Molo halak na metmet jala parhurangan do na marsumbang i, diluahon ma jumolo boru i tu luat na humolang manang tu inganan parkarejoanna di pangarantoan. Dung gabe, i pe asa ditahihon mambahen adatna di hutana. Somalna ndang pola maol be i ditolopi angka raja ala naung gabe nasida. Dipabalga ma pestana, dijou ma utusan ni margamarga na jonok tu luat ni paranak dohot parboru, dirasmihon ma panompason bongbong i. Olat ni i nunga boi marhula marboru nasida. Ala molo so gabe do nasida, somalna ndang diadathon be i, mabiar ma angka na umposo mangihuthon songon i dipudi.
Holan i tutu, molo naeng manompas bongbong naeng ma dimulai sian parsirangan ni ompu parginjang asa unur muse partamba ni anak ni marga i.
Molo niida naung marserak do tu desa na ualu pomparan ni Siraja Iborboron nunga mansai torop jala daodao be ingananna, dihilala roha tung na maol ma mangulahon cara na parjolo na manompas bongbong na pinatorang di ginjang.
Na boi jala na umbulus ulahonon ni hatoropan, songon na tinaringotan di nomor dua i nama molo tung adong na manompas bongbong. Dung i molo tung adong na tar sor sian angka na umposo anak dohot boru ni margamarga Borbor, unang magodanghu be nian pangambati, alai adong ma usaha ni angka raja adat laho paturehon asa boi saut panompason bongbong i mardalan denggan, so pola mansalai adat ni ompunta. Molo dung denggan sahali mardalan perasmianna ba nunga boi muse mangihut angka naumposo.
Molo tung adong nuaeng angka ianakhonta na tar sor tardege pinggol ni dalan hape nunga gabe nasida, marusaha ma parnak dohot parboru i mambahen perasmian ni panompason bongbong ni anakhonna i asa marhite sian i muse gabe rasmi boi marhula marboru margamarga di Siraja Borbor.
Alai, ba hata ni panurat on do i, ba tumangkas ma dipingkiri angka dongan dia ma na dumenggan siulahononta. Sihingkitsinalenggam, ba tapillit ma dia na dumenggan.
Horas…Horas….Horas!!


















SEKILAS TENTANG SILALAHI RAJA
Dalam turasi dan tarombo Raja Silahisabungan dan merupakan berita turun-menurun bahwa cucu Raja Silahisabungan bernama Sibursokraja dari Silalahi Nabolak pergi ke Pengururan Samosir, keturunannyalah marga Silalahi yang tinggal di sana.
Pada Musyawarah besar warga Silahisabungan tahun 1967 di Silalahi muncul yang berasal dari Tolping dan Pangururan tanpa mendalami social kultur dan territorial marga Silalahi.
Dalam pernyataan mereka, Silahi Raja lahir di Pangururan dan anaknya tiga orang, yaitu :
1. Siraja Tolping, keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Tolping Ambarita.
2. Sibursokraja, keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Pangururan.
3. Siraja Bunga–bunga atau Siraja Parmahan, Keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Balige.

Karena pernyataan di atas tidak relevan dengan turasi Raja Silahisabungan dari Silalahi Nabolak maka perlu pelurusan sejarah dengan tidak menyalahkan siapa–siapa. Untuk mencari solusi yang terbaik di bawah ini dijelaskan hasil penelitian tentang :
1. Keadaan bius Tolping di Ambarita Samosir.
2. Kedudukan marga Silalahi di Bius pengururan
3. Pengertian Dolok Parmasan di pulau Samosir
4. Sejarah pembangunan tambak (makam) di Dolok Parmasan.
Bius tolping yang terdapat di negeri Ambarita adalah campuran berbagai marga, di antaranya :
1. Raja Bona ni Ari, dipangku marga Sihaloho
2. Raja Pande Nabolon, dipangku marga Silalahi
3. Raja Panuturi, dipangku marga Silalahi
4. Raja Panullang, dipangku marga Sigiro
5. Raja Bulangan, dipangku Marga Sidabutar (Nai Ambaton)
6. Raja Pangkombari, dipangku marga Siallagan
Kampung (huta di bius Tolping masih minim dibandingkan dengan Bius lain di pulau Samosir. Kampung yang terdapat di Tolping adalah:
1. Lumban Sihaloho
2. Lumban Sigiro
3. Lumban Parnomangan
4. Lumban Sidabutar
5. Lumban Silalahi
6. Lumban Dolok
7. Lumban Barat
8. Lumban Rihit
9. Lumban Siallagan
10. Lumban Siadang Aek
11. Lumban Parhorasan
12. Lumban Sinaborno
13. Lumban Tonga–tonga
14. Lumban Tinggi
15. Huta Tolping-tolping
16. Huta Siarsam Sada
17. Huta Siarsam Dua
18. Huta Siarsam Tolu
19. Lumban Batu
20. Sosor Galung
Tingkat kekerabatan bedasarkan mitos masih rendah, hanya terdapat tingkat Pangulu Balang dan Homban.
1. KEDUDUKAN MARGA SILALAHI DI BIUS PANGURURAN
Kedudukan marga Silalahi di Bius Pangururan masih rendah, karena termasuk marga pendatang. Marga Tanah (Partano Golat) di Pangururan yang disebut Sitolu Hae Horbo adalah :
1. Marga Naibaho
2. Marga Sitanggang
3. Marga Simbolon
Dari marga tanah ini terbentuk Raja partali dari cabang tiap – tiap marga atau marga pendatang yang masuk marga tanah, misalnya :
1. Dari marga Naibaho, dibentuk Raja Partali Naibaho Siahaan, Hutaparik, Sitangkaraen, Sidauruk, dan Siagian.
2. Dari Marga Sitanggang, dibentuk Raja Partali Sitanggang, Sigalingging, Malau, dan Sinurat.
3. Dari Marga simbolon, dibentuk Raja Partali Simbolon, Tamba, Nadeak, dan Silalahi.
Hubungan kekerabatan marga Silalahi dengan marga Sibolon masih rendah tingkatnya karena marga Silalahi adalah Boru Natua – tua dari Siboluntuan saja, tidak semua marga Simbolon margelleng (marboru) kepada marga Silalahi di Pangururan.
3. PENGERTIAN DOLOK PARNASAN DI PULAU SAMOSIR
Di pulau Samosir pada umumnya setiap bius memiliki dolok Parmasan. Dolok Parmasan disebut juga tano Parholian tempat pemakaman kembali tulang belulang nenek moyang sesuatu marga yang ada di bius itu.
Di dolok Parmasan pangururan terdapat kurang lebih 30 (tiga puluh) makam (tambak), salah satunya makam (tambak) nenek moyang marga Silalahi yang ada di Bius Pangururan.
4. SEJARAH PEMBANGUNAN TAMBAK (MAKAM) DI DOLOK PARMASAN
Seiring dengan pembangunan Tugu Makam Raja Silahisabungan di Silalahi Nabolak, oknum-oknum marga Silalahi yang meninggalkan Musyawarah Besar II tahun 1968, membentuk Panitia pembangunan tambak Raja Silahisabungan yang disebutkan terdapat di dolok Parmasan Pangururan. Sehingga marga–marga di Bius Pangururan tidak mengetahui dan tidak mencampuri pembangunan dan pesta tambak (makam) yang dilakukan di Lumban Silalahi Pangururan tanggal 17 – 19 Juni 1979.
Dengan memperhatikan penjelasan diatas dan berdasarkan social kultur dan territorial tanah Silalahi sebagai asal – usul dari marga Silalahi adalah Silalahi Nabolak. Tidak kurang baiknya ( ndang hurang hasangapon.) kalau diluruskan sejarahnya marga Silalahi yang tinggal di Tolping dan Pangururan sebagai yang terdapat dalam Turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan sebelum tahun 1930, yaitu :
1. Siraja Tolping adalah keturunan Toguraja Sihaloho atau keturunan Partada anak Debangraja (Ompu Sinabang).
2. Sibursokraja adalah anak Debangraja (Sinabang) dari Silalahi Nabolak yang memilih namanya Ompu Sinabang dan kemudian bernama Ompu Lahisabungan, yang dimakamkan di Pangururan.
3. Sedang Siraja Bunga– bunga atau Siraja Parmahan sejak timbulnya pernyataan Silahiraja tidak pernah mengakuinya dan mereka adalah keturunan Sondiraja dari Silalahi Nabolak
Perlu ditambahkan bahwa menurut kebiasaan atau adapt di Pulau Samosir semua marga Silalahi yang tinggal selalu mengakui “ pohon–pohonan na Nauli Basa “ di Silalahi Nabolak. Hal ini membuktikan bahwa semua marga Silalahi yang tinggal di Pangururan atau Tolping juga berasal dari Silalahi Nabolak.
Dalam penyelesaian masalah tidak tidak perlu dibahas perbedaan pendapat, biar bagaimanapun “adong siraja dok, adong do siraja alus“ yang dapat menimbulkan emosi yang tidak ada gunanya.
Yang perlu pikirkan adalah anak cucu kita dikemudian hari, sangat ironis nanti dia memakai marga Silalahi tetapi rasa sungkan mengatakan asal–usulnya dari Silalahi.
Apa lagi dimasa pembangunan yang akan datang tanah leluhur kita Silalahi Nabolak sebagai milik kita bersama dan merupakan kebanggan semua marga Silalahi perlu ditanamkan rasa persatuan dan kesatuan dan rasa bangga, itulah keagungan nenek moyangku Raja Silahisabungan.
Dengan berpedoman kepada Umpasa ni ompunta na parjolo :
pauk –pauk hudali, pago –pago terugi,
Na sala unang didatdati, na hurang tapauli
Walaupun demikian pelurusan sejarah ini tidak menjadi mutlak, terpulang kepada oknum atau kelompok masing – masing apakah dapat menerima atau tidak.






SILAHISABUNGAN

RAJA BESAR DENGAN TIGA KEPAL TANAH !

Ketika meninggalkan kampung halamannya, Lumban Gorat yang sekarang Balige, karena kecewa dan terhina atas perlakuan kakak sulungnya Sibagot ni Pohan, Silahisabungan yang anak ketiga dari Ompu Raja Tuan Sorba nibanua dan Ompu boru Pasaribu, hanya berbekal tiga kepal tanah dan sepoting (sejenis kendi) air yang diambil dari mata air si Guti. Dengan bekal itulah kemudian tanah wilayahnya membengkak, menjadi beribu hektar, yang sekarang dikenal sebagai kampung Silalahi Nabolak (tanah Silalahi yang luas). Sungguh suatu perjalanan ritual panjang.

LUMBAN GORAT menjelang akhir abad XV . Nagari (kampung) yang sedang dilanda musibah. Kemarau Panjang membuat kehidupan bagaikan mati. Segala kegiatan pertanian terhenti, begitu juga dengan nelayan, sering harus pulang tanpa membawa hasil. Bukan hanya rakyat yang masgul, melainkan juga Raja Sibagot ni Pohan, yang naik tahta menggantikan ayahnya, Ompu Raja Tuan Sorbanibanua. Siapa yang tidak galau melihat keadaan yang dari hari ke hari semakin memprihatinkan?. Sementara segala sesuatu upaya untuk menanggulangi keadaan yang tidak menyenangkan itu, sia-sia belaka.

Setiap kali mengelilingi nagari, masuk dari satu wilayah ke wilayah lain, yang tampak oleh Raja Sibagot ni Pohan hanya derita berkepanjangan, wajah-wajah muram dengan mata cekung kuyu, pohon-pohon yang kehilangan kesuburan, dan tanah merekah meranggas. Tak tahu harus berbuat apa lagi, Sibagot ni Pohan hanya dapat berkeluh kesah kepada saudara-saudaranya.

"Apakah musibah ini akan terus mengisi hari-hari nagari kita?" begitu selalu dia berkata, entah kepada Sipaet Tua, Silahisabungan, Si Raja Oloan, dan Si Raja Hutalima, keempat adiknya. Pertanyaan yang tak mendapat jawab. Bila ucapan itu terlontar, kelimanya hanya bisa berdiam diri, merenun tanpa beroleh jalan keluarnya. Sia-sia Si Bagot ni Pohan menanyakan hal itu secara bergantian kepada keempat adiknya, sebab selama itu dia tak juga memperoleh jawaban yang menyenangkan selain gelengan kepala atau tatap mata yang hampa.

"Usulku hanya satu, kita harus mengupayakan penanggulangan keadaan ini." Kata Sipaet Tua, suatu ketika. "Itu kupikirkan sejak musibah itu melanda nagari ini. Tetapi apa yang harus kita perbuat?". Sipaet Tua menunduk. Silahisabungan mengusulkan untuk meminta nasihat dari petunjuk kepada datu (orang pandai). Tetapi sudah hampir semua orang pandai menyatakan ketidaktauannya. Apakah masih ada datu yang bisa dijadikan tempat bertanya, tanya Sibagot ni Pohan kepada Silahisabungan. Tak ada jawaban, tetapi bukan berarti tidak ada lagi datu yang dapat memberikan penjelasan. Datu itu muncul bagai angin, tak diketahui dari mana asalnya dan siapa namanya. Datu itu menghadap Raja Sibagot ni Pohan pada suatu malam, dan menganjurkan untuk mengadakan gondang sebagai doa kehadirat Yang Maha Pencipta (Mulajadi na Bolon). "Apakah itu akan mengubah keadaan ini?" tanya si Bagot ni Pohan. "Debata (Tuhan) akan berkenan bila kita meminta dengan tulus dan iklas," jawab datu itu.

Sibagot ni Pohan segera memerintahkan ketiga adiknya untuk pergi mencari semua kebutuhan untuk kelengkapan gondang itu. Upacara yang harus dilangsungkan besar-besaran itu, seperti yang diisyaratkan si Datu, memerlukan berbagai jenis hewan persembahan serta berbagai jenis tumbuhan. Maka berangkatlah Sipaet Tua, Silahisabungan dan Si Raja Oloan. Tujuannya adalah hutan Leok (sekarang kampung Tambunan di Balige). Pekerjaan yang tak mungkin diselesaikan sehari dua , namun tidaklah membuat ketiga adik Sibagot ni Pohan sedih atau kesal. Malah sebaliknya, mereka bekerja penuh semangat, apalagi itu untuk kepentingan orang banyak, untuk keselamatan dan kelangsungan hidup seluruh warga Lumban Gorat.

Melewati perjalanan panjang, akhirnya mereka memperoleh semua yang diperlukan untuk upacara adat itu. Dengan hati lapang, dan seluruh kepenatan serasa lenyap, mereka kembali ke Lumban Gorat. Tetapi apa lacur? Mereka tak melihat tanda-tanda akan dilaksanakan pesta adat di nagarinya. Yang tampak justru bekas-bekas pesta yang telah usai. Misalnya mereka melihat sampah berserakan, juga darah mengering di tanah, atau tulang-tulang nhewan yang masih baru. Apa sebenarnya yang sudah terjadi, pikir ketiga orang itu. Dengan kepala disesaki berbagai pertanyaan, mereka menghadap kepada Sibagot ni Pohan. Dan betapa kecewanya mereka mengetahui bahwa pesta telah usai. Bukan hanya itu, mereka juga sedih, marah, dan merasa terhina atas perlakuan Sibagot ni Pohan.

Perdebatan tak bisa dielakkan. Sibagot ni Pohan mencoba membujuk, bahwa apa yang sudah dikerjakan ketiga adiknya bukanlah sesuatu yang sia-sia, melainkan bisa digunakan jika kelak nagari mereka dilanda musibah kembali. Hal itu dibantah oleh Silahisabungan. Katanya, adalah pantang kita mendoakan nagari ini dilanda musibah untuk kedua kalinya. Hal sama juga diucapkan Sipaet Tua dan Siraja Oloan. Puncak dari ketegan itu adalah keputusan yang diambil oleh ketiga adik Sibagot ni Pohan, bahwa mereka akan meninggalkan Lumban Gorat, seperti yang duiucapkan Silahisabungan dengan nada marah. "Ia ho rajanami, ba tung mateus jala na alam tu hami. Ho do mansuru hami mangalap na porlu tu ulaonmi asa ontang sude songon nidok ni Datu, hape gondang nunga sae jala tu ulaon sahali nari ma nimmu ulaonta," ungkap Silahisabungan, seperti pengertian di atas. Kemudian dilanjutkan, "Palias ma hatam, datung tonggoon asa ro muse logo ni ari, asa gabe rahar naniula, ba tung sitongka do i rajanami. Ra asa onpe, mateus do ho jala na alamtu hami...."yang diakhiri dengan kata perpisahan yang cukup dramatis,"...olat nion dang be marsipaidaan dohot ho, nunga songon i pambahenonmu tu hami angka anggimon... borhatma hami tumadingkon hutaon tu nadao, jala tung soboi be hami idaonmu, gari timus ni apim pe dang dang jadi idaon nami. Gari pisang nami molo marsantung dompak hutaon ingkon tampulan nami." (Mulai sekarang kita tidak akan saling melihat, asap apimu dan asap apimu kami tidak boleh saling kelihatan. Dan kalau ada pohon pisang yang berjantung yang menghadap ke nagari ini, akan kami potong!).

Kata perpisahan sudah dilontarkan, maka pantang bersurut langkah. Sibagot ni Pohan tak mampu berkata-kata, juga para penatua nagari, semuanya tertunduk mendengar kata perpisahan itu. Ompu Raja Tuan Sorbanibanua serta ompu boru Pasaribu masgul hatinya. Hanya kerut di kening dan air mata berlinang yang menampakkan mereka merasa kehilangan atas ketiga anaknya. Ya, hanya itu yang dapat diperbuat oleh kedua orangtua itu. Tak guna lagi berkata-kata, sebab perpisahan tak mungkin terelakkan hanya dengan suara, meskipun itu suara hati yang paling dalam.

Berangkatlah ketiga orang itu, meninggalkan pertemuan yang berakhir getir, meninggalkan nagari yang menyimpan berjuta cerita indah sejak mereka masih kecil. Tanpa bekal apa-apa, selain pakaian yang menempel di badan (sayang tak didapat data tentang jenis pakaian masa itu, juga tahun persis peristiwa itu, meskipun segala upaya sudah dilakukan). Ya, hanya berbekal baju yang menempel di badan itulah, ketiganya sepakat memulai pengelanaan yang, mungkin, sangat panjang dan penuh tantangan. Toh tak tampak gurat sedih atau sesal di wajah mereka. Semangat yang membara di dada, juga rasa kecewa yang begitu dalam kepada Sibagot ni Pohan, membuat ketiganya melangkah tegar, sementara ratusan, bahkan ribuan pasang mata, mulai dari orangtua, hingga anak-anak, memperhatikan dengan berbagai perasaan berkecamuk di hati.

Di gerbang nagari, sebelum melanjutkan perjalan, tiga saudara anak ompu Raja Tuan Sorbanibanua, itu berikrar akan selalu bersama dalam susah maupun senang. Bila salah seorang mengadakan upacara adat, maka harus dirembukkan dulu, dan masing-masing akan selalu membuka pintu untuk saling berkunjung. Melengkapi ikrar itu, ketiganya membekali diri dengan tiga kepal tanah. Lalu pergi ke mata air Si Guti, untuk mengambil air secukupnya dan di simpan di dalam poting. "Inilah tanah kita, inilah air kita." Kata Silahisabungan kepada kedua saudaranya. "Biarlah ini menjadi tanah dan air kita di nagari yang bakal kita tempati."

Kedua saudaranya mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan. Sipaet Tua memilih untuk meneruskan pengembaraannya ke timur (yang kelak menjadi raja dan beranak pinak di sana), sementara Silahisabungan dan Siraja Oloan meneruskan perjalanannya ke arah barat. Di Bakkara, yang letaknya di bagian barat Danau Toba, Siraja Oloan menyudahi pengembaraan (yang kelak menjadi raja dari seluruh keturunannya). Silahisabungan tak ikut menetap di Bakkara, dia masih melanjutkankan perjalanannya ke Utara Bakkara. Melewati Hasinggaan Dolok Sibira, masuk ke hutan Hole, terus ke Pagagan, tibalah dia di Dolok Lahi dan terus turun melintasi bukit-bukit terjal dan berhenti di sebidang tanah yang sangat luas di bagian Utara Danau Toba (yang kelak menjadi raja serta beranak pinak) yang kemudian dikenal sebagai kampung Silalahi Nabolak !

Ketiganya memang terpisah tempat yang sangat berjauhan , namun ikatan tak pernah putus. Hal itu dibuktikan ketika masing-masing mengadakan pesta adat, mereka selalu saling memberitahukan, kecuali pada Sibagot ni Pohan. Hanya, berbeda dengan kedua saudaranya, Silahisabungan yang mengucap kata perpisahan dengan Sibagot ni Pohan , lebih terikat oleh sumpahnya. Maka ketika memilih tinggal di kampung Silalahi Nabolak, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meyakinkan diri bahwa dia tidak akan bisa melihat asap api dari Lumban Gorat.

Setelah yakin kalau tidak terlihat lagi asap api dari Lumban Gorat, Silahisabungan memastikan tempat itu sebagai wilayah tinggalnya. Seorang diri dia membangun kampung itu. Digarapnya tanah yang begitu luas, dan kadang pergi ke laut, mencari ikan. Begitulah kerjanya setiap harinya. Tak jarang dia hanya duduk di rumahnya sambil menggerak-gerakkan tangan, sementara di luar rumah segala pekerjaan terselesaikan. Bukan karena dia memelihara siluman atau sejenisnya melainkan berkat kesaktian yang dimilikinya, yang diperolehnya ketika berada di hutan Hole. Kesaktian yang datang dengan sendirinya, dan menyatu kedalam tubuh Silahisabungan.

Ketika itu , setelah penat berjalan berhari-hari lamanya, Silahisabungan beristirahat di bawah sebuah pohon besar dan rimbun. Angin yang bertiup semilir membuatnya terlelap. Entah berapa lama dia terlelap, suara gaib membangunkannya. Saking kagetnya Silahisabungan melompat, menoleh ke setiap penjuru hutan, berwaspada menghadapi bahaya yang mengancam. Perkiraannya keliru. Suara gaib itu, yang entah dari mana munculnya, menyuruhnya menoleh ke arah kanan. "Ambillah gelang itu. Itulah Tumbaga Holing , di situ lengkap tertulis tentang ilmu hadatuon dan pertahanan ."

Seperti ada kekuatan aneh yang menguasai dirinya, dia menoleh ke kanan dan melihat sebentuk cincin tergeletak di atas batu besar berwarna kuning berkilauan. Diambilnya gelang itu dan dimasukkannya ke lengannya. Pada kedua bagian (luar dan dalam) gelang itu tertera kata demi kata tentang ilmu hadatuon dan pertahan, seperti yang dikatakan oleh suara gaib tadi. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kampung Silalahi Na bolak, dipelajarinya ilmu hadatuon dan pertahanan itu, yang membuatnya semakin matang dalam berbagai hal, baik dalam berbicara terlebih tentang kesaktian (dan kelak dikenal sebagai Raja yang berilmu tinggi, yang telah teruji lewat beberapa pertarungan dengan orang-orang sakti dari berbagai nagari di Sumatera Utara).

Cukup lama mempelajari ilmu kesaktian yang terpahat pada gelang itu, Silahisabungan melanjutkan perjalanan. Segala kesulitan diatasinya dengan mudah. Rasa haus dan lapar tak lagi mengganggu. Hanya dengan semedi, dia mampu memulihkan kondisi tubuhnya. Begitu seterusnya sebelum sampai di Bukit Lahi, bukit terakhir sebelum dia tiba di tanah Silalahi Nabolak. Di bawah bukit itu ada aliran sungai yang jernih. Terpesona melihat kejernihan air tiu, Silahisabungan mandi di situ. Merasa tenteram berendam di sungai itu, serta merta dia berkata,"Taokku ma on... taokku ma on... taokku ma on.." kemudian dinamakanlah sungai itu sebagai Tao Silalahi (Sungai Silalahi).

Di dekat sungai itu ada batu besar, yang kemudian menjadi tempat bertapa Silahisabungan, untuk terus memperdalam ilmu kesaktiannya. Begitu terus dari hari ke hari. Meski hidup seorang diri, dia sama sekali tidak merasa kesepian. Dia akrab dengan semua jenis hewan di kampung itu (malah konon, dia mampu berdialog dengan semua jenis hewan).
Tak seorang pun, apalagi Raja dari berbagai nagari, yang tahu bahwa Silahisabungan menempati tanah Silalahi Nabolak. Sehingga kampung itu dikenal sebagai tanah tak bertuan, dan tidak sedikit Raja yang mengklaim tanah itu sebagai bagian dari wilayah kekuasaannya. Salah seorangnya adalah Raja Parultop dari kerajaan Balla di Pakpak (Sekarang Dairi).

Pertemuan Silahisabungan dengan Raja Parultop karena seekor lali (elang). Raja dari Pakpak itu memang hobi berburu unggas. Suatu hari, bersama pengawalnya, Raja Parultop berburu di sekitar Hutan Hole. Melihat seekor elang bertengger di sebuah dahan, Raja Pakpak itu segera mengambil alat sumpitnya (pangultop), dan kemudian menyumpit elang itu. Kena! Tetapi elang itu tidak jatuh di tanah, melainkan terbang liar. Kecewa, juga penasaran karena buruannya lepas, Raja Parultop mengikuti ke mana elang itu terbang. Sebelum akhirnya tiba di kampung Silalahi Nabolak, karena elang itu singgah di atap rumah silahisabungan.

Raja Parultop kaget, bukan karena elang itu terbang menjauh, melainkan karena melihat ada rumah di tanah yang dianggapnya, tak bertuan. Siapa orang yang nekad menghuni tanah kekuasaanku, Pikirnya di hati. Beranglah dia. Dengan gerakan kepalanya, juga dengan sorot mata berbinar, diperintahkannya pengawal-pengawalnya untuk menyelidiki rumah itu, juga penghuninya.

Belum lagi pengawal-pengawal itu bergerak, Silahisabungan sudah muncul di ambang pintu tanpa diketahui bagaimanana dia muncul, sebab tak ada tanda-tanda orang membuka pintu, atau gerakan daun pintu. Raja Pakpak kaget, juga para pengawalnya. Silahisabungan tak menghiraukan keheranan tamunya. Dia malah menyapa dengan santun, juga mengatakan dengan tepat maksud kedatangan tamunya itu.

Tanpa menoleh ke atap rumahnya, diangkatnya tangan kanannya dan direntangkan telapaknya. Dengan panggilan lembut, yang kalimatnya tidak diketahui oleh Raja Pakpak dan para pengawalnya, elang yang bertengger di atap rumahnya terbang dan hinggap di telapak tangannya. Heranlah semua tamu tak diundang itu. Sekali lagi Silahisabungan tidak menghiraukan hal itu. Disodorkannya burung elang itu kepada Raja Parultop. "Ambillah. Bukankah elang ini ingin kau miliki?" tanya Silahisabungan dengan nada ramah.

Raja Parultop tidak bergerak. Bukannya senang karena elang yang sejak tadi dikejar kini sudah berada dihadapannya, dia justru gusar diperlakukan seperti itu oleh Silahisabungan. Lancang benar orang ini terhadap Raja Pakpak, pikirnya geram. "Kau tahu sedang berhadapan dengan siapa?" tanya Raja Parultop dengan nada gusar. Silahisabungan tersenyum ramah seraya menganggukkan kepala. Tanpa diminta dia menguraikan identitas Raja Parultop, tepat dan benar. Bukan hanya garis besarnya saja, melainkan secara rinci. Dan itu makin membuat Raja Pakpak murka. Maka meluncurlah maklumatnya, menyuruh Silahisabungan segera meninggalkan kampung Silalahi Nabolak. Karena tanah itu adalah wilayah kerajaannya. Dalam keadaan emosi jelas dia tak dapat bertutur dengan lembut, apalagi bersahabat. Maka nama dan segala macam tetek benget tak ditanyakannya.

"Wahai Raja Pakpak, mengapa pula kau katakan tanah ini tanahmu," ucap Silahisabungan dengan nada tetap santun. Kemudian ditunjuknya tanah yang didudukinya (persis seperti yang terlihat pada diorama tugu Silahisabungan). "Tanah ini adalah tanah yang kubawa dari nagariku. Juga air yang kuminum, adalah air yang kubawa dari tanah kelahiranku. Tak baik berkata begitu, wahai Raja....." Silahisabungan tidak salah. Tanah dan air yang ada padanya memang bekal yang dibawanya dari Lumban Gorat. Bukan hanya itu, Silahisabungan juga mengingatkan bahwa daerah kekuasaan Raja Parultop ada di Pakpak, dan tidak sampai di kampung Silalahi Na bolak.



Tak tahu harus berdalih apa lagi, Raja Parultop terdiam, memandang takjub ke arah Silahisabungan. Dan dia baru sadar sesungguhnya wajah Silahisabungan memancarkan cahaya. Kagetlah dia. Berbagai dugaan merasuki jiwanya. Dan semakin membuatnya malu begitu mengingat semua ucapan Silahisabungan yang teratur dan berirama. Manusiakah dia, atau.... Raja Parultop tak mampu meneruskan dugaannya. Pesona yang dipancarkan oleh Silahisabungan telah membuat kegusaran di dadanya mereda. Terlebih saat Silahisabungan memanjatkan doa kepada Tuhan dengan kata-kata yang indah dan menakjubkan. Luluh sudah kemarahan Raja Parultop. Betapa tidak? Kalimat demi kalimat yang diucapkan Silahisabungan sama sekali belum pernah didengar selama hayatnya. Kalau bukan Orang pintar, pastilah dia utusan Jahowa (Tuhan), pikir Raja Parultop.

Itu sebabnya dia segera menyapa dengan ramah dan hormat. Silahisabungan bangkit, dan membalas dengan ramah pula. Katanya kemudian, "Jala molo sinuan bulu, ima sibaen nalas. Molo sinuan partuturon, ima tutu sibaen na horas." (Bila ditanam bulu, akan memberikan kehangatan. Bila menanam persaudaraan, akan memberikan keselamatan.). Mereka segera martutur (bersilsilah) untuk mengetahui hubungan kekerabatan (cara yang tetap aktual hingga kini bagi orang batak, sehingga bisa mengetahui jelas posisi dan status dalam berbagai hal). Maka jelaslah sudah hubungan kekerabatan mereka yang kiranya cukup dekat. Raja yang bermarga Batang Hari (Padang Mataniari), sedang Silahisabungan lahir dari rahim ibu yang bermarga Pasaribu, marga yang masih bermuara pada Batang Hari.

Karena tertarik pada kesantunan, juga kecerdasan dan kesaktian Silahisabungan, Raja Parultop menawarkan agar Silahisabungan mau menyunting putrinya. Karena Tulang yang menawari, sungguh amat senang Silahisabungan menyambut. Karena sesungguhnya pria Batak, mengawini anak dari pihak keluarga ibu, adalah sangat baik. Itu sebabnya dalam adat ada yang dinamakan manulangi (minta ijin kepada keluarga pihak ibu) jika seorang pria Batak mengawini wanita bermarga lain.

"Tetapi kau harus memilih satu di antara tujuh paribanmu ," jelas Raja Parultop. Pariban adalah panggilan untuk anak perempuan dari adik atau kakak laki-laki ibu. Silahisabungan mengangguk takjim. Tetapi dia mengelak ketika Raja Parultop merencanakan pertemuan berlangsung di rumah itu. Silahisabungan mengusulkan agar pertemuan dilangsungkan di tempat di mana ada asap mengepul. Bukannya tidak punya sopan santun, melainkan karena Silahisabungan tidak ingin pertemuan itu berlangsung dalam suasana adat.

Selang beberapa waktu pertemuan itu berlangsung, Silahisabungan sengaja memilih tempat di tepi Tao Silalahi. Kenap di sana , karena dia punya firasat akan dihadapkan pa situasi sulit dalam memilih satu di antara tujuh putri Raja Batang hari. Dugaan itu benar. Sesuai makan dan mangkatai (saling bertutur untuk kelengkapan pertemuan, sebagaimana lazimnya yang berlaku dalam kehidupan adat Batak hingga kini), Raja Parultop mengingatkan kembali hal itu kepada Silahisabungan. "Sekaranglah saatnya yang tepat, kemenakanku," kata Raja Parultop sambil menatap Silahisabungan. "Di sini sudah ada ketujuh putriku. Pilihlah satu di antara mereka untuk kau jadikan parsondukmu (istri)." "Dengan senang hati, wahai Tulangku," sahut Silahisabungan. Tanpa berkata ditatapnya ketujuh putri itu. Semuanya cantik dan semuanya memikat hatinya, meski hanya enam yang sempurna fisik. Satu di antara ketujuh putri itu, si Bungsu, maaf, hanya bermata satu. Apakah Silahisabungan langsung menjatuhkan pilihan pada si Bungsu karena, mungkin, kasihan atau iba? Tidak.

Di hatinya timbul keinginan untuk menguji ketujuh putri cantik itu. Lalu dipalingkan wajahnya, menatap Tao Silalahi yang jernih dan dalam. Tao ini bisa kujadikan sarana untuk menguji mereka, pikir Silahisabungan. Sebelumnya dia meminta izin kepada Raja Parultop, Kemudian dia pergi ke seberang sungai. Dengan suara bersahaja dia meminta agar ketujuh putri itu menyeberangi sungai satu-persatu. Apakah yang ingin diketahui Silahisabungan dengan melakukan hal itu? Sederhana saja. Sebagai wanita, buat Silahisabungan, seseorang tentu akan menjaga kehormatannya, apalagi bila itu berkaitan dengan aurat (bagian terlarang) tubuh. Padahal sungai itu cukup dalam.

Yang pertama menyeberang adalah si Sulung. Semakin melangkah ke baian tengah sungai, semakin tinggi dia mengangkat kainnya, sehingga tampatlah auratnya. Begitu pula kelima adiknya. Mereka melakukan hal yang sama, mempertontonkan aurat tubuhnya kepada Silahisabungan. Itu sebabnya tak seorangpun di antara mereka yang berkenan di hati Silahisabungan. Giliran si Bungsu. Dia biarkan kain dan seluruh pakaiannya basah terendam air sungai, dan dia terus melangkah dengan menjungjung barang bawaannya di kepala. Inilah calon, parsondukku, pikir Silahisabungan. Begitu si Bungsu mendekat disambutnya dengan penuh kasih.

"Inilah yang bakal kujadikan istri," kata Silahisabungan kepada Raja Parultop. Raja dari Pakpak itu mengangguk sambil tersenyum. Dalam hati dia kembali mengagumi kejelian serta kehebatan Silahisabungan. Bagaimana tidak? Keenam putri yang tak dipilihnya justru jauh lebih cantik dan lebih sempurna ketimbang si Bungsu. Lagi pula, kalau Silahisabungan memilih satu di antara ke enam putri tadi, maka dia tidak akan memperoleh apa-apa, sebab sesungguhnya ke enam putri tadi bukanlah manusia, melainkan jelmaan semata, yang justru dimaksudkan untuk mengelabui atau menguji kesaktian Silahisabungan.

Peristiwa di atas sama seperti yang terukir pada diorama Tugu Silahisabungan, dan menurut salah seorang keturunan yang dituakan, itu bukanlah ujian yang berat bagi Silahisabungan. Dan sungai tempat dilaksanakannya pemilihan calon istri itu mendapat nama baru yakni, Binanga so Maila (sungai tak tahu malu). Pesta perkawinan Silahisabungan dengan dari kerajaan Balla (yang kemudian mendapat gelar Ompu Raja Silahisabungan dan ompu boru Padang Mataniari atau Ompu boru Pinggan Matio) berlangsung sederhana. Mendapat restu serta berkat dari Raja Parultop. Seraya memegang kepala kedua mempelai, Raja Parultop berujar ," Semoga perkawinan boru (anak) dan hela (menantu) diberkati oleh Tuhan, dan diberikan rejeki berlimpah serta banyak anak (keturunan)." Yang ditutup dengan peringatan kepada Ompu Raja Silahisabungan agar tidak marimbang (beristri lebih dari satu ).

Masih beberapa hari rombongan Raja Parultop tinggal di Kampung Silalahi Nabolak, untuk melihat perkembangan hubungan pasangan pengantin baru itu. Setelah percaya bahwa sudah terjalin kebersamaan serta cinta kasih di antara suami-istri itu, maka Raja Parultop mohon diri. Untuk itu, sebagaimana lazim adat Batak, dilangsungkan pertemuan yang disertai dengan acara mangkatai. Pada kesempatan terakhir ini Raja Parultop kembali mengingatkan kedua pengantin itu untuk saling asah, asih, dan asuh. Dijelaskannya bahwa kalau yang seorang marah, maka yang seorang lagi tidak boleh mengimbangi, melainkan harus meredakan kemarahan tersebut. Dan kalau yang seorang sedang sedih, maka yang satunya bertugas untuk menghibur, agar kesedihan itu boleh lenyap. "Oh. Boru... sebisanya kau harus selalu membahagiakan helaku," kata Raja Parultop kepada anak perempuannya. "Berikan segala yang ada padamu kepadanya, termasuk keturunan sebanyaknya." Ompu boru Pinggan Matio mengangguk takjim. Lalu Raja Parultop menatap ke arah Ompu Raja Silahisabungan. "Begitu pula kau ,hela , bahagikanlah boruku. Berikan segala yang ada padamu kepadanya, lengkapi dia sebagai perempuan dengan memberikan anak sebanyaknya. Lindungi dia dalam segala situasi," "Semua yang Raja ni Hula-hula nami (panggilan lazim bagi pihak istri, seperti yang tertera pada adat Batak) katakan sebisanya akan kami laksanakan. Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberkati kami, juga buat Raja ni Hula-hula nami sekeluarga beserta seluruh rakyat di Balla," sambut Silahisabungan penuh hormat.

Silahisabungan membekali Raja Parultop beberapa ekor ikan mas besar, sebagai balasan atas segala bawaannya. Itu, dalam adat Batak, merupakan suatu keharusan, dan hingga kini tetap bertahan. Hidup berjauhan dengan keramaian, pada mulanya cukup membuat Ompu boru Pinggan Matio sedih karena sepi. Apalagi hingga beberapa bulan berikutnya belum ada tanda-tanda dia hamil. Padahal, seperti katanya berulang-ulang kepada Silahisabungan, suaminya, kesepian itu akan lenyap jika hadir seorang atau lebih, anak dalam kehidupan mereka. Silahisabungan tersenyum seraya menganggukkan kepala. Benar yang dikatakan istrinya. Tetapi bagaimana mendapatkan yang diinginkan istrinya jika Tuhan belum berkenan ? Teringatlah dia pesan mertuanya, bahwa jika salah seorang di antara mereka bersedih, adalah tugas yang lainnya untuk menghibur. Itu dilakukan Silahisabungan. Dari saat ke saat, dari hari ke hari, hingga kesedihan istrinya lenyap.

"Kalau Tuhan sudah berkenan, kita akan mendapatkan anak-anak yang engkau dambakan itu istriku," begitu bujuk Silahisabungan. "Bukankah kita sudah meminta berulang-ulang, suamiku. Apakah mungkin Jahowa tidak berkenan?" ujar istrinya ragu-ragu. Silahisabungan mendekati istrinya, membelai lembut rambut yang panjang brwarna hitam kelam itu. "Janganlah berkata begitu, istriku. Kita tidak boleh mendahului Yang Maha Pencipta," kata Silahisabungan, penuh kasih. "Tetapi, hingga kini kita belum juga..." "Jangan teruskan, istriku," potong Silahisabungan dengan nada ramah. "Mungkin kita belum meminta dengan setulus hati. Percayalah, anak-anak itu akan menjadi milik kita, suatu saat nanti."

"Suatu saat, pikir Ompu boru Pinggan Matio. Tetapi kapan, kapan saat itu tiba dan menjadi milikku? Pertanyaan yang sulit untuk dihapuskan dari dalam benaknya. Namun tak ada hasrat di hatinya untuk berselisih kata dengan suaminya. Itu sebabnya dia diam, apalagi bila teringat pesan ayahnya saat merestui perkawinannya dengan Ompu Raja Silahisabungan. Memohonlah Silahisabungan kepada Tuhan, agar secepatnya dikaruniai anak. Doa yang diucap dengan tulus dan kata-kata teratur dan indah, rupanya didengar Tuhan. Tak berselang lama Silahisabungan melihat tanda-tanda kehamilan pada istrinya, dan itu sungguh amat menyenangkan hatinya. Anak itu akhirnya muncul juga, pikirnya. Maka dia pun mengucap syukur kepada Tuhan.

Hari-hari berikutnya adalah hari-hari indah dalam kehidupan Silahisabungan dan istrinya. Puncak keindahan ketika anak pertama mereka lahir, Atas kesepakatan bersama, anak laki-laki itu diberi nama Lohoraja yang, kemudian, berubah menjadi Sihaloho. Waktu terus saja berlalu tak terasa. Hanya berselang beberapa waktu, lahir anak kedua. Begitu seterusnya hingga anak ke delapan. Tujuh di antaranya adalah laki-laki, dan itu sungguh amat membahagiakan hati Silahisabungan. Bukan berarti dia tidak senang menyambut kelahiran anak perempuannya, melainkan karena anak laki-lakilah yang nantinya akan meneruskan garis keturunannya, yang akan mencatat sejarah Silalahi Nabolak di kemudian hari. Setelah Lohoraja atau Sihaloho, berturut-turut nama ketujuh anak berikutnya adalah Nungkirraja(Situngkir), Sondiraja (Rumasondi), Deang Namora (anak perempuan), Baturaja (Sinabutar), Dabaribaraja(Sidabariba), Debangraja (Sidebang), dan Baturaja (Pintubatu).

Kampung silalahi Nabolak tidak sepi lagi. Juga Ompu boru Pinggan Matio, hatinya disesaki suka cita. Saking gembiranya dia menyampaikan hasratnya untuk bertandang ke nagari orangtuanya di Balla. Hasrat itu disambut baik oleh Silahisabungan . Berangkatlah mereka berdua ke Balla. Disambut dengan upacara adat, kemudian Silahisabungan diminta untuk memperlihatkan ilmu hadatuonnya. Dengan rendah hati dia memperlihatkan kesaktiannya kepada rakyat Pakpak. Ada seorang datu yang ingin menguji kesaktian Silahisabungan. Siapa yang kuat mengangkat batu gunung yang amat besar dan beratnya sampai belasan ton (ukuran sekarang, tentunya), Silahisabungan tidak mengelak. Ketika adu kesaktian itu berlangsung, si Datu dari Pakpak hanya mampu bertahan beberapa saat saja. Sementara Silahisabungan bertahan lebih lama. Bukan hanya itu, dia mampu melontarkan batu besar itu hingga menghantam dinding gunung. Suara bergemuruh membahana kampung, seperti sedang terjadi gempa. Raja Parultop semakin bangga kepada menantunya, meskipun punya kesaktian tinggi (datu bolon), dia sama sekali tidak sombong.

Berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya, Silahisabungan memperlihatkan citra yang baik sebagai parboruan (pihak perempuan) di hadapan hula-hula. Warga nagari Balla bukan hanya kagum dan bangga kepada Silahisabungan, melainkan juga menghormatinya. Betapa tidak? Silahisabungan sama sekali tidak sombong, bahkan pandai menempatkan diri sebagai parboruon. Maka ketika akhirnya Silahisabungan memutuskan akan kembali ke kampung Silalahi Nabolak , hampir seluruh warga Balla menghantarnya hingga gerbang Nagari. Suatu pengalaman berharga yang tak pernah dilupakan Silahisabungan.

Harus melewati hutan Sihordang saat pulang, Ompu boru Pinggan Matio keletihan sebab berjalan berliku-liku di punggung gunung. Beristirahat di salah satu sisi gunung , Ompu boru Pinggan Matio kehausan dan ingin minum. Padahal di sekitar situ tidak ada mata air. Tempat air ada di bawah gunung, yakni Tao Silalahi yang jernih. Kalau harus turun untuk mengambil air, tentulah akan memakan waktu lama. Maka menengadahlah Silahisabungan memohon kepada Tuhan. Lalu serta merta diayunkannya tongkatnya. Di mana ujung tongkat itu menancap di punggung gunung, dalam waktu sekejab segera mengalirkan air. Bukan main senang hati Ompu boru Pinggan Matio melihat kejadian yang di buatnya, ajaib itu. Segeralah dia mendekati pancuran itu, dan airnya hingga hilang dahaganya. Silahisabungan melakukan hal yang sama, hingga semangat mereka pulih kembali. Karena kondisi tubuh mereka sudah pulih berkat meminum air itu, maka dinamailah sebagai mual si paulak hosa (air pengembali tenaga/napas). Hingga kini pancuran itu masih ada. Malah konon, cukup banyak orang yang datang kesana hanya untuk mengambil airnya, atau sekedar mandi dan lain sebagainya. Khasiatnya untuk memulihkan tubuh. Mual si paulak hosa adalah jenis peninggalan Silahisabungan yang berkaitan dengan kesaktiannya, dan itu diabadikan pada diorama tugu Silahisabungan, selain masih banyak bukti lain yang ditinggalkan oleh Silahisabungan.

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa kedelapan putra-putrinya telah tumbuh menjadi pemuda-pemudi yang cakap dan gagah. Melihat kecintaan dan tanggung jawab pada kedelapan anaknya, Silahisabungan merasa sudah saatnya untuk melakukan pengelanaan untuk mengabdikan ilmu hadatuon yang dimilikinya. Pada suatu sore selesai makan bersama dikumpulkannya semua keturunannya itu. Silahisabungan menjelaskan maksud dan tujuan kepergiannya, dan tak seorang di antara anaknya yang mencegah, juga istrinya. "Jika itu untuk kebaikan serta keselamatan orang banyak, kami melepas kepergian Rajanami dengan hati lapang," ujar Ompu boru Pinggan Matio dengan suara lembut. Hal yang sama diucapkan anak-anaknya. Maka legalah Silahisabungan. Namun sebelum keberangkatannya, diingatkan anak-anaknya untuk saling mengasihi, saling membantu, saling mengerti. "Hanya dengan melakukan semua itu maka kebersamaan dan persatuan akan tetap kukuh," katanya sambil menatapi kedelapan anaknya. "Semua yang Amang katakan akan kami laksanakan," sambut Sihaloho, anak paling tua. Lalu dilanjutkannya suara yang lebih takjim," Pos ma roham, Amang. Na marsihaholongan do hami marsada-sada." Artinya kira-kira : Percayalah, Bapak. Memang kami selalu saling mengasihi.

Setelah melihat hari baik untuk memulai pengembaraannya, perjalan ritual yang amat panjang , berangkatlah Silahisabungan meninggalkan Silalahi Nabolak. Tak ada tujuan pasti. Seluruh tanah Batak akan dikunjunginya. Tujuannya satu : Membaktikan ilmunya untuk kepentingan orang banyak. Mengikuti arah kemana kaki melangkah , Silahisabungan menyusuri hutan belantara, menuju ke timur Sumatera. (tak diperoleh data tentang kampung-kampung yang dikunjungi) , Silahisabungan tak melulu berhadapan dengan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Seperti yang tertera pada diorama tugu Silahisabungan, tak jarang dia berhadapan dengan orang-orang berilmu yang sengaja ingin menjajal kesaktiannya. Maka peristiwa pertarungan ilmu kesaktian di Pakpak, tak jarang terjadi. Namun selama itu Silahisabungan selalu mampu mengalahkan orang-orang usil itu.

Suatu ketika di salah satu kampung di Timur Sumatera, konon Silahisabungan di hadang oleh seorang Datu yang menentang untuk mengadu kesaktian hingga salah seorang mati, sebagai bukti siapa yang paling hebat. Melihat kesungguhan Datu itu, Silahisabungan malah mencoba menyadarkan, bahwa tak ada gunanya bertaruh nyawa untuk sesuatu yang tidak prinsipil. Bukannya menyadari kesombongannya, Datu itu malah murka. Maka meluncurlah kata-kata kasar yang sangat menghinakan, Silahisabungan tak juga terpancing. Dia tetap tenang dan bersahaja, hingga akhirnya Datu memilih cara kekerasan. " Nama besarmu ternyata tidak sepadan dengan keberanianmu," ejek Datu itu. Silahisabungan malah tersenyum. Ia balik bertanya, "Keberanian untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna , apakah itu perlu dibanggakan ?" "Engkau menghinaku!" bentak Datu itu. " Tidak. Aku justru mengingatkan diriku sendiri. Sudahlahtak perlu kita teruskan pertikaian yang tanpa sebab ini ," "Tanpa sebab katamu?" hardik Datu dengan mata membelalak. " Kehadiranmu di nagari ini telah membuat kepercayaan penduduk padaku berkurang . Apakah itu bukan sebab?"

Mengertilah Silahisabungan. Dia bisa mengerti perasaan si Datu, tetapi sekaligus sedih. Mengapa orang berilmu tinggi seperti Datu itu bisa bersikap picik? Apakah orang seperti ini mesti dilayani, pikirnya. Tidak. Aku tidak boleh terpancing, tetapi bukan berarti aku takut menghadapinya. Aku kasihan, kasihan kepada orang ini, kata Silahisabungan berulang-ulang di hatinya. "Bila itu sebabnya, aku minta maaf kepadamu, wahai Datu Bolon," kata Silahisabungan setengah memuji. Sebab sebutan Datu Bolon (orang berilmu tinggi) merupakan penghormatan terhadap seseorang. Hal itu dilakukan Silahisabungan dengan bersungguh-sunguh, dengan harapan si Datu mau menyudahi pertikaian itu.

Harapan itu sia-sia. Si Datu malah semakin murka dan melecehkan Silahisabungan. Bukan hanya itu. Dengan serta merta dia melancarkan serangan berbahaya ke arah Silahsabungan. Keramahan sudah di tolak, persahabatan sudah dienyahkan, tak ada lagi alasan untuk mengelakkan pertarungan itu. Maka Silahisabungan melayani keinginan Datu itu. Pertarungan sengit yang memakan waktu cukup lama. Suara yang ditimbulkan oleh pertarungan itu membahana hingga ke kampung. Semua orang heran, dan keheranan itu semakin menjadi manakala mereka melihat dua orang berilmu tinggi sedang mengadu kekuatan di atas bukit. Pertarungan sengit itu berakhir dengan tragis buat si Datu. Karena di memaksa diri untuk mengadu untuk mengadu kesaktian batin, yang sebenarnya ilmunya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan ilmu kebatinan yang dimilki Silahisabungan, akibatnya sungguh parah. Terhantam kekuatan yang amat dahsyat, si Datu terpental, jatuh terguling-guling dari atas bukit. Jika tubuh tak berdaya itu dibiarkan terus berguling dan akan tiba di kampungnya, maka sirnalah seluruh kehormatan serta martabatnya, itu berbahaya untuk kelangsungan hidupnya. Silahisabungan tak menginginkan hal itu. Maka dengan kesaktiannya, lewat doa yang dilantunkan kepada Tuhan Sang Pencipta. Silahisabungan menahan laju tubuh yang terjatuh itu. Dengan penuh cinta kasih disembuhkannya si Datu, bahkan dipulihkannya tubuhnya. Setelah yakin si Datu kembali sehat, meskipun belum sadarkan diri, ditinggalkannya itu di balik semak-semak. Silahisabungan melanjutkan pengembaraannya.

Dari timur Silahisabungan meneruskan perjalanannya ke selatan. Berbagai peristiwa dialaminya, berbagai peristiwa membuatnya semakin matang. Tak terpikirkan hari-hari yang setia berlalu, tak peduli usia kian bertambah. Ketuaan tidak harus melenyapkan keinginan untuk berbakti. Dari hari ke hari Silahisabungan membantu meringankan penderitaan sesama, dan waktu ke waktu dia membagi kebahagiaan kepada sesama.

Perjalanan ritual itu berakhir di Utara sumatera, persisnya di nagari Sibisa. Masuk ke desa-desa dan mengabdikan kepandaiannya untuk kepentingan orang banyak, nama Silahisabungan cepat tersiar sebagai Datu Bolon. Sementara di isatana Raja Datu Pejel sedang terjadi musibah. Putri sulung Raja yang kecantikan serta budi luhurnya sudah amat terkenal ke seantero nagari, sedang sakit keras. Malah ada tanda-tanda Putri pewaris tahta kerajaan itu mengalami ganguan jiwa. Karena semua Datu sudah didatangkan dan tak seorang mampu menyembuhkannya maka Raja Datu Pejel memerintahkan orangnya untuk mencari Silahisabungan.

Di istana, Silahisabungan berhadapan langsung dengan Raja Datu Pejel. Meski dia juga seorang rja, bahkan Datu Bolon yang kesaktiannya sudah sangat terkenal di seluruh nagari di Sumatera, sikapnya tidaklah congkak. Malah dia begitu santun dan hormat kepada Raja Datu Pejel. Pertemuan yang penuh persahabatan. "Apakah yang dapat saya lakukan, wahai Raja Datu Pejel?" tanya Silahisabungan, berbasa-basi. Raja Datu Pejel tak segera menyahut. Lama ia menunduk, lalu menatap Silahisabungan . Dengan suara tersendat diuraikannya dukacitanya, betapa dia tersiksa karena sakit yang diderita putri sulungnya. Tak mengatakan asal muasal penyakit itu, karena memang tiba-tiba saja putri sulungnya mengalami gangguan jiwa. Raja Datu Pejel memohon dengan penuh harap supaya Silahisabungan sudi menolong menyembuhkan putrinya. Untuk itu dia berjanji, " Akan kupenuhi apa pun yang kau minta, wahai Datu, " kata Raja Datu Pejel. Silahisabungan merenung beberapa kejab, katanya lemah, " Jangan bicara hadiah dulu, wahai Raja Datu Pejel, karena belumlah tentu saya sanggup menyembuhkan putri Raja. Saya Cuma ingin memohon agar diberi waktu untuk mencarikan obatnya."

Raja Datu Pejel mengiyakan. Lalu Silahisabungan pergi ke hutan. Sambil mencari beberapa jenis daunan, sekaligus dia samadi. Berdoa memohon petunjuk Tuhan. Doa itu dikabulkan Tuhan, bahwa Silahisabungan akan dapat menyembuhkan penyakit putri sulung Raja Datu Pejel. Maka serta merta Silahisabungan menuju ke istana Raja Datu Pejel. Pengobatan segera dilakukan. Bukan hanya dengan belas kasihan Silahisabungan mengobati, melainkan juga dengan segenap cinta kasih. Sebab sesungguhnya, begitu bertemu dengan putri yang pucat dan kurus kering itu, Silahisabungan sudah terpikat.

Stelah melewati proses pengobatan yang cukup panjang, tampaklah tanda-tanda kesembuhan pada putri Raja Datu Pejel. Hal itu disambut gembira, baik oleh seluruh kalangan istana maupun oleh Silahisabungan. Tambatan hatinya memperlihatkan kesembuhan, bagaimana hatinya tidak senang dan tenteram? Apalagi selama proses pengobatan itu dia diberikan kesempatan untuk selalu berduaan dengan putri cantik itu. Melalui dialog dari hati ke hati yang berlangsung terus menerus dari waktu ke waktu, tahulah Silahisabungan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Putri Raja yang rupawan itu juga mendendam cinta yang sama. Namun putri Raja itu tampak murung saat Silahisabungan mengutarakan hasratnya untuk meminang. "Kenapa, wahai putri Nailing?" tanya Silahisabungan, pada kesempatan berikutnya. " Karena sesungguhnya aku sudah terikat perkawinan dengan pangeran dari Kerajaan Seberang," ungkap putri Nailing, sedih. Ya, dia memang sedih, karena memang dia juga sangat mengasihi serta mencintai Silahisabungan, orang telah memberikan kesembuhan kepadanya. "Aku tahu itu, Putri Nailing, Tetapi kau pun tahu betapa aku mencintaimu. Apakah kau tak sudi bersanding denganku?" Putri Nailing tak kuasa menjawab. Bukannya tidak sudi bersanding dengan Silahisabungan , melainkan dia tak hendak ingkar janji yang sudah terikrar. Maka diungkapnya rasa cintanya yang mendalam kepada Silahisabungan yang katanya, tidak akan pernah bisa dipadamkan dari hatinya. "biarlah cinta itu tetap suci di hatiku, dan kita tidak usah merusaknya." Minta putri Nailing . "Tidak, Putri Nailing kekasihku. Aku tidak akan merusaknya. Justru aku ingin mengabadikannya, meskipun hanya sekejab sampai Pangeran itu menggenapi ikrarnya. Tak apa, wahai cintaku. Kau dapat mengerti perasaanku, kan?" "Aku bisa mengerti... bisa... tapi..." "Aku akan mengatakannya kepada Raja Datu Pejel. Beliau pernah berjanji akan memberikan apa saja yang kuminta sebagai hadiah bila engkau sembuh. Kekasihku, Aku akan meminta dirimu, meskipun tidak untuk selamanya." Putri Nailing tak berkata-kata lagi. Semua dipasrahkan kepada Silahisabungan, dan dia percaya hal itu tidak akan berlarut-larut.

Dugaan putri Nailing, benar. Ompu Raja Silahisabungan dapat menyelesaikan masalah itu dengan baik. Raja Datu Pejel pun bukanlah orang yang gampang ingkar janji. Hanya dia bertanya kepada Silahisabungan, apa yang harus dilakukannya jika utusan dari Kerajaan Seberang datang untuk menjemput putri Nailing. Silahisabungan berjanji akan mempertanggungjawabkan hal itu. Bukan hendak menyombongkan diri, melainkan justru dia dapat merasakan kekhawatiran serta ketakutan Raja Datu Pejel.

Pernikahan berlangsung sederhana, dan direstui oleh Raja Datu Pejel. Bukan hanya Silahisabungan yang gembira, melainkan juga putri Nailing. Sebenarnya dia memang sangat kasih dan cinta kepada Silahisabungan . Bukan hanya ilmu yang tinggi atau kegagahannya, melainkan juga karena perhatian, cinta, serta kesantunannya. Tetapi jelas hal itu tak mungkin dimiliki untuk selamanya, karena dia sudah terikat perkawinan dengan Pangeran Seberang. Sejak kehadiran Silahisabungan di istana Raja Sibisa, maka suasananya berubah total. Tak ada lagi kemuraman dan duka, yang ada hanya suka cita. Itu karena Silahisabungan pandai menciptakan suasana riang di istana, juga karena kesaktiannya. Kata-katanya selalu dituruti, sebab tak ada nasihat atau petunjuknya yang keliru. Semua ucapannya untuk kebenaran semata. Maka tidaklah heran jika Raja Datu Pejel dengan senang hati mau belajar kepada Silahisabungan.

Silahisabungan tidak hanya memikirkan kepentingannya, melainkan lebih mengutamakan kepentingan umum, kepentingan bersama. Itu sebabnya dia tidak sungkan melatih balatentara kerajaan Sibisa. Dia turunkan ilmunya kepada prajurit kerajaan , dia sembuhkan orang-orang yang berobat kepadanya. Semua itu dilakukan tanpa pamrih apapun. Puncak kegembiraan itu adalah saat putri Nailing melahirkan anaknya dari Ompu Raja Silahisabungan. Bayi laki-laki yang sehat dan cakap. Anak yang kemudian, diberi nama Tambunraja atau Tambunan. Namun kegembiraan dan sukacita itu juga sekaligus merupakan kesedihan dan dukacita yang teramat dalam. Sebab selepas kelahiran Tambunan, hanya tersisa waktu delapan hari lagi bagi Silahisabungan untuk hidup bersama istrinya tercinta, Putri Nailing. Karena, sesuai kesepakatan dengan pihak kerajaan dari nagari seberang , delapan hari kemudian merupakan waktu yang ditentukan untuk meminang putri Nailing. Maka tak ada pilihan lain bagi Silahisabungan selain berpisah dengan istri tercinta, juga dengan seluruh rakyat nagari Sibisa yang dikasihinya. Itu harus, sesuai dengan janjinya saat meminang putri Nailing. Maka, walaupun hatinya perih dan sedih, dia tak mungkin menarik sumpahnya. Lagi pula kepergiannya dari nagari Sibisa adalah untuk keselamatan seluruh orang yang dikasihinya itu. Bila tidak, bukan tidak mungkin akan terjadi perang besar, sebab merasa kerajaan dari nagari seberang itu merasa dipermalukan oleh batalnya perjanjian tersebut.

Ya, tidak ada pilihan lain. Silahisabungan, meskipun dengan berat hati, harus membawa anaknya Tambunraja meninggalkan istana, meninggalkan ibu, ompung, serta seluruh kerabatnya. Itulah perpisahan yang mengharukan. Tetapi agar persaudaraan tidak putus, putri Nailing menyerahkan cincinnya kepada Silahisabungan. Katanya lirih, " Jika anak kita besar, berikan cincin itu kepadanya, supaya dia dapat mengenali ibunya, supaya hubungan darah itu tidak hilang lenayap."

Tiba di gerbang Silalahi Nabolak, Silahisabungan tidak langsung menuju kerumahnya, melainkan pergi ke tempatnya bertapa, sebuah batu besar persis di tepi tao Silalahi. Di situlah di samadi, memnjatkan doa kepada Tuhan, agar kepulangannya dengan membawa Tambunanraja, anak yang dilahirkan Ompu boru Nailing, tidak di sambut dengan kemurkaan. Silahisabungan mendapat bisikan lembut yang menyatakan bahwa istri dan ke delapan anaknya berhati luhur dan mulia, dan akan menerima kehadiran Tambunanraja bagai keluarga sendiri. Mengetahui hal itu Silahisabungan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. " Terima kasih ya, Tuhan, karena telah kauberikan istri dan anak-anak yang tulus hati kepadaku," ucap Silahisabungan, sebelum akhirnya melangkahkan kaki menuju ke rumahnya.

Matahari belum tinggi ketika Silahisabungan sampai di depan rumahnya. Tak seorang pun yang menyambut, sebab istri dan kedelapan anaknya tengah bekerja di ladang. Hanya seekor anjing yang menyambut kedatangannya. Anjing yang dipelihara dengan kasih sayang, sehingga selalu menggonggongnya setiap menyambut kedatangannya. Seperti pagi itu, namun gonggongannya lebih melengking, seperti hendak mengabarkan kepada Ompu boru Pinggan Matio serta kedelapan anaknya. Benar saja. Mendengar lolong anjing yang panjang itu, serta merta ibu dan anak-anaknya itu saling pandang. Tetapi yang lebih yakin akan kepulangan Silahisabungan adalah istrinya, Ompu boru Pinggan Matio. "Ayah kalian telah pulang dari pengembaraannya," ucapnya mantap. " Benarkah itu, Ibu?" tanya Sihaloho, anak pertama. "Benar, anakku. Aku tahu persis maksud lolongan anjing itu. Itu yang dilakukannya setiap kali ayah kalian pulang dari bepergian," sahut Ibunya. "Kalau begitu biar aku yang menengoknya," sambut Sihaloho. "Jangan,Bang. Biar aku saja yang melihat ayah," sela si Bungsu Pintubatu. Tanpa menunggu jawaban. Pintubatu lekas bangkit, dan berlari menuju ke rumah. Melihat Silahisabungan tengah duduk bersila di rumah keluarga, serta merta Pintubatu bersorak riang. Di sapanya ayahnya, kemudian kembali dia berlari secepat angin menuju ladang. Memberitahukan kepulangan ayahnya kepada ibu serta kakak-kakaknya. Maka bersukacilah mereka. Yang mereka tunggu selama ini sudah kembali.

Namun pertemuan itu tidaklah seperti yang diharapkan. Melihat wajah Silahisabungan murung. Hati Ompu boru Pinggan Matio ikut sedih. Apa gerangan yang sudah terjadi hingga suamiku bermuram durja, pikirnya gelisah. Kegelisahan itu semakin menjdi karena sapaannya tidak disambut oleh Silahisabungan. Kenyataan itu mempengaruhi perasaan kedelapan anaknya. Apa yang terjadi sehingga ayah berdiam diri seperti itu, keluh mereka di hati. Namun semua itu tak berguna, Silahisabungan tetap diam. "Keluarlah kalian dulu," ujar Ompu boru Pinggan Matio kepada anak-anaknya. Anak-anak mengerti, lalu beranjak pergi, meninggalkan ayah dan Ibu mereka berduaan di rumah. Tak ada yang dapat mereka perbuat selain berharap semoga tidak terjadi keributan di antara orangtua mereka. Harapan yang terkabul, sebab hingga beberapa saat kemudian mereka tidak mendengar tengkar atau selisih omong di antara orangtuanya.

Yang terjadi di dalam rumah justru percakapan dari hati ke hati antara Silahisabungan dengan Ompu boru Pinggan Matio. Membicarakan soal bayi yang dibawa Silahisabungan dari Nagari Sibisa. "Jika itu anakmu, maka anakku jualah dia," kata Ompu boru kepada Silahisabungan. Silahisabungan terperanjat, meski sebenarnya dia sudah mengira akan seperti itu jawaban yang bakal didengarnya. Serta merta diangkatnya wajahnya, ditatapnya Ompu boru sedemikian rupa, seperti mencari kebenaran dalam sinar matanya. Ah mata itu bercahaya teduh. Benar, benarlah istriku seorang yang tulus hati dan mulia, pikirnya. "Horas jala gabe," kata Silahisabungan menyambut. Maksudnya adalah mengucapkan selamat atas kemuliaan hati istrinya. "Ya, dia memang anakku. Tambunraja namanya," "Nama yang bagus. Boleh aku melihatnya," "Silakan. Dia ada dalam tasku itu." kata Silahisabungan seraya menunjuk tas besar yang dicantelkan di dinding. Tanpa menunggu perintah, Ompu boru bangkit, melangkah mendekati tas itu, lalu melihat ke bagian dalamnya. Bayi mungil berkelamin laki-laki itu, entah mengapa, menangis tiba-tiba. Ompu boru kaget, lalu tersenyum tipis. Dia mencoba bercengkerama dengan bayi itu. Bukan hanya itu, dia juga coba menyusui . Ternyata bayi tidak menolak. Giranglah hati Ompu boru. Sudah lama dia tak lagi menimang, apalagi menyusui bayi. Sekarang terpuaskan sudah kerinduannya itu. Dan Silahisabungan pun girang melihat pemandangan itu.

Di luar rumah, kedelapan anak Silahisabungan terheran-heran. Mereka saling pandang ketika mendengar tangis bayi. Anak siapa pula yang dibawa ayah pulang, pikir mereka. Sungguh, kedelapan anak itu tidak punya prasangka kalau tangis itu adalah tangis bakal adik mereka. Itu sebabnya mereka segera menyerbu masuk ke rumah begitu mendengar panggilan Silahisabungan. Dan terkejutlah semuanya melihat Ompu boru menyusui bayi laki-laki. "Siapa dia, Ayah?" tanya Sihaloho, menatap ayahnya penuh ingin tahu. "Dia Tambunraja, adik kalian," sahut Silahisabungan, bersungguh-sunguh. "Adik kami? Bukankah Ibu tak lagi...." "Benar. Ibumu memang tak melahirkan bayi bayi itu. Dia lahir dari perempuan lain yang istriku. Jadi dia masih darah dagingku juga, darah daging kalian juga." "Begitukah, Ayah !" sambut Situngkir, anak kedua. Silahisabungan menggangguk. Maka percayalah kedelapan anaknya bahwa Tambunraja memang adik mereka. Bersukacitalah semuanya. Siang itu mereka makan bersama. Memanjatkan doa kepada Tuhan, karena ditambahkan seorang warga dalam keluarga besar mereka.

Sukacita keluarga Silahisabungan tak bertahan lama. Setelah Tambunraja dewasa, tampak jelas perbedaan kasih sayang Silahisabungan kepada si bungsu itu. Sehingga membuat kedelapan anak yang lain iri. Puncak perselisihan adalah saat Silahisabungan membagi warisan kepada sembilan anaknya, ternyata Tambunanraja mendapat bagian yang besar. Anak-anak yang lain protes. Mereka bukan hanya marah kepada ayahnya, melainkan juga memusuhi Tambunraja. "Bukankah dia si bungsu," kata Silahisabungan kepada kedelapan anaknya. "Mestinya kalian mendukung, bukan malah protes." "Benar dia si bungsu," sahut Sihaloho mewakili sdik-adiknya. "Tetapi siapa yang lebih lama dan lebih banyak menggarap hauma (ladang) itu ? Bukan dia, tetapi kami, menapa justru bagian kami lebih kecil ?". "Tuhan Maha Pengasih. Kalian diberi umur panjang agar memperoleh pengetahuan lebih. Tetapi ternyata pengetahuan itu belum lagi kalian pakai," desah Silahisabungan dengan nada kecewa. Namun dia juga bisa mengerti protes kedelapan anaknya itu. Sehingga pembagian warisan tersebut ditunda.

Tambunraja yang belum tahu asal-usulnya, hanya bisa berdiam diri. Melihat sikap kakak-kakaknya yang tidak sebagaimana biasanya, cukup membuatnya bertanya-tanya dalam hati. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga kasih sayang mereka kepadaku sirna seketika ? Pertanyaan yang tak mampu dijawab. Makin serius memikirkan hal itu, justru semakin sulit untuk menganalisis duduk persoalan yang sebenarnya. Karena itulah Tambunraja sering mengasingkan diri. Tak jarang seharian dia berada di hutan, atau pergi ke tao Silalahi,duduk di batu besar tempat ayahnya samadi, mncoba merenungkan semua peristiwa yang telah dialaminya. Ada apa sebenarnya dengan diriku sehingga kakak-kakakku begitu sinis, keluhnya berulang-ulang di hati. Toh jawaban tak juga didapat. Bila berdua dengan ayahnya dan dia coba mengeluhkan hal itu, Silahisabungan justru mengalihkan pembicaraan.

"Mungkin mereka kecewa atas sikap ayah," begitu kata Silahisabungan. Ya, selalu itu yang diucapkannya. Sebab dia takut untuk mengutarakan hal yang sebenarnya, apalagi harus mengatakan bahwa sebenarnya Tambunraja tidaklah bersaudara seibu dengan kedelapan anaknya. Tidak. Silahisabungan tak menginginkan hal itu. Akibatnya akan semakin parah. "Ayah hanya menghiburku," kata Tambunraja sambil menatap mata ayahnya, seperti mencari kebenaran pada sorot mata Silahisabungan. " Aku merasa ada sesuatu yang ayah sembunyikan." Silahisabungan menggeleng ragu. Sebelumnya dia tak pernah berdusta kepada siapapun. Tetapi sekali ini dia harus melakukan, terhadap anaknya pula. Ia kecewa sekaligus sedih, tetapi tidak menyesal. Sebab hal itu dilakukan untuk kebaikan mereka bersama. Hanya hatinya sering menegur sikapnya yang mungkir itu. Katakan sebenarnya, hai Silahisabungan, kata hatinya. Lebih baik Tambunraja tahu riwayat hidupnya, daripada hal itu terus menerus membebani jiwanya, lanjut hatinya. Silahisabungan menggeleng, menundukkan kepala. "Ayah kenapa ?" tanya Tambunraja. Ia heran melihat sikap ayahnya itu. Mengapa kau gugup dan gelisah, ayah, pikir Tambuntaja. "Tidak... tidak kenapa-apa... " sahut Silahisabungan, gagap. " Tidak, ayah. Pasti ada sesuatu yang sengaja ayah rahasiakan. Kalau tidak, tentunya ayah tak perlu segugup itu," desak Tambunraja.

Silahisabungan menatap anaknya. Tak sepotong kata dilontarkannya. Hal itu berlangsung beberapa saat, sehingga membuat Tambunraja khawatir. Kalau Silahisabungan sampai marah, tentunya Tambunraja akan sedih hatinya. "Kau hendak memaksakan keinginanmu kepadaku, anakku ?" tanya Silahisabungan, akhirnya. "Tambunraja kaget. Cepat digelengkannya kepalanya, berulang-ulang. Dia tahu ayahnya tidak suka melihat sikapnya tadi. Karena itulah Tambunraja berdiam diri, tak berani melanjutkan ucapannya. "Percayalah, anakku, tak ada maksud jahat dalam pikiranku terhadapmu. Kasih sayangku tak akan lekang padamu, walau apapun yang terjadi. Percayalah itu, anakku Tambunraja," ungkap Silahisabungan.

Begitulah. Tambunraja mencoba membuang pikiran buruk dari benaknya. Malah dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa sesungguhnya tak terjadi apa-apa dalam keluarganya. Dan pikiran buruk itu hanyalah khayal belaka. Itu sebabnya dia berusaha untuk kembali bersatu dengan kakak-kakaknya. Namun betapa susahnya. Kedelapan kakaknya seperti sudah membuat batasan, sehingga tak pernah ada lagi pertemuan. Tambunraja sedih menerima kenyataan itu, namun dia tidak menyesal. Bukankah aku yang lebih dulu memisahkan diri dari mereka, pikirnya. Maka dia bisa mengerti kalau kakak-kakaknya bersikap dingin kepadanya. Itu kesalahanku, dan aku harus menerima akibatnya, tekadnya di hati.

Berbeda dengan kedelapan kakaknya, Ibunya, Ompu boru Pinggan Matio, begitu memperhatikan dirinya, bahkan kasihnya tak pernah menyusut. Kepada Ompu borulah Tambunraja mengeluhkan dukacitanya, kepada Ompu borulah Tambunraja membagi kasih dan cerita. Hal yang sama diperolehnya dari ayahnya, Silahisabungan. Maka, meskipun sebenarnya hatinya sedih melihat sikap kakak-kakaknya, dia tetap bisa menghibur diri karena mendapat perlakuan baik dari kedua orangtuanya. Meskipun berusaha menghibur diri, toh Tambunraja tak sanggup juga diperlakukan seperti itu oleh kakak-kakaknya. Hal yang sama juga dialami Silahisabungan. Dia kecewa sekaligus sedih atas sikap kedelapan anaknya itu. Sedihnya akan semakin menjadi kalau karena itu terjadi perpecahan di antara anak-anaknya. Silahisabungan tak menghendaki hal itu, tetapi dia belum tahu harus berbuat apa agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Belum lagi menemukan jalan untuk mengatasi hal itu, perpecahan sudah terjadi. Awalnya adalah ketika secara tidak sengaja Tambunraja mencuri dengar percakapan kakak-kakaknya, yang menyatakan bahwa dirinya bukanlah adik seibu dengan mereka. Betapa terpukul Tambunraja mengetahui hal itu. Hingga beberapa minggu dia mengurung diri di kamar, tak sudi diganggu oleh siapapun, juga kedua orangtuanya, yang selama ini begitu mencintai dan mengasihi dirinya. Tambunraja mengurung diri justru untuk mendapat kebenaran atas cerita kakak-kakaknya. Dan hasratnya itu terpenuhi ketika suatu malam dia bermimpi didatangi oleh seorang wanita yang bernama Ompu boru Nailing, yang mengaku sebagai ibu kandungnya.

Betapa masygul hati Silahisabungan saat Tambunraja menguraikan mimpinya itu. Tak kuasa berkata-kata, akhirnya Silahisabungan membenarkan mimpi itu. Bahkan dia juga mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa Tambunraja memang tidak bersaudara seibu dengan kedelapan . "Tetapi kalian seayah. Karena itu aku minta agar kau tetap menjadi bagian dari kakak-kakakmu. Bukankah aku dan Ibumu tidak membedakan perhatian serta kasih sayang kepadamu ?" kata Silahisabungan. "Benar yang ayah katakan. Akupun tidak punya pikiran untuk memutuskan persaudaraan dengan kakak-kakak. Hanya, izinkanlah aku mencari ibu kandungku, " pinta Tambunraja. Silahisabungan ingin menolak, namun tak sampai hati. Ia izinkan anaknya pergi menemui ibu kandungnya. Namun sebelumnya dia ingin mempersatukan seluruh anaknya, agar tidak ada perpecahan atau perceraian satu dengan yang lainnya.

Silahisabungan mengumpulkan semua anaknya, juga istrinya. Mereka pergi kesuatu tempat (dimana sekarang tugu Silahisabungan berdiri tegak) untuk mengikrarkan kebersamaan di antara kesembilan anaknya. Sesuai dengan tingkatannya, maka Sihaloho duduk di kanan Silahisabungan Situngkir di sebelah kirinya, Rumasondi di sebelah kanan Sihaloho, Sinabutar di sebelah kiri Situngkir, begitu seterusnya. Sedangkan Tambunraja duduk di depan Silahisabungan. Lalu ikrar ( yang kemudian dikenal sebagai Sagu-sagu Marlangan) diucapkan oleh Silahisabungan. Kutipannya seperti di bawah ini :
1. Ingkon marsihaholongan hamu dohot hamu sahat rodi pomparan muna be.
2. Nasotupa dohonon muna naso saama saina hamu napitu dohot si Tambunraja, jala ingkon sisada anak sisada boru do hamuna.
3. Jala di hamu napitu dohot angka pinomparmu, ingkon humolong rohamu di boru anggimuna si Tambunraja ro di pinomparna. Jala ho pe Tambunraja dohot sandok pomparanmu ingkon tong songoni maradophon boruni angka hahami sahat tu pinomparna.
4. Naso jadi olion ni pinomparmu napitu pomparan ni anggimu si Tambunraja on, jala naso jadi olion ni pomparan ni Tambunraja pomparan ni sude haham napitu on.
5. Naso tupa pungkaaon muna bada manang salisi. Ia adong parbadaan di hamu napitu sahat rodi pomparan muna sandok ingkon anggimu manang pomparanna sibaen dame di hamunan, mambaen uhum natingkos jala naso boi mardingkan. Ingkon oloan jala tung so jadi juaon muna, laos songoni ho Tambunraja ia adong parbadaon di pomparanmu sandok ingkon sian pomparan ni haham napitu on ma sibaen dame jala sidabu uhum natingkos naso tupa mardingkan, jala naso jadi juaon muna. Jala molo adong parbadaan di hamu naso tupa dohot halak naasing laho pasaehon, manang ise namangose gabe songon Sagu-sagu Marlangan on, mapeak dang maranak marboru !
Ikrar tersebut, kalau boleh disebut sebagai ‘Pancasila'nya warga Silahisabungan beserta keturunannya hingga kini, tidaklah berlebihan. Kelima ikrar tersebut adalah : 1. Mereka harus saling mengasihi satu dengan lainnya; 2. Janganlah ada di antara kalian yang berkata bahwa kalian bukan seayah dan seibu, melainkan harus seayah dan seibu; 3. Bahwa anak yang tujuh dari Ompu boru Pinggan Matio, hingga keturunannya harus selalu menyayangi si Tambunraja hingga keturunannya. Begitu pula sebaliknya si Tambunraja dan keturunannya terhadap anak yang tujuh sampai keturunannya; 4. Bahwa di antara mereka tidak boleh saling mengawini; 5. Bahwa mereka harus selalu menjaga agar tidak ada pertikaian atau perselisihan sampai keturunannya, melaikan semua pihak harus saling bisa menjadi juru damai !. Ikrar tersebut ditutup dengan sumpah Silahisabungan, bahwa jika ada yang ingkar maka dia akan mati dan tak pernah punya keturuan.

Tak seorang pun menolak ikrar tersebut. Semua sepakat dalam cinta kasih untuk saling menyyangi hingga anak cucu. Maka legalah Silahisabungan. Tak ada gelisah saat hendak melepas kepergian Tambunraja menemui ibu kandungnya di nagari si Bisa. Seperti pesan Ompu boru Nailing saat perpisahan dulu, Silahisabungan memberikan cincin itu kepada Tambunraja. Katanya, "Ini yang dulu dititipkan Ibumu, agar bila bertemu kalian dapat saling mengenali." Tambunraja menerima cincin itu seraya mengucap terima kasih. Lalu dia berpamitan kepada ayah dan ibunya Ompu boru Pinggan Matio, juga kepada delapan kakaknya. Mereka memang berpisah badan, namu jiwa sudah terikat menjadi satu. Ikatan itu, hingga kini, tetap erat. Sebagai bukti, bisa dilihat pada perencanaan, sehingga selesainya pembuatan monumen akbar Silahisabungan. Kedelapan anak dari garis keturunan Ompu Raja Silahisabungan, bekerja bersama, saling bahu dan saling bantu , baik dari segi pendanaan maupun tenaga.

Apakah berlebihan membangun monumen Silahisabungan ? Jelas tidak. Sebagai peninggalan budaya yang bernilai tinggi, adalah laik jika mengabadikan perjalanan ritual Ompu Raja Silahisabungan, dalam bentuk tugu. Dia adalah Raja di nagari Silalahi Nabolak, tetapi dia juga Datu bolon yang mengembara mengunjungi setiap kampung di Sunatera untuk membaktikan ilmunya. Dia sembuhkan orang sakit, dia bahagiakan orang yang bersedih , dia senangkan orang yang tak berpunya, dan dilakukannya apa saja untuk kepentingan orang banyak.
Begitulah. Semoga apa yang telah dilakukan Ompu Raja Silahisabungan bisa menjadi teladan, untuk warga Silalahi yang delapan garis keturunan itu maupun untuk kita semua. *** BMS/Viktor S.




Sabtu, 04 Juli 2009
KISAH SILAHI SABUNGAN
Sabungan tinggal cukup lama bersama adiknya, Oloan, di Siogung-ogung (Pangururan-Samosir). Setelah dia merasa adiknya sudah dapat berdiri sendiri, Sabungan akhirnya pergi berkelana sampai akhirnya dia tiba di suatu tempat yang sangat indah, Paropo, di pinggir sebuah danau Toba yang sampai sekarang masih mempunyai nama sendiri Tao Silalahi. Karena tertarik dengan keindahannya, dia memilihnya sebagai tempat untuk bermukim. Ketekunannya bekerja menarik perhatian seorang pengembara yang kebetulan lewat dan datang memperkenalkan diri. Walaupun pada awalnya mereka sulit berkomunikasi karena bahasa keduanya sedikit berbeda, karena sering bertemu, akhirnya mereka dapat saling mengerti dan pembicaraan pun berjalan dengan lancar.
Pengembara tadi merasa prihatin melihat Sabungan masih hidup dalam kesendirian. Dengan sedikit malu-malu, pengembara tersebut menawarkan kepada Sabungan untuk menjalin suatu hubungan kekeluargaan. Dia bercerita tentang iboto-nya yang berjumlah tujuh orang. “Kalau engkau mau, engkau tinggal memilih,” demikian si pengembara menawarkan. Ternyata, Sabungan tertarik dengan tawaran itu. Dia akhirnya mengikuti ajakan si pengembara untuk melihat gadis-gadis tersebut. Setiba di kampung si pengembara, Sabungan tertegun melihat kecantikan ketujuh gadis itu.
Karena semuanya tampak sama-sama cantik, sulit baginya untuk menentukan pilihan. Akhirnya, Sabungan mendapat suatu akal. Dia meminta ketujuh gadis itu menyeberangi suatu sungai kecil satu per satu. Dia akhirnya memilih seorang di antara mereka, yaitu gadis yang menyeberang tanpa mengangkat kain penutup tubuhnya. Gadis itulah yang kemudian dijadikannya sebagai isteri. Pilihan Sabungan ternyata cukup tepat karena, dari isterinya ini, Sabungan memperoleh banyak anak. Dengan kelahiran anak-anaknya ini, pupus sudah anggapan orang yang selama ini meragukan kelaki-lakian Sabungan. Keraguan ini muncul karena Sabungan tidak kawin dalam tempo yang cukup lama.
Karena cukup lama tidak berumah tangga, orang menganggapnya bukan laki-laki sejati. Akhirnya, setelah dia mengawini wanita pilihannya dan memperoleh banyak anak, anggapan itu pupus dengan sendirinya. Sabungan benar-benar adalah lalahi (lelaki). Sesuai dengan kebiasaan orang Batak, nama pengganti ini lebih populer daripada nama aslinya. Sejak itu, nama lengkapnya berubah menjadi Silalahi Sabungan atau Silahi Sabungan. Ada banyak cerita yang berkembang tentang Silahi Sabungan ini. Salah satu di antaranya ialah cerita tentang bagaimana dia diperdaya oleh Raja Mangatur dari keturunan Sorba Dijae.
Konon, ke wilayah Patane di Onan Porsea datang seorang jagoan yang bernama Rahat Bulu. Nama ini adalah pemberian orang karena, siapa pun berurusan dengan Rahat Bulu (buluh yang sangat gatal), dia pasti celaka. Raja Mangatur merasa gerah dengan kehadiran orang ini dan berpikir keras bagaimana cara untuk menyingkirkannya. Sementara itu, berita tentang kehebatan Sabungan telah lama didengar oleh Raja Mangatur. Karena itu, dia berkeinginan untuk mengikat hubungan persaudaraan dengan Sabungan dengan maksud, bila sesuatu terjadi dengan Rahat Bulu yang suka mencari setori, Sabungan akan dilibatkan. Akan tetapi, dia tidak mengetahui caranya karena Sabungan telah mempunyai isteri dan anak. Untuk itu, dia mencari akal dengan mengatakan bahwa anak gadisnya sedang jatuh sakit dan hanya dapat sembuh apabila diobati oleh Sabungan. Sabungan berhasil dibujuk dan pergi mengikuti Raja Mangatur ke kampung-halamannya.
Begitu diobati oleh Sabungan, gadis itu pun sembuh. Akan tetapi, begitu dia ditinggal oleh Sabungan, penyakitnya kambuh lagi. Hal itu terjadi berulang-ulang. Agar penyakitnya benar-benar sembuh, diambil kesepakatan bahwa anak gadis itu harus dikawinkan dengan Sabungan. Walaupun usia keduanya terpaut jauh, karena alasan kemanusiaan, Sabungan akhirnya setuju.
Dari isterinya yang masih muda ini, Sabungan memperoleh seorang anak laki-laki yang rupawan dan diberinya nama Tambun.
Suatu waktu pada hari pekan, dengan bangga anak tersebut dibawa oleh ibunya mangebang ke pasar. Rahat Bulu kebetulan melihat anak kecil yang rupawan itu, lalu merampasnya dari gendongan ibunya. Dia mengatakan bahwa anak tersebut adalah anaknya sendiri sebagai hasil hubungan gelapnya dengan ibu muda tadi. Sudah tentu, hal ini di protes ibu muda itu karena dia sama sekali tidak mengenal lelaki ini. Akan tetapi, apa pun yang dikemukakan ibu muda tersebut, Rahat Bulu tetap mengatakan bahwa anak itu adalah anaknya. Peristiwa itu dilaporkan kepada Sabungan. Sabungan datang ke pasar dan mencoba untuk menjelaskan bahwa anak tersebut adalah anaknya. Rahat Bulu tetap bersikeras dan mengatakan bahwa anak tersebut adalah anak hasil hubungan gelapnya dengan wanita muda tersebut.
Untuk jalan keluar, diambil kesepakatan, untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah, keduanya secara bergantian diminta untuk memasuki sebuah batang (peti mati terbuat dari sebatang pohon kayu besar; di belah dua, sebagian untuk tempat mayat dengan cara menoreh lobang untuk tempat mayat dan sebagian dijadikan sebagai tutup). Sebelum keduanya secara bergantian memasuki peti mati, Sabungan bertanya pada banyak orang yang hadir: ‘Porsea do hamu sude ?” (Apakah kalian percaya ?) Hadirin serentak menjawab: “Porsea … Porsea”. (percaya… percaya). Karena kedua belah pihak sudah setuju, begitu pula orang-orang yang menyaksikannya, maka dicarilah sebuah batang. Setelahnya sang ibu muda tadi dipersilahkan masuk lebih dahulu, lalu keluar dengan tidak kurang suatu apa pun.
Orang yang melihat pun ber sorak sorai. Rahat Bulu kemudian menyusul dan dengan rasa yakin akan bisa keluar dari peti mati itu dengan selamat. Akan tetapi, begitu dia masuk dan menelentangkan diri, peti mati itu langsung tertutup rapat. Segala upaya dilakukan baik oleh keluarganya yang turut menyaksikan, peti mati itu tetap saja tidak dapat dibuka. Peti mati itu kemudian diterbangkan oleh Sabungan ke Dolok Simanuk-manuk dan Rahat Bulu, konon, menjadi hantu pengganggu di sana. Konon inilah asal mula nama Onan Porsea dekat Patane tempat raja-raja berkumpul.
Karena khawatir akan terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan, anak kecil ini kemudian dibawa ke Paropo. Pada awalnya, anak itu ditaruh di suatu tempat yang tersembunyi. Sabungan tidak ingin kehadiran anak kecil ini akan membawa persoalan baru mengganggu kerukunan dalam rumah tangganya. Akan tetapi, bagaimana pun pintarnya Sabungan menyembunyikan si anak kecil ini, rahasianya akhirnya terbongkar.
Hal ini diawali dengan seringnya Sabungan menyisakan makanannya dan membawanya ke tempat yang tidak diketahui isterinya. Kelakuan ini terasa aneh bagi isterinya yang memintanya untuk berterus terang, untuk siapa makanan tersebut disembunyikan. Akhirnya, Sabungan berceritera perihal kepergiannya ke tempat Raja Mangatur dan perkawinannya dengan puterinya yang menghasilkan anak kecil tersebut. Dia juga menceritakan peristiwa yang menimpa si anak sehingga, demi keselamatannya, dia terpaksa dibawa ke kampung-halamannya sendiri. Hati isterinya terenyuh dan dapat menerima hal ini sebagai suatu kenyataan. Dia akhirnya bertekad akan menganggap anak kecil itu sebagai putera bungsunya dan memeliharanya sebagai anak sendiri.
Hal itu dikemukakan kepada anak-anaknya dan ternyata tidak seorang pun merasa keberatan. Mereka sepakat untuk menerimanya sebagai adik bungsu. Untuk memperteguh kesepakatan ini, si ibu mengumpulkan anak-anaknya dan mereka secara bersama-sama memakan sejenis makanan yang dikenal dengan sagu-sagu mallangan. Makan bersama inilah yang belakangan dikenang oleh keturunan Silahi Sabungan dengan sumpah “Sagu-sagu Mallangan,” suatu sumpah yang mengakui Tambunan sebagai adik bungsu dalam keluarga Silahi Sabungan.
Dan marga Tambunan hingga saat ini merasa lebih nyaman dalam kelompok marga SILAHI SABUNGAN, hingga merasa tidak perlu membentuk persatuan dalam kelompok marga sendiri.
Silsilah Marga Silahisabungan.
Data yang dikumpulkan dari berbagai buku maupun turi-turian, bahwa Raja Silahisabungan mempunyai 2(dua) isteri.
Isteri pertama adalah Pinggan Matio boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi Nabolak dan isteri kedua adalah Milingiling boru Mangarerak.
Dari boru Pinggan Matio, Raja Silahisabungan memiliki tujuh (7) putra dan satu (1) putri. Sedangkan dari boru Milingiling, Silahisabungan memiliki seorang putra. Kedelapan putra Raja Silahisabungan dan seorang putri tersebut secara singkat dapat dijelaskan seperti dibawah ini.

Dari isteri pertama lahir sbb:
1. Haloho (Loho Raja)
2. Tungkir (Tungkir Raja)
3. Rumasondi (Sondi Raja)
4. Dabutar (Butar Raja)
5. Dabariba (Bariba Raja)
6. Debang (Debang Raja)
7. Pintubatu (Batu Raja)
8. Siboru Deang Namora.
Dari isteri kedua lahir satu putra yaitu:
1. Tambun(Tambun Raja)
1. Haloho (Loho Raja) menikah dengan boru tulangnya Rumbani boru Padang Batangari dan bermukim di Silalahi nabolak.Keturunannya sebagian pindah ke Paropo, Tolping, Pangururan, Parbaba. Haloho memiliki 3 putra yaitu : Sinaborno, Sinapuran, dan Sinapitu. Pada umumnya keturunannya memakai marga Sihaloho, dan hingga dewasa ini belum ada cabang marga ini.
2. Tungkir (Tungkir Raja) menikah dengan Pinggan Haomasan boru Situmorang dan bermukim juga di Silalahi nabolak. Pasangan ini juga memiliki 3 putra yaitu : Sibagasan, Sipakpahan dan Sipangkar. Keturunannya pada umumnya memakai marga Situngkir terutama Sibagasan dan Sipakpahan, sedangkan keturunan Sipangkar sebagian besar telah memakai Sipangkar sebagai marga.
3. Rumasondi (Sondi Raja) menikah dengan Nagok boru Purba Siboro. Pasangan ini juga bermukim di Silalahi nabolak. Keturunannya yaitu Rumasingap membuka perkampungan di Paropo.Rumasondi memiliki putra sbb : Rumasondi, Rumasingap, dan Rumabolon. Umumnya keturunannya memakai marga Rumasondi dan sebagaian memakai marga Silalahi (di balige) dan bahkan Rumasingap juga dipakai sebagai cabang marga. Demikian juga Doloksaribu, Sinurat, Nadapdap, Naiborhu, telah digunakan sebagai cabang marga dan masuk rumpun marga Rumasondi.
4. Dabutar (Butar Raja) menikah dengan Lagumora Sagala. Mereka juga tinggal di Silalahi Nabolak. Dabutar ini mempunyai tiga putra yaitu : Rumabolon, Ambuyak, dan Rumatungkup. Umumnya keturunannya memakai marga Sinabutar atau Sinamutar bahkan Sidabutar.
5. Dabariba Raja (Baba Raja) menikah dengan Sahat Uli boru Sagala. Mereka bermukim di Silalahi nabolak. Keturunannya memakai marga Sidabariba atau Sinabariba. Putranya berjumlah tiga yaitu : Sidabariba Lumbantonga, Sidabariba Lumbandolok, Sidabariba Toruan. Mereka ini pada umumnya memakai marga Sidabariba.
6. Debang (Debang Raja) menikah dengan Panamenan boru Sagala, juga bermukim di Silalahi nabolak. Keturunannya sebagaian menyebar ke Paropo. Debang Raja mempunyai 3 putra : Parsidung, Siari dan Sitao. Umumnya keturunannya memakai marga Sidebang atau Sinabang.
7. Pintu Batu (Batu Raja) menikah dengan Bunga Pandan boru Sinaga, juga tinggal di Silalahi nabolak. Memiliki 3 putra yaitu : Hutabalian, Lumbanpea, Sigiro. Keturunannya menggunakan marga Pintu Batu, tetapi keturunan Sigiro sebagian memakai marga Sigiro.
8. Tambun (Tambun Raja) adalah putra Raja Silahisabungan dari si boru Milingiling. Ketika masih remaja, Tambun meninggalkan Silalahi nabolak menemui ibu kandungnya di Sibisa Uluan. Tambun menikah dengan Pinta Haomasan boru Manurung dan bermukim di Sibisa. Dari Sibisa keturunannya berserak ke Huta Silombu, Huta Tambunan dan Sigotom Pangaribuan. Putra Raja Tambun berjumlah tiga orang yaitu : Tambun Mulia, Tambun Saribu, Tambun Marbun. Umumnya keturunannya memakai marga Tambun dan Tambunan, bahkan diantaranya memakai marga Baruara, Pagaraji, Ujung Sunge,Lumpan Pea.
Disamping marga-marga yang disebut di atas, Anak-anak Raja Silahisabungan dari isteri pertama memakai marga Silalahi. Sedangkan keturunan Tambun tetap menggunakan marga Tambun (oleh keturunan Tambun Uluan) atau Tambunan (oleh keturunan Tambun Koling).
PODA SAGU SAGU MARLANGAN
Poda sagu-sagu marlangan muncul karena munculnya pertengkaran antara Anak-anak Raja Silahisabungan dengan Si Raja Tambun yang mendapat perhatian lebih dari Ibunya Pinggan Matio dibandingakan anaknya yang lain, kemudian Raja Silahisabungan menyuruh Pinggan Mation menempa Sagu – sagu Marlangan berbentuk manusia yang ditaruh di kedalaman ampang ( Sejenis bakul). Kemudian SilahiSabungan memanggil seluruh putra putrinya dan Isterinya mengelilingi Sagu-sagu Marlangan dan kemudian menyampaikan pesan (WASIAT) yang isinya seperti dibawah ini :
HAMU ANAKKU NA UALU :

1. INGKON MASIHAHOLONGAN MA HAMU SAMA HAMU RO DI POMPARANMU, SISADA ANAK SISADA BORU NA SO TUPA MASIOLIAN, TARLUMOBI POMPARANMU NA PITU DOHOT POMPARAN NI SI RAJA TAMBUN ON.
2. INGKON HUMOLONG ROHAMU NA PITU DOHOT POMPARANMU TU BORU POMPARAN NI ANGGIMU SI RAJA TAMBUN ON, SUWANG SONGON I NANG HO RAJA TAMBUN DOHOT POMPARANMU INKON HUMOLONG ROHAM DI BORU POMPARAN NI HAHAM NA PITU ON.
3. TONGKA DOHONONMU NA UALU NA SO SAAMA SAINA HAMU TU PUDIAN NI ARI.
4. TONGKA PUNGKAON BADA MANANG SALISI TU ARI NA NAENG RO
5. MOLO ADONG PARBADAAN MANANG PARSALISIHAN DI HAMU, INGKON SIAN TONGA – TONGAMU MASI TAPI TOLA, SIBAHEN UMUM NA TINGKOS NA SOJADI MARDINKAN, JALA NA SO TUPA HALAK NA HASING PASAEHON.
Kemudian Raja Silahisabungan duduk dan menyuruh anak-naknya menjamah sagu – sagu marlangan itu tanda kesetiaan dan ikrar yang harus djunjung tingga. ke 8 anak Raja Silahisabungan menjamah Sagu – sagu marlangan itu dan berkata :” Sai dipargogoi Mulajadi Nabolon ma hami dohot pomparan nami mangulahon poda na nilehonmi amang,” kata mereka bergantian. Kemudian Raja Silahisabungan berkata, barang siapa yang melanggar wasiat ini seperti sagu – sagu marlangan inilah tidak berketurunan, ingkon mago jalan pupur.” Katanya.